Bab 20

Pesta berjalan dengan lancar. Setelah berdansa Rose mengajak Seven untuk berkenalan dengan Dinda dan yang lainnya. Meskipun mereka baru bertemu. Ternyata Seven adalah pangeran yang ramah.

"Keluarga kerajaan Fantasy telah tiba!" teriak salah satu prajurit yang bertugas memberitahukan kedatangan tamu penting.

"Kerajaan Fantasy?"

"Aku belum pernah mendengr kerajaan itu."

"Apa memang ada?"

"Wah ... Mereka sangat cantik-cantik dan tampan-tampan."

"Lihat gadis kecil itu. Dia sangat manis."

Bisikan demi bisikan terdengar saat Terid dan yang lainnya memasuki Aula. Semua pasang mata menatap mereka dengan takjub dan bingung. Karena memang kerajaan Fantasy tidak terlalu terkenal.

Karena mereka selalu menutup diri dari kerajaan lain. "Akhirnya kau datang juga, Terid. Lama tidak bertemu," sambut Izana senang sambil turun dari singgasananya. Pesta pun kembali berjalan dengan lancar.

"Ya, lama tidak bertemu. Maaf kami terlambat," ucap Terid senang. "Tenang saja, kau datang di saat yang tepat," ucap Izana.

"Halo, Dieya. Lama tidak bertemu," ucap Wulan yang juga ikut turun dari singgasananya diikuti oleh Raja dan Ratu dari kerajaan Arce. "Iya, lama tidak bertemu, Wulan," ucap Dieya senang.

"Apa mereka anakmu?" tanya Wulan. "Mereka ketiga putriku, dan kedua pemuda ini calon menantuku," jelas Dieya. "Salam kenal, Yang Mulia. Saya Alya, ini adik saya Rika, dan ini adik terkahir saya Bulan," ucap Alya sopan memperkenalkan diri.

"Salam kenal juga," ucap Wulan ramah. "Wah, jadi kalian berdua calon putri Alya dan putri Rika?" tamya Izana terkejut.

"Benar, Yang Mulia. Kami dari kerajaan Kerania. Saya Nichole dan ini adik saya Reagan," ucap Nichole sopan.

"Oh iya, perkenalkan mereka adalah Raja dan Ratu kerajaan Arce," ucap Izana memperkenalkan teman kerajaannya kepada Terid dan yang lainnya. Terid dan Raja Arce saling berjabat tangan sambil tersenyum senang. "Aku Est, dan ini istriku Elina," ucap Raja Arce yang bernama Est Del Arown sambil memperkenalkan permaisurinya yang bernama Elina Iel Estron.

"Aku Terid dan ini istriku Dieya," ucap Terid senang.

"Bagaimana jika kalian menikmati pesta ini. Mungkin kalian akan bertemu dengan putri kami yang bernama Rose," saran Wulan ramah.

"Baik, Yang Mulia," ucap Alya mewakilkan yang lainnya.

Alya dan yang lainnya langsung berjalan meninggalkan para Raja an Ratu yang sedang asik berbicara sendiri.

"Oh, Bulan!" terdengar sebuah suara yang memanggil Bulan. Membuat Bulan dan yang lainnya berhenti. Mereka langsung berbalik dan menemukan Ita dan yang lainnya yang berjalan mendekati mereka.

"Ita, aku tidak tahu jika kau juga mendapatkan undangan di sini," ucap Rika senang. "Ratu Wulan adalah bibiku," jelas Ita santai. "Oh iya, perkenalkan. Ini kakakku, Dinda," ucap Ita memperkenalkan Dinda.

"Salam kenal, saya Alya, ini adik saya Rika dan Bulan dari kerajaan Fantasy," ucap Alya. "Salam kenal, putri Dinda, saya Nichole dan ini adik saya Reagan. Kami dari kerajaan Kerania," lanjut Nichole.

"Salam kenal semuanya," ucap Dinda ramah. "Kakak, Bulan ingin cemilan," pinta Bulan sambil menarik-narik tangan Rika. "Bulan, bagaimana jika sama kak Ita?" tawar Ita.

"Hm ... Baiklah!" teriak Bulan senang. Membuat yang lainnya juga ikut tersenyum. "Pakai ini dulu ya," ucap Rika lembut sambil berlutut sedikit lalu memasangkan kalung buatannya tadi.

"Cantik! Ini apa kak?" tanya Bulan bingung. "Hadiah untuk Bulan,"jawab Rika. "Terima kasih, kak Rika!" teriak Bulan senang lalu Ia, Ita dan yang lainnya berjalan meninggalkan Rika, Alya, Nichole, Reagan, Dinda, dan kedua penjaganya.

***

"Aku tidak menyangkah pesta akan berjalam sangat meria seperti ini," ucap Daniel malas di samping Kioku. "Apa Anda yakin tidak menemui Yang Mulia Izana?" tanya Kioku bingung.

"Tenang saja, aku akan menemuinya nanti," ucap Daniel santai.

Mereka sedang berada di sisi aula dekat jendela sambil menikmati minuman yang di berikan pelayan. "Kau itu terlalu santai. Mungkin Yqng Mulia Izana tidak akan masalah. Bagaimana dengan Wulan?" tanya Kioku dengan nada yang tidak formal seperti biasanya.

"Itulah kenapa aku akan menemui Izana jika dia sedang sendirian dan tidak sedang bersama Wulan," jawab Daniel.

Tiba-tiba mata Daniel membulat sempurna menatap kedepan. Membuat Kioku yang menyadari itu menjadi bingung. Ia mengikuti arah pandangan Raja sekaligus temannya. Ia langsung terkejut melihat wanita berambut coklat muda dengan gaun merah muda sedang tertawa senang bersama seorang pria berambut coklat tua dan mengenakan seragam kerajaan putih dengan jubah merah tua.

Yang Mulia Zani? Tunggu, tidak mungkin. Jangan bilang jika dia juga beranggapan jika wanita itu Yang Mulia Zani? Pikir Kioku sambil menatap Daniel.

Kioku langsung mencega Daniel. Saat ia akan berjalam untuk menghampiri wanita yang mirip dengan Zani.

"Daniel, tenangkan dirimu. Dia bukan Yang Mulia Zani, perhatikan baik-baik," ucap Kioku pelan. Agar tidak menimbulkan kekacauan di pesta kerajaan Earth.

Daniel menatap kembali wanita itu. Wanita itu memang mirip dengan Zani. Namun, rambut, dan matanya sangat berbeda dengan mendiang permaisurinya.

Daniel menarik napas dalam lalu menghembuskannya dengan pelan. "Aku baik-baik saja. Aku tidak menyangkah akan bertemu dengan wanita yang hampir mirip dengan Zani," ucap Daniel ketika sudah tenang.

"Huft ... Sungguh, kau ini. Coba saja aku tidak ikut denganmu ke pesta ini. Saat kau melihat wanita itu. Kau pasti akan berpikir jika itu adalah Yang Mulia Zani," ucap Kioku setelah menghembuskan napas berat.

"Ya, maaf merepotkanmu," ucap Daniel sambil tersenyum kecil.

***

Tiba-tiba lampu di aula padam. Membuat semua tamu undangan menjadi panik. Hanya ada sinar sang rembulan yang menerangi Aula melalui jendela besar di Aula.

Tiba-tiba semua kaca Aula menjadi pecah. Empat orang berjubah muncul dan satu pria bertopeng dengan pakaian serba hitam muncul di bagian tengah Aula dengan sinar sang rembulan yang menyinari melalui jendela di atas Aula.

"Siapa kalian!" teriak Izana tajam.  Bukannya menjawab. Namun, salah satu orang berjubah itu melesat menyerang Izana.

Tapi, dengan cepat Wulan menangkis serangan itu dengan pedang yang ia sembunyikan di balik gaunnya. "Semua pergi dari sini!" teriak Wulan tajam.

Semua tamu undangan segera melarikan diri dengan bantuan prajurit. Meningggalkan kelima orang misterius itu bersama keempat keluarga kerajaan.

"Baiklah, main gelap-gelapannya sudah selesai," ucap Rika lalu menggunakan kekuatannya untuk menyalakan lampu kembali.
Aula yang besar dan ramai tiba-tiba berubah menjadi aula yangpenuh dengan darah. Keempat keluarga kerajaan sangat terkejut saat melihat beberapa tamu undangan dan prajurit sudah tewas mengenaskan.

"Kehancuran telah tiba. Kegelapan telah muncul," ucap pria mengenakan topeng. Membuat semua orang di sana mengambil langkah waspada.

Ita memeluk Bulan untuk melindunginya dan ketiga pengawal Ita melindungi tuan putri mereka. Aegil dan Kireina menjaga Dinda. Ketiga Raja dan Ratu mengeluarkan senjata mereka bersiap untuk bertarung.

Tiba-tiba, pasukan berjubah kembaali masuk ke aula dengan jumlah yang sangat banyak. Membuat mereka semua terkejut. "Serang!" perintah pria bertopeng.

***

Semua orang di sana bertarung dengan sangat sengit. Mereka membunuh setiap orang yang mendekati mereka dengan mudah.

"Mereka terlalu banyak," ucap Wulan yang mulai kelelahan. "Wulan, apa hanya segitu kekuatanmu?" sindir Daniel yang tiba-tiba muncul sambil tersenyum kecil. "Apa maksudnya itu?!" teriak Wulan kesal.

Namun, benar apa kata Wulan. Mereka sudah mulai kelelahan melawan pasukan yang sangat banyak. Apa yang harus mereka lakukan dengan semua pasukan yang semakin banyak ini.

"Serahkan kepada putri kami," ucap Terid yang tiba-tiba muncul di samping Daniel. "Uwah! Kau juga ada di sini!" teriak Daniel terkejut.

"Apa maksudmu, Terid?" tanya Izana bingung. "Lihatlah kehebatan putri kerajaan Fantasy!" ucap Terid membanggakan diri.

Tiba-tiba terjadi ledakan di mana-mana. Daniel melihat sesuatu yang melesat dengan sangat cepat membunuh orang-orang berjubah itu. Sosok iti adalah seorang wanita dengan armor atasan gelap, rok panjang putih, jubah putih, rambut hitam terurai, dan di kelilingi banyak kertas.

Wanita itu mengganti senjatanya dengan sangat cepat dan menebas orang-orang berjubah secara bersamaan. Kioku yang melihat itu merasa takjub. Namun, pandangannya terlihat kosong saat menebaskan pedangnya begitu muda.

"Rika, sekarang!" teriak Terid menatap keatas. Membuat semua orang menatap keatas. Daniel melihat wanita yang mirip dengan Zani sedang terbang dengan pakaian yang berbeda.

Baju hitam dengan rompi merah, roh putih di atas lutut, topi kecil merah, dan rambut yang terurai coklat muda. Pandangannya datar, tajam, dan kosong. Aura berwarn merah muda sedikit keemasa mengelilinginya.

"Cepat buat pelindung!" teriak Terid. Siapapun yang bisa membuat pelindung langsung membuat pelindung untuk melindungi diri mereka dan orang di sekitar mereka.

Kalung yang di gunakan Alya, Reagan, dan Nichole bercahaya dan membuat pelindung untuk melindungi mereka.

"Terbakarlah oleh api suci. Holy fire!" ucap Rika. Membakar seluruh orang-orang berjubah dengan api sucinya.

Begitu api menghilang, sudah tidak ada sosok berjubah dan sosok pria bertopeng itu. Rika langsung mendarat dengan sempurna. "Apa semua mati?" tanya Izana bingung karena Aula yang tadinya penuh dengan darah tiba-tiba menjadi bersih tak tersisa.

"Tidak, pria bertopeng itu masih ada," jelas Alya tajam. "Biar aku dan Rika yang mengejarnya," ucap lanjutnya.

Alya langsung memasang mantra terbang dan terbang bersama Alya mengejar pria bertopeng itu.

"Astaga anak-anak itu," ucap Terid pasrah. "Nichole, Reagan. Tolong ikuti mereka," ucap Dieya lalu menggunakan kekuatannya untuk memasang sihir terbang kepada kedua pangeran itu. "Baik," ucap Nichole dan Reagan bersamaan lalu mereka langsung terbang menyusul Rika dan Alya.

***

"Jadi ini kekuatan kerajaan Fantasy? Sungguh hebat?!" ucap seorang wanita berambut silver panjang dengan gaun hitan pendek dan sepasang sayap hitam.

Ia memperhatikan pertarungan itu sejak awal. "Sepertinya ini menarik. Aku akan menunda bertemu dengan Anda lebih lama lagi, Yang Mulia Daniel," ucap wanita itu sambil tersenyum kecil lalu terbang meninggalkan kerajaan dengan meninggalkan sehelai bulu hitam yang terjatuh tepat di tangan Daniel.

"Bulu hitam? Apa mungkin, Zani?"
______________________________________
Akhirnya selesai.

Okay, sampai sini dulu.
Via mau pulang kampung dulu.

Semoga kalian suka.

Sampai jumpa lagi

Gokigenyou

Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top