6 - Bye-Bye Baby

kofire on pixiv.net

*


HOLOLIVE KINDERGARTEN

100 METER LAGI

....

Tim membaca prasasti di persimpangan jalan. Gara-gara Kobo, ia tersesat di garis waktu yang belum pernah ia kunjungi.

Gedung-gedung tinggi, jalan raya, bahkan kedai KFP, semua hilang. Area urban-metropolitan berubah menjadi pedesaan dengan sawah yang luas membentang. Ia melangkah sesuai petunjuk prasasti. Tanpa mesin waktu, hanya itu yang bisa ia lakukan saat ini.

Calli menghubungi via jaringan multidimensi.

[Di mana kalian? Di mana Kobo?]

"Maaf, kami terlempar di lokasi yang berbeda."

Sayup-sayup terdengar ratapan Kiara.

[Tolong, temukan anak kami.]

"Pasti. Harusnya dia tak jauh dari sini."

Masalahnya, Kobo membawa arloji Kronii. Alat itu adalah kunci untuk membawa mereka kembali. Tim berharap gadis itu tak mengotak-atiknya lagi.

"Stoppu. Hereppu-hereppu."

Di depan minimarket, seorang gadis balita menghadang langkah Tim. Ia memakai topi bundar putih, melindungi rambut pendeknya yang berwarna terang dari terik matahari. Suaranya lemah dengan aksen yang kental.

Tim berjongkok. "Siapa namamu, Nak?"

"Ha-Hajimya."

Di seragam TK-nya tertera nama Todoroki Hajime.

Gadis itu mengajak Tim ke dalam minimarket, meminta sang aligator mengambil popok di rak yang tak bisa ia jangkau. Tak seorang pun menjaga toko. Hanya mereka pengunjung minimarket itu.

"Ke mana orang-orang?" tanya Tim.

Mata Hajime berkaca-kaca. Ia berlari keluar tanpa membayar. Tim pun mengikuti hingga mereka tiba di taman kanak-kanak.

Beberapa anak berlari-larian di sekitar halaman. Sebagian bermain perosotan, ada pula sepasang balita yang bercengkerama di tanah berpasir. Anak pertama berambut merah muda dengan pita bunga sakura, anak kedua berambut biru dengan ombak di ujung-ujungnya.

Kobo? Dia tampak lebih muda daripada saat di KFP.

"Kobo baby?" tanya gadis sakura.

"No! Kobo not baby!" bantah Kobo.

"Kobo. Is. Baby."

"No! Miko baby! Kobo not baby!"

"Yes, yes. Miko elito baby. Kobo ngompol baby."

Hajime berlari ke arah mereka berdua, lalu memberikan popok pada Kobo. Miko dan Hajime mengantar Kobo ke toilet untuk membantunya memasang popok.

Tim mendekati bekas tempat mereka bermain. Pasir-pasir tersebut terlihat basah dan pesing. Ia mengamati sekeliling. Firasatnya buruk. Sejauh mata memandang, tak ada orang dewasa selain dia.

Ia menunggu Kobo di depan toilet. Sang aligator ingin memastikan bahwa Kobo di sini adalah Kobo dari semestanya.

Begitu mereka keluar, Tim langsung menodongnya dengan pertanyaan.

"Kobo, di mana arloji itu?"

Kobo bergeming. Matanya terbelalak. Perlahan mukanya memerah dan bibirnya melengkung ke bawah. Guntur bergemuruh dari atas. Langit yang semula cerah mendadak mendung, bersamaan dengan isak tangis si gadis biru yang makin tak terbendung.

Hujan deras turun. Kobo menangis sejadi-jadinya. Tangisannya menjalar ke Miko dan Hajime, lalu menjangkiti anak-anak di seantero TK seperti epidemi.

Gawat. Kobo tak memiliki arloji Kronii. Tim segera memasuki bangunan dan menuju ruang kepala sekolah. Ia membuka pintu, mendapati sepasang bayi rubah putih dan serigala berbulu hitam di balik seragam guru. Di meja terdapat dua papan nama bertuliskan Shirakami Fubuki dan Ookami Mio. Lalu di antara keduanya, tampak sosok berkepala besar, berbadan kecil, dan berpakaian mirip Ame, terukir dalam seonggok prasasti.


watsonameliaEN on X (Twitter)

***

472 kata

Hari ke-6: Buat cerita yang mengandung kata: kunci, prasasti, popok. Max 500 kata.

[A/N] Holobaby time! Akhirnya The Big Bad dari cerita ini muncul juga. Aku sendiri nggak tahu apa yang bakal ia lakukan selanjutnya, karena nasib cerita ini bergantung pada tema di hari esok dan seterusnya.

Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top