Pheromones

Disclaimer:

AkaKuro dan segala karakter kurobas yang lain adalah milik Tadatoshi Fujimaki sensei.

- Fated Mate -

"Kau telat, Shintaro." Kedua tangan Akashi melipat di depan dada. Tubuhnya bersandar pada dinding bangunan. Wajahnya menatap dingin Midorima yang masih mengatur nafasnya.

"Gomen, Akashi. Aku harus mengurus beberapa hal terlebih dahulu."

"Menjemput omega mu?" sinis Akashi. Ruby-gold miliknya melirik sekilas laki-laki bersurai hitam dengan proposi tubuh lebih mungil dibandingkan dengan Midorima. Sebelah tangannya mengangkat menyapa Akashi yang masih menampilkan ekspresi dinginnya.

"Dingin sekali, Akashi." ucap Takao ketika laki-laki bersurai merah di hadapannya tak mengindahkan sapaannya. "Maa, maaf membuat mood-mu memburuk karena Shin-chan terlambat."

"Terserah." Ucap Akashi sambil berlalu memasuki bangunan di belakang mereka, mendahului Midorima dan Takao.

Sebenarnya mood Akashi yang memburuk hari ini bukan sepenuhnya dikarenakan keterlambatan Midorima yang berjanji akan menemaninya menghadiri pelelangan. Tapi, sejak kemarin, Akashi tidak menemukan omega mungilnya di tempat kerja paruh waktunya. Entah apa yang Kuroko Tetsuya tengah lakukan sampai laki-laki tersebut rela tidak datang kerja. Tidak mungkin karena sakit. Akashi sudah menyuruh Chihiro untuk mengecek seluruh rumah sakit, jikalau ketidakhadiran Tetsuya dua hari kebelakang memang dikarenakan sedang sakit.

Dan bukan pula dikarenakan Tetsuya tengah mengalami heat period-nya. Hal ini sudah dibuktikan Chihiro. Pemilik café atau toko bunga dimana Tetsuya bekerja mengatakan bahwa Tetsuya menghilang tanpa kabar. Biasanya, walaupun sedang mengalami heat period Tetsuya akan menyempatkan diri untuk memberi kabar bahwa ia tidak bisa datang bekerja. Laki-laki berwajah datar yang sayangnya terlihat menggemaskan tersebut hilang begitu saja tanpa bisa dilacak oleh Akashi.

Suara dalam ruangan VVIP tersebut ricuh dengan orang-orang kalangan tertentu mengangkat papan nomor sambil menyebutkan nominal uang yang tentunya tidaklah sedikit hanya untuk mendapatkan sesuatu menggiurkan yang dijajakan penyelenggara lelang. Baik barang langka atau pun jual-beli orang, segalanya akan disajikan oleh sang penyelenggara dan partisipan akan dengan senang hati menghabisi uang mereka untuk hal yang sebenarnya tidak terlalu penting.

Akashi dan Midorima beberapa kali mengikuti acara pelelangan untuk kaum-kaum tertentu seperti ini. Jika ada barang yang menarik perhatian, mereka akan membelinya. Pun meskipun tidak ada, biasanya mereka hanya akan ikut meramaikan saja. Sebenarnya, ajakan untuk menghadiri acara semacam ini dimulai dari ide Midorima. Mengingat laki-laki tersebut terkadang suka mengoleksi barang-barang antik, tapi siapa yang menyangka bahwa di tempat seperti ini pula Midorima menemukan omega-nya.

Takao Kazunari adalah salah satu orang yang diperjual-belikan dalam pelelangan ini, dan setelahnya kalian mengerti alur cerita yang terjadi. Tentu saja, Midorima memenangkan pelelangan tersebut. Ratusan miliar yen terbuang sia-sia hanya untuk seorang omega. Akashi benar-benar tidak habis pikir dengan yang dilakukan teman masa kecilnya pada saat itu.

"Apa ada lagi yang menawar? Tidak ada? Kalau begitu 500 juta yen untuk tanaman bonsai." Ucap pemandu lelang final. Suara ketukan palu terdengar menandakan transaksi selesai.

"Barang dagangan kami selanjutnya adalah hal yang paling menggiurkan, yang terbaik dari segala yang sudah kami tawarkan hari ini." suara pemandu lelang kembali terdengar. Sorak sorai antusias dan penyesalan terdengar. Antusias bagi yang belum mengeluarkan uang sepeserpun karena kemungkinan mereka akan menang dalam bidding sangat besar, sedangkan helaan penyesalan bagi mereka yang sudah mengeluarkan cukup banyak uang untuk barang yang ternyata tidak lebih baik dari yang satu ini.

Manik mata Midorima, Akashi, dan Takao seketika membulat ketika bau pheromones yang sangat kuat memasuki rongga indra penciuman mereka ketika sebuah kotak besar yang tertutupi kain hitam dikeluarkan dari balik panggung.

