kerja kelompok

Aku membuka mataku perlahan dan sayup-sayup aku mendengar suara yang familiar menurutku. Saat aku sudah mengumpulkan nyawa yang terpenuh. Aku lihat disitu ada Tia,Ulan,Albi,Faruq,dan Nabila lagi duduk berbentuk lingkaran dilantai, seperti ibu-ibu rempong lagi arisan deh mereka.

Kok rame bener ya?

Aku tetap aja diam, sampai mereka tau kalau aku sudah sadar. Tapi itu gagal, karna aku tau ini dimana, di UKS!

Oh sial, kenapa gue ngga kepikiran kalau disekolah ini ada UKS? Oke Zahra, lo bego. Semua pasti ada UKSnya.

Oke, cerita singat. Aku paling benci yang namanya berbauan obat-obat. Apalagi harus minum obat? Iyuhh binggos.

Mereka semua tetap saja tidak hiraukan aku sampe-sampe aku turun dari kasur dan berjalan menuju keluar, dan saat itu mereka baru sadar! Nyebelin banget sih!

"Fath lo udah bangun?" kata Aldi khawatir sambil menyusulku. Dan mereka pun langsung nyusul aku juga. Huh dasar!

"Belom, ini gue lagi ngingo'" ketusku asal.

"Lo ada-ada aja. Udah baikkan sekarang?" katanya. Aku ngangguk.

"Lah, lo kapan sadar Za?" Tanya Tia.

"Dari tahun depan" kataku asal. Tia hanya ketawa.

"Udah ah yuk kekelas" rengekku.

"Za, lo ngga benar-benar ngingo' kan?" Tanya Faruq sambil megang jidat aku.

"Apaan sih, emang lo ngga lihat apa gue udah berdiri gini, mata terbuka masa ngingo'?" sungutku.

"Wahh, kayaknya sih Zahra emang ngingo' deh Ruq" timpal Albi.

"Udah ah, gue mau ke kelas dulu" kataku langsung keluar dari UKS.

"Ehh.. ngga boleh ke kelas" kata Nabila sambil nahan tanganku.

"Kok ngga boleh?" kataku bingung.

"Bentar lagi istirahat, percuma masuk ke kelas" kata Nabila sambir nyengir. Aku hanya mutar bola mata.

"Tadi lo kenapa bisa pingsan Za? Kambuh lagi?" Tanya Tia. Aku ngangguk.

"Lo tu ya, udah tau sakit masih aja bandel. Mangkanya bangun itu pagi-pagi" cerocos Ulan. Aku udah tau dari awal kalau Ulan sama Tia bakalan semprot aku.

"Iya-iya gue minta maaf" kataku.

"Kambuh apaan?" Tanya Aldi.

"Maagnya. Pasti ni sih Zahra ngga sarapan tadi dan gue tebak istirahat lo pasti ngga makan jugakan?" tebak Ulan. aku ngangguk.

Duhh mulai ni Ulan keluar emaknya

"Duhh Fath lo bandel banget sih, mangkanya omongan sahabat itu harus didengerin" kata Aldi.

"Iya-iya guekan udah minta maaf" kataku malas.

"Okelah gue maaffin lo" kata Ulan.

"Gimana rasanya? Udah Za, sering-sering aja lo kek gitu. Gue rindu sama emak Ulan, dan so? Sekarang ada penambah lagi. Hati-hati aja Za" bisik Tia sambil cekikan.

"Sialan lo" kataku tanpa bisik.

"Lah ni Tia ngapa ketawa? Kesembet?" Tanya Faruq.

"Iya, dia kesembet kangen emak Ul-" Tia langsung membekap mulutku yang main ceplos aja.

"Apa lo bilang?" kata Ulan dengan nada garang ehh lebih tepetnya sok garang. Baru juga aku mau nyambung, eh sih Tia udah duluan.

"Ngga kok Ulan, gue kangen sama lo yang suka khawatirin Zahra" aku dan Ulan hanya mutar bola mata.

"Yaudah kalau lo kangen sama khawatir sih Zahra, suruh aja Zahra ngga usah makan" kata Faruq tanpa dosa.

"Emang lo nyuruh gue mati apa?" sungutku.

"Itu kan saran yang tepat" kata Nabila

"Sama aja lo berdua" kataku.

"Yaiyalah guekan sama Nabila jodoh, iya gak Bi?" katanya sambil ngelirik ke Albi. Sedangkan Albi hanya mutar mata dan bilang"apa kata lo dah"

"Jijay gue sama lo" kata Nabila jijik.

"Gue apa lagi" kata Faruq dengan sok jijik. Sedangkan aku dan yang lain hanya ketawa.

Kringkring

"Eh, udah bunyi bel tuh. Yuk ke kantin" ajak Tia. Mereka ngangguk kecuali Ulan.

"Gue ngga ikut ya, gue ada janji sama Zikri" kata Ulan. Kami semua ngangguk.

Aku dan yang lainnya berjalan menuju kecuali Ulan. Tiba di kantin semua mesan makanan kecuali aku, aku masih ngga mood mau makan. Toh, yang lainnya aja ngga sewot.

Saat makanan sudah sampai ke hadapan kami, yang lainnya hanya mesen sekedar jus, lah sih Aldi kenapa mesen bubur? Tumben banget? Udah itu minumannya... teh hangat? Aku tetap saja mandang gerak-geriknya sih Aldi, kok beda ya?

Ganteng? Pastilah!

Imut? Emm.. menurutku iya.

Kece? Wihh pasti donggg.

Unyu-unyu? Emm mungkin iya?

Lah terus apa ya yang beda? Aku terus lihat Aldi yang tepat disampingku tengah mengodak bubur dan tidak pakai sama sekali? Ohh aku tau ini.

"eh, gue ke perpus dulu ya" pamitku. Sebenarnya sih hanya mau lari dari bubur, aku tebak pastilah bubur itu untuk aku. Lari........

"Eh ngga, duduk dulu temanin gue makan" pinta Aldi sambil nahan lenganku. Akupun lega, akhirnya bubur itu untuk dia bukan aku.

Ngarep banget sih gue... mana mungkinlah bubur itu untuk gue.

Sambil nunggu Aldi, aku akhirnya main iphone tersayangku. Yang lain juga pada main iphone, ehh kecuali sih Aldi,Tia,dan Albi. Tau sendirikan mereka lagi ngapain?

"Nih," kata Aldi.

"Ap-" oke, sekarang bubur itu mulus masuk ke mulutku.

"Nyebelin banget sih, pantesan ya dari tadi gerak-gerik lo beda. Rupanya ada rencanain sesuatu" kataku masih dengan mulut penuh bubur.

"Ngomong apa sih Fath? Udah ah jangan bawel. Cepet kunyahnya, bentar lagi masuk" katanya sambil nahan ketawa dan ngacak rambutku. Aku ngangguk.

Saat baru tersadar, rupanya sih Aldi bukannya makan, malahan nunggu aku nelan buburnya.

"Udah ah Di, kenyang gue" keluhku.

"Baru juga 3 sendok" katanya.

"Ngga enak lagi buburnya, udah ngga hangat" alasanku.

"Alasantu" cibir Faruq.

"Yee, emang udah ngga hangat lagi buburnya" cibirku sambil melet lidah.

"Masih hangat kok" kata Aldi."Nih, gue cobain" lanjutnya sambil nyobain bubur. Ehh tunggu... bukannya itu sendok bekas aku ya?

"Masih hangat juga, nih cobain" katanya sambil nyodorin bubur didepan mulutku. Akhirnya aku ngangguk dan buka mulutku.

"Pesawat datang....." katanya sambil mainin sendoknya seperti pesawat terbang. Duhh aku udah besar kalii Di.. tapi tak apalah. Hehe.

"Kek anak kecil deh Di" sungutku masih dengan mulut terisi bubur.

"Udah makan aja, jangan bawel deh" katanya sambil ngacak rambutku.

*

"Nanti pulang bareng gue ya?" Itu adalah perkataan Dipta yang keratusan kalinya. Heran, ngga bosan-bosan apa dia bilang kek gitu terus ke aku. Seperti biasa aku dari tadi hanya diam dan menggangap itu hanya angin lalu.

Kring kring

Huftt.. akhirnya bel pulang bunyi juga. Aku cepat-cepat membereskan buku-buku yang dimejaku dan langsung masuk kedalam tas. Aku cukup tergesa-gesa karna mau melarikan diri dari Dipta.

Aku berjalan sedikit cepat dikoridor dan aku noleh belakang, rupannya sih Dipta ngga ngejar aku.

