I Trust You!

Fast Enough
||Kambe Daisuke x Katou Haru||
.
.
Warning: Modern AU, Typo, BxB, Yaoi, Shounen-ai.
.
.
Rate: T
.
.
Fugou Keiji Balance Unlimited by
Taku Kishimoto

'I Trust You!'

Haru memijit pelan pelipisnya guna mengurangi sedikit rasa pening yang mendera kepalanya. Dia sepertinya terlalu banyak minum kemarin hingga berimbas pada dirinya saat ini.

Perutnya terasa tak enak, ia juga masih merasa mual ditambah ia lapar sekarang.

"Sudah bangun?" Sebuah suara yang tak asing mengejutkan dirinya. Iris cokelat mentahan miliknya segera melebar kala melihat sosok Daisuke dengan pakaian casualnya berdiri di ambang pintu apartemennya.

Pemuda itu membawa sebuah plastik berisi makanan yang kemudian ia taruh di meja ruang tengah. Dia kemudian menghempaskan dirinya begitu saja ke sofa seraya menghela nafas panjang.

"Kenapa kau kemari?" Dari nada suaranya, Daisuke tahu bahwa kekasihnya ini sedang dalam mood buruk. Jadi lah ia tak menjawab pertanyaan yang diajukan oleh Haru tadi.

Bukannya apa, jika semisal ia menjawab bahwa ia baru saja keluar dan membelikan makanan untuknya, Haru pasti akan membalas ucapannya dengan kata sinis yang penuh akan sindiran. Jadi daripada ia menerima penghinaan yang tidak-tidak ia memutuskan untuk diam saja.

Dia masih ingat jelas, bahkan ingatan itu terasa sangat segar di kepalanya. Seolah hal itu baru saja terjadi kemarin, saat dirinya yang tak mengabari Haru bahwa dirinya pulang terlambat.

Alhasil pemilik surai abu-abu itu menyidir dirinya habis-habisan. Tentang kenapa ia pulang lah, kenapa tak melanjutkan kencannya lah dan masih banyak lagi ucapan sinis yang penuh sindiran lain dari Haru kala itu.

Dan sejak saat itu, Daisuke selalu berusaha mengabari dirinya jika pulang agak larut walaupun Haru mendiami dirinya semalaman namun sifatnya berubah kala pagi menjelang. Dia akan membuatkan sarapan untuk mereka berdua seperti biasa yang akan di lanjutkan dengan berangkat kerja bersama pula.

Ah, kenangan manis mereka terlalu sukar di lupakan.

"Oi! Daisuke!" Lamunan Daisuke buyar saat Haru menyentil jidat lebarnya itu keras.

Tangannya terangkat guna mengelus bekas sentilan Haru seraya memandang dengan datar kekasih abu-abu nya.

"Ada apa?" Sahut Daisuke kalem, masih dengan mengelus jidatnya tersebut.

"Berikan aku makanannya! Aku lapar!" Ketus Haru dengan tangan mengadah, dia memalingkan mukanya masih enggan menatap Daisuke.

Daisuke yang melihatnya terkekeh kecil, kantong plastik yang dia taruh di atas meja dia berikan pada Haru yang masih memalingkan mukanya.

"Makan yang banyak"

Kantong plastik itu pun berpindah tangan, Haru bergumam kecil lalu duduk di sebelah Daisuke dengan jarak yang agak berjauhan.

Dia masih kesal dengan si jidat lebar itu, ingat!

Kalaupun bukan karena perutnya yang kelaparan, dia mana mau menerima itu.

"Ini bukan berarti aku memaafkanmu sialan! Aku masih marah tentang hal itu!" Sembur Haru murka. Iris cokelat mentahannya melirik tajam Daisuke yang bertopang dagu seraya tersenyum tipis di sebelahnya.

"Tsundere hm? Lucu juga" Celetuk Daisuke seenaknya. Dia berdiri dari tempatnya, berniat mengambil dua gelas air untuk dirinya serta Haru di dapur apartemen pemuda Katou tersebut.

Meninggalkan Haru yang merona merah entah karena malu atau kesal. Pemuda itu kembali pada makanannya, percuma jika dia berteriak kesal pada Daisuke, ujung-ujungnya pria itu akan menyogoknya untuk tak marah. Dan itu akan sangat menjengkelkan.

Daisuke itu Masokis jika menurut Haru.

Namun, saat melihat apa menu sarapannya kali ini Haru tak bisa menahan dirinya untuk tak berteriak kesal pada Daisuke yang ada di dapur.

"DAISUKE SIALAN!!!!! BERAPA BANYAK UANG YANG KAU HABISKAN HANYA UNTUK MENU SARAPAN HAH?!!!!"

Dan teriakan maha dasyat itu pun terdengar di seluruh apartemen. Yang mana membuat orang-orang di dekat apartemen itu menggelengkan kepalanya maklum.

Sudah biasa mendengarkan teriakan Haru karena kekasih UNLIMITED nya itu.

****

Mereka berdua telah selesai sarapan, Daisuke terpaksa memakan bagian milik Haru karena pemuda abu-abu itu marah padanya karena membeli makanan yang super fantastis.

Bayangkan saja, dia membeli Semangka Hitam Densuke sebagai makanan pembuka, Steak daging Kobe sebagai makanan utama lalu Beluga Caviar sebagai makanan penutup.

Gila saja, itu semua adalah rentetan makanan yang harganya sangat mahal-mahal! Dan dengan santainya Daisuke bilang "Itu belum cukup mahal"

Ah, sepertinya Haru memang harus membawa kekasihnya ini ke psikolog ataupun psikiater. Dia sudah berkali-kali bilang untuk membeli ramen instan atau makanan beku yang ada di supermarket namun Daisuke selalu menolaknya dengan alasan tak seperti masakan buatannya dan rasanya tak enak.

Alasan! Dia hanya mau memakan makanan Haru nyatanya.

Dasar tukang modus.

Saat ini mereka berdua sedang duduk bersama di sofa ruang tengah seraya melihat acara televisi yang menayangkan sebuah berita tentang trailer film terbaru yang akan tayang Oktober mendatang yang menceritakan tentang peperangan terakhir melawan raksasa.

"Haru"

"Hm?"

Haru yang fokus menonton trailer itu hanya melirik Daisuke yang ada disebelahnya. Dia terlalu ecxated dengan trailer yang di putar di televisi.

"Ayo kita ke Inggris sekarang" Ajak Daisuke tiba-tiba.

"Oh, ayo" Balas Haru tanpa sadar, dia baru paham saat Daisuke sudah menggendong ala pengantin dirinya dan segera pergi keluar dari apartemen tersebut.

"Da-Daisuke?! O-oi!! Tu-turunkan aku!" Haru berusaha memberontak saat mereka sudah ada di dalam lift, dia malu tahu jika harus di gendong dengan gaya begini oleh Daisuke.

Daisuke tetap diam, bahkan tanpa sadar dia mengeratkan gendongannya saat lift mulai sampai di lantai dua.

Wajah Daisuke mendekat dan mengambil satu kecupan dari kening pemuda abu-abu tersebut singkat.

"Jangan membenciku lagi, terlalu menyakitkan di hatiku saat melihatmu seperti malam tadi" Ujar Daisuke lirih, dia menyandarkan kepala Haru di bahunya membuat dirinya pun bersandar di kepala bersurai lembut milik Haru.

"Ap-Apa?"

"Aku takkan pernah mau melepaskanmu, tak akan pernah. Walaupun Ayahku menentang kita berdua, aku akan mencari cara agar kita tetap bersama. Itu adalah sumpahku di depan makam Ibuku serta makam Ayahmu" Tambah Daisuke lalu berjalan keluar saat lift telah sampai di basement.

Dia segera menuju mobil miliknya dengan Haru yang memandang dirinya dengan tatapan terkejut. Iris cokelat mentahan itu membulat tak percaya dengan ucapan Daisuke.

"Da-darimana kau... Tahu?" Pintu terbuka dan Daisuke segera mendudukkan di kursi depan. Dia kemudian memutar dan segera menuju kursi pengemudi.

Sabuk pengaman telah terpasang dengan apik, dan dengan begitu mobil mahal milik Daisuke mulai berjalan meninggalkan area basement, bergerak bersama dengan mobil-mobil lainnya yang memenuhi kota Tokyo.

"Saat kau meminta mengakhiri hubungan kita, aku merasakan hidupku hampa, kosong, menyedihkan dan gelap. Aku tak tahu harus apa saat itu, seolah aku ditenggelamkan dengan paksa ke dalam lautan yang gelap. Saat itu pula, Ayahku menelpon dia mengatakan akan menjodohkan ku dengan seorang wanita pilihannya namun aku menolak, aku pergi ke Inggris dan menghajar Tua Bangka itu, aku juga sempat datang ke makam Ibuku hanya untuk mengatakan bahwa aku akan mendapatkan dirimu bagaimana caranya, aku juga bersumpah jika aku tak bisa mendapatkanmu saat itu pula lah aku akan membunuh diriku sendiri dan hal itu juga aku lakukan di depan makam Ayahmu. Aku sangat frustasi saat kau enggan menerima panggilan dariku, aku hampir menyerah namun saudariku mengatakan agar aku tetap berusaha dan kembali padamu. Hanya padamu Haru"

Ditempatnya duduk, Haru tak bisa berkata-kata. Dia sangat tercengang dengan cerita Daisuke, dia tak pernah mendengar Daisuke bercerita sebelumnya dan saat pertama kali Daisuke bercerita -apalagi itu tentang hubungan mereka- entah kenapa dada Haru sesak tiba-tiba.

Air mata bahkan sudah berkumpul kembali di pelupuk matanya, dia tak tahu Daisuke akan senekat itu untuk dirinya. Apakah sebegitu besarnya cinta Daisuke untuk dirinya? Apakah ia harus menerima Daisuke kembali dan melupakan sakit hatinya?

"Daisuke... A-aku... " Air matanya perlahan turun, membasahi pipi tembam miliknya yang telah di warnai oleh warna merah merona.

Daisuke melirik Haru sejenak sebelum memberhentikan mobilnya. Tatapan khawatir terpancar dengan jelas di Iris biru gelap milik Daisuke, dalam hati dia bertanya-tanya, apakah dia membuat salah sehingga Harunya menangis kembali? Apakah ucapannya ada yang salah?

"Haru, hey ada apa? Kenapa kau menangis? Apa aku salah?" Kedua tangannya ia gunakan untuk menangkup pipi pau Haru, kemudian mengusap dengan lembut tetesan air mata yang mengalir disana. Hatinya kembali sakit saat melihat pasangan hidupnya meneteskan air mata lagi.

"Maaf, maafkan aku Haru. Berhenti lah menangis sayang. Maafkan aku" Tubuh yang lebih mungil ia condong kan ke depan sehingga kini dia bisa memeluk pemuda Katou tersebut.

Dengan lembut, di usapnya punggung yang bergetar karena tangisan. Isakan kecil Haru terendam karena ia berada di dada bidang Daisuke membuat tetesan air itu membasahi kemeja milik Daisuke.

Daisuke acuh, yang terpenting saat ini adalah kekasihnya yang menangis. Tangannya sedari tadi tak tinggal diam untuk mengelus lembut punggung Haru. Bibirnya sesekali mengecup kening serta puncak kepala pemuda abu-abu tersebut. Berusaha membuatmu lebih tenang.

Cukup lama memang membuat Haru tenang, mungkin ada waktu sekitar 30 menit Haru menangis dan itu membuat matanya membengkak merah karena terlalu banyak menangis. Daisuke saja sampai tak tahan untuk membawanya ke rumah sakit.

Namun, Haru bersikeras menolaknya, dia hanya butuh Daisuke untuk saat ini. Dia perlu menyiapkan hati serta mentalnya untuk saat ini, selain karena faktor akan bertemu calon mertuanya ada faktor lain yang membuat mental Haru sempat down.

Yah... Penelepon misterius yang ia curigai sebagai istri Daisuke.

****

Pesawat hitam itu baru saja lepas landas dari bandara Internasional Narita, pesawat dengan cap nama 'Kambe' itu sedang menuju Inggris. Negara yang selama ini di tinggali oleh Daisuke sebelum ia ke Jepang.

Keadaan di dalam pesawat saat itu sunyi, hanya ada dua penumpang yang ada di pesawat. Siapa lagi kalau bukan Tuan Muda Kambe Daisuke dengan Nyonya Muda -masa depan- Katou Haru?

Mereka berdua saat ini sedang duduk bersama, walaupun yang di hitung adalah Daisuke yang duduk di kursi sementara Haru ada di atas pangkuannya.

Pemuda Katou itu tak henti-hentinya mengomel karena harus berada di pangkuan Daisuke, sementara yang jadi bahan omelan hanya diam seraya menikmati segelas wine yang di siapkan oleh pramugari dengan tenang.

Satu tangannya ia gunakan untuk menahan tubuh Haru agar tak pergi sementara kedua kakinya ia lipat kecil, wajah datar nan dingin khas Kambe terpasang dengan apik di wajahnya kala melihat bentangan langit yang ada di bawah sana. Diam-diam memikirkan sebuah rencana untuk si Tua Bangka sialan itu aka Ayahnya.

"Daisuke!"

Lirikan matanya bergulir menatap Haru yang masih dengan wajah kesalnya. Dia memandang Daisuke dengan pandangan tajam yang malah terlihat menggemaskan di mata Daisuke.

Tak tahan, pemuda bersurai hitam arang itu memberikan satu kecupan di kening pemuda abu-abu. Kecupan hangat yang lama membuat Haru terdiam ditempatnya.

Matanya membulat terkejut karena perlakuan Daisuke yang tiba-tiba, dan saat Daisuke menjauh darinya dia tanpa sungkan memukul-mukul lengan Daisuke dengan wajah memerah padam.

"Bodoh! Apa yang kau lakukan Kambe!!!" Jerit Haru kalap seraya  menarik beberapa helai surai milik Daisuke ganas.

"Auch.. Auch.. Sakit.. Itu sakit Haru.. Kau ingin membuatku botak hm? Akh! Sayang! Berhenti!" Ringis Daisuke saat Haru benar-benar menarik surainya.

Tarikan Haru bukan main-main, itu sangat sakit seolah dia berusaha melepas semua rambut Daisuke.

"Sayang?! Apa-apaan sebutanmu itu!! Menjijikan Daisuke!!"

"Kalau begitu panggil aku lagi 'Suke' akh!"

"Jangan berniat modus kau ya! Dasar Kambeng Daisuke!!!"

"Kambe sayang bukan kambeng auch!!"

"Terserah!!!!"

Kita biarkan dulu sepasang suami-istri memadu cinta mereka. Eh.










Penjelasan tentang menu sarapan mereka tadi.

1. Semangka Hitam Densuke.

Semangka yang berasal dari Hokaido Jepang ini bukanlah sebuah semangka sembarangan. Walaupun berwarna hitam, namun kesegaran dan rasa dari semangka ini tidak ada duanya.

Namun jika ingin mendapatkannya, harus sedikit bersusah payah. Sebab semangka ini dijual saat panen pertama dengan cara lelang karena saking langkanya. Harganyapun sampai selangit hanya untuk sebuah semangka, yakni sebesar Rp 75 juta.

2. Daging Sapi Kobe.

Daging Sapi Kobe ini, merupakan daging yang termahal di dunia. Wajar saja, sebab dalam perawatannya, sapi-sapi Kobe mendapatkan perawatan yang cukup istimewa serta nutrisi yang cukup memenuhi sehingga daging sapi tersebut menjadi begitu mahal.

Bahkan dalam perawatannya, sapi-sapi Kobe juga dipijat untuk membuat daging menjadi lembut dan lemaknya menjadi merata. Nama Kobe sendiri merupakan nama sebuah kota penghasil daging sapi yang berkualitas di dunia. Untuk harganya, daging sapi Kobe dijual dengan harga Rp 6 juta.

3. Beluga Caviar

Makanan ini merupakan telur dari sebuah ikan laut berjenis Beluga. Ikan ini memerlukan waktu 20 tahun untuk menjadi dewasa dan menghasilkan telur. Ketika diolah menjadi makanan, rasa dari telur ikan itu begitu lezat. Harganyapun begitu mahal, yakni sekitar Rp 50 juta.

Total semua harga makanan mereka adalah 131 juta atau dalam bentuk yen sebesar 982317,94 yen.

Sumber: mbah gugel dong :v

Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top