Mature Content

Fast Enough
||Kambe Daisuke x Katou Haru||
.
.
Warning: Modern AU, akan ada banyak Typo, BxB, Yaoi, Shounen-ai, Crossover, Flashback. 
.
.
Rate: M
.
.
Fugou Keiji Balance Unlimited by
Taku Kishimoto

WARNING 2 :
CHAPTER INI MENGANDUNG MATURE CONTENT YANG MUNGKIN SAJA AKAN MEMBUAT OTAK POLOS HILANG. DISARANKAN UNTUK YANG BELUM CUKUP UMUR PERGI ATAU TANGGUNG DOSA SENDIRI KARENA SAYA SUDAH MEMPERINGATKAN.

Enjoy.

Perjalanan jauh dari London ke Hawai telah mereka tempuh, rasa penat terbayar karena mereka sampai di pulau tersebut saat matahari muncul.

Indahnya pulau Hawai yang mampu memukau siapapun menjadi destinasi yang cocok untuk berlibur ataupun honeymoon.

Sama seperti yang dilakukan seseorang yang kini asyik memandang birunya laut dari balkon kamar yang ia tempati.

Iris cokelat mentahan memandang takjub ke arah pesisir yang kini mulai ramai di padati oleh turis asing. Ada juga yang mulai bermain di sekitaran tepi pantai atau surfing di laut.

Dia menoleh ke belakang, hendak mengajak pria yang berstatus suaminya untuk pergi berjalan-jalan di sekitar sana.

Namun yang ia temukan justru Daisuke yang bersandar di punggung kasur seraya memainkan laptop miliknya di pangkuannya, seolah kedatangan mereka di sini hanya untuk singgah sebentar dan kemudian pergi begitu saja.

Haru berdecak, seharusnya ia tak usah menerima penawaran teman-teman serta ibunya untuk mengajak Daisuke honeymoon ke luar. Lihat saja sekarang pria itu! Dia malah asyik sendiri dengan laptopnya dan mengabaikan dirinya.

Haru berjalan mendekat, dia mengambil tempat di samping Daisuke seraya bersedekap dada dan memandangi secara tajam sosok suaminya tersebut.

Daisuke sendiri yang merasakan bayangan seseorang di sebelahnya dan juga hawa tak enak segera menoleh dan mendapati sosok istri garangnya ada di sebelahnya.

"Ada apa?" Tanya Daisuke berusaha untuk kalem tapi nyatanya di dalam batin dia sudah terkejut bukan main karena wajah garang sang istri tercinta.

"Ada apa katamu! Kau janji akan mengantarku berkeliling 10 menit lagi namun ini sudah 30 menit lebih dan kau masih memperhatikan laptopmu itu! Apa harus aku banting dulu pacar keduamu agar kau ingat padaku?!" Haru memang tak berteriak seperti biasa tapi ucapan yang keluar sudah membuat Daisuke bergidik karena hawa menakutkan yang dikeluarkan pemuda itu.

Dia meringis kecil, 30 menit? Kenapa ia baru menyadarinya? Rasanya ia baru saja mengerjakan laporannya selama 5 menit, kenapa waktu selalu berjalan cepat di sekitar Daisuke?

"Maaf, kukira tadi baru 5 menit" Dia kemudian mematikan laptop miliknya setelah sebelumnya menyimpan berkas penting yang tadi ia kerjakan.

Haru merenggut, ini lah salah satu hal yang agak tak ia sukai jika Daisuke dan dirinya pergi keluar kota atau negeri. Daisuke selalu melupakan kehadirannya dan lebih tertarik mengerjakan berkas-berkas penting tak berguna tersebut.

Kadang juga Haru berpikir, untuk apa suaminya itu mengajaknya jika ujung-ujungnya ia tak dihiraukan?

Percuma saja mengajaknya.

Pemuda bersurai abu kecoklatan itu menghela nafas, dia berjalan menjauh dari kasur dan mencari jaket cokelat miliknya.

"Mau kemana?" Tanya Daisuke heran saat melihat istrinya itu membawa dompet.

"Jalan-jalan" Jawab Haru singkat tanpa melihat ke arah Daisuke, dia membuka pintunya dan hendak berjalan keluar namun suara Daisuke menghentikannya.

"Tunggu! Aku ikut" Haru bergumam kecil, dia masih berdiri di gawang pintu seraya menunggu Daisuke bersiap.

Tak lama pemuda bersurai arang mendekat dan Haru dengan acuh berjalan terlebih dahulu meninggalkan Daisuke yang hanya bisa menghela nafas karena di tinggal.

Keduanya keluar dari kawasan resort milik Kambe, berjalan sebentar ke tengah kota untuk mencari apa yang di inginkan Haru.

Terik matahari yang agak menyengat tak membuat keduanya terganggu malah keduanya sepertinya sangat menikmati perjalanan mereka, walaupun hanya di isi keheningan.

"Haru"

"Hm?"

Pemuda yang ada di depan menoleh sedikit, Daisuke segera mensejajarkan langkahnya dengan Haru mengingat mereka sudah masuk ke kawasan ramai. Ia takut jika Haru tiba-tiba menghilang begitu saja di tengah keramaian.

Tangan yang sedari tadi menggantung tergenggam dan pelakunya tak lain adalah Daisuke sendiri. Haru hanya diam, tak menolak dan terus berjalan sesuai kehendaknya.

"Masih marah?" Daisuke membuka percakapan untuk pertama. Dia tak tahan jika Haru terus-menerus diam seperti itu.

Aneh saja rasanya, Haru biasanya akan bercerita hal-hal seenaknya dan tak memperdulikan objek yang menjadi pembicaraan.

Bisa di bilang Haru terlalu masa bodoh dengan hal itu.

"Tak tahu" Jawabnya acuh.

Diam-diam Daisuke hanya bisa menghela nafas, dia tahu bahwa istrinya itu sedang marah padanya.

"Baiklah maafkan aku"

"Hm"

Menyahuti nya saja seolah enggan, apa benar Haru memang marah besar padanya karena ia melupakan janjinya?

Kalau di pikir-pikir, itu semua memang salahnya. Dia terlalu tenggelam dengan berkasnya yang entah kenapa tak ada habisnya itu. Padahal dia sudah bilang pada sekretarisnya bahwa dirinya mengambil cuti sejenak namun malah ada tumpukan file berkas di kotak email miliknya.

Keduanya menghabiskan hari itu dengan jalan-jalan biasa di kota dan berburu oleh-oleh karena lusa mereka sudah harus kembali. Lalu saat sorenya mereka habiskan untuk menikmati sunset bersama walau hanya ada keheningan dalam kebersamaan keduanya.

****

Malam sudah menyapa dan bulan sudah menggantikan tugas sang matahari untuk menyinari bumi dengan cahaya pantulan nya.

Haru baru saja keluar dari kamar mandi nya dan dia sudah di kejutkan dengan sebuah ciuman dadakan dari Daisuke.

Awalnya kedua belah bibir mereka hanya saling menempel namun lama-kelamaan Daisuke mulai melumat pelan bibir pasangannya, membuat beberapa erangan Haru timbul.

Lidahnya pun ikut andil dalam permainan, mengetuk pelan bibir Haru agar terbuka namun pemilik Iris cokelat mentahan itu masih tetap menutup rapat mulutnya.

Daisuke tentu tak kehilangan akal, dia memojokkan Haru ke tembok dan menumpukan satu kakinya di selangkangan Haru dan mulai menggesek nya.

"Engh... Nghh.. "

Karena hal itu, Haru secara sontak membuka mulutnya dan kesempatan itu digunakan dengan baik oleh Daisuke.

Suara cecapan basah mulai terdengar, lidah sang dominan terus bermain di dalam mulut Haru seraya mengabsen gigi milik Haru.

Kedua lidah saling bertemu, Daisuke menggesekkan lidahnya ke lidah Haru yang mana membuat erangan nikmat kembali terdengar dari Haru.

Ciuman panas itu terputus seketika, nafas keduanya tersenggal dengan tetesan saliva yang menetes di dagu Haru serta jalinan saliva di antara mulut keduanya.

Daisuke mengecup sejenak bibir bengkak tersebut dan segera membawa Haru dalam posisi bridal style menuju kasur. Menurunkannya dengan perlahan dan segera mengunci pergerakan pemuda itu.

Iris biru kehitaman miliknya berkilat karena nafsu, ciuman kembali menyerbu Haru sesaat setelah dirinya berhasil menetralkan nafasnya.

Satu tangan Daisuke menyibak jubah mandi Haru dan segera mengekspos dada putih pemuda itu. Cumbuan dari bibir teralih, kini wajahnya ada di leher jenjang Haru. Di jilat nya leher tersebut layaknya menjilat permen sebelum menggigitnya untuk memberikan tanda.

"A-akkhh.. "

Deru nafas terdengar dari mulut Daisuke yang ada di sebelah telinga Haru, bisa ia rasakan nafas panas itu menerpa lehernya yang membuat dirinya bergidik geli.

"A-ahh.. " Satu desahan keluar saat salah satu puting miliknya di sentuh oleh jemari Daisuke.

Puting mungil di pilih perlahan membuat desahan kembali turun dari mulutnya. Daisuke menatap Haru yang ada di bawahnya, wajah pemuda itu berantakan dengan warna merah pada wajahnya serta saliva yang menetes dari bibirnya.

Tanpa sadar Daisuke menjilat bibir bawahnya melihat pemandangan itu, bagian bawahnya mengeras hanya dengan wajah erotis Haru di bawahnya.

"A-ahh.. Da-Dai.. Suke"

Kepala bergerak ke kanan dan kiri kala merasakan putingnya yang di hisap oleh Daisuke. Desahan kembali terdengar dari Haru membuat libido Daisuke semakin melejit naik.

Tangan yang menganggur turun kebawah, mengelus gundukan yang terbangun karena ulahnya. Memijat gundukan tersebut dengan perlahan dan sesuai tempo.

"Sshh.. Aahhh.. Dais-suke.. Aahh"

Suara becek menggema dalam ruangan, membuat kesan erotis dalam permainan keduanya. Tangan Daisuke masih setia bekerja memainkan kejantanan Haru, berniat membuatnya lebih tegak lagi.

Rintihan Haru dalam kenikmatan menjadi lagu tersendiri bagi Daisuke, Diam-diam merekamnya dalam otaknya agar bisa ia putar sesukanya.

"Da-Daisuke.. A-aku.. Ahhh.. Ke-aahluar"

Dan benar saja tak lama setelah itu, cairan milik Haru keluar banyak. Mengotori tangan Daisuke serta seprai yang ada.

Nafasnya tersenggal-senggal karena mengalami ejakulasi pertamanya. Dadanya tak henti-hentinya naik turun untuk mengisi pasokan udara di paru-paru.

Diam-diam Daisuke menyeringai, tangan yang berlumuran cairan milik istrinya ia jilat seolah tak ada apa-apa. Menikmati setiap rasa cairan manis milik pasangan hidupnya.

"Manis" Dia terkekeh lembut seraya menunjukkan seringainya, pakaian yang sejak tadi masih utuh ia lepas perlahan. Dada bidangnya terpampang jelas di hadapan Haru yang mana membuat pemuda itu berkilat akan nafsu.

Dengan gerakan perlahan, Haru merangkak mendekat ke arah Daisuke dan menjatuhkan suaminya ke kasur. Pandangan matanya sudah tergantikan oleh nafsu dan dengan beraninya ia mengecup dada bidang Daisuke.

Daisuke tersenyum tipis, kedua tangannya kembali bekerja menguleni kedua belah pantat Haru membuat pemuda yang ada di atasnya menggeram tertahan.

Pinggul yang sejak tadi diam mulai turun dan menggesek tepat di atas kejantanan Daisuke, matanya memancarkan godaan hasrat besar pada sang dominant.

Daisuke yang mendapat undangan seperti itu tentu saja tak menyia-nyiakannya. Dia merubah posisi kembali dan membuat Haru kembali terkurung di bawahnya.

"Tahan sayang" Dia berbisik lembut di telinga Haru sebelum meniup nafas panas ke dalam.

Haru menggeliat, "Ahhhh.. Daisukehhh"

Suara tawa kecil keluar, mulutnya mengulum cuping telinga yang memerah sementara jemarinya mencoba masuk ke dalam lubang Haru.

"Kk-kkhh.. Sa-sakit.. " Haru meringis seraya mencakar punggung Daisuke, membuat punggung yang tadinya mulus kini memiliki bekas.

Jemari Daisuke kembali masuk kali ini sudah ada dua jari yang ada di dalam Haru. Dengan perlahan Daisuke membuat posisi menggunting di bawah sana. Berusaha untuk memperlebar lubang pasangannya agar saat kejantanannya masuk tak terlalu menyakiti Haru.

"Aahh.. Ahhh.. Daisukehh.. Le-lebih dalamhhh"

Dia menyeringai saat merasa telah menemukan titik Haru. Dia kembali memasukkan jemarinya dan mendorong ke dalam. Desahan Haru semakin terdengar keras tanda bahwa pemuda itu sudah mulai terbiasa dengan jemarinya.

Dengan perlahan di tariknya keluar tiga jari tadi membuat desahan kecewa meluncur dari bibir Haru. Daisuke tersenyum, mengecup sejenak bibir tersebut dan mulai memposisikan kejantanan miliknya.

"Tahan oke? Ini mungkin akan sakit"

Haru mengangguk patuh, dua kakinya  lebarkan agar Daisuke bisa lebih muda memasuki dirinya. Tangannya sejak tadi sudah memeluk leher kokoh Daisuke berjaga jika saja dia butuh perhatian.

"AKKKHHHHH!!!!!"

Haru menarik nafas dan segera mengeluarkannya dengan cepat, bagian bawahnya terasa begitu menyakitkan saat kejantanan Daisuke mencoba masuk, tangannya menggaruk dengan kasar leher Daisuke tanda bahwa dirinya kesakitan.

Daisuke berhenti sejenak, satu tangan ia gunakan untuk mengelus pipi Haru yang basah karena air mata. Di kecupnya perlahan setiap bagian dari wajah Haru guna menenangkannya.

"Akan kuke-"

"La-lanjutkan" Daisuke mengernyit, dia khawatir jika Haru semakin kesakitan tapi saat melihat respon Haru yang menututnya agar segera memasukkan kejantanannya membuat Daisuke diam.

Satu kecupan kembali ia berikan ke bibir Haru sebelum kembali mendorong kejantanannya masuk, Haru kembali meringis kesakitan tubuhnya serasa di belah menjadi dua saat itu juga.

"Akh!"

Kejantanan Daisuke sudah masuk sepenuhnya dan pemuda Kambe itu diam sejenak, membiarkan Haru terbiasa dengan ukuran kejantanan miliknya.

Sebuah anggukkan menjadi sinyal bagi Daisuke untuk bergerak, dengan tempo lambat ia mulai bergerak namun Haru menyuruhnya untuk mempercepat dorongan nya.

"Ahh... Ahh.. Daisu-kehhh.. Ahhh"

Desahan demi desahan bergulir dari bibir Haru membuat Daisuke semakin mempercepat dorongan nya ke dalam.

"Ahhh.. Daisu-kehhh.. A-aku.. Keluar.. Ahhhh"

"Bersama.. Ahh"

Cairan keduanya menyembur begitu saja, milik Haru membasahi dada keduanya sementara cairan Daisuke masuk ke dalam lubang Haru dengan deras.

Keduanya tersenggal, Daisuke menjatuhkan dirinya di sebelah Haru masih dengan kejantanan yang ada di dalam tubuh Haru.

Untuk beberapa menit keduanya masih mengatur nafas, Daisuke adalah yang pertama bertindak. Dia mengecup bibir yang sudah bengkak itu sekali lalu ke seluruh area wajah Haru.

"Maafkan aku oke?"

"Kau curang, ini menyakitkan kau tahu?" Gerutu Haru dengan wajah memerah padam.

Daisuke tertawa pelan, bibir kembali ia kecup ringan dan memandang dengan tatapan lembut pemuda di hadapannya.

"Aku tahu maka dari itu maafkan aku"

Haru memutar bola matanya malas, dia lebih memilih memaafkan Daisuke daripada ada hal aneh yang akan terjadi lagi padanya. Toh mereka sudah sering seperti ini.

Hening kembali melanda sampai Haru tersentak bahwa kejantanan di lubangnya kembali berkedut. Dia menatap tajam Daisuke yang memandang bak predator pada dirinya.

"One round?"

Iris cokelat mentahan kembali berkilat, dengan polosnya mengangguk seraya menunjukkan senyum menantang.

"Yes Daddy"











-END-







Akhirnya selesai juga.
Terima kasih karena kalian sudah mau membaca tulisan saya dari awal chapter hingga akhir. Saya sangat bahagia :)

Ini juga merupakan buku pertama saya yang tamat dan saya benar-benar puas dengan hasilnya.

Dan maafkan saya karena keterlambatan dalam mengupdate buku ini. Silakan salahkan progam belajar online karena hal itu lah yang menyebabkan saya terlambat mengupdate buku.

Tugas menumpuk dimana-mana ditambah saya sedang krisis kouta yang mana menyebabkan saya harus pergi ke cafe untuk numpang wifi karena sekarang tanggal tua :)

Ah iya Terima kasih kepada Furuya_S karena mau memberikan QnA pada saya. Baiklah akan saya jawab sekarang juga.

Serius saya tidak bisa berhenti tertawa saat Reiji mengangkat sendal itu XD

1. Saya tidak rajin sebenarnya XD. Malahan teman-teman saya sering mengatakan bahwa saya gadis paling malas yang ada di kelas dulu dan alasan kenapa saya bisa update setiap hari itu karena saya memiliki waktu luang yang banyak jadi daripada tak memiliki kegiatan lain selain tiduran (rebahan) di kasur saya pun berusaha mengumpulkan niat agar bisa update setiap hari.

2. Kalau saya sih mengumpulkan niat hehehe.

3. Mungkin kamu bisa mencari anime yang sedang naik daun seperti sekarang ini. Contohnya FKBU, atau Titan's Bride.

4. Saya kebetulan cewek  ^^

5. Itu rahasia, tapi kamu bisa memanggil saya Yuki atau Fuyu. Saya tak keberatan.

6. Project setelah ini? Saya sebenarnya ingin menyelesaikan KuroMahi terlebih dahulu namun sepertinya harus di undur beberapa hari dan di ganti menjadi Kagehina. Mungkin seperti itu.

7. Otaku.

8. Untuk saat ini saya suka pairing DaiSuga dari Haikyuu. Entah mengapa mereka terlihat sangat cocok bagi saya >w<.

9. Tentu saja boleh :D
Siapa yang melarang? Kalian juga bisa berteman dengan saya kok!

10. Untuk pairing straight saya kebingungan mencari tokohnya. Jadi kemungkinan tidak ada untuk sekarang.

Yosh! Sudah itu saja.

Sampai jumpa di cerita saya yang lain.

See you.

Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top