Akhirnya sih Dipta nyerah juga.

Sampai didepan gerbang sekolah, aku nunggu sopir yang biasa jemput aku. Sambil nunggu, aku main iphoneku, dan mendongak kepalaku saat ada motor tiba-tiba berhenti didepanku. Aku melihat dia yang sedang membuka helm dan aku baru tau kalau itu sih..

Dipta?

Akhirnya aku pura-pura fokus ke iphoneku lagi dengan wajah sedatar mungkin.

"Mau numpang ngga nih?" tanyanya. Aku ngangkat kepalaku kearahnya dan nggeleng terus aku natap ke iphoneku lagi.

"Beneran ni? Lo kan ngga tau alamat rumah gue" katanya.

Sialan! Ini gara-gara guru ni, gue jadi sekelompok sama Dipta. Kalau tau istirahat tadi gue izin pulang.

So? Tadi saat sudah bunyi bel yang tandanya sudah berhenti istirahat, akupun masuk ke kelas dan beserta guru sejarah. Selama dipelajaran sih guru sejarah malah nyuruh cari kelompok. Tapi, saat anak kelas nyari teman kelompoknya guru akhirnya nentuin kelompoknya gara-gara muridnya terlalu ribut. Dan sialnya aku harus gabung kelompok sama Dipta dan yang bikin aku mood, kelompokku maunya dirumah Dipta. Aku hanya pasrah.

Fyi, tadi waktu Dipta bujuk aku suruh pulang bareng dia. Dia masih pakai kata 'aku kamu' dan itu membuat aku jijik. Akhirnya aku tegur, kalau bicara sama aku harus pakai 'gue elo' dan dia ngangguk setuju.

"Nanti gue bisa nanya sama Arum" kataku. Arum-teman kelompok plus teman kelas dan yang pastinya teman sekolah-

"Nanti lo tersesat gimana?" tanyanya.

"Hello, gue disini sudah lama kali tinggal disini" dustaku.

"Yaudah, sampai ketemu nanti" katanya dan pergi dari hadapanku.

"Lama banget sih ni sisopir" gerutuku.

Aku merasa ada yang getar disakuku. Aku lihat rupanya ada sms masuk dari sopir.

Pantesan lama jemput. Coba bilangnya dari tadi kek kalau mobil masuk bengkel. Terus gue pulang sama siapa? Taksi?

Akupun akhirnya nunggu taksi lewat, tapi taksi malah ngga ada lewat 1pun.

"Eh Zahra, mau numpang ngga?" Tanya Bryan-teman kelas-

"Eh Bry? Ohh boleh deh" kataku langsung naik ke motornya bagian belakang.

"Rumah lo dimana Za?" Tanya Bry.

"Di komplek Golden Green" kataku.

Hening.

Saat sudah masuk kedalam komplek aku tunjuk arah rumahku dan berhenti didepan rumahku. Akupun turun dari motornya.

"Makasih ya Bry" kataku.

"Santai aja kali, ehh lo jadi ke rumahnya sih Dipta?" tanyanya.

"Ngapain?" kataku sok polos.

"Ngerjain tugas dari mamihh tercintaa Zahra" kata Bryan geram.

"Oh iya. Gue lupa" nyengirku.

"Mau sekalian ngga?" tawarnya.

"Boleh deh" kataku. Mumpung ada gratiskan? Lagipula mobil ada di bengkel.

"Yuk masuk dulu" kataku sambil buka pagar.

Pasti didalem ada kunyuk ni.

Aku langsung aja masuk kedalam rumah karna pintu sudah memang buka. Aku mempersilakan Bryan duduk diruang tamu dan kedapur nyuruh mbok buatkan minum untuk tamu. Saat mau kelantai atas, disitu aku lihat ada Aldi,Faruq,Albi,Tia,dan Nabila dengan santainya baring dibawah sofa dan ada juga duduk sambil baring disofa.

"Eh sih Zahra udah pulang" nyengir Faruq. Aku hanya mutar bola mata.

"Lagi ngapain sih?" tanyaku.

"nonton Film BayMax" kata Nabila.

"Mana? Ehh kok ngga ngajak sih" kataku.

"Yee, lo aja kemana dari tadi" kata Albi. Aku hanya nyengir.

