1
"Minna," panggilnya begitu memasuki ruangan.
Kelima orang--atau lebih tepatnya arwah--yang awalnya asyik dengan kegiatannya sendiri-sendiri itu, mulai menaruh seluruh atensinya kepada orang yang tadi berbicara.
Dia Mirai. Salah satu dari sekian banyak penghuni di Chaldea. Kelima arwah tersebut sepakat menyebutnya Master.
"Ada apa Mas?" tanya arwah bernama Hijikata Toshizo. Mirai memutar mata, tidak suka dengan panggilan yang diberikan sang berserker. "Master saja kenapa sih?"
"Apa yang salah dengan sebutan Mas? Menurutku Mas terdengar golden," puji Sakata sambil mengacungkan jempolnya.
Mas sama dengan golden? Ya ... gak salah sih.
"Oke, terserah. Dengar, aku tahu ini mendadak. Tapi, aku butuh bantuan kalian." Mirai menatap mereka serius, menunggu respon. Servant-servant nya saling menatap, mencari kesepakatan.
Hingga didapatkan satu jawaban yang mengesalkan, "O." Nah, yang satu ini bernama Mephis-hopeless. Nama aslinya Mephistopheles. Nama panggilannya Mephis. Tapi Master sering manggil dia Mphis. Julukannya Syaiton. Oke enggak penting.
Mirai menghela napas sembari mengelus dada. 'Tenang, masih ada yang waras,' batinnya menatap ke arah Servant-nya yang bertittle detektif, Sherlock Holmes. Yang dilihat malah lagi asik bikin partitur lagu barunya. 'Pasti buat Irene tuh,' suudzon Mirai.
Jadi, yang ingin dibicarakan Mirai adalah..., "Aku ingin membangun kafe ..."
Yang mengejutkannya, "... bersama kalian!"
.
"Krik krik," ejek Mephis. Pundung sudah Mirai.
"Emang ada apa sih mendadak pengen buat kafe?" Shuten buka suara. Diikuti anggukan dari empat servant yang lain.
Mirai pun bercerita....
Seperti biasa--setelah pelajaran dari Chiron selesai--Mirai akan pergi ke ruang latihan Shishou untuk berkonsultasi. Walau ia sangat enggan untuk berhadapan dengan Ratu Negeri Bayangan tersebut. Sebab itu artinya, dia harus mau mendengarkan nasihat Scathach yang lebih terdengar seperti kritikan.
"Jadi, apa kamu sudah menemukan solusi untuk mengatasi sifat malasmu itu?" Tuh kan, baru dibilang.
Dengan wajah tertekuk, Mirai menggeleng. "Apa iya malasku itu akut? Paling cuma tiduran kalau enggak ada pelajaran. Toh, aku bakal bersih-bersih kalau disuruh," belanya tak tahu diri.
"Selain malas, kamu juga keras kepala ya!" Scathach menghentakkan lantai dengan tombaknya. "Aku tidak mau tahu, hari ini juga kamu harus menemukan solusinya! Kuberi waktu 30 menit."
Mampus!
Mirai memutar otak. Kalau tidak juga menemukan, Scathach pasti akan meningkatkan frekuensi latihan fisik yang keras, bahkan untuk seekor anjing (baca: Cu). Dan ia tidak mau itu.
"Lalu dari jendela, aku melihat Altria Alter dengan baju maid nya. Terus langsung kepikiran bikin kafe, deh" tutupnya.
Seperti sudah bisa menebak cerita Mirai, mereka hanya memasang wajah datar. "Jadi, bagaimana? Mau kan, membantuku?"
Bersambung....
Cara baca Scathach itu gimana sih?
Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top