Familiar
Aku terbangun dari tidur nyenyakku saat matahari menusuk kemataku.
"Duhh oma tutup dong tirainya masih ngantuk nihh" kataku khas orang bangun tidur. Akupun ngembalikkan badanku. Aku yang masih terpejam, tiba-tiba aku merasa kasurku ada didudukin dibelakangku sambil ngelus rambutku.
"Oma, ini hari minggu. Jangan nganggu Fath" kataku masih dengan mata terpejam.
"Heyy, anak mama masih aja seperti dulu. Bangun gih, ngga kangen apa sama mama?" kata seseorang dibelakangku. Saat aku terdengar nama mama aku langsung balikkan badanku dan terlihatlah situ bidadari surgaku. Aku langsung tidur dipangkuannya yang menghadap perut mamaku dan memeluk mamaku dengan sayang.
"Mama kok ngga bilang sih kalau mau kesini? Mama kapan nyampenya? Aku kangen" manjaku masih dengan mata terpejam.
"Mama nyampenya kemarin sore, kata opa kamu pergi kemall gara-gara bosan dirumah" kata mama. Aku ngangguk dipangkuannya.
"Iya ma, itu tuh sih Tia sama Ulan jalan mulu sama pacarnya" sungutku manja.
"Mangkanya kamu itu cari pacar dong kek Ulan sama Tia biar ada temennya" kata mama masih dengan setia ngelus rambutku. Aku hanya ngeleng.
"Udah gih mandi sana, semuanya ada di meja makan" kata mama. Akupun ahirnya duduk dengan mata yang masih tak ingin terbuka.
"Ayolah sayang, kamu sudah besar. Jangan malas gitu ah" kata mama sekali lagi.
"Iya ma, bunda sama mami juga ikut kesini ma?" tanyaku. Bunda, itu adalah sebutanku untuk manggil nyokapnya sih Ulan sedangkan sih Mami adalah panggilanku untuk nyokapnya sih Tia. Dan sebaliknya juga.
"Iya sayang" kata mama.
"Papa ikut ngga ma?"
"Ngga, papamu lagi keluar negri"
"Okelah. Morning ma" kataku sambil nyium pipinya dan beranjak dari kasur.
"Iya, mama nunggu dibawah ya?" Tanya mama saat aku mau masuk ke kamar mandi. Aku ngangguk.
Saat aku sudah membersihkan diri, aku keluar menuju dapur dan disitu sudah ada Oma,Opa,Bunda,Mami,Tia,Ulan dan mamaku tercinta.
"Pagi semuaa" kataku ceria. Aku langsung peluk bunda, seperti biasa bunda sudah seperti ibuku sendiri dan begitu juga mami.
"Apa kabar bun? Zahra kangen masakkan bunda" kataku saat sudah selesai teletabisan. Oiya, sih bunda aku ini memang bakat masak, restaurant cabangnya aja hampir seluruh Indonesia, tapi belum sampai ke luar negri karna bunda ngga mau bolak-balik luar negri cukup luar kota aja.
"Baik sayang. Tuh bunda udah masakkin rendang special" kata bunda. Aku langsung kesenangan.
"Haii mamii, apa kabar? Duhh makin cantik ajadeh mami" kataku sambil peluk mami.
"Baik sayang" katanya. Aku langsung duduk disampingnya Tia dan Ulan dan hadapan kami para bidadari-bidadari surgaku. Oh tak lupa sama sih oma dan opa yang duduk samping Tia dan Ulan juga.
"Mama kok ngga bilang sih kalau mau kesini?" tanyaku.
"Emangnya sih Tia dan Ulan ngga bilang sama kalian?" kata mama. Aku ngeleng.
"Aku lupa ma, hehe. Lagi pula, Zahra pergi hanya pamitan sama oma dan opa. Aku dan Ulan sedang keluar. Sampe kerumahpun rada-rada sudah larut malam" kata Tia.
"Iya emang, keluar bareng pacar" cibirku. Sedangkan Tia dan Ulan langsung nginjakkin kakiku dan sialnya aku berada ditengah mereka.
"Aww, sakit Tia,Ulan" ringisku.
"Duhh, anak kita sudah pandai pacaran rupanya"' kata bunda yang dibuatkan Tia dan Ulan tersenyum malu, aku hanya masang muka datar.
"Tapi anakku saja yang beda" kata mama.
"Loh, Zahra kamu belum ada pacar?" aku ngeleng dengan santai.
"Tenang, ntar mami jodohin kamu sama temen mami deh" kata mami yang membuatku tersedak dan Ulan langsung beriku minum. Akupun langsung minum sekali teguk.
"Apaansih mi, ngga mau ah Zahra" tolakku.
"Udah, biar oma aja yang nyariin. Jangan dengerin mami kamu, pasti yang jelek dapetnya kalau oma sih pasti yang cakep-cakep" kata oma dengan sombongnya. Sedangkan Tia dan Ulan sudah pada ketawa.
"Mama.." rajukku.
"Iya sayang, mami kamu sama oma betul"kata mama sambil nahan ketawa.
"Udah, terima aja. Daripada ngenes mulu" bisik Ulan. Aku ngelotot dia.
"Udahlah mi,oma. Kasian Zahranya" kata Tia.aku tersenyum kearahnya."Ini baru namanya sih Tia" kataku bangga.
"Si Zahra udah punya calon pacarnya juga,untuk apa dikenalin sama anak temennya mami" lanjut Tia sambil nolehku dengan senyuman jahil.
"Udah ah, Zahra mau keatas dulu" kataku tepat makananku habis. Oh jangan tanya yang lain sudah pada tandas diperut.
"Mami kamu hanya canda sayang" kata bunda. Aku hanya ngangguk.
"Ohiya, ntar anterin bunda ya ke restaurant" kata bunda.
"Kenapa ngga sama supir aja bun?" tanya Ulan.
"Sekalian makan-makan gitu" kata bunda.
"Okesip bun. Zahra juga mau lihat cafenya bunda. Sih Ulan ngga pernah ngajakkin Zahra sama Tia.iyakan Tia?" Tia ngangguk.
"Loh, Ulan. Kamu belum ngajakkin Tia sama Zahra ke restaurant bunda?" tanya bunda ke Ulan. Ulan ngeleng.
"Tapi kamu udah pernah kesana kan?"
"Belum bun. Hehe" nyengirnya.
"Kamu ini, bundakan sudah bilang sering-sering ke restaurant lihat pelayan lagi kerja dan sekalian sering ngajakin Tia dan Zahra" ceramah bunda.
"Udah kok, kemarin aku ngajakkin mereka ke restaurant kamu" sela oma.
"Kapan oma?" tanya Tia bingung akupun juga sama bingungnya.
"Saat seminggu kamu ada disini" kata opa.
"Ohh, berati itu restaurantnya sih bunda?" oma sama opa ngangguk.
"Iya bun. Maaf, ntar Ulan sering kesana sama Tia, Zahra" bunda ngangguk.
"Udah gih, kalian siap-siap dulu sana" kata mami kepada aku,Tia,dan Ulan. Kami ngangguk.
Akupun berjalan menuju keatas dengan beriringan."Eh Za, kemarin lo kemana sama Dipta? Kata opa lo ke mall sama supir, lah kenapa bisa sama sih Dipta?" tanya Ulan."udah janjian sebelumnya?"lanjut Ulan. Akupun nyubit perutnya pelan.
"Ngaco. Gue hanya ngga sengaja ketemu sama dia waktu ditoko buku" kataku sambil ngeloyor kepalanya.
"Udah sana. Gue mau masuk kamar duluan" kataku saat sudah ketangga terakhir tapi Tia malah nahan tanganku dan Ulan.
"Ehh, tunggu. Zahra, lo kan pernah cerita nih ke gue sama Ulan kalau sebelum Dipta masuk sekolahnya kita oh ralat bok—" kata Tia yang dipotong sama aku.
"Udah ah, apaansih. Ntar telat lagi kesana" kataku sambil ngelepasin tangannya yang masih nahanku.
"Eh, bentar dulu Zahra" tahan Tia.
"Okelah, lanjut" kataku malas. Ulan ngangguk.
"Kan gini ni, sebelum sih Dipta masuk sekolah, lo pernah ketemu diakan sebelumnya ditoko buku?" tanya Tia. Aku ngangguk masih dengan bingung."Nah, kemarin lo ketemu dia lagi dengan tak sengaja, ditoko buku yang sama pula tu. Iyakan?" aku hanya ngangguk walau aku masih tak ngerti kemana pembicaraan sih Tia."Baik lo jodoh sama sih Dipta. Haha" kata Tia sambil ngelepasin tanganku dan Ulan barudeh dia kabur masuk ke kamar secepat kilat.
"TIAAA AWAS LO YAA!!" pekikku dan si Ulan sudah pada ngakak ketawanya.
"Lo lagi ketawa, ngga lucu tau ngga?" kataku sambil cubit perutnya cukup keras dan berjalan kekamar dengan kesal. Aku membanting pintu dengan keras, aku tak peduli Ulan yang maki aku dan oma negur dari arah bawah.
"ANJIRR!! SAKIT WOYY!!" Maki Ulan sambil teriak.
"ULANN!! MULUT KAMUU" Teriak oma dari bawah.
"SI ZAHRA OMA" Balas Ulan sambil ketawa ngakak.
"FATHIYAA!!" aku hanya memutar bola mata.
Sedangkan aku yang lagi nyisir rambut hanya ngendumel sendiri didepan kaca."Gara-gara sih Tia nih, gue lagi yang jadi salahin. Lihat aja nanti saat kebawah pasti gue yang diceramahin" geretuku. Akupun berdiri dan ngambil tas selepang kecilku dan aku berjalan lagi kearah tempat tidur ngambil iphoneku dan dompet.
Aku berjalan menuju pintu kamar dan keluar. Saat sampai kebawah, opa lagi duduk disofa sambil berangkulan dengan oma. Akupun langsung aja duduk diantar mereka yang membuat omaku menjewer kelingaku.
"Kamu ini ganggu oma aja" gerutunya yang membuatku ketawa kecil.
"Biarian, opa aja ngga marah" kataku sambil ngulurkan lidah.
"Hm iyadeh. Tadi kamu ngapain sih Ulan? Sampe-sampe dia maki kek gitu? Untung bundanya lagi kebelakang sama mami dan mama kamu." tanya oma.
"Itu semuanya gara-gara sih Tia, terus sih Ulan ketawa yaudah Fath cubit aja perutnya saking kesalnya dengan Ulan" kataku.
"Memangnya Tia ngapain kamu?" kata opa sambil ngelus rambutku.
"Ya gitu-gitu aja sih, tapi tak tau juga bisa membuat Fath jengkel dengan katanya itu" kataku.
"Boong dia itu opa, Tia hanya cerita waktu Zahra pergi sama Dipta, mangkanya dia marah. Haha" Kata Ulan yang baru datang dan langsung duduk disamping oma. Aku langsung natap dia dengan horror.
"Dipta?" beo oma dan mama yang baru datang dari belakang.
"Pacarnya sih Zahra" celetuk Tia dari arah belakang sambil membawa gelas yang berisi jus jeruk.
"Udah ah pada ngga jelas semua bicaranya. Berangkat sekarang aja, yuk ma" ajakku dengan kesal.
"Ehh, ada apa ini? Tunggu dulu, minum dulu" kata bunda dari arah belakang sambil bawa minuman dan mami disampingnya.
"Udahlah kasihan sih Zahra. Yuk kita pergi sekarang aja, sih Ade sudah sampai disana katanya" kata mami yang membuatku lega.
"Emangnya sih Ade sudah tau restaurant aku?" tanya bunda ke mami.
"Sudah, tadi dia chat aku" jawab mami.
"Yaudah, kita pergi sekarang aja" kata mama. Akupun pamitan dengan opa dan oma.
Aku berjalan keluar sedangkan mama aku dan Tia ke garasi untuk ngeluarkan mobil. Saat mobil sudah keluar, aku masuk ke mobil dengan mama aku yang nyetir sedangkan mobil satu lagi Tia yang nyetir dengan tumpangan maminya dan bunda serta anaknya.
"Ma, Ade itu siapa? Temannya mama?" tanyaku saat dijalan. Mama aku hanya ngangguk sambil fokus dengan jalanan.
"Cewe apa cowo?" tanyaku lagi.
"Cewe sayang, sebenarnya dia itu dipanggil Adetha tapi mama,bunda sama mami manggil dia Ade gara-gara waktu dia SMA tomboy banget" cerita mama sambil ketawa kecil. Aku hanya ngangguk.
"Tapi ma, kok Fath ngga pernah lihat tante Ade ya?" tanyaku lagi
"Pernah, waktu kamu masih berumur 2 3 tahunan gitulah" kata mama. Aku hanya mutar bola mata."Pantesan lah ma aku ngga ingat. Memangnya sih tante Ade ngga tinggal disini?" tanyaku lagi.
"Iya, mereka tinggal di Singapur ngikutin suaminya. Tapi sekarang mereka lagi liburan kesini, mangkanya mama,bunda, dan mami sempatkan kesini. Mama mau bernostalgia dulu. Haha" kata mama. Aku hanya ngangguk.
"Yuk turun udah nyampe" kata mama. Aku langsung membuka pintu mobil dan keluar.
Sampai direstaurant mama ngerangkulku sampai keruang khusus. Saat mama membuka pintu disitu sudah ada bunda,mami,Tia,Ulan dan..? mungkin itu tante Ade.
Cantik.
Sampai disana mama langsung meluk tante Ade dan tak lupa cipika-cipiki, saat selesai aku langsung salam tante Ade.
"Ini sih Fathiya?" tanya tante Ade. Aku ngangguk."Iya tan"
"Aduhh udah besar ya sekarang. Dulu kamu masih kecil loh, sekarang sudah gede" kata tante Ade.
"Yuk, silahkan duduk" kata tante Ade sopan dan aku ngangguk. Aku langsung pilih duduk samping Ulan dan disamping Tia sudah ada mama,bunda,mami dan tante Ade. Sedangkan samping aku ada sisa 2 bangku sampingku. Ohya, aku lupa meja kami ini adalah bundar.
"Kamu kesini kapan sampenya De?" tanya mami basa basi
"2 hari yang lalu, kalian kapan sampenya?" tanya tante Ade.
"kemarin" jawab mama.
"Tunggu dulu ya, aku mau panggil pelayan" kata bunda dan beranjak dari kursi.
Tanpa sadar aku terus pandang mukanya sih tante Ade, gayanya bicara, gaya ekspresinya, dan gaya gerak-geriknya aku lihat sampe-sampe aku tersadar.
Lah, itu baju sama jilbabnya kok mirip sih waktu aku pilihin untuk sih nyokapnya Dipta? Jangan jangan, tante Ade mamanya Dipta? Ahh gak mungkinlah baju itukan banyak bukan hanya 1 aja. Tapi kalau dipikir-pikir mukanya kok mirip sih Dhela ya?
Aku terus pandang gayanya tante Ade sampe-sampe Ulan yang duduk disampingku bisikkan sesuatu."Biasa aja kali mandangin tante Ade" akupun langsung nginjakkin kakinya yang dibawah meja dan..
"AWW SAKIT BE—" teriak Ulan cukup keras yang langsung di bekappin oleh Tia. Tante Ade,mama dan mami langsung noleh kearah kami dengan raut bingung sampe-sampe tante Ade ngeluarkan suara.
"Ada apa?" tanya tante Ade.
"Ngga ada apa-apa tante. Hehe, maaf ya" kata Tia nyengir.
"Oh okelah. Oiya, kalian sudah kelas berapa?" tanya tante Ade ke kami.
"Masih kelas 11 te" jawab Tia.
"Oiya? Anak tante berarti sama dong dengan kalian. Satu sekolah lagi, tante emang sengaja masukkan dia ke SMA punyanya papa Fathiya" cerita tante sedangkan kami bertiga hanya ngangguk. Taklama pintu terbuka dan munculah bunda dengan pelayan
"Lama amat bun?" tanya Ulan.
"Iya, tadi sempet lihat-lihat karyawan disini" jawab bunda, Ulan hanya ngangguk. Kami semuapun memesan makanan.
"Kamu kesini sama siapa De?" tanya bunda.
"Ohiya, sama anakku. Tadi sih dia mau jalan-jalan dulu sebentar" jawab tante Ade.
"Suruh aja kesini, makan bersama. Oiya, anak kamu yang kecil mirip kamu ya De" kata mama. Aku hanya bisa main iphone sampe tiba-tiba Dipta ngline aku.
Aldebaran N.P : Lagi ngapain oy?
Fathiya A : kaku banget ngga ada basa-basinya. lagi nemenin nyokap.
Aldebaran N.P : Dimana?
Fathiya A : restaurantnya nyokap Ulan.
Aldebaran N.P : ohh, terus?
Fathiya A : Terus apaan?
Aldebaran N.P : ngga.
Aku hanya read aja balasannya. Pada gitu-gitu aja, kek orang ngga ada buat.
Aldebaran N.P : Sombong amat hanya di baca doang.
Fathiya A : Yaelah, lagian mau chat apa coba?
Aldebaran N.P : Yaa bilang 'kamu dimana?' 'lagi ngapain?' 'udah makan belom?' kek kan jadinya panjang chatnya.
Fathiya A : hm, okelah. Aldebaran Nabhan Pradipta kamu lagi dimana? Sama siapa? Lagi ngapain? Udah makan belom? Kalau belom mau aku siappin kuburan ngga? Tapi sebelum itu ada yang mau kamu kirimin surat-surat terakhir kamu? Untuk siapa gitu?
Aku yang balas line Diptapun hanya tertawa kecil, bodo amat dah. Akupun masukkan iphoneku k etas saat makanannya datang. Ditengah saat makan, hanya ada kedengaran sendok dan garpu. Akupun hendak mau ngambil iphoneku ditas, tau-taukan Dipta ada balas?
Read doang? Yaelahhhh
Aku hanya berdecak sebal saat Dipta hanya read. disaat masih makan tiba-tiba pintu terbuka, aku masih setia lihat ke iphone. Tiba-tiba aja Ulan yang disampingku langsung nyenggol tanganku dengan lengannya, aku noleh kearahnya dan sih Ulan hanya beri kode dangan dagunya suruh aku lihat siapa yang datang. Saat aku lihat rupanya..
"Dipta?" kataku tanpa sadar. Dia langsung menoleh kearah ku dan dia tanpa sadar atau apa dia juga manggilku.
"Eh Zahra?" katanya dengan sedikit terkejut, saat dia pandang ke sampingku dia hanya tersenyum lihat ke Ulan dan Tia.
"Alde kamu sudah kenal dengan anaknya tante Parmi?" tanya tante Ade ke Dipta.
"Oh iya ma, dia teman sekolah Dipta" jawabnya.
"Mama juga kepikiran gitu. Yuk duduk dulu" pinta tante Ade. Tapi sebelum Dipta duduk, Dipta salaman dulu sama mama,bunda dan mami.
"Sih Dhela mana? Kok ngga ikut?" tanya bunda.
"Tadi sih izin ketoilet bentar" jawab Dipta. Aku masih saja natapnya dengan tak percaya sampe-sampe mama negurku.
"Ulan, Tia yang namanya Dipta itu sih anaknya tante Ade ini bukan?" tanya mama. Ohh betapa malunya aku sekarang.
"Iya ma" jawab mereka berdua kompak.
"Emangnya ada apa anakku sama sih Fathiya?" tanya tante Ade dengan bingung.
"Ohya, mereka it—" omongan mama langsung aku potong.
"Ma, aku,Tia sama Ulan keluar dulu ya? Tadi Ulan sempat bilang kalau dia mau pinta temenin ke toko buku sebentar katanya ada novel baru keluar" dustaku.
"Zahra bohong ma" kata Ulan dan Tia serempak lagi. Ohh myyy.
"Fathiya, kamu ini tunggu Ulan sama Tia selesai makan dulu" kata mama. Aku hanya mutar bola mata.
"Aku ketoilet dulu" pamitku langsung beranjak dari kursi. Aku berjalan kearah pintu, saat aku mau buka seseorang dari luar sudah buka duluan.
"Kak Zahra?" katanya dengan ceria.
"Eh, Dhela. Apa kabar?" kataku basa basi.
"Baik kok kak. Yuk duduk kak, ada kak Dipta tu" katanya.
"Ehh, ngga usah deh makasih ya. Kakak mau ketoilet dulu" kataku sok buru-buru dan cepat tinggalkan ruangan itu.
Aku berjalan ke toilet, sebenarnya aku hanya mau lari dari pembicaraan sih mama. Aku kembali lagi kea rah tadi saat aku mau ketoilet tapi bukan untuk ruangan khusus itu tapi aku hanya duduk diluar dan paling pojok. Dari pada ngga ada buat bagus telpon aja sih Aldi.
"Halo?" ucap Aldi dari telpon.
"Di, lo dimana?" tanyaku.
"Dirumahnya sih Albi, tapi bentar lagi gue juga mau keluar sih"katanya.
"Kemana?"
"Nonton sih sebenarnya. Emangnya ada apa Fath?"
"Ikutt, ada Nabila ngga ikut? Gue bosen ni"
"Ngga ada sih, hanya gue, Faruq sama Albi aja. Boleh deh"
"Okee, gue tunggu langsung ya di bioskop?"
"Emangnya sekarang lo dimana?"
"Direstaurantnya nyokap Ulan"
"Ohh, okedeh, gue lagi mau otw"
"Oke.byy" dan panggilan putus.
Aku masih setia duduk-duduk sendirian bak jones banget sambil main iphoneku. Hanya beberapa menit Aldi ada ngeline aku kalau dia udah ada diparkiran. Yaudah aku cuss ke bioskop.
Saat sudah sampai, aku langsung masuk ke bioskop dan aku hanya bertemu Faruq yang lagi duduk sambil main iphonenya. Kalau dikagettin enak ni keknya. Aku langsung aja duduk samping dia, dia tetep aja main iphonenya saat aku ngelirik iphonenya rupanya dia lagi main game. Aduhh anak cowo sekarang ya kalau udah main game pasti tidak peka dengan sekitarnya. Akhirnya aku ngerangkul dia dan..
"WOYY!!" Toaku. Dia noleh dengan muka datar.
"Udah tau kali kalau lo ada disini" katanya dengan tampang nyebelin. Aku hanya mutar bola mata.
"Eh, Aldi sama Albi mana? Lagi mesen tiket sama makanan?" tanyaku. Faruq ngangguk dengan arah mata ke iphonenya.
"Kok lama amat ya?" tanyaku lagi, sih Faruq hanya ngangkat bahu.
"Mungkin antriannya panjang kali ya? Kan ini weekend. Kenapa Aldi ngga lewat online aja ya?" Faruq tetap dengan pendiriannya. Hanya ngangkat bahu.
"Ruq" kataku sambil nyengol bahunya.
"Apa?" katanya masih dengan fokus ke iphonenya.
"Ih lo ya dari tadi cutek amat" sungutku.
"Mangkanya jangan nanya terus" lahh, dia yang balik ke sewot ke aku?
Hening.
"Hey Fath. Udah lama nunggunya?" kata Aldi tiba-tiba.
"Eh, hay Di. Tumben amat nyapa biasanya juga langsung to the point. Emm ngga juga sih" kataku setengan mencibir.
"Hehe, sekali-sekali lah Fath. Yuk masuk tinggal 5 menit lagi, untung dapat tiketnya" ajak Aldi.
"Oke, yuk. Eh, tapi sih Albi mana?" tanyaku sambil hendak berdiri.
"Lagi mesen makanan. Kita mampir aja kesana" katanya.
"Ruq, lo mau nonton apa ngga?" tanya Aldi ke Faruq. Biasalahh Faruq dari tadi tetep sama iphonenya.
"Biar aja dia kek gitu, ngga usah diajak sekalian" cibirku.
"Iya iya. Sabar kenapa?" katanya sambil hendak berdiri dan masukkan iphonenya ke saku celana.
"Udah yuk Di, tinggalkan aja dia" kataku sambil narik tangan Aldi. Sedangkan Faruq hanya mencibir dari arah belakang saat aku berjalan untuk menyusul Albi.
*
Keknya tulisan aku singkat deh... tapi ya rapopolah yaa namanya juga baru pertama. Hehe.
Yaudahh makasih yaa yang usah baca cerita aku dan votenyaa..
Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top