Ini gila. Omega macam apa yang menjual dirinya saat dalam masa heat seperti ini?!

Akashi dan Midorima mencoba menutupi hidungnya dengan sapu tangan. Meskipun Akashi sudah meminum pil suppressant-nya tetapi bau pheromones omega yang sedang heat sangatlah kuat. Bau yang sangat manis, membuat siapapun yang berlama-lama mencium bau tersebut tergiur. Terlebih seorang alpha, bau manis menyengat ini tanpa ragu akan membangunkan sisi liar mereka.

Sedangkan Takao tengah menggenggam jari-jemari Midorima kencang. Entah mengapa, hatinya teriris mengetahui seseorang bernasib hampir sama dengan dirinya. Hanya saja mungkin Takao lebih beruntung karena diselamatkan oleh Midorima yang mana sekarang ia adalah partner-nya. Dalam hati Takao hanya mampu berdoa, siapapun sosok yang berada dibalik tirai hitam tersebut, semoga terselamatkan oleh orang baik.

Ruangan tersebut semakin ricuh, terlebih dari orang-orang yang bergolongan alpha. Untuk hal menggiurkan yang satu ini tentulah mereka tidak akan menyia-nyiakannya. Seorang omega yang bisa mereka jadikan budak pemuas nafsu adalah hal yang paling menggiurkan untuk disajikan.

Ruby-gold milik Akashi semakin melebar, kali ini giginya saling bergemelatukkan seraya tirai hitam yang menutupi kotak besar tersebut tersingkap. Di dalamnya menampilkan seorang omega mungil dengan surai baby blue yang menutupi sebagian wajahnya. Tubuhnya hanya terbalutkan kimono putih tipis kebesaran. Menampilkan kulit seputih susu yang memerah akibat menahan gejolak heat-nya. Kedua tangan dan kakinya terantai.

"Seorang omega yang tengah mengalami masa heat. Tidak kah para alpha dapat mencium bau pheromones yang sangat menggiurkan? Dan lihat lah! Kulit seputih susu yang kemerahan, ditambah wajah cantik yang tengah menahan hasrat akibat heat period yang tengah dialaminya bukankah sangat mengundang hasrat untuk menghamilinya?" sorak sorai tak sabaran semakin terdengar memekakan telinga.

"Kita mulai penawaran pada angka 5 miliar yen!"

"10 miliar yen!" teriak salah seorang memulai penawaran tertinggi yang dimiliki.

"25 miliar yen!"

"26 miliar yen!"

Suara teriakan partisipan menyebutkan angka yang semakin lama semakin tak masuk logika menggema. Suasana berubah menjadi panas. Tawar menawar terjalin dengan sangat ketat, belum ada yang menyerah untuk mendapatkan hidangan menggiurkan di depan mereka.

Midorima melirik Akashi yang hanya menundukkan kepalanya. Surai merahnya menutupi sebagian wajah dinginnya membuat Midorima tidak dapat membaca ekspresi apa yang tengah diperlihatkan Akashi ketika mengetahui bahwa omega yang sedang disajikan di depan mereka adalah Kuroko Tetsuya. Namun, Midorima dapat merasakan pheromones Akashi yang teramat mengintimidasi.

Perlu diketahui pheromones alpha dapat mengintimidasi golongan beta dan omega, termasuk alpha yang lebih lemah dari mereka. Semakin powerful pheromones yang diriliskan seorang alpha, maka akan semakin mengintimidasi.

"Sh-shin-chan." Cicit Takao sambil memeluk lengan Midorima kuat-kuat. Menenggelamkan wajahnya pada dada Midorima, mencium pheromones Midorima banyak-banyak guna menenangkan dirinya dari pheromones yang baru diriliskan Akashi.

Midorima tidak mengerti, apakah temannya sadar sudah meriliskan pheromones miliknya atau tidak. Tapi Midorima sangat mengerti, bahwa Akashi adalah alpha dominan yang sangat powerful. Sejauh ini, Midorima hanya mengetahui satu orang alpha yang dapat menundukkan alpha-alpha powerful yang lain, yaitu Akashi Seijuurou seorang. Bahkan untuk ukuran alpha seperti Midorima saja, pheromones Akashi selalu berhasil membuat dirinya begidik ngeri.

Masih dengan wajah dinginnya, tangan Akashi bergerak mengambil ponsel di saku celananya.

"Chihiro, bawakan aku empat briefcase tersebut." Titah Akashi dingin. Midorima yang mendengarnya terkesiap.

"Akashi kau..." sebelum Midorima melanjutkan kalimatnya, Mayuzumi sudah masuk dengan empat briefcase di tangan kiri dan kanannya. Akashi menerimanya tanpa suara. Melangkahkan kakinya menuju depan panggung. Telinganya tak lagi mengindahkan nominal yang masih ditawarkan partisipan. Kepalanya sudah terlalu mendidih. Rasanya Akashi ingin membunuh orang-orang yang berani membuka mulutnya, menawarkan uang yang sangat sedikit tersebut hanya untuk membeli Kuroko Tetsuya.

Setelah ini, akan Akashi musnahkan orang-orang yang menjual Tetsuya ke tempat hina seperti ini. Membuat omega mungil tersebut menjadi bahan tontonan laki-laki hina dan rendahan seperti mereka. Dan perlu mereka ketahui, seberapa pun mereka menyebutkan nominal yang sedikit tersebut, pemenangnya tetaplah dirinya, Akashi Seijuurou.

"100 mil—"

"500 miliar yen." Desis Akashi. Saat ini ia sudah berada di depan panggung, dengan pemandu lelang yang berjarak kurang dari satu meter. Pheromones Akashi semakin menyebar hampir mendominasi bau seluruh ruangan. Menyamarkan bau pheromones Tetsuya di dalam ruangan dan membuat para beta dan omega serta alpha yang lebih lemah dari Akashi mencicit di tempat mereka masing-masing.

"500 miliar yen dan aku ingin kau menghentikan lelang ini." Heterokrom ruby-gold milik Akashi menatap nyalang pemandu lelang di depannya. Dilemparnya empat briefcase di hadapan sang pemandu. Dengan tangan gemetar pemandu lelang tersebut membuka salah satu briefcase. Matanya berbinar-binar tidak percaya, dihadapannya terdapat briefcase yang penuh dengan lembaran uang dan jumlahnya ada empat!

"Li-lima ratus mi-miliar yen. Ap-apa ada yang ingin be-bersuara lagi?" Dengan tergagap sang pemandu lelang memastikan bahwa memang tidak ada lagi orang yang menawarkan lebih dari harga yang Akashi tawarkan. Suasana ruangan seketika hening. Helaan nafas kecewa terdengar.

"Ba-baiklah kalau begitu. Lelang kali ini be-berhenti pada lima ratus mi-miliar yen." Ketukan palu menandakan bahwa Akashi lah pemenang dari lelang kali ini. Dengan sigap Akashi mendekati Tetsuya, menutupi tubuh mungilnya dengan long coat yang tengah dikenakannya. Bahkan Akashi yakin, laki-laki mungil yang tak berdaya dalam rengkuhannya ini pastilah tidak menyadari dengan apa yang sedang terjadi pada dirinya.

Sial. Bau pheromones dari jarak sedekat ini membuatku mulai kehilangan kesadaran.

"Mi-minggir, A-akashi." Takao dengan sigap menjauhkan tubuh Akashi dari Tetsuya sebelum sisi liar Akashi tergoda dengan bau pheromones milik Tetsuya. Dengan tangan yang masih bergetar—efek samping dari pheromones yang dirilis Akashi—Takao mengambil alat seperti jarum suntik dari kantung celananya. Menginjeksikan cairan suppressant tersebut ke tubuh Tetsuya.

Helaan nafas lega lolos dari bibir Takao. Setidaknya untuk saat ini ia sudah berhasil menginjeksikan suppressant, tinggal menunggu waktu untuk menghentikan heat period tersebut.

"Shin-chan, tolong bawa Akashi keluar. Ia tidak bisa berlama-lama disini, biar aku saja yang mengurusnya. Dan tolong panggilkan Mayuzumi, mengingat ia adalah beta jadi tidak akan terlalu terganggu dengan bau pheromones. Aku butuh tenaga untuk membawanya ke dalam mobil." Titah Takao. Dengan sigap Midorima melakukan perintah Takao. Setidaknya Kuroko Tetsuya akan aman berada di tangan partner-nya tersebut.

- Fated Mate -

- To Be Continued -

(ini adalah gambaran briefcase money yang dipakai Sei-sama di chapter kali ini)

Ciee Sei-sama akhirnya menjadi pahlawan kesiangan etjiee~~ Piwit piwit~~ ;3

Hai mina-san! Akhirnya ketemu lagi sama Mato ya di chapter sambungan Fated Mate! Semoga chapter kali ini dapat ngehibur kalian yaa~~ Buat yang penasaran berapa banyak uang yang Sei-sama keluarkan di chapter ini bisa di cek sendiri ya, ¥1 itu sekitar Rp136,- jadi silahkan dikalikan sendiri XD yaa anggap aja Sei-sama setara dengan Daisuke Kambe yang duidnya unlimited ampe kaga ketauan saldonya berapa XD

Last but not least, as always meskipun mungkin kalian bosen bacanya tapi aku tetep mau ngucapin terimakasih untuk jejak yang selalu kalian tinggalkan setelah membaca~ thank you so much guys! Kalian luar binasah lah pokoknya gaada tandingannya, aku sayang kalian semua muah muah *ketjup kalean satu-satu* *bow* *poof*

­-Matokinite76

Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top