FaSaVa || 2

Sekarang sudah pukul 16.10 dan aku masih ngedongkrok di taman kampus sambil memakan permen karetku. Ini permen karet bukan sembarang permen karet. Ini permen karet penghilang bad mood.

Aku menarik napas dalam dan kukeluarkan dengan pelan – pelan.

Dasar Fasa iblis!!! Setan!!! Jin!! Genderuwo!! Mahluk jadi – jadi'an!! Nyebelin!! Jengkelin!!! Gue kutuk lo jadi batu bata!!!!

Hooossshhhh....

Dddrrrtt...dddrrrtt....dddrrrtt....

Kurasakan hape yang berada di genggamanku bergetar. Dan langsung saja kuangkat telepon dari entah siapa. Yah, aku terlalu malas untukku melihat ID sang penelepon.

"Hallo ...," kataku malas.

"Sava sayang, lagi di mana? Pulang jam berapa?" terdengar suara ibu-ibu dari seberang sana.

Mampus!!! Ini suara emaknya Fasa!!

"Iya tante, ini mau pulang," jawabku semakin lemas.

Oke, eemmm... sebenernya sekarang aku tinggal di rumah Fasa. Tapi ini juga gara-gara tuh anak yang ngomongnya sembarangan!!!!

Baiklah.

Seminggu yang lalu...

"Lo kenapa, Sa?" tanyaku bingung memandang cowok yang sedang terlihat panik clingak–clinguk mencari sesuatu.

"Sava? Nama lo Savakan?" tanyanya. Aku mengangguk bingung. Eh, serius ini anak gak kenal sama aku?? Hallo, kita udah sekelas sejak semester satu kemaren!! Dan ini juga udah hampir kelar satu semesternya!! Dasar, cowok gak peka sama sekitar.

"Lo bawa mobil gak?" tanyanya lagi.

Kembali aku mengangguk.

"Plis Va, anterin gue ke rumah sakit sekarang," katanya terlihat bingung.

"Lo sakit?" tanyaku sedikit panik, menyadari bahwa mukanya sekarang terlihat agak pucat.

Dia menggeleng. "Nyokap gue masuk rumah sakit," ucapnya seraya mengusap mukanya gusar.

Melihatnya seperti itu membuatku ikutan panik dan gak tega juga.

"Ya udah ayok gue anter," ucapku seraya menyuruhnya mengikutiku menuju mobil yang terparkir di deket kami.

Dalam perjalanan, dia terlihat begitu cemas. Aku bahkan tidak mengijinkannya untuk menyupiri kami.

Hallo, dia lagi panik, lagi kacau juga, gawatkan kalau orang kayak gitu nyetir. Bisa-bisa mobilku cipokan sama kendaraan lain.

"Udah Sa, berdo'a aja. Yakin kok nyokap lo gak kenapa-napa," ucapku mencoba menenangkanya. Dia hanya mengangguk tanpa berkata apa-apa.

Tak berapa lama, akhirnya kami sampai juga di rumah sakit.

Fasa langsung melesat turun dari mobilku dan pergi menuju dalam rumah sakit. Entah kenapa aku mengikutinya.

Di dalam rumah sakit dia mondar mandir ke sana kemari mencari kamar rawat mamanya.

Aku curiga kalau ini anak sebenernya gak tau di mana letak ruang rawat nyokapnya.

"Sa, nyokap lo dirawat diruang apa?" tanyaku sambil berjalan disebelahnya. Seolah dikejutkan oleh sesuatu, sontak dia berhenti dan memandangku heran.

"VIP," jawabnya singkat seraya berjalan meninggalkanku.

"VIP di sebelah sana," ucapku memandunya ke arah berlawanan dengannya. Kemudian dia berbalik dan berjalan mengikutiku.

Tak berapa lama kami sampai di gedung khusus pasien-pasien VIP.

"Ini kamar nyokap gue," ucapnya ketika melihat nama yang tertera di papan nama yang tertempel tembok depan kamar ini

Tanpa basa basi dia memasuki ruangan tersebut dan meninggalkanku di luar.

