H i j i r i k a w a (2)
Father and Children
By: AoyamaRiku
Hijirikawa Masato & Hijirikawa Reika
Don't like? Don't read it.
...
"Papa!" Panggil gadis kecil berumur sekitar 7 tahun dengan rambut coklat dari halaman kediaman Hijirikawa.
Masato hanya menatap sendu gadis kecil itu, dan menitikkan air mata.
"Reika..."
...
Amarah mulai menguasai Masato, namun dia hanya terdiam. Sang istri, Riku, hanya memeluknya dan menangis tersedu-sedu.
Bagaimana mungkin mereka mengatakan kalau Reika sudah pergi dengan santainya? Reika pasti bisa bertahan.
"Itu tidak mungkin. Reika itu anak yang kuat. Dia pasti bisa bertahan..."
Sang dokter pun tersenyum tipis. "Maaf, Hijirikawa-san, kami sudah melakukan sebisa kami." Dengan itu, tim dokter pun meninggalkan Masato dan Riku yang masih menangis.
Masato kemudian menuntun sang istri untuk masuk ke ruangan tersebut. Untuk melihat Reika.
Gadis kecil itu terbaring dengan wajah pucat dan senyum terukir di bibir mungilnya. Melihat itu, tangisan Riku kembali pecah.
Masato memeluk sang istri dan menangis. Memori terakhir dengan Reika terulang kembali, sehari sebelum kondisi sang anak memburuk. Hari dimana mereka semua bersenang-senang, dan Reika tampak sangat gembira.
Masato mendekati Reika dan diikuti Riku, pria itu mengecup pelan kepala sang anak dengan lembut dan menyelimuti Reika, sedangkan Riku memeluk gadis kecilnya dengan erat sebelum mengecup kepalanya.
"Selamat jalan, Reika. Kami semua menyayangimu," bisik Masato, sebelum kembali menuntun Riku keluar ruangan itu.
...
Extra:
"Masato? Kau menangis lagi?" Tanya Riku.
Mendengar suara sang istri, Masato dengan cepat mengusap air matanya. "Ti-tidak kok..."
"Sudahlah. Biarkan Rei tenang disana." Riku menghela napas, lalu duduk di sebelah Masato dan menyandarkan kepalanya ke bahu sang suami.
Masato hanya tersenyum tipis sebelum merangkul bahu sang istri. "Masih ada beberapa jam lagi sebelum Hiro pulang." Masato terdiam, "Rei pasti akan marah jika melihatku lemah seperti ini..."
"Sudahlah. Kau tidak lemah. Rei pasti bangga punya Papa sepertimu, Masa, begitu juga Hiro. Kau itu hebat," ucap Riku, berusaha menenangkan Masato.
Masato hanya membenamkan kepalanya di bahu Riku. "Kuharap begitu..." Masato mengeratkan pelukannya di tubuh Riku.
Tanpa mereka sadari, seorang gadis kecil sedang menatap mereka dari kejauhan, dan senyuman manis terukir dibibirnya.
"Mama! Papa! Kak Hiro! Selamat tinggal. Rei sayang kalian semua."
...
/pundung di pojokan/
Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top