"Tia, Ulam mana? Belom pulang?" tanyaku.

"belum lagi otw pulang katanya" jawab Tia, aku hanya ngangguk.

"Di, oma sama opa kemana?" tanyaku.

"Kata mbok sih oma lagi dirumah gue karna kebetulan bonyok gue lagi ada disini. Tadi pagi juga bonyok nyuruh lo kerumah ntar malam" kata Aldi.

"Opa?" tanyaku.

"Lagi istirahat dikamar" kata Aldi. Aku hanya ngangguk

"Gue ke kamar dulu" pamitku.

Sampai dikamar aku langsung cuci muka dan ganti baju. Aku hanya makai kaos bergambar matanya baymax dan celana jins panjang dan tak lupa dengan ransel. Aku keluar dari kamar dan disitu sudah ada Ulan sama Zikri.

"Tia,Ulan jaga rumah ya, gue mau kerja kelompok dulu" pamitku.

"Dimana Fath?" Tanya Aldi.

"Rumahnya Dipta" jawabku. Sedangkan Aldi hanya ngangguk. Saat aku mau turun ketangga, aku baru teringat sesuatu.

"eh, kalian ngga kerja kelompok?" tanyaku.

"Gue sih izin kalau gue mau pergi tempat keluarga" kata Faruq.

"Sama gue juga" tambah Aldi.

"Dasar, tempat keluarga katanya padahal ke rumah gue. Ck, dasar pembohong, oke gue mau pergi dulu. Daa.. tolong jaga rumah dan opa yaa" kataku.

"DAN INGAT! GUE AKAN BILANG SAMA BU IDAH KALAU KALIAN PADA BOHONG!!" Teriakku saat sudah sampai lantai dasar.

"NGGA USAH!!" Balas Faruq cepat.

"JANGAN DISADUIN FATH" Teriak Aldi. Sedangkan aku hanya ketawa.

Ohya, aku juga mau bilang, kenapa sih Tia,Nabila,Albi dan Ulan ngga kerja tugas? Mereka itu pada beruntung karna dia satu kelompok.

"Maaf ya, lama nunggunya. Hehe" kataku.

"Ngga apa, biasalah cewe. Haha" katanya.

"Udah yuk pergi" kataku sambil ngajak dia keluar rumah.

"Za, bonyok lo mana?" tanyanya dengan raut binggung.

"Bonyok? Ya di Bandunglah Bry" kataku."Udah yukk, ntar telat" lanjutku.

"Okelah, tapi kerumah gue duluan ya, gue mau ganti baju dulu" katanya. Aku ngangguk.

"Za, tadi lo kenapa teriak-teriak?" tanyanya dengan fokus ke jalan."Bukannya itu suara Aldi sama Faruq ya?" lanjutnya.

"Gue hanya ngancam dia, dia sih. Temennya pada ngerjain tugas ehh dia malah ngasik nonton baymax" gerutuku.

"Haha, ada-ada aja dia. Tapi, kok dia seenaknya saja kerumah lo?" kata Aldi.

"Mereka itu memang udah terbiasa kek gitu. Malah kata oma waktu aku masih di Bandung, Aldi sering tidur dirumah pada dirumah dia dan Aldi juga sering ngajak Albi sama Faruq kerumah" jelasku. Sedangkan Bryan hanya ngangguk.

"Ini rumah lo Bry?" tanyaku saat sudah sampai.

"Rumah bonyok gue, udah yuk masuk" katanya.

"Sama aja kali" kataku. Dia hanya senyum.

"Tunggu bentar ya" pamitnya. Aku ngangguk.

Sambil nunggu Bryan, aku lihat ruangan ini, cantik juga hiasannya. Saat sudah aku lihat, aku beralih ke iphoneku dan membuka salah satu sosmed yang ku punya.

"Assalamualaikum" kata seseorang sambil masuk pintu depan. Aku yang dengar orang ngucapin salam langsung aku jawab.

"Wa'alaikumsalam" aku langsung noleh dan rupanya..

"Eh Nopal?"

"Ngapain Za? Nunggu Bryan?" tanyanya. Aku ngangguk.

"Terus lo mau ngapain kesi-" pertanyaanku terpotong gara-gara ada orang ngucapin salam.

"Assalamualaikum" katanya. Aku sama Nopal noleh dan langsung jawab."Wa'alaikumsalam"

"Eh? Ada Zahra. Ngapain? Nungguin Bryan?" katanya sambil berjalan ke aku dan Nopal. Aku ngangguk.

"Ohya, kalian ngapain kesini? Masih sangkut paut keluarga?" tanyaku kepada mereka berdua.

"Ngga, tadi nyokapnya Bryan nyuruh gue sama Nopal mampir kesini. Kangen katanya." jawab Iqbal.

"Hah? Emangnya kalian sohibnya sih Bryan?" tanyaku. Mereka ngangguk.

"Yuk Za" ajak Bryan saat keruang tamu." Eh ada lo berdua, jaga rumah ya gue mau ke rumah Dipta. Nyokap gue katanya bentar lagi sampai langsung aja keatas" lanjut Bryan ke 2 sohibnya. Mereka ngangguk.

"Gue pergi dulu ya" pamit aku ke Nopal dan Iqbal.

"Bry, lo taukan jalan ke rumahnya sih Dipta?" tanyaku saat sudah di jalan. Dia ngangguk.

Hening.

"Ini beneran rumah sih Dipta kan Bry?" kataku kurang percaya saat kami sudah sampai dihalaman rumah Dipta.

"Yaelahh Zahra, ini memang rumahnya kali. Udah yuk masuk" katanya sambil narik lenganku.

Ting tong

Saat sih Bryan mencet belnya, tak lama bukalah pintu dengan seseorang paruh baya dengan baju dasternya. Mungkin pembantu dirumah ini?

"Cari siapa ya?" Tanya paruh baya tersebut.

"Diptanya ada?" kata Bryan. Dia ngangguk dan kami disuruh masuk kerumahnya.

"Masuk aja ketaman belakang, mari saya antar" katanya. Aku dan Bryan ngangguk.

"Tunggu disini aja dulu, saya panggilkan den Diptanya dulu" katanya lagi saat kami sudah ditaman belakang.

Taman belakangnya cukup cantik, disini banyak sekali tamanan. Mungkin pemilik rumahnya suka tamanan? Tadi aja saat masuk ke halaman rumah depannya ada taman. Disini juga ada kolan berenang dan yang bikin aku tertarik adalah tempatnya ada ayunan. Hehe.

"Udah dari tadi datengnya?" Tanya Dipta tiba-tiba. Aku ngangguk.

"Sih Bryan mana?" tanyaku ke Dipta saat aku sadar kalau sih Bryan tak ada disini.

"Ke toilet bentar" balasnya. Aku ngangguk.

"Sih Arum belum datang?" Tanya Dipta.

"Nih gue" kata Arum tiba-tiba datang sama Bryan. Akupun tertawa, dan akupun duduk diteras dekat kolam berenang bersama yang lainnya sambil buka tas dan ngambil beberapa buku dan juga pena.

"Mulai sekarang ni?" Tanya Dipta.

"Tahun depan" jawab Arum.

"Yaudah nanti aja ngerjainnya, kita main PS aja dulu" ajak Dipta.

"Wah boleh tuh, tugasnya juga dikit. Hanya ngetik doang, udah itu di print" kata Bryan dengan santai.

"Helloo para laki-laki, mentang-mentang gue disini cewe sendirian dan disini yang paling pinter gue terus lo semua pada mau gue yang ngerjain gitu? Ogah!" sewotku dengan percaya diri.

"Ohh jadi lo mau ngerjain tugas ini sendirian? Widihh terima kasih banyak deh tu gue" timpal Bryan.

"Idihh, serasa raja banget" cibirku.

"Gue traktir mocca float deh" tawar Dipta.

"Apaan sih lo berdua. Udah ah yuk Za, misalkan mereka berdua ngga mau ngerjain kita berdua bisa" timpal Arum.

"Coba gitu, baek-baek dikit sama sahabat" kata Bryan sambil ngerangkul Arum.

"Tapi namanya nanti dikasi tanda 'tidak mengerjakan tugas'" kataku sambil ngeluarin lidah.

*

Kayaknyaa chapter ini paling panjang dehh... wkwk.

Maaf ya masih abalan banget. SUMPAH. Udah itu gaje lagi ceritanya, wkwk.

Tapiii... thanks jugaa ya yang udah mau baca cerita akuu dan terima kasih juga yang votenyaa 



Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top

Tags: