Married Day

Fast Enough
||Kambe Daisuke x Katou Haru||
.
.
Warning: Modern AU, akan ada banyak Typo, BxB, Yaoi, Shounen-ai, Crossover.
.
.
Rate: T
.
.
Fugou Keiji Balance Unlimited by
Taku Kishimoto

'Married Day'


Sinar matahari perlahan-lahan mulai muncul dari ufuk timur, semburat warna jingga mulai terlihat sangat kontras dengan sisi barat yang masih gelap.

Burung gereja mulai berkicau, berterbangan kesana kemari mencari makan seraya membangunkan manusia dengan suara mereka.

Perlahan sang surya mulai nampak dan membersihkan sisa-sisa warna gelap yang ada di sisain barat membuat sebagian kota Inggris kini mulai nampak terang oleh sinar matahari.

Aktivitas manusia mulai kembali berjalan, beberapa dari mereka ada yang berjoging di sebuah taman ataupun hanya jalan biasa seraya menikmati sinar yang bagus untuk tulang.

Namun hal itu justru berbeda dengan sebuah kamar di apartemen mewah yang nampak ribut karena teriakan dan seruan tak terima seseorang.

"Astaga Haru!! Duduk lah seperti anak manis penurut! Ini hari besarmu ingat?! Cepat lah bersiap dasar anak nakal!!" Sakura berseru frustasi kala melihat anak sulungnya yang masih terlihat santai, bahkan pemuda itu belum memakai gaunnya!

Haru menoleh dan mengangkat bahunya acuh, "Sebentar lagi" Balasnya lalu mengambil sebotol air minum dan menegak isinya.

Sakura mengurut pelipisnya yang berdenyut, seharusnya tadi malam ia mengikat Haru di kasur agar lebih mudah saat ia dandani.

"Ojamashimasu"

Saeki dan Yoko masuk ke dalam, mereka baru saja mengambil sepatu milik Haru yang akan pemuda itu kenakan nanti. Namun alangkah terkejutnya mereka saat melihat Haru yang belum apa-apa sekarang malah menikmati sarapannya di meja makan sendirian.

Haru yang sejak tadi merasa aman entah mengapa tiba-tiba merasakan hawa-hawa gelap di sekitarnya, dia menoleh dan mendapati kedua rekan kerjanya sudah ada di belakangnya dengan senyum yang menurut Haru lebih menyeramkan daripada yang biasanya.

"Ke-kenapa ya?" Tanya Haru sok polos berusaha agar dirinya tak lebam karena pukulan keduanya.

Bukannya menjawab mereka malah mendekat ke arah Haru dengan tatapan buas. Haru bergidik, tak pernah melihat kedua rekannya yang dalam keadaan tidak normal itu.

"Haru~~"

Haru benar-benar merasakan firasat buruk akan menimpa dirinya sekarang.

****

"Mempelainya belum datang?" Tanya Kamei dengan sebuah seringai menyebalkan, dirinya sedang ada di depan gereja yang di gunakan untuk pemberkatan Daisuke dan Haru bersama dengan Hoshino.

Dengan setelan kemeja putih serta jas hitam serta dasi yang sama, Kamei nampak mempesona jika saja ia tak banyak tingkah.

Hoshino yang ada di sebelahnya hanya mengangkat bahu, tanda tak tahu. Sebenarnya ia sudah mengirim pesan ke Saeki dan wanita itu bilang bahwa mereka akan tiba beberapa menit lagi.

Tak benar saja, tak seberapa lama keduanya menunggu sebuah mobil limosin hitam berhenti tepat di hadapan keduanya. Kamei dengan segera membuka pintu mobil dan nampak lah Saeki dan Yoko yang turun duluan baru di susul sang mempelai wa-laki-lakinya.

Jika saja dirinya tak di lirik tajam oleh Hoshino, mungkin Kamei akan tertawa keras saat itu juga saat melihat Haru yang terbalut oleh sebuah gaun putih dengan ekor panjang dan sebuah mahkota berlian yang ada di atas rambut abu-abunya membuat dirinya mempesona.

H

aru menatap tajam Kamei yang kini malah salah tingkah di tempatnya, dia kemudian beranjak begitu saja dari depan limosin. Masuk ke dalam Gereja untuk ke ruangan yang telah di siapkan untuk dirinya berbenah.

Di ikuti oleh Saeki dan Yoko yang cekikikan di belakang pemuda bersurai abu-abu itu. Keduanya sibuk menertawakan bagaimana penampilan Haru yang sangat jelas berbeda dengan kepribadiannya, bahkan mereka hampir di buat tak percaya oleh hal itu walau sudah pernah melihat Haru memakai gaunnya.

****

Daisuke menarik nafasnya pelan, berusaha menenangkan dirinya yang entah sejak kapan terasa sangat gugup. Dia benar-benar merasa aneh dengan hal itu, sebelum-sebelumnya ia tak pernah merasakan kegugupan yang sedemikian rupa namun kali ini ia merasakannya.

Rasanya begitu aneh dan janggal.

"Hey hey tak perlu terlalu tegang, kau hanya harus rileks" Seijuurou yang kebetulan mengecek keadaan Daisuke menepuk pundak pemuda tersebut.

Sebenarnya ia ingin tertawa namun jika ia tertawa, ia bertanya-tanya mau di taruh kemana wajahnya jika ia tertawa? Asal kalian tahu tawa seorang Akashi Seijuurou itu langka dan hanya Kuro- Akashi Tetsuya lah yang boleh melihat tawa itu.

FYI, Seijuurou dan Tetsuya sudah menikah 1 tahun yang lalu jadi tak heran jika pemuda bersurai scarlet itu kini berusaha menenangkan sahabatnya ini.

"Aku sudah berusaha" Gumam pemuda Kambe tersebut dengan nada lirih.

Seijuurou mengangkat sebelah alisnya, samar-samar ia bisa melihat setetes keringat dingin turun dari leher belakang Daisuke.

Pewaris perusahaan Akashi Corps itu terkekeh kecil, bahu sang sahabat di tepuk perlahan. "Kalau begitu, bayangkan saja jika di sana hanya ada kau, Haru dan pendeta. Anggap saja ruangan itu kosong"

"Jika aku bisa membayangkannya" Jawab Daisuke mendengus kecil dan hal itu kembali membuat seorang Seijuurou terasa tergelitik mendengarnya.

"Kau akan tahu saat momennya"

Pintu ruangan milik Daisuke terbuka dan menampakkan sosok Masumi bersama Tetsuya masuk ke dalam.

"Sei-kun, kita harus menuju ke tempat kita" Nyonya Akashi itu memberitahu, Seijuurou mengangguk dan pamit pada sahabat serta Masumi yang ada disana dan menyusul Tetsuya yang keluar terlebih dahulu.

Masumi menatap lekat anak sulungnya, tak ia sangka hari ini tiba juga. Hari dimana anaknya akan memulai hidup bersama dengan orang yang di cintainya.

Daisuke memang mirip dengannya saat ia menikahi istrinya dulu, tetap tenang dan nampak sangat berwibawa. Dia jadi semakin yakin dengan keputusan anaknya kelak.

"Daisuke, ayo segera ke tempatmu. Acara akan di mulai" Daisuke mengangguk singkat, lalu beranjak dari tempat duduknya dan mengikuti sang Ayah menuju mimbar yang ada di gereja.

****

Suara piano mulai terdengar, alunan musik lembut mengisi hari bahagia Daisuke Kambe yang kini nampak sangat rupawan di atas mimbar. Setelan jas hitam miliknya sangat pas di tubuh tegap pemuda 24 tahun tersebut. Iris mata biru lautan itu menatap lurus ke depan, dimana pasangan hidupnya akan keluar sebentar lagi.

Perlahan pintu terbuka, dua garis anak gadis dengan gaun putih serta keranjang bunga berjalan dengan anggun seraya menebar bunga mawar di atas karpet merah, sosok Haru mulai berjalan.

Para tamu undangan sempat terperangah oleh penampilan Haru yang begitu anggun dan sebagian dari mereka hampir tak mengenali Haru. Bahkan ada yang mengira bahwa Haru adalah perempuan sungguhan.

Iris cokelat berpendar menatap sisain kursi yang berisi keluarganya, sang Ibu terlihat menangis haru melihat dirinya bersama Saeki dan Yoko. Sementara adik angkatnya Mahiru menyunggikan senyum lebar di samping Kuro yang juga menunjukkan senyum.

Dia kembali melihat ke depan, sosok Daisuke bersama Masumi ada di hadapannya. Jantungnya kembali berdebar terpesona oleh Daisuke. Dia bahkan bisa merasakan wajahnya memanas sekarang.

Gaun putih yang melekat di tubuhnya nampak begitu cocok dengan dirinya, penutup wajah tipis terlihat terkibar kala ia berjalan di belakang barisan Flower Girls yang ada di depannya.

Daisuke menahan nafasnya, tak percaya Haru bisa secantik dan semanis itu. Dia begitu terpesona dengan rupa Haru yang begitu berbeda dari saat mereka fitting baju.

Di sebelah Haru berjalan sosok Masaomi yang berperan menjadi Ayah Haru, mereka berdua berjalan semakin mendekat ke arah Daisuke dengan sebuah senyum kecil tersungging di bibir masing-masing.

Alunan piano mulai berhenti kala Haru telah sampai di hadapan Daisuke. Masaomi segera menyerahkan tangan Haru yang semula ada di lengannya ke Daisuke.

Dia tersenyum, "Ku amanat kan Haru padamu"

Daisuke sontak menerima tangan tersenyum dan mengelusnya sejenak, "Anda tak perlu khawatir"

Haru menaiki tangga kecil menuju atas mimbar, kini dirinya bersanding dengan Daisuke di atas mimbar pernikahan yang sebelumnya tak pernah ia percaya.

Keadaan hening sejenak, sebelum pendeta membaca beberapa kata pengantar dan kemudian bertanya pada Daisuke.

"Apakah Anda Kambe Daisuke, bersedia menerima Katou Haru menjadi pasangan hidup Anda dan berjanji padanya untuk hidup bahagia selamanya, walau dalam keadaan susah senang, kaya miskin, hidup mati?"

Daisuke mengambil nafas sejenak, dengan tegas pemuda itu pun menjawab pertanyaan sang pendeta.

"Ya, saya bersedia"

Pandangan sang pendeta kini beralih ke Haru, dia kembali membaca kalimat yang sama.

"Dan, Apakah Anda Katou Haru, bersedia menerima Kambe Daisuke sebagai pasangan hidup Anda dan berjanji padanya untuk hidup bahagia selamanya, walau dalam keadaan susah senang, kaya miskin, hidup mati dan bersedia merubah nama keluarga Anda menjadi Kambe?"

Haru menelan salivanya, perasaan gugup kembali mengalir di dirinya. Samar-samar dia bisa merasakan tangannya yang di genggam oleh Daksuke di elus lembut oleh pemuda itu, seolah berkata padanya agar tetap tenang.

Haru menarik nafas kecil, "Ya, saya bersedia"

Suara riuh mulai terdengar, flash dari kamera mulai menghujani mereka berdua.

Sang pendeta tersenyum, "Dengan ini, saya sahkan kalian berdua menjadi pasangan suami-istri. Semoga Tuhan memberkati kehidupan kalian berdua selamanya"

Keduanya tersenyum lebar, di ikuti oleh suara riuh tepuk tangan yang semakin terdengar di belakang mereka.

"Anda boleh mencium pasangan Anda"

Daisuke terkekeh kecil, dia menarik tubuh Haru mendekat padanya, penutup wajah ia singkirkan sehingga kini ia bisa melihat seluruh wajah Haru, satu tangan menahan pinggang Haru dan satu lagi menggenggam tangan Haru. Dia membungkuk dan membuat keduanya mendekatkan wajah mereka.

Bibir tipis mendarat di atas bibir merah yang terpoles Lips gloss, melumatnya pelan dan segera menarik wajahnya kembali. Tak mau keintiman mereka terekspos luas.

Keduanya berpandangan cukup dalam, Daisuke tersenyum.

"Aku mencintaimu"

"Aku juga mencintaimu"

Keduanya tertawa bersama, mengungkapkan rasa bahagia mereka karena telah memiliki satu sama lain.

"Kak Haru.. "

Suara lirih itu mengalihkan keduanya, Haru menemukan sosok Aiko yang ada di gendongan Ueno tersenyum lebar padanya.

"Aiko-chan kemari lah" Haru mengambil alih gendongannya Aiko, pemuda itu segera menyerahkan buket bunga yang sejak tadi ia bawa ke gadis mungil itu.

"Selamat atas pernikahannya Kak Haru! Kak Haru sangat cantik mengenakan gaun ini" Ia tertawa kecil setelah mengatakan hal itu, kembali memeluk kakak kesayangannya itu.

"Terima kasih Aiko-chan kau juga sangat manis mengenakan gaun putihmu" Kening anak itu di kecup lembut sebelum kemudian tertawa.

"Oh ya, coba lempar bunga itu Aiko-chan" Aiko menatap sang Mama heran, ia kemudian berbalik menatap Haru dan juga Daisuke.

Haru mengangguk kalem, "Lakukan saja"

Gadis kecil itu mulai melempar buket bunga, tak tanpa di sangka bunga itu pun menjadi rebutan para gadis yang ada disana.

Namun malah berakhir di pangkuan Hoshino yang ada di sebelah Kamei, sontak saja pemuda bersurai pirang itu tertawa karena tak menyangka sahabatnya itu akan menerima buket bunga tersebut.

Mitosnya, siapa yang mendapatkan buket nya maka ia lah yang akan menyusul pasangan itu untuk menikah.

Haru tertawa, dia melirik Daisuke yang ada di sampingnya yang juga menyunggikan senyum tipis miliknya.

Pipi putih di kecup satu kali, membuat Daisuke sontak melihat siapa yang menciumnya.

Sebuah rona merah menjalar di pipi Haru, dia mengalihkan pandangan dan berpura-pura berbicara dengan sang Ibu tak memperdulikan Daisuke yang malah terkekeh dengan tingkah nya.

"Aku mencintaimu Kambe Haru"

"Aku sudah mendengarnya Kambe Daisuke"

"Dan cintaku sangat tak terbatas untukmu"

"Ya ya, terserahmu"

















Akhirnya mereka menikah juga:))
Saya benar-benar merasa bahagia karena menulis ini, sedari awal saya tak berhenti tersenyum saat menulis chapter ini. Mereka begitu adorable:))

Dan maaf jika ada kesalahan dalam acara pemberkatan tersebut, saya benar-benar tak tahu bagaimana umat Kristiani melakukannya. Saya hanya mendapatkan referensi dari cerita-cerita di wattpad jadi maaf, (◞‸◟ㆀ).

Apa ada yang menantikan uhuklemonuhuk? Karena jujur saya mempunyai tulisan mereka berdua XD

Saya butuh pendapat kalian, apakah sebaiknya saya beri atau tidak karena saya takut akan ada yang tercemar karena tulisan saya.

Ah ya bocoran sedikit, 2-3 chapter ke depan (di hitung jika ada uhuklemonuhuk) akan ada chapter spesial lalu masih ada 1-2 chapter tambahan khusus readers sekali :D

Baiklah, itu saja.

Jangan lupa pendapat kalian ya.

See you next chapter~

Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top