Hari Sial.

Sudah seminggu semenjak kejadian ketemu sih brengsek itu. Keesok harinya kamipun nampil dengan lancar sentosa. Tapi aku masih bingung sih brengsek itu sama temennya juga. Fimiliar gitu muka temennya yang cowo. Tau ahh ngga ngurus deng.

Sekarang hari apa? Huhh minggu deng. Jam berapa ya sekarang? Baru jugaa jam 1 siang.

Bosan banget hari ini, sih Tia lagi pergi sama sih Albi, aku curiga sama mereka belakangan ini mereka sering jalan berdua dari pada sama kami--aku,Aldi,Nabila,Faruq--. Ulan? Jangan ditanya lagii dahh, sih Ulan lagi jalan sama pacarnya.

Ceritanya?

Yap! aku aja ngga tau kenapa Ulan bisa pacaran sama sih Zikri.Ya, Zikri salah satu most wanted juga disekolah karna dia ketua osis dan tampannya. Mungkin?

Oma sama opa lagi pergi juga ketempat keluarga katanya, kalau gitukan aku ikut aja dari pada nyantai-nyantai ngga jelas disofa ruang keluarga. Tapi oma sama opa yang super duper teganya ninggalin cucu tercantiknya. Iyaa sihh tadi itu aku masih tidur, bangun tak bangun jam 12 siang. Hehe

Sekarang kita mau ngapain?

Eh kok kita?

Telpon Aldi aja dehh ntar dia mau nemanin aku jalankan? Sekalian modus gitu. Hehe

Akupun cari kontak Aldi langsung aja aku telpon.

Kok ngga diangkat sih? Ish nyebelin banget.

Kemana ya bagusnya? Ngga usah jalan deh, kan masih ngga hafal jalannya. Eh tapikan sopir ada? Bukannya sopir nganterin oma sama opa ya? AAA RESE!

Akhirnya aku kekamar sampai kesana aku langsung baca novel sambil makan cemilan didalam toples.

Baru juga baca, tiba-tiba pintu kamarku didobrak sama seseorang. Dan kau tau siapa dobraknya? Tia!

Tia masuk dengan berlari langsung menghabur kepelukku dengan ketawanya. Pasti ada sesuatu ni.

"TIAA LO MAU BUNUH GUE APA?!!?" Teriakku kesal karna dia peluk erat banget.

"AAA gue ada sesuatu mau ceritain ke lo" katanya antusias(?)

"Tapi pelukannya tolong dilepasin, ngga bisa bernapas ni"

"Hehe, maaf deh" katanya nyengir sambil ngelepas pelukannya.

"Iya, lo mau cerita apa?" kataku sambil baca novel.

"Gue kan tadi jalan sama Albi terus-" Perkataan Tia tidak aku dengar karna aku sudah terlalu fokus dengan novelku.

"Zahraa, lo kok gitu responnya? Ngga setuju ya sama hubungan gue?"katanya sedikit cemberut. Aku pun mendongak melihat dia yang mukannya menjadi sedih.

"Gue aja ngga dengar apa lo omong" kataku santai sambil nutup novel dan simpan ke nakas.

"Ohh my god Zahraa, lo yaa ishh" geramnya.

"Emangnya lo mau cerita apa?" tanyaku.

"Udah ah ngga jadi" katanya beranjak dari tempat tidurku dan ninggalkan aku. Akupun hanya angkat bahu, dan ngambil novelku.

*

Hari senin adalah dimana hari yang paling menyebalkan menurutku. Matahari yang terik banget, berdiri sambil dengerin ocehan kepsek dan rasanya ingin cepet-cepet duduk.

Hari ini pokoknya hari yang paling sial banget rasanya. Sudahlah tadi pagi sih Tia udah pergi duluan kesekolah dan sih Ulan pasti udah pergi duluanlah sama sih pacarnya, jadilah aku pergi sendirian, ehh ngga deh sama supir juga yang ngantar aku. Hehe.

Sampai kesekolah?

Harus upacara!

"Tiaa lo ngapain pindah bangku segala?" pekikku melotot saat dia sudah duduk dipojok sama sih Albi.

"Biasalah" kata Ulan duduk disebalahku sambil putar bola mata.

"Biasa apaan?" kataku membeo.

"Berarti lo ngga tau?"

"Apaansih gue ngga ngerti" kataku bingung.

"Mereka berdua itu pacaran Zahraa" kata Ulan gemes.

"SERIUS LO?!" Kataku toa.

"Sstt, diam ada guru masuk tuh" kata Nabila dari arah bangku depanku.

Akupun sama Ulan langsung diam dan datanglahh atmosfer dongeng.

"Zahra sama Ulan ngga ngerjain pr kah?" kata guru. Akupun sama Ulan langsung natap guru didepan dengan bingung.

"Pr apa Bu?" kataku tanpa dosa.

"Pr yang halaman 27" kata guru. Aku langsung lirik Ulan yang lagi gelisah karna bolak balik bukunya.

"Mati, gue belum" kata Ulan sambil nepuk jidat. "Lo udah belum Za?" Tanya Ulan sambil natap aku."Pleasee selamatin gue Za" lanjutnya lagi sambil memohon.

Akupun meriksa pekerjaan rumahku. Tapi hasilnya nihil. Akupun ngeleng kepala sambil natap Ulan, sedangkan dia hanya senyum sumgrih karna ada temen yang ngga ngerjain pr. Huh dasar -,

"Oke, yang ngga ngerjain pr silahkan keluar" kata guru garang. Akupun sama Ulan pasrah. Akhirnya akupun sama Ulan keluar.

"Terus kita mau ngapain?" kata Ulan.

"Perpus aja" kataku.

"Tumben?" katanya sambil senyum jahil.

"Udah ah mood gue lagi mau kesana"

Akupun berjalan bersama Ulan ke perpus dengan santai. Sampai ke perpus akupun mencar, ntah apa aku ingin keperpus. Padahal aku benci keperpus karna keadaannya hening banget dan dinginnya itu lohh sesuatu.

*

"Tia lo tega ya ngga beri tau gue kalau lo jadian sama sih Albi" sungutku.

"Masih mending kali Za, dia lebih tega lagi ngga bilangin kita kalau ada pr" timpal Ulan. Sedangkan Tia hanya nyengir.

Sekarang aku sama Tia, Ulan, Nabila lagi dikantin. Sih cowo? Ngga tau dahh kemana.

"Yee, lo aja kali yang ngga mau dengerin cerita gue" kata Tia akhirnya sambil ngeloyor kepalaku.

"Kapan?" tanyaku.

"Kemarin siang, lo aja sih ngasik bener sama novel" aku hanya nyengir.

"Tebak siapa hayoo" kata sih Albi tiba-tiba sambil nutupin mata Tia. Aku hanya putar bola mata.

"Aku tebak pasti pacarku yang paling ganteng sedunia" kata Tia.

"Kamu bener" kata Albi saat ngelepasin mata Tia.

"Jijay gue" kataku jijik.

"Udah yang jones diam aja" kata Aldi.

"Macam lo ngga jones aja" ketusku.

"Gue ada kali Fath" katanya sambil ngeluarin lidah kek anjing minta makan.

"Taudeh yang udah punya pacar" kataku sambil bola mata."Udah ah, gue mau kekelas aja" lanjutku sambil ninggalin kantin.

Sumpah. Hari ini gue bete! Pada nyebelin semuanya!2 sohibku aja ngga nyusul aku saat aku ninggalin kantin.

Saat aku berjalan dikoridor, aku tak sengaja menglabrak seseorang sampai-sampai buku yang dia bawa sampai terjatuh.

"Eh maaf ya, ngga sengaja" kataku sambil munggut bukunya. Sedangkan dia hanya berdiri, dan tidak jawab kataku.

Saat aku berdiri. Dann apa yang terjadii.. hap! Aku melihat mukanya. Pantesan dia ngga ngejawab perkataanku ntah dia terkejut atau budeg.

"Gue duluan" kataku lagi. Males banget dah dikacangin gitu, udah itu muak lagi lihat mukanya.

Baru juga mau berjalan kekelas, ehh dia malah nahan tangan aku.

Dasar modus, cukup sahabat gue yang lo sakiti. Kataku dalam hati.

"Lepaskan" kataku sambil nyentakkan tangannya. Dia malah ngeratkan.

"Lo Zahra kan?" tanyanya.

"Iya gue Zahra. Kenapa? Terkejut, hm?" kataku sinis.

Dia diam.

"Tolong lepasin tangan gue, cukup sahabat gue yang lo sakiti" kataku penuh penekanan.

Akhirnya dia ngelepasin. Tapi dia tetap diam.

Bodo amat dah, bagus kekelas.

Akupun berjalan, ninggalin dia yang masih mematung. Tak lama kudengar dia memanggilku, aku berhenti dan menoleh.

"Lo kesini sama siapa?" katanya pelan.

"Bukan urusan lo" kataku setengah berteriak dan berjalan cepat kekelas.

Sampai dikelas aku langsung duduk, ngecek iphone bentar dan ngambil buku sejarah. Hanya lihat-lihat aja ngga ngebaca.

"Rajinnyaa.. sahabat gue satu ini, makin cinte dehh gue" kata Ulan saat ngehampir kebangku bersama pacarnya disamping. Pakai genggaman tangan segala. Aku hanya mutar bola mata.

WOII!! KALAU PACARAN JANGAN DIDEPAN MATA GUA BISA NGGA SIH?!! NGGA TAU APA DEPAN LO ADA ORANG JONES, HAH?!

"Yang lain mana?" kataku. Aku mandang Ulan sedang mengobrak-abrik tasnya. Mungkin cari iphonenya.

"Masih dikantin" katanya."Gue duluan ya Za, mau nemenin Zikri dulu. Selamat belajar sahabatku tercinta"lanjutnya lagi. Sedangkan aku hanya mandang dia jijik.

Bosan rasanya dikelas, ngga ada temen bicara lagi. Akhirnya aku ketoilet hanya sekedar ngaca padahal kalau dipikir-pikir iphoneku bisa untuk berkaca. Tapi tak apalah.

Saat berjalan dikoridor aku pikir-pikir sih Ulan pernah mandang dia ngga ya?

Mungkin sih brengsek itu anak baru disekolah ini. Masa hampir 2 minggu aku sekolah disini baru ketemu dia? Eh, tapikan aku pernah ketemu dia seminggu yang lalu? Bodo ahh.

"Eh, maaf ya. Sumpah ngga sengaja" kataku sambil berjongkok ngambil bukunya yang banyak. Mungkin dari kantor?. Dia juga ikut berjongkok ngambilin buku anak murid.

Sial banget aku hari ini!

Saat berdiri, dia juga ikut berdiri.

"Mangkanya jalan hati-hati dong" sungutnya. Sambil membersihkan celananya bagian lutut.

Aku masih tak percaya pemandangan di depan aku ini.

Kok familiar sih mukanya? Tadi ketemu sih brengsek dan sekarang? Oh god! Dunia sempit sekali.

"Zahra?" katanya lagi saat hadapan sama aku.

"Lo Zahrakan?" katanya masih tak percaya.

"Ya, gue Zahra. Iqbal bukan?" Tanyaku. Takutnya salah bray.

"Ya, gue Iqbal. Lo kesini sama siapa? Tia? Lo sejak kapan kesini?" tanyanya.

"Yuk ikut gue" katanya lagi sambil narik lenganku.

"Kemana?"

"Taman belakang"

"Ngapain?"

"Bicara sesuatu" katanya singkat.

*

Haiii ketemu lagii.. hehe :D

Maaf ya lama updatnyaaa.. banyak tugas masalahnyaa, udah itu laptop sering dipakai.

Ini juga aku juangin, nii sahabat aku penasaran banget sih brengsek itu siapa? Haha.

Jangan lupa komen sama ngevotenyaaa..


Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top

Tags: