Musibah (End)

"… uvuvwevwevwe onyetenyevwe ugwemubwem ossas."

Itulah sebabnya Alucard hanya terdiam dan melongo karena tidak mengerti dengan apa yang monyet itu katakan.

"Ok, Alucard tenang. Tunggu Claude balik aja, nanti baru minta maaf." Batin Alu mencoba menenangkan dirinya sendiri.

***

"Argh. Sial. Sial!"

Miya masih saja mondar-mandir di pinggir kali jodo-nya Papa Franco dengan kepulan asap diatas kepalanya. Ia merasa kesal dengan tingkah Alucard, namun disisi lain ia menyesal atas apa yang ia katakan. Karena ia tahu, itu amat sangat menyakiti perasaan Alucard. Apalagi membuatnya pingsan dan dirawat di rumah sakit.

"Nih, minum dulu," tawar Hanabi yang tiba-tiba datang sambil membawakannya minuman, lalu memberikannya kepada Miya. "Jangan risau lagi, ya. Gimanapun masalahmu, jangan sampai hubungan kalian hancur, atau kau bakal nyesel nantinya," ujarnya.

Miya hanya menanggapinya dengan menghela nafas, kemudian meminum minuman yang diberikan oleh Hanabi.

"Nih, makasih ya. Lu baik banget, Han," ucap Miya sambil mengembalikan minuman dari Hanabi.

"Enggak usah," sergahnya, "ambil aja, lagian aku lagi ada urusan lain."

Miya membenarkan ikatan rambutnya sesaat sebelum ia menggunakan ultimate-nya untuk menghilang meninggalkan Hanabi sendirian.

"Apa gunanya, sih pake ulti didepanku? Kan bisa langsung pergi aja, dikira aku bakal nguntit dia apa? Papparazi aja bukan, heh."
pikir Hanabi jengkel sambil melempar sebuah kerikil ke dalam kali tersebut.

Tak lama kemudian, Miya muncul kembali dengan kostum yang berbeda. Dengan rambut blonde-nya yang dikuncir kuda, lengkap dengan hiasan mawar merah yang menjadi mahkotanya. Ia memakai gaun selutut berwarna putih berbalut renda pink yang membuat gaun itu tampak manis.

"Aneh, aku nggak pernah lihat kostum itu." batin Hanabi.

"Sekarang … anterin gue ke rumah sakit!"

Hanabi linglung karena ia tidak tahu Alucard berada di rumah sakit. Yang ia tahu hanyalah Miya yang terlihat mempunyai masalah dengan Alu. "Eh? Ke rumah sakit? Mau apa? Lagian aku kan harus ke–"

Belum sempat Hanabi menyelesaikan ucapannya, Miya sudah menarik tangannya lebih dulu. "Udah, ayo cepat antar gue!"

Ia berlari dengan cepat sambil menggenggam tangan Hanabi yang membuatnya kewalahan dan hampir terjatuh. Beruntung Miya berhasil menahannya untuk tidak jatuh, lalu ia meminta maaf dan melepaskan tangannya.

Hanabi tidak memperdulikan itu. Ia lebih penasaran terhadap apa yang terjadi kepada Alucard sehingga Miya terlihat resah begini.
"Jadi, sebenernya Alucard kenapa? Siapa yang dirawat di rumah sakit? Kelihatannya kamu buru-buru banget."

Miya menggaruk kepalanya yang tidak gatal. "Alucard. Dia dirawat di rumah sakit karena pingsan, gara-gara gue."

"Jadi, kamu kesana mau minta maaf, gitu?" tanya Hanabi penasaran.

"Emm, iya. Terus gue bakal mutusin dia!"

Hanabi terperanjat dengan perkataan Miya. Ia heran mengapa hubungan mereka retak padahal mereka sudah menjalin hubungan itu sejak lama.

"Terus, apa gunanya kamu pake gaun pinky begitu?" tanya Hanabi penasaran.

"Abis mutusin dia, gue mau cari cowok lagi. Gue pengen dapet yang ganteng dan dewasa, enggak kayak Alu, bocah."

Hanabi semakin bingung terhadap apa yang Miya pikirkan, ia tidak percaya terhadap apa yang dikatakannya.

"Kamu yakin? Terus kenapa nggak dari dulu aja kamu nggak usah pacaran sama dia? Kan, namanya labil dong? Labil itu sifatnya bo–"

"Gue ga peduli," potong Miya. "Yang jelas, abis minta maaf gue mau cabut. Yuk ah gercep."

*gerak cepat

***

Beberapa menit kemudian Claude datang menghampiri Alucard yang masih terbaring dan Dexter yang sedang uuk aak gajelas.

"Eh Claude, gue minta maaf ya. Gue beneran nggak bermaksud begitu." Ia memandang Claude sebelum ia menundukkan kepalanya.

"Nggak, gue ga pundung bodok. Gue cuma laper aja tadi," sergah Claude sambil terus mengunyah permen karet yang dibelinya dari kantin rumah sakit.

"Syukurdeh kalo gitu. By the way, gue ngerasa sikap gue selama ini bikin kecewa ayang beb Miya. Jadi, bisa nggak lu beliin odading Mang Oleh segerobak? Terus dijadiin parcel."

"Ikan hiu makan tomat, gue akan laksanakan demi kawan yang sekarat," celetuknya sambil melangkah keluar dari kamar Alu.

"Gue ga sekarat anjim! Sembarangan aja lu Nih rasakan!" Ia kesal dengan perkataan Claude sehingga ia melempar bantalnya dan mendarat tepat di belakang kepala Claude.

Namun, diam-diam ada yang memperhatikan mereka dari balik jendela. Miya dan Hanabi yang sudah sampai sedari tadi menguping pembicaraan Claude dan Alucard.

Miya merasa terharu. Karena baginya, odading Mang Oleh adalah hadiah yang sangat istimewa, mengalahkan keistimewaan martabak coklat kacang kejunya babeh Balmond.

Cewek di land of dawn itu nggak suka seblak pedesnya Tante Hilda ataupun martabak manisnya Babeh Balmond, tapi mereka lebih suka rasa anj*ngnya odading Mang Oleh.

Sampai-sampai air liur Miya menetes karena tak bisa membayangkan betapa enaknya mendapat parcel odading yang selama ini menjadi favoritenya.

"Kan, Alucardmu itu so sweet banget. Hiks … kenapasih orang-orang bisa pada uwu uwu, aku kapan bisa begitu?"

Hanabi pun tak bisa menahan air matanya. Ia menangis tersedu-sedu karena terharu atas apa yang Alucard rencanakan untuk Miya. Mungkin banyak orang yang menganggap ini lebay, namun bagi mereka–warga land of dawn–odading Mang Oleh merupakan makanan yang sangat super duper istimewa saking enaknya, apalagi jika dimakan panas-panas sembari ngopi di senja hari ala anak indie.

Tangisan Hanabi yang tersedu-sedu membuat Claude dan Alucard melihat memergoki mereka. Lalu Claude menghampirinya dan menyuruh mereka untuk masuk. Alucard pun merasa senang karena ayang beb nya datang untuk menjenguknya.

Miya yang tadinya akan meninggalkan Alucard pun terenyuh dan berubah fikiran.
Gaun merah mudanya merekah seakan menampakan rasa bahagia dari sang pemakainya.

Dengan canggung, ia pun memberanikan diri untuk meminta maaf kepada Alucard atas apa yang telah ia lakukan tadi pagi. "Ma-maafin gue, ya. Gue beneran gelap mata, harusnya gue sadar kalo lu beneran sayang sama gue …."

Lapis lazuli Miya terlihat berkaca-kaca membuat Alucard tidak tega dan memaafkan Miya. Ia juga berkata kalo Miya nggak bersalah, semuanya salahnya sendiri karena bersikap layaknya anak kecil dan membuat pacarnya ilfeel.

"Asik baikan euy!" sahut Hayabusa dan Estes yang muncul tiba-tiba.

"Loh, acaranya udah selesai?" tanya Miya heran.

"Iyalah, kita kan setia kawan!" ujar Layla yang masih memakai gaun pengantinnya.

"Haha, akhirnya kalian baikan juga. Ayo abis ini kita makan di warung babeh Balmond!" ajak Hilda dengan antusias.

"Makan mulu tante. Hahahaha."

Akhirnya Alucard tidak ditimpa musibah lagi, dan merekapun hidup bahagia.

***

Tolong koreksinya yaa, masih newbie.
And, next tentang siapa ya?😐
#bingungmoment

Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top