I Protect You!
Fast Enough
||Kambe Daisuke x Katou Haru||
.
.
Warning: Modern AU, Typo, BxB, Yaoi, shounen-ai.
.
.
Rate: T
.
.
Fugou Keiji Balance Unlimited by
Taku Kishimoto
'I Protect You!'
Bulan bersinar terang malam itu, sinar putihnya berkilauan di tengah kegelapan membuat fungsi lampu menjadi agak berkurang, sebagian lorong jalan lebih memilih tak menyalakan lampu jalanan dan lebih memilih sinar bulan sebagai pengganti penerang jalan.
Suasana disana sunyi dan gelap, hampir tak ada suara yang terdengar. Namun sayup-sayup bisa terdengar suara kereta yang melaju di tengah malam dengan kecepetan tinggi.
Air dari keran yang rusak terus menerus jatuh, setetes demi setetes jauh ke dalam ember yang sudah terisi setengah penuh, seolah ember itu memang di gunakan untuk menampung air tersebut.
Suaranya yang lambat itu menimbulkan gema bunyi di sebuah taman yang sepi.
Padahal jam di tengah taman telah menunjukkan pukul 22.00 malam namun nampaknya dua pemuda yang duduk di salah bangku taman itu tak memperdulikannya.
Mereka hanya duduk disana, tak berbicara satu sama lain sejak 10 menit yang lalu setelah keduanya menemukan tempat duduk.
Jarak mereka pun terpaut jauh, ada bentang sekitar 20 meter di antara mereka, satu pemuda yang berambut hitam arang nampak menyulut sebatang rokok, sementara yang lain hanya diam seraya memainkan jari-jarinya.
Mereka mungkin akan terus diam seperti itu, jika saja Haru tak memulai percakapan terlebih dahulu.
"Anu.. Suke kenapa kau membawaku ke taman? Lagipula ini sudah malam" Ujarnya bingung, dia menoleh ke arah pemuda yang ada di sebelahnya tersebut.
Daisuke melirik nya sejenak sebelum menginjak rokoknya dan berdiri dari bangku. Dengan perlahan berjalan ke hadapan pemuda Katou yang termenung di tempat duduknya.
Dia membungkuk sedikit, satu jarinya ia gunakan untuk mengangkat dagu Haru yang sedari tadi menunduk entah karena apa.
Wajah keduanya berhadapan, saling bertatapan dan saling menyelami Iris pasangan mereka. Daisuke menyeringai kecil sebelum menabrakkan bibirnya ke bibir Haru.
Kelopak mata Haru sontak terbuka lebar, tak menyangka dengan tindakan Daisuke yang tiba-tiba. Secara refleks dia mendorong tubuh Daisuke, yang jelas gagal karena perbedaan kekuatan mereka.
Alhasil Haru hanya bisa pasrah dan diam saat bibir Daisuke mulai bergerak di sekitar bibirnya.
Ciuman itu dengan segera Daisuke akhiri saat merasakan Haru kehilangan banyak nafas. Ia mundur selangkah seraya mengusap bibirnya perlahan.
"Manis seperti biasa" Komennya masih mempertahankan seringainya di wajah.
Haru sendiri sudah memerah, bahkan warna merah itu sudah menyebar sampai ke telinganya membuatnya nampak lebih manis daripada yang sebelumnya.
"Ayo ke Inggris" Ajakan Daisuke tadi sontak membuat Haru mendongak dengan mata melotot lebar.
"A-APA?!!!!"
Seruannya tadi berhasil membuat seekor kucing yang tertidur semen air mancur kaget dan tak sengaja tercebur ke dalam air mancur karena teriakan maha dasyat Haru.
Daisuke bahkan merasakan telinganya berdenging untuk sejenak karena teriakan melengking Haru tadi.
Sementara Haru sendiri, dia melongo dengan wajah tak percayanya. Pikirannya berkecamuk tentang kenapa Daisuke tiba-tiba mengajaknya ke Inggris?!
"Ka-kau mengajakku ke I-Inggris?!" Jemarinya dengan tak sopan menunjuk ke arah wajah Daisuke.
Daisuke mengangguk kalem, lantas menarik tangan Haru yang masih menunjuk ke arahnya sehingga Haru tertarik ke arahnya. Membuat tubuh Haru menabrak tubuhnya seolah Haru memeluknya.
Tak lupa tangannya merangkul pinggang ramping Haru, dengan wajah yang bersandara pada bahu kanan Haru, "Ya. Inggris kau mau kan?"
Haru tergugu, tak tahu harus menjawab apa. Karena menurutnya ini semua terlalu tiba-tiba.
Daisuke bahkan belum menjelaskan apa-apa tentang telpon tadi siang! Masa' iya dia mau-mau saja di seret ke Inggris?
Hell, dia tak serendah itu untuk merebut suami orang.
Dia juga akan berencana meminta putus dengan Daisuke jika pria itu memang telah menikah dan memiliki anak.
"Tapi masalahnya bukan hanya itu kan....?"
Benar kata orang kalau cinta pertama itu sulit di lupakan dan Haru seperti ada dalam kondisi dimana seseorang galau dengan perasaan di cinta pertamanya.
Dia ingin Daisuke bahagia.
Dia rela melepaskan Daisuke dengan ikhlas.
Dia rela jika Daisuke lebih memilih untuk pergi dan melupakannya kembali.
Tapi kenapa hatinya seolah tak rela?
Apa ia terlalu mencintai pemuda Kambe itu sangat dalam sehingga membuatnya tak rela melepas pemuda yang sudah 2 tahun ini bersamanya?
Haru menghela nafasnya pelan, mungkin ini memang akhir dari kisah cintanya.
Sangat tragis.
Ya, dia tahu itu karena ia pun sadar diri siapa dirinya. Dia bukan lah pasangan yang cocok untuk seorang Kambe Daisuke dia jauh di bawah rata-rata untuk cocok malah.
Dia ingin menyembuhkan sakit di hatinya. Itu saja tanpa bantuan Daisuke atau yang lainnya.
Dia ingin Daisuke lebih layak bersama yang lain bukan dirinya.
"Suke.." Panggil Haru lirih, seluruh angin yang berhembus namun untungnya pendengaran Daisuke cukup tajam jadi ia dengan mudah mendengar panggilan itu.
"Hn?"
Tangannya kembali terkepal, entah kenapa tiba-tiba matanya terasa sangat perih seolah kemasukan debu. Dia berusaha menahan air matanya lagi.
Perlahan tangannya terangkat dan mendorong bahu Daisuke pelan sehingga pemuda itu tak bersender kembali padanya.
Iris cokelat mentahan miliknya menatap sendu ke arah Iris biru gelap Daisuke. Sebuah senyum paksaan ia coba perlihatkan walaupun akhirnya menghilang di gantikan lengkungan ke bawah menahan tangis.
"Ki-kita a-akhiri sa-ja y-ya"
****
Sudah sejak tiga hari ucapan itu terlontar dari mulutnya. Namun sepertinya Haru tak merasakan efek yang berarti bagi dirinya. Serta hatinya.
Dia acap kali ditemukan menangis secara tiba-tiba, entah apa penyebabnya air matanya selalu turun tanpa dia sadari.
Bahkan dirinya nampak sudah seperti mayat hidup, mati enggan hidup malas.
Para rekan kerjanya tentu juga khawatir dengan pemuda Katou tersebut yang selalu terlihat melamun lalu tiba-tiba menangis dan kemudian mengacak surainya seperti orang sakit.
Kamei sudah pernah bertanya dengan sahabatnya dan hanya di balas dengan sebuah senyum palsu dan sebuah jawaban "Aku sedang mempersiapkan hatiku agar tak hancur kembali"
Dan setelah itu dia terkekeh geli namun dalam sekejap wajahnya kembali murung dan air mata kembali turun dari kelopak matanya.
Karena kondisinya yang seperti itu lah Haru mendapat dispensasi untuk tak bekerja terlebih dahulu selama 2 minggu untuk memastikan bahwa mental pemuda itu telah siap kembali.
Bukannya apa, mereka hanya kasihan pada pemuda Katou tersebut. Dulu ia pernah di tinggal tanpa kabar oleh Daisuke dan sekarang ia berujar bahwa ia mengakhiri hubungannya dengan Daisuke karena kekasihnya itu sudah menikah dan memiliki anak.
Begitu lah racauan Haru saat ia mabuk bersama Kamei, Hoshino, Saeki dan Yoko karena terlalu frustasi dengan masalahnya.
Haru bukan lah orang yang mampu menangani alkohol dalam jumlah banyak, dia setengah gelas saja sudah tumbang. Namun saat itu dia bahkan hampir menghabiskan 4 botol alkohol dengan kadar sedang.
Pemuda Katou itu terus meracau tentang sakit hatinya karena Daisuke telah menikah dan tak memberitahunya sampai apakah semua orang seperti pemuda Kambe tersebut?
Yoko bahkan dibuat geleng kepala karena tingkah sahabatnya yang semakin menggila dengan menangis histeris karena tak terima Daisuke menikah.
Dia bahkan tak segan melepas cincin yang ada di tangannya dan membuangnya begitu saja.
Dan jika tak di tangkap oleh Hoshino mungkin cincin itu akan hilang di bar tersebut. Padahal jika di lihat cincin itu terlihat sangat mahal dan mewah, memang orang bodoh mana yang akan membuangnya?
Lupakan, Haru tadi sudah membuangnya tanpa pikir panjang.
Tak beda jauh dengan Haru. Daisuke pun sama saja kondisinya dengan Haru! Bahkan ia lebih buruk.
Dia mengancam akan menghancurkan perusahaan Ayahnya yang di London jika Ayahnya itu masih ikut campur mengenai hubungannya dengan Haru.
Dia bahkan tak segan-segan pergi ke Inggris dan memukul Ayahnya tepat di tulang rusuk pria paruh baya tersebut. Membuat kepala keluarga Kambe itu harus di larikan ke rumah sakit.
Dan setelah memukul sang Ayah, dia dengan tak berdosanya pulang begitu saja ke Jepang. Langsung menuju apartemen milik Haru untuk sekedar mengecek keadaan kekasihnya.
Asal kalian tahu saja, walaupun Haru meminta putus darinya Daisuke tak menganggap hal itu serius karena ia tahu Harunya tak akan seberani itu untuk mengakhiri hubungan mereka.
Dia sampai di apartemen sederhana Haru tepat saat tengah malam. Dia menghela nafas sejenak guna menenangkan jiwanya yang masih tak terima karena Ayahnya masih bersikeras menentang hubungan mereka.
Setelah memarkirkan mobilnya di basement, dia segera menuju lift dan naik ke lantai dua. Tempat dimana apartemen Haru berada.
Lift bergerak dengan normal sampai tiba di lantai dua, pintu lift terbuka dan dengan begitu Daisuke segera melangkahkan kakinya keluar. Dari jauh dia bisa melihat sileut beberapa orang yang sedang memapah sosok Haru menuju apartemennya.
Dengan perlahan Daisuke mengikuti mereka semua, disana dia melihat empat orang yang sepertinya rekan kerja Haru. Dengan Haru yang sepertinya mabuk karena terlalu banyak meminum alkohol.
Dia terus mengikuti mereka tanpa suara, sampai tiba di dalam apartemen Haru.
Mereka semua bergidik ngeri saat melihat kondisi apartemen Haru yang porak poranda bak diterjang angin topan. Lihat saja berbagai cup mie yang bertebaran di lantai lalu kemeja di sana sini.
Sepertinya Haru memang tengah frustasi berat.
Begitu lah isi pemikiran ke empat rekan kerja Haru Katou tersebut.
Mereka mungkin akan terus melongo jika tidak ada suara Daisuke yang mengagetkan mereka semua.
"Biar aku saja"
Yoko merinding seketika, dia bisa merasakan hawa membunuh yang sangat peka dari tubuh Daisuke yang berdiri di depan pintu. Tatapan datarnya semakin datar dan menusuk yang mungkin saja bisa melubangi tubuh seseorang jika dalam komik-komik.
"A-ah, Ka-Kambe-san ap-"
"Berikan.Haru.padaku"
Mereka semua menelan saliva takut, belum pernah mereka melihat sosok Kambe Daisuke yang semengerikan ini. Apakah dia baru saja dimasuki iblis karena Haru memutuskan hubungan mereka?
Kamei dengan tubuh gemetar menyerahkan Haru yang sudah terlelap ke Daisuke. Dengan sangat perlahan Daisuke merengkuh Haru dalam dekapannya.
Kepala Haru ia sandarkan ke bahunya dan setelah itu ia menatap tajam ke empat pekerja kantoran tersebut.
"Cepat pergi"
Dan setelah itu mereka berempat pun lari terbirit-birit karena ketakutan melihat wajah mengerikan Daisuke.
Kambe Daisuke dan ke frustasiannya dalam menghadapi sang Ayah mungkin terlihat seperti malaikat pencabut nyawa yang tiba-tiba menampakkan dirinya. Namun kali ini 100x lebih mengerikan, seperti Shinigami yang menyeringai puas karena membunuh manusia.
"Jangan pernah menganggu Kambe Daisuke-san saat mereka berdua (Daisuke&Haru) bertengkar" Batin keempatnya memetik sebuah pelajaran dari pengalaman hidup mereka yang bertemu titisan Shinigami yang bercampur dengan Raja Iblis (Daisuke).
Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top