005 tentang harapan penuh omong kosong
Zaregoto series © NISIOISIN
case: Niounomiya Izumu/Himeya Reiya ft. Ii-chan (Protagonist)
Jibaku Shounen Hanako-kun!AU © AidaIro
happy izumu's day!
.
"Heh."
"Ah?"
Itu suara yang spontan keluar dari Zerozaki Hitoshiki, disusul olehku yang bahkan tak bisa menahan reaksi. Lantas, Niounomiya Izumu seperti pelengkap, hanya dapat mencetus panjang, "Hahh ...."
Aku mengerjap. Barangkali berusaha merekam ulang kejadian panjang hari ini, sekaligus menutur bab cerita yang terlewat sebagai awalan. Baiklah, pertama-tama. Terima kasih selalu, Zerozaki. Keisengan sang Masa Depan membuat gaduh satu sekolah hingga Tujuh Keganjilan mesti ikut turun tangan. Menggeser waktu semua orang hingga masa tua? Nyalinya besar sekali. Aikawa-san jelas-jelas akan menjadikannya samsak. Sepertinya, anak itu tak kunjung mendapat pencerahan setelah kejar-kejaran hidup-mati tempo lalu, tetapi apa yang mesti kuharap dari Manusia Gagal?
(Ah, tetapi Zerozaki juga bukan manusia di sini, ya. Benar-benar omong kosong.)
"Kau benar-benar kelewatan, loh, Nomor Satu."
Bukan Tosshi, tetapi Nomor Satu. Aku, sebagai Nomor Satu bagian Masa Kini, mendadak ikut tersinggung. Jadi, kuucapkan saja, "Akan lebih baik kau bersiap menghadapi Aikawa-san, Zerozaki."
Zerozaki hanya tertawa, justru merasa terhibur alih-alih takut. "Begitu? Namun, ini sungguh mahakarya[1], Yang Terhormat Nomor Tujuh."
Memang orang gila.
Yah, kesampingkan hal itu, aku juga cukup terkejut. Izumu-kun bisa seperti itu juga, ya, selain kepada Rizumu-chan. Protektif kepada perempuan. Bahkan, wajahnya sampai merengut. Aku tidak tahu seluk-beluk hubungannya dengan Himeya Reiya, tetapi melihat pergeseran waktu yang dilakukan Zerozaki meninggalkan Reiya-san sebagai cangkang kosong di dekapan Izumu-kun, sepertinya dia tidak punya waktu banyak.
Dengan kata lain, sebentar lagi Himeya Reiya akan mati.
"Izumu-kun―"
"Onii-san," dan, Izumu-kun segera memotong, "bukankah sudah saatnya Masa Lalu bertindak?"
Aku menghela napas. "Aku akan menghubungi Aikawa-san."
.
Masalah itu setidaknya selesai dengan Aikawa Jun memutar kembali waktu dan berakhir menjadi kekalahan telak Zerozaki dalam baku hantam. Mampus.
Reiya-san terlihat baik-baik saja, untuk standarnya. Aku meyakini kami memliki kesamaan; penyendiri dengan hawa yang selalu suram. Jadi sebagai sesama, aku dapat mengetahui hal itu ketika berbicara dengannya. Meskipun, segalanya omong kosong saja.
Yah, sebenarnya, fakta kematian Himeya Reiya yang telah dekat tidak lagi mengejutkan. Tidak sepertiku yang diseret masuk untuk mengisi kursi kosong Masa Kini oleh Aikawa-san, manusia yang dapat melihat Keganjilan umumnya hanyalah seorang indigo, atau seseorang yang dekat dengan Ujung Pesisir. Atau sederhananya, dekat dengan Maut.
Namun, aku tak bisa menahan diri untuk melontarkan pertanyaan, "Sebenarnya, apa yang Reiya-san harapkan?"
Menyeburkan diri ke dalam dunia supernatural dan memaksakan untuk merobek penglihatan kepada mereka bukan sesuatu yang dipikirkan olehku dari Himeya Reiya. Ada baiknya, beberapa hal tidak perlu diketahui. Meskipun Reiya-san adalah imajiner, aku tidak tahu bahwa dia akan seputus asa itu untuk menggantungkan harapan bertaruh nyawa kepada makhluk supernatural.
Jadi, aku ingin tahu kenapa. Jika saja dia tidak terlibat, aku tidak perlu mengetahui kematiannya telah mendekat. Sebagai sesama, barangkali aku sedikit bersimpati dan mencari validasi.
Reiya-san yang sebelumnya memelototi lukisannya sendiri akhirnya melirik. "Apanya?"
"Mendatangi Izumu-kun."
"Ah." Dan, dia spontan mengerti. "Kenapa tiba-tiba?"
"Hanya penasaran."
"Begitu?" Reiya-san tak pernah menanyakan lebih jauh. Jadi, dia hanya menunjuk lukisannya sendiri yang penuh dengan coret hitam, putih, dan abu-abu. "Aku ingin melihat warna."
"... begitu."
Selain penyendiri suram, ternyata kami juga memiliki angan-angan yang penuh omong kosong. Lantas sebagai sesama, aku hanya mengangguk.
.
"Izumu-kun menyukai Reiya-san, ya."
Aku berkata begitu saja ketika jam istirahat makan siang bersama Izumu-kun di atap.
Maka, dia membalasku dengan terlalu lantang, "Hah?!" Kemudian bungkam. Terlalu lama.
Aku melirik sekilas dengan perubahan rona wajahnya dalam sekejap mata, tetapi tak lama kemudian, dia hanya mendengkus. "Oi, Onii-san. Beri aba-aba kalau mau bertanya seperti itu."
"Ah, maaf," ucapku, setengah tidak niat. "Kalian berkenalan dalam waktu singkat. Aku hanya terkejut."
"Wajahmu tidak terlihat terkejut."
"Oh." Aku mengerjap. "Jadi?"
"Kenapa kau tiba-tiba tertarik?"
"Hanya penasaran." Jeda sejenak. "Kau tidak memberitahu Reiya-san tentang kematiannya, ya."
"Itu normal saja? Seharusnya memang tidak diketahui." Izumu-kun mengernyit. "Apa hubungannya ini dengan itu?"
"Soalnya, Izumu-kun terlihat berusaha sekali membuat Reiya-san bahagia."
"...."
Ah, itu terdengar cringe. Aku berdeham canggung dalam hening, tetapi akhirnya Izumu-kun melepas tawanya seperti biasa. Gyahahaha.
"Yah, Reiya terlalu larut dalam hal yang buruk-buruk."
Reiya. Bukan Ojou.
"Apa itu ada hubungannya dengan keinginan Reiya-san untuk melihat warna?"
"Hah, kau tahu juga tentang itu, ternyata." Izumu-kun mencibir. "Reiya menjanjikan kedua orang tuanya lukisan. Namun, mereka berdua mati. Sampai akhir, dia masih menggantungi diri dengan janji itu. Tamat."
"Bersamaan?"
"Entah." Dan, dia terlihat tak berminat untuk melanjutkan topik. "Setidaknya, kuharap Reiya bisa melepaskan itu sebelum kematiannyaaaa .... Atau, itulah yang kupikir."
Maka, aku hanya dapat bungkam. Benar-benar omong kosong. Jika, jika saja aku menutup mata, mungkin segalanya ini akan mati. Aku mungkin seharusnya tak perlu tahu. Mungkin seharusnya tak perlu cari tahu. Mungkin―
Hahh ....
"Izumu-kun benar-benar menyukai Reiya-san, ya."
"Apa masalahmu, sih?!"
Namun, meskipun itu omong kosong sekalipun, aku memutuskan untuk berharap pula akhir yang layak untuk kalian berdua. Untuk cerita Niounomiya Izumu dan Himeya Reiya.
end.
[1]Masih tidak bisa menentukan terjemahan yang tepat akan catchphrase Hitoshiki, jadi sejauh ini akan kugunakan arti harfiahnya; Ini mahakarya. (Struggle terjemahan abal-abal)
For extra note, Rizumu is Izumu's yorishiro di AU ini. Tapi sayangnya seperti di canon, dia di sini jadi sebatas boneka yang punya kesadaran logika minim, meski keliatan kek manusia normal. Terus, Iichan kenapa bisa diseret jadi Keganjilan Nomor Satu, gegara Jun nyogok pake nyawanya Tomo ....
Anyway, even tho it's an AU, aku mention banyak lore aslinya Reiya. Jadi kalo ngesampingkan unsur supernaturalnya JSHK, sebenernya ini masuk masuk aja ke canon HAHAHAHA
Also iichan tried to act not rly care, I HOPE HE'S NOT THAT OOC THO .... Kinda doesn't know how to end this, but yea
Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top