Sedih atau Senang?
"Oma besok Fath mau pakai baju apa?" renggekku.
"Baju sekolah kamu lah" kata Oma.
"Besok disekolah ada acara Ma" kata Tia.
"Acara apa?" Tanya Oma.
"Oma masa lupa sih? Besok itu kota kita ulangtahun Oma sayang" kataku gemes.
"Oiya oma lupa, hehe" kata Oma. "Kamu sih ngomongnya ngga lengkap,udah tau oma sudah tua"lanjutnya lagi.
"Iyadeh maaf" kata aku dan Tia barengan.
"Oma ada baju lebih ngga?"kata Ulan."Karna diwajibkan ma" lanjut Ulan.
"Ngga salah sih oma banyak bajunya tu, tunggu oma cariin dulu" kata Oma.
Aku,Tia,Ulan kini mengikuti oma dari belakang menuju kamar oma. Saat sudah sampai oma langsung bongkar lemarinya sampai akhirnya dapat juga.
"Bajunya polos ya?" kata Tia saat sudah dapat baju kurungnya.
"Lucu ugakk ya bajunya" kata Ulan saat dia mencoba bajunya.
"Cantik ya gue" kataku pernuh percaya diri.
"hmm.." gumam Tia dan Ulan barengan saat aku berkata seperti tadi.
"Tia, kamu pas ngga bajunya?" Tanya oma ke Tia.
"Kayaknya pas deh oma, coba dulu deh" jawabnya.
"Nah kamu cantik Ulan pakai baju kurungnya" puji Oma.
"Cucu oma yang cantik yang imut ini ngga oma puji?" kataku pura-pura masang muka sedih.
"Iyadeh, cucu oma juga cantik"
"Makasih Oma" kataku sambil masang muka sesenyum mungkin.
"Iya" kata oma.
"Gimana?" kata Tia sambil masang muka bingung.
"Cantik" kata Oma.
"Pasti Iqbal makin suka deh kalau aku pakai baju ini terus foto langsung di sebar ke ig" kata Tia sambil masang muka senang. Sedangkan aku sama Ulan hanya mutar bola mata.
Fyi, Iqbal itu adalah incaran sih Tia waktu kami—Ulan,aku,Tia—masih sekolah di Bandung dulu. Ceritanya sih singkat, semenjak kelas 7 SMP dulu aku ikut ekstakulir Volly dan disitu juga aku kenal sih Tia dan Ulan, mungkin disitu juga Tia dapat cinta pertamanya. Saat itu aku selalu bersama-sama dengan Tia dan Ulan akhirnyalah kami bersahabat.
Dan tentang sih cinta Tia itu, dia sempat nyerah karna sih Iqbalnya ngga peka-peka terus. Sampailah tamat SMP, Tia pernah juga pernah mimpi suatu saat dia akan satu SMA sama pujaannya. Tapi sayangnya Tuhan berkata lain,Iqbal malah pindah kekota lain sampai sekarangpun Tia tak dapat tau sekarang dia ada dimana. Kasian sahabatku tentang cintanya.
Oke balik ke topic.
"Penasaran ya gue, Iqbal pindah kekota mana ya?" kata Ulan. Sekarang aku,Tia,Ulan sudah keluar dari kamar oma,dan sinilah kami duduk di sofa ruang keluarga.
"Gue juga ngga tau" kata Tia lemah.
"Hebat ya sih Iqbal bisa nutup jatinya selama 2 tahun. Mungkin mau ngehindar dari Tia" kataku polos.
"Apaansih Za"kata Ulan sambil mukul aku pakai bantal.
"Udah ahh jangan sedih gitu kali Tia, mungkin dulu dia memang bukan jodoh lo karna lo masih labil, tapi mungkin aja dia cinta sama lo, masa selama bertahun-tahun lo ngincar dia, dia ngga peka-peka? Mungkin dia mau sukses dulu mangka dianya pura-pura tak tau" kata Ulan nenangkan Tia. Aku hanya ngangguk.
"Semoga aja" kata Tia sambil tersenyum.
-----
Aku keluar dari mobil bersama 2 sohibku itu,saat sudah keluar aku langsung berjalan dimana tempat kelasku berada. Sekolahku cantik, karna setiap depan kelasnya dihias manggar atau biasa disebut pohon palam dan setiap kelasnya juga dihias rupa.
Saat masuk kelas rupanya teman kelas aku pada cantik dan ganteng semuanya, apalagi sih Aldi.
"Eh putri Keraton kita udah dateng" toa sih Faruq saat mukanya bertemu aku dan 2 sohibku.
"Apaandeh" kataku sambil mutar bola mata.
"Kantin yukk" ajak Albi."Gue laper" lanjutnya memalas.
"Yuk, gue juga laper ni. Hehe" kata Nabila tiba-tiba.
"Astafirullah Nabila, kagettin gue aja" kata Tia.
"hehe maaf Tia" katanya.
"ngga papa"kata Tia. "Yuk kekantin lagipula ngga belajar juga" lanjut Tia.
"APA?!" Kata Albi,Faruq,Aldi barengan.
"Lebay banget sih" kataku.
"Iyanih, udah tau ada acara beginian mana mungkinlah belajar"kata Albi,sedangkan yang terkejut masih bengong. Albi hanya putar bola mata."Mana mungkin sih kita belajar pakai baju beginian" lanjut Albi.
"Anjirlahh gue bawa buku semuanya lagi, maksudnya bawa pelajaran untuk hari ini"Kata Faruq histeris.
"Anjir gue juga" kata Nabila.
"Sama dong gue, tapi lo kok tau sih Tia?" Tanya Aldi.
"Bukannya kemarin ada pengumuman kalau hari ini ada acara nyayi juga? Ya mana mungkinlah kita belajar" kata Tia sambil mutar bola mata.
"Iyaya kok gue ngga kepikirin ya?" kata Aldi.
"Lo sih o'on" kaat Albi sambil ngeloyor kepala Aldi.
"Udah yukk ke kantin" renggek Tia. Kami semuanya mengangguk.
Selama perjalanan ke kantin aku berjalan paling belakang antara mereka, tapi disampingku ada Aldi yang selalu nemenani aku. Dan saat itu juga aku lewat siswa langsung bisik-bisik.
Sampai dikantin sih Albi sama Tia udah ngincar mesan makanannya.
"Eh katanya sih Dita itu ketua cheerleader ya?" kata Ulan.
"Yap, karna itu juga dia terkenal disekolah disini" kata Nabila.
"Bukannya dia terkenal karna suka bully adik kelas ya?"tanyaku.
"Itu juga bisa jadi" kata Tia tiba-tiba nonggol.
"Apaansih Tia buat kaget aja" kata Ulan. Sedangkan Tia hanya nyenggir.
"Gue masih ngga nyangka kalau Dita bisa-bisanya ngaku ini sekolah punya dia" celetuk Albi tiba-tiba.
"Sumpah ya lo berdua kek setan nonggol tiba-tiba" Gerutu Ulan. Sedangkan Albi langsung minta maaf.
"Eh si Aldi sama Faruq kemana dah?" Tanya Albi lagi.
"Dipanggil guru katanya"kata aku. Sedangka Albi hanya ber-oh.
Hening.
Aku sama Ulan lagi sibuk main iphone sedangkan sih Tia sama Albi sibuk makan. Tak heran deh Tia baru juga tadi sarapan dirumah sebelum berangkat kesekolah ehh sampai disekolah makan lagi.
"Eh..ehmm..Bi, Aldi lagi bedebat sama sih Dit..Dita" kata seseorang sambil ngos-ngosan. Mungkin habis lari-larian.
"Serius lo? Dimana?" kata Albi.
"Depan loker anak IPA 11"katanya.
"Oke sekarang kita kesana" kata Nabila.
Akupun sama mereka langsung berlari dimana Aldi dan sih Dita itu bedebat. Sampai disana kamipun langsung menyeruak masuk kedalam kekurumuman.
"STOP DITA!!" Pekik Albi karna sih Dita tak henti-hentinya berkata kalau ini milik sekolah bonyoknya.
"EH,"Kata Nabila sambil nyentuh bahu Dita sekilas."JANGAN SOK-SOKAN DEH DI SEKOLAH INI, LO ITU SENIOR KITA HARUSNYA LO HARUS BERBUAT BAIK KEPADA JENIORNYA!"lanjut Nabila.
"EMANGNYA KENAPA? NGGA SENANG?TERSERAH GUE DONG MAU NGAPA, INIKAN PUNYA BONYOK GUE!" Katanya.
"YA NGGA SENANG LAH BEGO!" Kata Tia menimpali.
"APA? PUNYA BONYOK LO?"Timpal Ulan sambil senyum miring.
"DASAR ADIK KELAS DURHAKA" Katanya sambil Tarik rambut Tia dan Ulan.
PLAK
Tamparan itu pas mendarat ke pipi sih Dita, mau tau perilakunya? Yap! Albi.
"LO APA-APAIN SIH DITA"Kata Albi emosi. Sedangkan aku dari tadi nyuruh-- kemungkinan anak kelas 10—suruh pergi dari sini. Akhirnya akupun tak sanggup lagi kek gini.
"Lo itu udah kelas 12 Dit, sadarlah" kata Aldi frustasi.
"Lo kenapa sih bela-belain teman-teman lo ini daripada gue PACARNYA SENDIRI!" katanya sambil penekanan kata akhir.
Jleb.
Apa katanya? Pacar? PACAR?
OOEMJII KANJI ANYINGG!!!
Kan keluar kata-kata gue!
"OGAH GU—" kata Aldi terpotong saat aku ngomong juga.
"EH YOLANDA DITA TERHORMAT, JAGA SIKAP LO DAN JAGA OMONGAN LO JANGAN SAMPAI GUE BENAR-BENAR KELUARIN LO DISEKOLAH INI!" Kataku penekanan.
"He the de lo"katanya santai sambil tangan di layang-layangkan."HELLO, EMANGNYA LO SIAPA DISEKOLAH INI? HAH!" Katanya sambil teriak.
"Gue males ngadepin orang seperti lo. Buang waktu-waktu gue, ngga ada gunanya bedebat, dan teriak seperti ini, nguras tenaga aja" kataku dingin dengan muka datar.
"Nyadar juga lo" katanya sambil senyum miring.
"Tapi maaf juga ya, hari ini terakhir sekolah lo, besok lo ngga usah nginjakkin sekolah ini lagi, nanti gue lapor dulu sama satpam bahwa nama YOLANDA DITA ngga boleh masuk kesekolah ini terkecuali ada yang penting" kataku datar. "Yuk cabut, gerah gue disini, ngga enak banget suasananya" lanjutku langsung keluar dari kerumuman.
Sekarang aku mau kemana?
Oke sekarang aku harus lapor ke papaku dan suruh tante aku keluarkan dia sekarang juga! Misalkan tante atau papaku ngga setuju, disini saksinya banyak! HAHA.
-----
"Gila kali sih Dita itu" kata Nabila kesal.
Sekarang ini aku lagi nyantai di café bersama Tia,Ulan,Nabila,Albi,Aldi,dan Faruq. Sebenarnya saat habis berdebat sama senior songong itu aku berjalan menuju ke ruang kepala sekolah dimana situ aku langsung bilang ke tante aku kalau ada anak murid yang suka ngebully adik kelasnya, sebenarnya sih tante aku masih bingung saat Aldi beri tau namanya, tante aku langsung kenal karna dia memang sering buat ulah disini. Tapi kata tanteku yang super duper baiknya dia bilang kalau Dita usah dikeluarin karna dia sudah kelas 12, alang-alang juga kata tanteku. Tapi aku tak terima juga, akhirnya tanteku pasrah, dia membuat sepakat kalau sihDita bikin ulah lagi, dia benar-benar akan dikeluarin dari sini. Tanpa babibu aku akhirnya setuju juga.
"Tau tu" kaat Tia kesel juga.
"Udahlah nanti juga dia akan keluar dari sekolah" kataku supaya dia ngga kesal lagi.
"Kalau dia buat ulah lagi" cibir Faruq."Tapi ya Za gue takjub sama lo. Sumpah. Pas lo bilang kalau lo nyuruh besok jangan nginjakkin sekolah itu lagi nah pas adegan itu lo bener-bener keren"lanjutnya.
"Yap, masang muka datar lagi" timpal Nabila.
"Betul, gue suka saat Zahra bilang ke Dita langung pakai nama aslinya ngga ada embel-embelnya manggil kakak. Gue udah tu sifat Zahra kalau udah kek gitu, marah besar dah mangkanya juga si Zahra langsung keluarin sihDita,keren lo Za" kata Tia sambil meluk aku dan gemes diciumnya pipiku.
"Iya-iya makasih deh"kataku.
Akhrinya akupun berbincang-bincang ngomongin berbagai hal sampai akhirnya sih Albi sama Aldi datang.
"Eh sikembar datang" kata Faruq.
"Kembar?" kataku dan Tia bersamaan.
"Namanya doang juga" kata Nabila sambil mutar bola mata. Sedangkan yang membeo tadi hanya ber-oh.
"Eh sih Ulan mana dah?" Tanya aku. Padahalkan tadi sih Aldi,Albi sama Ulan sama-sama mesan makanan.
"Katanya sih tadi ke toilet" kata Aldi. Aku hanya ber-oh.
Kamipun makan bersama dengan keadaan hening. Eh ngga deng sih Tia dari tadi ngobrol sama sih Albi. Aldi juga ngobrol sama Nabila. Huh..
Sekarang makanan aku sama mereka sudah landas ke perut terkecuali sih Ulan, dari tadi belom nyampe kesini. Lama banget sih ketoiletnya, boker kali dia.
"Eh si Ulan mana?" kata Tia baru sadar.
"Kebanyakan ngobrol sih sama Albi" cibir Faruq.
"Udah deh, Ulan lagi ketoilet" kataku. Tia hanya ber-oh.
"Mau kemana Fath?" Tanya Aldi.
"Mau nyusul Ulan dulu"kataku. Aldi hanya nganguk.
Saat mau otw ketoilet aku lihat 2 pria dan satu 1 cewe.
Kok familiar sih mukanya? Kataku dalam hati.
Oh shit, mungkin ini sebabnya Ulan ketoilet lama-lama pasti dia ketemu sih pria brengsek itu, tak bisa begini ni pasti Ulan kek orang gila sekarang. Lanjutku. Nggak bisa dibiarin.
Saat masuk ketoilet aku langsung ngubrak pintu toilet, orang disekitar situ langsung noleh ke aku. Akupun lihat orang yang berada di toilet untuk mencari wajah unyuk Ulan,orang disitu tampak kebingungan.
Akhirnya aku intip ke pintu bawah wc,untung aku tau sepatu milik sih Ulan, saat ketemu sepatunya akupun langsung gedor pintunya supaya keluar juga tapi taka da jawabban sama sekali.
"Ulan.. ini gue Zahra, bukain dong pintunya" pintaku.
Hening.
"Please Lan, ngga lucu banget tau ngga sih"
Hening.
"Ulan, kalau lo ngga mau buka pintunya, gue dobrak ya" ancamku.
"Ngga usah Za"katanya dari balik pintu. Aku dengar didalam sana kalau Ulan lagi terhisak.
"Oke, tapi sekarang juga lo harus keluar"kataku.
Hening.
Tanpa babibu lagi akupun langsung dobrak, pertama sih belum terbuka juga tapi saat udah belasan kali barudeh terbuka. Bukan terbuka karna aku dobrak, tapi Ulan buka kuncinya.Sial.
Saat pintu terbuka, munculah seorang Ulan Putry yang cantik ehh sekarang lagi ngga cantik,sekarag dia seperti nenek lampir. Lihatlah matanya yang merah,hidung juga merah,kerudungnya berantakkan. Good Lan sekarang lo memang seperti nenek lampir sungguhan.
Eh, tapikan nenek lampirkan ngga pakai kerudung?
Yaudah ini nenek lampirnya lagi alim.
Akupun langsung meluk dia dan segera aku iringi dia ke tempat duduk.
"Eh Ulan kenapa?" kata Tia cemas. Tiapun langsung menghambur kepelukan Ulan sambil nenangkan Ulan yang masih terisak.
"Ceritanya panjang Tia" kataku.
"Emangnya dia kenapa bisa kek gini?"Tanya Nabila.
Aku lihat Ulan yang sedang ngeleng kepalanya, mungkin dia tau kalau aku lihat sih brengsek itu.
"Hanya urusan kami bertiga Bil, maaf ya" kataku.
"Ngga papa kok" katanya.
"Yaudah sekarang kita pulang aja" Kata Aldi.
"Bil,biar gue antar lo, lo ngga usah sama sih Fath, tau sendiri kondisinya kek gimana" lanjut Aldi. Sedangka Nabila hanya nganguk.
Apa katanya?Diantar sama siAldi?
SAKIT WOY SAKIT DIGINIIN, TAU NGGA SIH LO ITU HAH?! Tentu saja teriakku dalam hati.
Tapi kalau dalam denting ini, cowo ngga usah dipertamain harus yang dipertamain sahabat dulu. Karna sih cowo belum tentu jadi pacar aku nanti.
"Yaudah yuk kita pulang aja, biar gue aja yang nyetir" kata Tia. Akhirnya kamipun bubar saat diparkirang.
-----
Haiii ketemu lagii... hehe :D
Kok ceritanya malah giniii sihh? Tadi marah-marah lah sekarang malah sedih. Huh -,
Mau tauuukann siapa sih cowo brengsek ituu?? Okee nanti aku ceritain ke chapter selanjutnya. Hehe
Ehh ngomong-ngomong sekarang tanggal 23 Oktober yaakk? Okee aku mau ngucapin SELAMAT ULANG TAHUN KOTA PONTIANAK!!! Semogaa makin maju dann jaya terus, jangan membuang sampah terus, masyarakatnya makin taat sama lalu lintas supaya ngga macet lagi.hihi, dann HAPUSKAN NAMANYA NARKOBA DAN LINDUNGILAH ANAK-ANAK UNTUK GENERASI MASA DEPAN DAN JUGA JANGAN MEMBAKAR HUTAN LAGI!!. Aku juga mauu ngucappin terima kasih buanyakkk kepada Allah SWT yang telah kasih berkah kepada kota Pontianak, yaitu hujan! Yeay! Alhamdulilah sekarang kota Pontianak kabutnya agak berkurang.
SELAMAT HARI JADI KOTE PONTIANAK!!!
Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top