FaSaVa || 7

Sava Pov

Lihat nggak, tadi ekspresi mukanya Fasa pas aku nyamprin Sara? Gokil!! Ahahahahaaa.

Haduh, perutku sakit banget ketawa mulu. Hahahaa....

Kayaknya Fasa nggak tahu deh, kalau Sara dan aku dulu pernah satu sekolah dan satu kelas juga pas kelas X. Haduh, bayangin wajah terkejutnya Fasa tadi benaran bikin sakit perut. Hahaha...

Fasa...Fasa lo lucu juga jadi cowok.

Ada gitu cowok sok kece, sok cuek dan sok jutek kayak Fasa bisa salting gak jelas gara-gara suka sama cewek? Jadi pengen godain terus, deh.

Pletak.

Kurasakan seseorang menjitak kepalaku. Cepat-cepat aku mengusap kepalaku yang kena jitakan.

"Lo tadi ngapain?" tanya Fasa sambil duduk manis di sebelahku memasang muka garang.

Haduh kok lihat Fasa jadi pengen ketawa, ya?

"Hahahaahaha...." Akhirnya tawaku pecahlah sudah.

"Diem lo gak usah ketawa!!" bentaknya tambah marah. Dan hal ini malah membuat tawaku semakin pecah.

Astaga, perutku sakit ketawa mulu!! Hahahahaa....

Fasa kini masih memandangku garang dan menungguku untuk diam.

"Ehem...," aku berdeham untuk meredam rasa tawaku.

Tarik napas, hembuskan.

"Udah ketawanya?" tanyanya datar.

Dan tawaku pecah lagi. Hahaha....

Astaga, ngontrol tawa itu ternyata susah banget. Dari tadi tiap bayangin ekspresinya Fasa pas di kantin kampus beneran pengen ketawa.

Kini Fasa mengacak rambutnya frustasi dan meninggalkanku menuju kamarnya. Hahaha... tuh anak marah.

Aku masih saja ketawa ngakak sampai beberapa menit. Haduh, serius perutku sakit banget Tuhan.

"SAVA!!!!!!! DIEM LO!!!!" bentak fasa dari dalam kamarnya.

Aku yang kaget langsung terdiam, namun beberapa menit kemudian aku kembali tertawa.

Cukup deh cukup ketawanya, aku beneran capek. Serius. Hahaha..

***

Setelah tidur nyenyak di siang hari, akhirnya aku merasakan apa itu nikmat dunia. Bayangin, bangun-bangun udah disodorin bakso semangkuk sama tante Tata. Ajib, aroma kuah baksonya bikin ngiler.

"Buatan sendiri ya tan?"tanyaku sambil duduk manis di meja makan.

"Ya enggaklah, tadi beli di abang bakso yang lewat di depan rumah."

Aku hanya bisa ber-oh-ria kemudian nyengir kuda.

"Sava makan ya tante," kataku seraya menusuk bakso yang berukuran kecil.

Tante Tata mengangguk sambil duduk manis di sebelahku. Kemudian kami berdua ngobrolin ini itu. Beberapa kali aku sempat tersedak tatkala tante Tata menyinggung soal hubunganku dan Fasa yang bakalan menuju ke jenjang yang lebih serius apabila mama dan papaku balik ke Indonesia. Tante Tata emang kayaknya mau bunuh aku secara perlahan deh. Hisssh, beneran pengen nelen bakso satu glondong kalau kayak gini.

"Nanti kalau nikah pengen pake adat apa, Va?"

"Uhukk ... uhukk...." Sekali lagi aku terbatuk gara-gara tersedak kuah bakso. Cepat-cepat kuminum air yang diberikan tante Tata.

"Kamu sama Fasa itu kok sama banget, ya? Tiap ngomongin pernikahan, pasti tersedak. Jodoh memang tidak ke mana." Tante Tata kini sudah tersenyum lebar ke arahku.

Aku hanya nyengir nggak jelas ke arah mamanya Fasa ini. Haduh, ini cobaan.

Setelah menyelesaikan makanku, aku langsung ke atas menuju kamar Fasa. Tanpa repot-repot mengetuk pintunya, aku langsung membuka dan masuk ke dalam.

Rapi.

Kini yang punya kawasan sedang tertidur di meja belajarnya dengan sebuah leptop yang masih terbuka.

Astaga, ini anak beneran rajinnya keterlaluan ya. Bisa banget gitu ketiduran di meja belajar sambil mantengin leptop yang kuyakini habis dia buat ngerjain tugas salah satu makul. Ckckck ... aneh.

Perlahan aku mendekat ke arahnya. Fasa tertidur dengan kepala beralaskan tangan kanannya. Di lihat-lihat Fasa ganteng juga. Enggak ding, Fasa itu cantik. Jadi pengen dandanin ini anak, deh.

Kemudian aku bergegas kembali ke kamarku mengambil tas make up. Setelah itu aku mulai beraksi dengan wajahnya Fasa. Kucoret-coret wajah Fasa dengan alat make up-ku. Blush on, eye shadow,  serta lipstick telah menempel cantik di wajah Fasa. Tuhkan, Fasa cantik banget. Tinggal ngasih wig doang nih, terus cuss deh mangkal. Haha....

Tapi seriusan deh, ini anak cantik. Hiks.. minder juga jadi cewek kalau begini.

Oh iya, hape!! Poto-poto!!

Jepreet!! Jepreet!! Jepreet!!

Setelah menjepret wajah Fasa, aku langsung berfoto selfie dengan background wajah Fasa yang terlihat cantik.

Bisa gitu punya wajah ganteng dan cantik secara bersamaan. Ckckck.. Tuhan memang maha kuasa.

Tapi heran deh, masa dari tadi aku ribet sendiri sama ini anak tapinya dia gak bangun-bangun, ya? Ih, gitu kok ngatain orang kebo, dianya sendiri kebo akut gitu kok.

Kulirik laptopnya yang ternyata masih kedip-kedip. Eh, leptopnya gak mati ya?

Iseng kugeser mouse yang berada di samping leptopnya. Dan kalian tahu apa yang terpampang di layar leptop tersebut? Situs porno!!!! Bukan ding. Haha... yang terpampang di layar tersebut adalah halaman facebook milik Sara!! Tahukan Sara??

W-O-W banget!!

Ternyata dia beneran naksir Sara ih. Mandengin foto Sara yang cantik abeezzz gini sampai ketiduran gitu. Wah Fasa, aib lo kebongkar lagi. Hahaha....

Dengan segera ku-add facebook milik Sara dengan akunya Fasa. Nah, gini kan bagus. Masa profil Sara yang di privat doang yag di pandengin. Temenan dulu kek.

"Ngapain lo??!!" Terdengar suara kaget milik Fasa yang membuatku ikutan kaget.

Dengan cepat dia menarik laptop yang sedang kubajak tadi.

"Lo ngapain sama laptop gue?" tanyanya mulai panik.

Aku cengar-cengir sendiri melihatnya panik seperti itu. Serius deh, Fasa lucu banget.

"Astaga!! Lo nge add akun Facebooknya Sara??" tanya Fasa mulai histeris. "Astaga!! Udah dikonfrim. Mati gue!!"

Aku kini sudah tertawa melihat wajah panik nan histeris milik Fasa. Namun yang punya wajah kini malah memandangku garang.

"Mau lo apa sih, Va?!!" bentaknya kepadaku.

"Mau gue itu, lo ngaku sama nyokap lo kalau gue itu bukan cewek lo!!"

"Udah dibilang gak bisa," jawabnya datar. Kulihat Fasa mendengus kesal sambil menutup laptop miliknya.

"Udah pernah usaha?" tanyaku dengan sarkas.

"Lo tahu sendiri nyokap gue kan? Kalau gue bilang lo itu pacar bohongan, mama bisa langsung kena serangan jantung."

"Ya udah bilang aja kalau kita putus."

"Terus gue bakalan di jodohin sama anak temennya nyokap? Gue gak mau."

"Terus lo manfaatin gue doang? Lo jahat banget sih!! Gak punya ati!!" bentakku marah.

Sialan!! Dia beneran gak pernah mikirin perasaan orang lain ya!!

"Bukan gitu Va, gue cuman gak tahu harus ngapain," ucapnya terlihat putus asa.

Aku mulai duduk di tempat tidurnya, dia memutar kursi belajarnya agar bisa berhadapan denganku.

"Gue gak mau di jodohin. Gue gak bisa hidup sama cewek yang gue gak kenal. Gue gak bisa. Intinya gue gak mau nikah sama cewek yang gak gue kenal."

Kasihan juga cewek yang gak lo kenal itu kalau tinggal sama lo. Bakalan kesiksa kayak gue gini.

Aku menghela napas dalam.

"Terus mau lo gimana?" tanyaku pasrah.

"Gue gak tahu," jawabnya seraya mengacak rambutnya yang sudah berantakan.

Isshh, jadi pengen ngasih wig deh, cantik banget pasti.

"Lo naksir sama Sara kan?"

Dia diam sambil mengernyitkan dahinya.

"Jawab kek," kataku sebal sendiri, "demi kelangsungan masa depan lo nih."

"Maksud lo?" tanyanya bingung.

"Tinggal jawab aja sih."

"He'em...," jawabnya sambil berdeham.

"Naksir?" tanyaku lagi.

"Kayaknya," jawabnya dengan muka memerah. Hahaha.. itu muka merah gara-gara malu atau blush on ku tadi ya?

"Hahaha.. muka lo lucu banget sih," ucapku seraya tertawa ngakak.

Ya tuhan, Fasa yang sok kece dan nyebelin ternyata bisa malu-malu begini. Ahahha ... lucu banget!!

"Kenapa malah ngetawain sih, lo? Katanya disuruh jawab. Bareng udah dijawab malah lo ketawain gitu," ucapnya dengan nada sebal.

"Hahaha ... sorry. Habis gak nahan sama muka lo yang kelihatan unyu banget. Hahahaa...."

"Sialan lo!!" katanya sebal sambil melemparkan bolpoin ke arahku.

"Gue bisa deketin lo sama dia kalau lo mau," ucapku yang membuat Fasa mengernyitkan dahinya.

"Maksud lo?"

"Gue bantu lo jadian sama Sara kalau lo mau."

"Kayak kenal sama Sara aja sih, lo," cibirnya.

"Ya kenallah. Gue sama Sara temen SMA dong. Makanya gue kenal. Lumayan deket juga sih dulu."

"Seriusan?"

"Iyalah. Jadi gimana?"

Kulihat Fasa memandangku dengan ekspresi tidak yakin.

"Lo jadian sama Sara, gue bisa lepas dari predikat pacar bohongan lo dan lo juga gak jadi dijodohin. Sama enaknya kan?"

Dia kini menampakkan wajah berpikir keras.

Heran deh, kenapa aku jadi orang baik banget, ya? Yang buat masalah 'pacar bohongan' itu si Fasa, kenapa aku yang repot buat deketin dia sama Sara, sih? Hah, tak apalah ini juga demi kebebasan bersama.

"Oke, tapi lo gak boleh bilang sama siapa-siapa kalau gue naksir Sara!!"

"Lhah, emang siapa juga yang peduli kalau lo naksir Sara sih?" tanyaku bingung sendiri.

Fasa kadang suka sok tenar banget. Bahkan kabar dia naksir cewek juga ditutupin gini. Apa kudu kabar kalau dia naksir cowok yang disebar? Aneh.

"Terus rencana lo apa buat gue sama Sara?"

"Just wait, tunggu aja," jawabku sambil menaik turunkan alisku.

Kulihat dia memasang muka bosan ketika kalimat tersebut terucap.

"Oh ya Va, cowok yang tadi pas di kantin itu siapa?"

"Cowok yang mana?" tanyaku bingung.

"Yang duduk di sebelah lo. Yang nyium pipi lo." jawabnya sedikit canggung.

Siapa? Josankah yang dia maksud?

"Oh Josan?"

"Mungkin. Dia pacar lo?"

"Mmm ... bukan. Dia kekasih gelap gue," jawabku sambil nyengir kuda.

Kulihat Fasa mengernyitkan dahi tanda bahwa dia bingung.

"Ya udah deh, gue balik kamar dulu yeee," Ucapku seraya bangkit dari posisi dudukku.

"Eh, ini punya lo?" tanyanya seraya menunjuk tas make up yang berada di meja belajarnya.

Aku mengangguk dan kemudian mengambil tasku itu.

"Ngapain lo bawa ginian ke kamar gue?"

Haduh, pertanyaannya polos banget. Jadi pengen ngakak. Hahaha..

"Oh, tadi gue numpang make up'an. Hehe," jawabku sambil cengengesan.

Dia hanya ber-oh-ria.

Kemudian aku langsung ngacir ke kamar sebelum Fasa sadar dengan apa yang terjadi dengan wajah gantengnya. Setelah sampai di kamar, aku langsung mengunci kamarku. Kurogoh hape yang berada di saku celana pendekku. Setelah memilih beberapa foto nista milik Fasa, langsung kukirimkan foto tersebut ke kontak BBMnya dia.

Haduh, seriusan pengen ketawa. Hahaha....

Foto siapa?

Satu pesan BBM darinya.

Ya Allah, Fasa nggak sadar kalau itu fotonya dia.

Ngaca gih coba *wink*

Send.

Hahahaha... perutku sakit banget bayangin Fasa yang melotot kaget dengan wajahnya yang berubah unyu munyu munyu nan cantik jelita begitu.

"SAVA!!!!! LO APAIN MUKA GUE!!!!" teriak Fasa dari kamarnya.

Hahahaha... haduh, perutku kram ketawa mulu. Haduh. Hahahaha

Fasa... Fasa... lo ternyata lucu juga.

 =========+++++++=======

Hahaha.. semoga ceritanya nambah bikin orang penasaran yaaaa, wkwkwk

makasihh yang udah mau mampirrr :*

Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top

Tags: