10 - The Devil in White
nishikiyuno on X
*
[R-17] suggestive language
***
Tim segera berlari menuju klinik Underworld Academy begitu mendengar Towa sudah siuman. Dari ujung koridor, ruangan Towa sedikit terbuka sehingga memancarkan cahaya dari dalam. Siluet gadis itu tampak tegak berdiri di tembok seberang.
"Towa-sama!" seru Tim begitu tiba di depan pintu.
Gadis itu menoleh. Ia tengah merapikan rambut dengan pita di mulut. Pakaiannya serba putih dan agak longgar. Bagian tengah kaus diikat setinggi ulu hati, memperlihatkan perutnya yang berkilauan keringat.
Tim sering menyaksikan keindahan perut Towa. Namun, melihatnya memakai baju santai pasca-pemulihan? Ada sesuatu dalam diri sang aligator yang sulit diungkapkan. Ada hal yang sebaiknya tidak diucapkan.
Towa pun sadar akan itu. Ia menutup perut, memalingkan tubuh dan berkata:
"Hentai ...."
"M-Maaf," ucap Tim sambil membuang muka.
Towa membuka ikatan baju. Bagian bawah baju yang kebesaran kini menutupi seluruh celana pendek, membuatnya seperti tidak memakai bawahan.
"Hei! Jangan bengong terus! Kono hentai!"
"S-Saya tidak tahu harus melihat ke mana, Towa-sama. Sekali lagi maaf!"
"Lihat ke mata kalau ngomong! Hmph!"
Towa bersedekap dan menggembungkan pipi. Manisnya, batin Tim. Menatap mata hijau nan terang itu hanya membuat Tim semakin terbang dalam delusi.
Aku bersyukur masih bisa kembali ke garis waktu ini.
Towa duduk di tepi ranjang, lalu menepuk-nepuk sisi sebelah. "Duduk sini!"
Tim pun menurut.
"Apa Towa-sama ... benar-benar pulih?"
"Iya kali! Hmph."
Dia masih marah.
"Maaf, s-saya sudah lancang masuk ke ruangan ini tanpa perm—"
"Kamu pikir aku masih peduli soal itu? Kamu aneh, Tim. Kita udah resmi pacaran, terus kenapa sekarang tingkahmu kayak baru ketemu? Sejak kita mau ... c-ciuman di kamarku, sikapmu mendadak berubah! Ada apa, sih?"
Tim menghela napas. Sudah saatnya jujur. Ia tak mau iblis kesayangannya menderita lagi.
Ia berterus terang tentang arloji Kronii, tentang ia yang mengulang-ulang rute Towa demi mendapatkan cinta gadis itu, dan tentang Smol Ame, yang kini merebut arloji tersebut. Ia sebenarnya ingin berhenti mengacak-acak garis waktu hanya untuk memuaskan nafsu, tetapi malah kembali terlempar ke semesta di saat ia menjadi kekasih Towa. Semesta ini.
Mulut Towa menganga dan dahinya mengerut. Kepalanya bergetar mengolah informasi yang baru ia terima.
"Tapi, percayalah! Saya cuma berusaha mengakses kekuatan Laplus! Awalnya saya tidak berniat mempermainkan kalian. I-Itu cuma ... efek samping dari perjalanan saya menempuh rute waktu yang ber—"
Towa menutup mulut Tim dengan satu jari. "Intinya, di sini kamu milih aku, kan?"
Tim mengangguk.
"Ya-Ya udah." Towa meremas-remas ujung bawah baju. "Aku enggak peduli sama kamu di semesta lain. Yang penting, kamu enggak bakal pergi lagi, kan?"
Towa menatap Tim lekat-lekat. Mata hijaunya perlahan membuat sang aligator meleleh.
"Janji?" tanya gadis iblis seraya menyodorkan jari kelingking.
Tim mengaitkan kelingking Towa dengan kelingkingnya.
Gadis itu tersenyum. Senyum yang bisa membuat buaya muara paling ganas mendadak jinak. Apalagi Tim yang cuma aligator berjas.
Tak heran Iblis Laplace seperti Laplus, yang notabene berada di tingkat yang lebih tinggi daripada ras Towa, berakhir menjadi penggemarnya.
"Jadi, bisa kita ulang ... malam pertama kita yang sempat tertunda?"
Tim bergeming. Towa tak sabar menunggu sampai pria di sebelahnya mengucapkan sesuatu. Ia mengalungkan kedua tangan di pundak Tim, bersiap untuk saling bercumbu.
Akan tetapi ....
"Whoops, am I interrupting something?"
Tim dan Towa berpaling ke arah pintu. Muncul seorang wanita berambut biru dengan baling-baling jarum jam di atas kepala. Ouro Kronii, Sang Pengawas Waktu.
ramingbera on danbooru
***
534 kata
Hari ke-10: Buat cerita dengan tema, "Kebahagiaan yang Tertunda."
[A/N]: Bangun tidur muncul fanart Towa-sama di tl, terus lihat tema hari ini ... langsung paham ceritanya mau kubawa ke mana. :|
... Mungkin aku ketularan halusinogen dari Watson's Concoction.
Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top