Oke, mungkin sekarang aku bisa pulang.

Tapi jalan-jalan di rumah sakit ini dulu kayaknya boleh juga.

"Sava?" sapa seseorang ketika aku baru melangkah beberapa langkah.

Kontan aku yang merasa namaku dipanggil langsung menoleh. Di sana aku mendapati seorang wanita yang berseragam putih-putih sedang tersenyum melihatku.

"Hai suster Mila," sapaku balik sambil menyunggingkan senyum.

"Ngapain di sini? Jangan bilang mau rawat inap lagi?" tuduhnya yang membuatku tertawa.

"Enggaklah, cukup dulu aja nginep dirumah sakit," kataku.

Baiklah, baiklah, memang dulu banget aku sering keluar masuk rumah sakit gara-gara sakit tipus dan kawan-kawannya. Yap, emang kekebalan tubuhkan gak begitu tebal jadinya sering sakit.

"Sava. Ikut gue," tiba-tiba ada orang yang mengintrupsi pembicaraanku dan suster Mila. Dan dia adalah Fasa.

Nih anak kenapa coba?

"Suster Mila, Sava pergi dulu," kataku sembari mencoba menoleh suster Mila yang heran dengan kami.

Fasa memegangi tanganku dan menyeretku mengikutinya masuk ke dalam kamar rawat mamanya.

"Ini mah pacar Fasa," ucap Fasa lantang yang membuatku mlongo memandangnya.

Pacar? Sejak kapan coba? Wah, nih anak sarap kayaknya.

"Fasa cinta sama Sava mah. Fasa gak mau dijodohin sama anaknya temen mama," ucapnya lagi tanpa menoleh ke arahku.

Tetap, aku masih mlongo gak gerti dengan apa yang terjadi. Dan itu adalah awal dari semua musibah dari beribu-ribu musibah yang datang menghampiriku.

Sebenarnya saat itu mamanya seperti tidak menyukaiku, namun gara-gara aku yang salah ngomong atau emang mamanya Fasa yang gak ngerti maksud dari omonganku, beliau malah tersenyum dan merestuiku menjadi pacarnya Fasa. Parah men! Itu parah banget!

Bayangin coba, dulu aku cuman ngomong.

"Fasa bercanda tante, Sava bukan siapa-siapanya Fasa kok. Kalau Fasa mau dijodohin, Sava ikhlas kok tante."

Dan entah cara ngomongku yang terlihat aneh atau apa aku gak tau, mamanya Fasa malahan ngomong kalau aku tuh cinta banget sama Fasa dan karena itulah aku ngerelain Fasa buat ditunangin. Asli, aku gak ada rasa sama Fasa dan gak mau terjebak dalam masalah bohong membohongi kayak begini!!

Yang tambah parahnya lagi nih ya, mama dan papanya Fasa menyuruhku untuk tinggal di rumah mereka. Alesannya cuman simple, gara-gara aku tinggal sendirian. Demi apa coba aku disuruh tinggal sama orang lain? Orang udah dari SMA aku emang tinggal sendirian. Dan sempat-sempatnya mereka menelpon mama dan papaku yang sekarang lagi di Mesir ngeburu onta, cuman untuk mencari izin agar aku tinggal bareng mereka. Dan yang super parah nih ya, mama dan papa ngijinin!!! Apalagi mereka bilang bakalan balik sini beberapa bulan lagi dan malah nitipin aku sama mereka. Astaga, keluargaku di sini masih banyak kali. Bukannya lebih baik nitipin aku sama om atau tanteku kan, ya? Bukan sama emak dan bapaknya Fasa!! Rasanya aku pengen nangis. Sumpaaah.

Baiklah, sebenarnya mama sama papanya Fasa itu baik. Baik banget deh. TAPI FASANYA ITU YANG BIKIN KEKI!!!!!!!!!

=========+++++++========

tambah penasara atau ngebosenin nih? hihihhiiii 

thanks for coming yahhh :****

Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top

Tags: