Menjenguk Penjaga Hutan #1

"Tas, bedak, kacamata, jepit rambut, lipstick, sweater …."

Gadis berambut perak itu berusaha mengingat-ngingat sesuatu yang belum ia masukkan ke dalam mini backpack bermotif panda gendut kesayangannya tersebut.

Ia begitu terburu-buru sampai rok berendanya semriwingan kesana kemari.
Bola matanya berkeliling mengabsen setiap sudut ruangan yang dipenuhi lampu tumblr warna-warni serupa pelangi.

*cklak

Pintu kamar dibuka oleh sesosok bocil bernama Nana yang tengah asyik mengemut lolipop.

"Woi Miya, lo bawa peralatan make-up sama aksesoris buat apaan? Kan kita mau ke hutan ngejenguk Belerick, bukan mau kemah!" semburnya dengan bibir yang manyun.

Raut wajah Nana tampak semakin lucu dengan rambut pendek berwarna merah jambu.

Semburan Nana membuat Miya mengernyitkan alis dengan ekspresi wajah yang kesal.

"Biasa aja kali, kasar amat." Bola matanya berputar 180 derajat. "Emang Belerick kenapa? Hanabi bilang, kita mau refreshing sambil hunting-hunting," ucapnya dengan nada sinis.

"Apasih, nggak jelas lo. Cepetan kelarin beres-beresnya … biar pas Hanabi nelpon, kita udah stay indehoy."

"Bentar, gue lagi nyari sesuatu daritadi. Duh, tapi apa ya …."

"Gue tau! Lo pasti lagi nyari dompet kan? Ya kan?"

"Nah, iya! Tapi dompet gue nggak keliatan daritadi. Di tas nggak ada, bawah bantal juga gak ada."

"Yee lo gimana, sih? Itu dompet lo lagi sembunyi di bawah meja."

Nana menunjuknya dengan stik permen lolipop yang sudah ia habiskan. Tapi tiba-tiba stiknya terlepas dan jatuh dari tangannya.

Miya sebagai pemilik kamar pun melotot melihat stik bekas air liur bocah itu mendarat di seprai kesayangannya.

"NANANAAA."

"AAAAA kaburrrr."

Nana pun lari kocar-kacir keluar dari kamar Miya sambil mengambil stik bekas permen lolipop-nya tersebut.

***


"Btw, pacarmu nggak diajak Miy? Si Alu sama temennya yang begajulan itu," tanya Hanabi di sela perjalanannya.

"Enggak, dia gamau ikut. Begajulan? maksudnya Claude?  Lo suka sama si tukang topeng monyet yaa." Miya memiringkan badannya untuk melihat pipi Hanabi yang merona.

"Idih amit-amit. Dia mah kurus kering, nggak level sama aku, haha."

"Jangan gitu Han, nanti beneran suka loh," ujar Nana menimbrung pembicaraan mereka.

Hanabi yang mendengarnya hanya membenarkan rambut sambil senyum-senyum sendiri.

Di tengah perjalanan Miya mulai bosan dan menendang apa saja yang ada di depannya, termasuk kerikil dan ranting yang akhirnya menggores pergelangan kakinya.

"Aw!"

Nana menghembuskan napas kesal karena melihat kelakuan temannya yang petakilan tersebut.

"Makanya Miy, kalo jadi orang jangan banyak tingkah, mampus sendiri, kan."

Miya pun dongkol dan tak tahan lagi dengan perjalanannya melewati ranting kecil dan semak belukar.

"Belerik sakit apa sih emangnya sampe harus dijenguk segala??" Miya bertanya dengan sinis.

Nana menghentikan langkahnya, yang kemudian diikuti oleh Hanabi dan Miya.

"Lo harusnya inget, pas kebakaran yang melanda hutan, itu kan, dia yang nyelametin. Bahkan dia sampai ngorbanin nyawanya sendiri waktu itu, tapi keajaiban terjadi"

Nana menceritakan kejadian tragis itu dengan serius. Ia menjelaskan detail-detailnya, karena ia adalah saksi di kala peristiwa kebakaran itu terjadi.

Ia menyipitkan matanya dan melihat ke depan dengan tatapan penuh selidik.

"Tapi sejak saat itu dia nggak bisa keluar hutan dan kita selaku warga yang budiman harus bisa luangin waktu buat jenguk dia," lanjutnya.

Miya masih tidak puas dengan jawabannya. Ia pun berkacak pinggang sembari bertanya,
"Ya terus kenapa harus kita yang jenguk dia? Kan, banyak orang lain di land of dawn yang bisa. Kenapa harus kita?"

Mulut Hanabi sudah gatal sedari tadi. Lantas dengan cepat ia pun menjawab pertanyaan Miya.

"Anu, Miy, mereka udah pernah jenguk sebelumnya. Jadi, kita doang yang belum."

Miya termenung  dan menatap langit biru di atasnya. Akhirnya ia mengerti dan memicingkan matanya sebelum kakinya melangkah kembali.

Setelah sekian lama berjalan, kemudian mereka sampai di kediaman Belerik. Halaman rumahnya dipenuhi dengan ranting dan akar gantung yang berserakan.

Pemandangan itu sungguh tak memanjakan mata. Lantainya kotor, atapnya roboh sebagian, lalu cat yang terkelupas dari dinding. Malahan ada burung menggelepar tepat di depan jendela yang pecah.

Nana pun melangkah perlahan dan berulang kali memanggil nama Belerik. Namun yang ditujunya tak kunjung nampak.

Kemanakah dia?

Next Part #2
=============

Halo, maaf ya jarang upload :(
Btw kali ini komedinya dikurangin dulu, lagi keracunan mode serius *eak

Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top