Extra Chapter : •Our Baby•
Fast Enough
||Kambe Daisuke x Katou Haru||
.
.
Warning: Modern AU, akan ada banyak Typo, BxB, Yaoi, Shounen-ai, Crossover.
.
.
Rate: T
.
.
Fugou Keiji Balance Unlimited by
Taku Kishimoto
'Our Baby'
Lagi dan lagi Haru terbangun di tengah malam, dengan segera bergegas menuju kamar sebelah. Jarum jam masih menunjukkan pukul 01.00 dini hari dan sudah menjadi kebiasaan Haru untuk terbangun di jam seperti ini.
Pintu bercat baby blue ia buka dan segera menuju ranjang bayi yang ada disana. Dengan perlahan di angkatnya satu bayi mungil yang kini menangis di sebelah saudara kembarnya.
Bayi berjenis kelamin perempuan itu menarik-narik kecil baju tidur Haru, untung saja suara tangisannya tak membangunkan saudara kembarnya yang tertidur di sampingnya.
Kancing piyama ia buka sampai dada, dengan perlahan mendekatkan dadanya dengan mulut bayi perempuan tersebut.
Suara tangisan yang tadi memenuhi ruangan kini hilang dan hanya tersisa suara isakan kecil. Haru menghela nafas lelah, tangannya masih setia mengelus dengan lembut tubuh mungil anaknya yang sedang menyusu.
Dia beranjak menuju kasur dua tingkat yang tersedia dan mendudukkan dirinya disana. Bersender sejenak pada papan kasur seraya menahan kantuknya, Iris cokelat mentahan miliknya menyusuri kamar dua anaknya yang termaram namun ia masih bisa samar-samar melihat warna biru mendominasi ruangan tersebut.
Pandangannya kembali menatap bayi yang sedang menyusu, wajah yang memiliki campuran sempurna antara dirinya dan Daisuke nampak tenang dan mulai memasuki alam mimpinya kembali.
Sebuah senyum ia tampilkan dan mengelus perlahan pipi gembul sang bayi. Sejumput helaian hitam ia elus lembut, masih belum percaya bahwa janin yang selama 8 bulan setengah ia bawa kemana-mana di perutnya kini lahir dengan sangat sehat.
Pertama kali melihat wajah keduanya, dia benar-benar tak percaya bahwa dirimu yang notabenenya pria bisa memiliki rahim dan mempunyai dua bayi yang sangat tampan dan cantik.
Jika ditanya, bagaimana rasanya mengurus anak maka Haru akan menjawabnya susah-susah mudah. Merasa susah jika sang anak mulai rewel dan kadang membuat nya terbangun dini hari seperti sekarang dan mudah karena bebannya mengurus si kembar terangkat kala mereka melakukan hal lucu.
"Terbangun lagi?" Kepalanya mendongak dan mendapati Daisuke yang berjalan pelan ke arah mereka bersama si anak sulung mereka.
Haru mengangguk kecil dan segera menaruh Keyko -nama anak perempuannya- ke kasur dengan hati-hati. Dia bertanya pada Daisuke, "Pada Ken-chan juga ikut terbangun?"
Daisuke mengangguk lalu ikut duduk di seberang istrinya, "Tadinya ia bangun namun saat ku gendong sepertinya ia tertidur lagi"
Bayi laki-laki yang tadi ia gendong segera Daisuke letakkan di sebelah saudari perempuannya. Wajah yang semua 100% hasil copyan Daisuke itu nampak damai tertidur di sebelah saudarinya.
Tanpa sadar Haru terkekeh gemas, melihat putra sulungnya yang sangat mirip dengan Daisuke mengingatkannya pada cara tidur Daisuke yang imut sewaktu balita.
Dirinya tahu karena Suzue sendiri yang menunjukkannya dan mereka juga berjanji untuk tak memberitahu Daisuke tentang hal itu. Biarlah itu menjadi rahasia keduanya karena membongkar aib sulung Kambe sewaktu balita.
"
Wajahmu pucat, segera lah tidur" Matanya melirik ke atas dimana Daisuke berada. Dia kemudian mendengus seraya menunjuk wajah suaminya sendiri.
"Seharusnya kau mengaca! Kantong matamu bahkan lebih mengerikan dari hari ke hari. Kau mau menakuti anak-anak hah?" Sengak Nyonya Kambe tersebut garang.
Daisuke meringis kecil, dia kemudian membaringkan tubuhnya di samping putra pertamanya dan seraya menutupi dirinya dengan bed cover putih yang tersedia.
"Bagaimana kalau kita tidur bersama?" Ajaknya dengan sebuah senyum tipis, Haru menggeleng kecil seraya terkekeh.
Dia kemudian ikut membaringkan tubuhnya dan ikut masuk ke dalam bed cover tersebut.
"Sudah, ayo tidur"
"Ya"
Dan keluarga kecil itu pun tertidur dengan nyenyak, tak ada lagi suara tangisan dari bayi mereka seperti hari sebelumnya. Mungkin kedua bayi itu paham jika kedua orang tua mereka ada di sisi mereka dan butuh istirahat lebih.
****
Hari berganti minggu, minggu berganti bulan, bulan berganti tahun. Roda kehidupan tak pernah berhenti, mereka akan tetap berputar tanpa henti bersama dengan kehidupan manusia.
Disertai dengan takdir yang kadang akan membuat seseorang berada dalam roda terbawah kehidupan ataupun berada di roda teratas kehidupan.
Setiap manusia tumbuh dan berkembang, mulai saat mereka balita dan menjadi anak kecil yang menggemaskan. Jika orang lain merasakan memang akan terasa lambat, namun berbeda jika kita sendiri yang merasakan.
Waktu itu seolah terasa sangat cepat saat kita menghabiskan waktu bersama orang yang kita sayangi. Sampai bahkan kita pun lupa waktu karena terus bersama mereka.
Dan hal itu pun terjadi pada Haru.
Pemuda yang kini berprofesi sebagai ibu rumah tangga itu, kini nampak sibuk menyiapkan sarapan di dapur seperti biasa. Bedanya kini ia harus bekerja ekstra karena ia juga harus menyiapkan bekal makan siang kedua anaknya yang kini telah beranjak dewasa.
Dua buah kotak bekal berwarna berbeda telah terbungkus rapi oleh kain biru muda. Dia segera meletakkan keduanya di atas meja makan sebelum akhirnya mencuci tangan dan menunggu dua anaknya serta suaminya turun.
Derap langkah yang sepertinya sedang saling kejar-mengejar terdengar, kepalanya menoleh ke arah tangga dan dengan begitu irisnya membulat sempurna.
"Astaga Key-chan! Jangan berlari di tangga! Bahaya! Ken-chan hentikan saudarimu itu!" Dengan panik ia segera menuju tangga dan mulai menaikinya dengan tergopoh. Takut jika terjadi apa-apa dengan putri bungsunya.
Tubuh mungil tertangkap di pelukannya, dia menghembuskan nafasnya lega. Dia berhasil menggendong tubuh Key sebelum gadis kecil itu kembali berbuat ulah.
Sang kakak -Kenshin- hanya memandang datar keduanya, dia hendak berjalan lagi namun tubuhnya serasa di angkat. Kepalanya menoleh kebelakang dan menemukan sosok Daddy-nya lah yang menggendongnya.
"Daddy"
"Ada apa sayang?"
Kepingan yang sama seperti milik Daisuke menatap Haru dan sang adiknya lalu menunjuk sang adik dengan wajah tak berdosa.
"Key-chan berlarian di tangga" Adunya pada Daisuke.
Dan saat itu pula sang adik pun berteriak tak terima.
"ITU BOHONG DADDY! BAHKAN AKU SAJA BELUM MENYENTUH ANAK TANGGA!!"
"Dia mengelak Daddy"
"ANIKI, KAU JANGAN MENGATAKAN YANG TIDAK-TIDAK!!!"
"Aku mengatakan yang sebenarnya, Imotou"
"USO DA!!!"
Haru menggelengkan kepalanya, kelakuan keduanya persis seperti dirinya dan Daisuke dulu saat mereka bertengkar.
Benar-benar copyan yang sempurna.
"Kalian sudah lah, jangan bertengkar" Sang Istri mencoba menengahi, namun apalah daya ia malah tak di anggap dan di biarkan begitu saja.
Sepasang iris cokelat mentahan menatap tajam Daisuke, seolah mengatakan secara tak langsung untuk menghentikan tingkah anak-anak mereka.
Daisuke mengangkat bahu acuh, dia kemudian berjalan seraya menggendong Kenshin menuruni anak tangga dan berjalan begitu saja menuju dapur.
Dua manusia yang berkarakter sama mendadak jengkel, tatapan keduanya tertuju pada dua pasangan anak-Ayah yang malah pergi begitu saja.
"OY KAMBENG!! APA MAKSUDNYA HAH?!" Sang Mommy berteriak pertama yang langsung di ikuti oleh anak gadisnya yang kini ada di gendongannya.
"SHINCHAN AWAS KAU NANTI!!!" Gadis kecil dengan surai hitam copyan Sang Daddy berseru kesal pada Sang kakak. Irisnya yang juga copyan dari Daisuke memandang tajam sosok Kenshin yang kini masih santai saja.
Dan hal itu semakin membuat keduanya gondok bukan main.
"DASAR KAMBENG/SHINCHAN TAK TAHU DIRI!!!!"
Dan begitu lah pagi hari di rumah keluarga kecil Kambe hari ini.
****
"Jangan sombong dengan orang lain, patuhi perintah guru kalian dan Ken jangan berkata pedas pada teman barumu nanti" Petuah dari sang Daddy hanya ditanggapi dengan malas oleh kedua bocah kembar tersebut.
Ini hari pertama mereka masuk sekolah dasar dan juga pertama kalinya mereka akan mendapatkan teman.
Apakah mereka tidak masuk TK?
Awalnya mereka akan di masukkan ke TK oleh Haru namun Daisuke menolak dengan alasan kedua anaknya terlalu pandai jika di masukkan ke TK, mereka bahkan sudah menguasai pelajaran kelas 2 di umur mereka yang belum genap 7 tahun itu.
Mau tak mau Haru pun menyetujui Daisuke dan membiarkan keduanya masuk ke sekolah dasar.
"Kami tahu Dad" Gumam si sulung bosan, ingatkan Daddy-nya bahwa tadi ia telah diceramahi oleh Mommy mereka.
"Ya ya terserah Daddy, yang jelas aku tak mau mengurus baka Aniki ini jika ada yang menganggunya" Gadis bersurai hitam arang mengeluh dengan nada bosan seraya memandang datar sang kakak.
Kenshin hanya diam, balas menatap datar adiknya.
"Terserahmu"
"Astaga, untung kalian anak-anakku" Daisuke berusaha bersabar dalam hati saat melihat perdebatan kedua anaknya tersebut.
"
Nanti pulang akan Mommy yang menjemput atau kalian bisa ke kantor Daddy" Tambah Daisuke seraya mengacak rambut kedua anaknya sejenak.
Mata si bungsu berbinar, sebuah senyum ia ukir di wajahnya, "Oke Daddy"
"Segera masuk lah ke kelas kalian"
Keduanya mengangguk, dan tentu yang paling bersemangat adalah Keyko. Gadis kecil dengan surai hitam serta mata hitam namun bersifat seperti Haru itu berjalan terlebih dahulu, meninggalkan sang kakak yang ada di tertinggal beberapa langkah di belakangnya.
Kedua bocah itu masuk ke kelas mereka dan segera mengambil tempat di bangku yang sama. Beberapa memperhatikan mereka karena kemiripan mereka berdua, namun tak ada yang berani mendekat karena tatapan tajam serta dingin dari sulung bersurai abu kecokelatan.
Tak seberapa lama guru pengajar pun masuk, wanita itu tersenyum lebar menatap para murid barunya yang nampak menggemaskan.
"Pagi anak-anak"
"Pagi sensei!"
"Perkenalkan nama sensei, Yui-sen-"
"Yui-sensei! Yui-sensei! Ayo kita bermain!"
"Iya sensei! Ayo!!!"
Gadis bersurai pirang keputihan itu tersenyum kikuk, "Hari ini kita perkenalan dulu baru bermain, seperti kata pepatah tak kenal maka tak-"
"SAYANG!!!" Seru para murid kompak. Yui mengangguk setuju, mata merah delima nya menyusuri kelas dan menangkap dua bocah kembar yang sedari tadi hanya diam di bangku mereka.
"Dimulai dari kamu, anak gadis dengan rambut hitam di belakang" Semua pandangan kini tertuju pada Keyko membuat gadis yang tak terbiasa diperhatikan agak grogi.
"Namaku Kambe Keyko. Hajimemaste minna" Dia membungkuk sedikit, seperti yang di ajarkan Haru padanya. Irisnya kemudian melirik ke arah sang kakak yang mengalihkan pandangan ke jendela.
Kursi disebelah ia tendang membuat atensi sang kakak kini teralihkan dan ikut berdiri di bangkunya.
"Kambe Kenshin, kakak Keyko" Dan setelah itu dia kembali duduk di bangkunya. Tak memperdulikan teman satu kelasnya yang sweatdrop karena tingkahnya.
Keyko tersenyum kikuk pada sang guru, merasa tak enak dengan kelakuan kurang ajar sang kakak.
"Gomen ne sensei, Aniki memang seperti ini. Mohon di maklumi" Dia kemudian ikut duduk seraya mengumbar senyum canggung.
Banyak yang masih memperhatikan dirinya dan sang kakak dengan berbagai tatapan.
"Tenang Kambe-san! Adikku juga seperti itu kok!"
"Uruse na Envy"
Dua bocah di depannya bertengkar, persis seperti mereka berdua. Dua bocah dengan surai berbeda yang satu bersurai hitam dengan Iris emerald sementara yang satunya lagi bersurai cokelat kayu dengan Iris hitam kelam.
"Envy-kun, Revi-kun. Hentikan perdebatan tak berguna kalian" Sahut bocah dengan surai merah scarlet dengan iris biru yang memandang bosan mereka berdua.
Dia kemudian melirik ke arah kedua bocah kembar di belakangnya, "Mereka memang seperti itu. Maklumi saja"
"A-ah, baiklah" Keyko berusaha biasa saja dengan hal itu, namun perdebatan keduanya entah mengapa membuat dirinya seperti melihat dirinya dan sang kakak.
Benar-benar persis.
****
Jam istirahat telah berbunyi, sebagian anak ada yang keluar ada juga yang tetap di dalam kelas untuk memakan bekal mereka tak terkecuali Kambe bersaudara yang kini sedang bersiap untuk memakan bekal mereka.
Tiba-tiba meja keduanya di kelilingi empat anak. Tiga di antaranya adalah teman di bangku depan keduanya sementara satu lagi bocah laki-laki dengan surai hitam dan iris biru jernih dengan tambahan tiga buah kumis kucing di sisi kiri dan kanan pipinya.
Mereka menyatukan beberapa meja dan meminjam kursi yang ada di sekitar sana sebelum mendudukkan diri di sana.
"Boleh kami ikut makan di sini?" Tanya Envy ramah yang lantas di angguki oleh Keyko dengan semangat.
"Oh ya, aku Menma. Uchiha Menma salam kenal"
"Salam kenal, Menma"
Tiga dari mereka terlibat percakapan kecil sementara tiga lainnya hanya diam dan memakan bekal mereka. Sampai ajakan dari Envy membuat keduanya ikut bersuara.
"Ne ne Kenshin, Menma. Kalian mau ikut tidak?" Tanya sulung Ackerman tersebut. Kenshin yang sedari tadi mendengarkan hanya mengangguk, benar-benar tak berniat membuka mulut sedikitpun sejak perkenalkan tadi.
"Kemana?" Tanya Menma penasaran, dia sejak tadi hanya fokus pada makanannya sampai tak mendengarkan ketiga temannya berbicara.
"Ke rumah Kenshin dan Keyko. Katanya dia punya Macan putih di belakang rumahnya" Sahut Seiya di sebelah Menma.
Menma mengangguk kecil, dia kemudian melirik ke arah Revi yang hanya diam sejak tadi seperti Kenshin.
"Revi, bagaimana denganmu?" Tanyanya penasaran.
Revi mengangguk, "Karena aku harus menjaga kakakku yang kadang ceroboh ini"
"YAK! AKU TAK CEROBOH!" Seru Envy tersinggung oleh ucapan adiknya.
Revi hanya mengangkat bahunya acuh dan kembali memakan makanan dengan tenang.
"Ma.. Ma.. Kalian seperti aku dan Aniki. Kadang Aniki yang selalu memulainya" Gerutu Keyko yang langsung di tanggapi dengan semangat oleh Envy.
"Itu benar! Revi kadang juga suka mengadu ke Tou-san dan Kaa-chan!" Tambah Envy bersemangat dan ejekan lain pun kembali terucap di bibir dua bocah beda gender.
Seita dan Menma yang dasarnya tak punya saudara hanya bisa menatap mereka dengan pandangan heran. Kemudian sama-sama menatap dua orang yang menjadi bahan ejekan saudara dan saudari mereka yang masih betah diam.
Merasa mereka di pandangan, Revi menoleh dan berkata, "Kami sudah biasa dengan hal itu"
"Hn"
Dan dua orang yang ada disana kembali heran dengan apa yang sebenarnya terjadi di antara dua saudara itu.
Maafkan saya karena membuat alur yang dipercepat. Kondisi saya sedang turun akhir-akhir ini, mungkin karena saya terlalu banyak melakukan kegiatan setelah sebelumnya tak melakukan apapun selama karantina.
Maaf kalau ekstra part ini jelek atau sebagainya karena saya mencoba membuat yang terbaik demi mengupdate buku ini.
Ah ya ini gambar yang saya janjikan.
Maaf jika kurang memuaskan, saya sangat bingung harus memberi warna apa pada mata mereka jadinya saya hanya mewarnainya dengan iris seperti Daisuke.
Ah ya, seperti janji saya. Saya akan membuka chap khusus untuk para readers sekalian yang ingin bertanya. Kalian bisa bertanya di kolom komentar dan di chap berikutnya kalian akan mendapatkan jawabannya.
Saya akan menunggu sampai hari senin pagi dan pada hari selasa atau rabu akan saya publish.
Ingat hanya sampai SENIN PAGI.
Jika ada yang masuk saat siang ataupun malam, hanya akan saya jawab di kolom komentar juga jika sempat.
Baiklah segini dulu.
See you next chapter.
Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top