Shiota Nagisa x Reader - Civil War

[Reader POV]

Setelah mengetahui kebenaran tentang Koro-sensei, terjadi perdebatan hebat di kelas 3-E. Kami memang pernah bertengkar tapi tidak pernah sampai seperti ini.

Sampai akhirnya Koro-sensei menyarankan untuk menentukannya dengan cara yang hanya bisa kami lakukan sebagai Asassin, saling membunuh... Meski kubilang begitu bukan berarti kami benar - benar saling membunuh.

Kami akan bertarung, yang ingin menyelamatkan koro-sensei masuk ke tim biru, dan yang ingin membunuhnya masuk ke tim merah.

Awalnya banyak yang merasa ragu, melawan teman yang sudah berjuang bersama bukanlah hal yang mudah. Tapi akhirnya kami setuju akan mengadakan ini, pihak manapun yang menang harus setuju dengan keputusannya.

Makanya sekarang berdirilah kami disini, berada ditengah hutan tempat biasa kami berlatih. Bersiap-siap untuk memulai perang.

Tim biru - Isogai,Maehara,Megu,Takebayashi,Kayano,Okuda,Kanzaki,Yada,Fuwa,Kurahashi,Sugino dan Nagisa,

Tim merah - Nakamura,Kimura,Okajima,Hayami,Chiba,Itona,Terasaka,Okano,Mimura,Yoshida,Muramatsu,Hazama, dan Karma

Netral - Ritsu, jika Ritsu tidak netral apa jadinya tim yang tidak mendapatkan Ritsu ahaha..

Dan aku? Tentu saja bersama dengan Nagisa aku tim biru. Aku ingin menyelamatkan koro-sensei. Masih banyak yang ingin kupelajari bersamanya, dan aku juga tidak ingin berselisih dengan Nagisa.

Aku berjalan kearah Nagisa yang sedang bersiap-siap, dan menepuk pundaknya.

"Nagisa kenapa sendirian saja disini? Tidak ikut membahas rencana dengan yang lain?" Kataku

"Tidak, sepertinya aku akan bergerak sendiri"

"Wahh, keren seperti asassin sungguhan!" Kataku dengan mata berbinar-binar, terkadang aku memang seperti anak kecil.

Nagisa tertawa kecil dan mengelus kepalaku, membuatku sedikit malu. Kuharap Nakamura-san dan Karma-kun tidak mengejek kami lagi.

Karma-kun. Apa mungkin Nagisa..

"Nagisa, kamu takut ya bertarung dengan Karma-kun?"

Wajah Nagisa sedikit terkejut mendengar pertanyaanku. Bingo.

"(F/N)-chan, kamu selalu menyadari hal seperti ini ya" katanya menghela nafas kecil "Iya aku takut. Tapi, bukan takut kalah atau semacamnya"

"Lalu apa?"

"Aku ingin Karma-kun mengerti bahwa aku sungguh - sungguh ingin menyelamatkan koro-sensei dan bukan seperti yang tadi diduganya." Nagisa menunduk kebawah dengan eskpresi sedih.

Aku yang mendengarnya saja merasa kata - kata Karma tadi memang sedikit berlebihan "Apa yang harus aku lakukan agar Karma-kun bisa mengerti?" Kata Nagisa sambil berpikir.

Aku ikut berpikir, dan tiba - tiba sebuah ide masuk ke kepalaku "Ada satu cara."

Nagisa melihat ke arahku sepertinya tertarik dengan 'ide' ku. "Kamu harus mengalahkannya dalam permainannya sendiri."

Nagisa terdiam, memikirkan apa maksudku "Ah!" Sepertinya dia mengerti sekarang "Maksudmu aku harus mengalahkannya, dengan tangan kosong?"

"Kurang lebih seperti itu." Kataku

"Hm.. Mengalahkan Karma-kun dalam perkelahian biasa, apa aku bisa. Tapi sebelum itu aku harus bisa bertahan sampai akhir." Mata Nagisa menunjukan keraguan, meskipun dia sudah bertekad. Tapi dia pun tau teman berambut merahnya itu tidak bisa diremehkan.

"Tenang saja!" Kataku lalu menggenggam kedua tangan Nagisa "Nagisa pasti bisa, dan aku juga akan membantumu!"

"Kamu mau?"

"Tentu saja, begini-begini aku juga seorang sniper." kataku sambil tersenyum bangga "Ah, tapi aku tidak sekuat Hayami-chan jadi kurang meyakinkan ya."

"Tidak kok. Jika ada (F/N)-chan aku malah jadi tenang" kata Nagisa sambil tersenyum.

"Oi! Kita akan segera mulai." Teriak Isogai.

"Haii!!!" Teriakku, lalu melirik kembali ke arah Nagisa "Nagisa ayo per-"

Nagisa tiba - tiba mendekatkan wajahnya. Eh?! Jangan-jangan dia mau ci-

"Lihat aku ya. Aku pasti menang" Setelah membisikan kata-kata itu dia pun berjalan ke arah teman-teman, meninggalkanku yang masih dalam keadaan bingung.

Astaga ini buruk untuk jantungku.

Aku pun ikut bersiap-siap dan mengambil tempat dekat bendera kami, menjaga bila ada orang yang coba mendekat. Pertandingan ini pun dimulai, aku harap kami bisa menang--

Dor! Dor! ..... Eh? Baru sedetik pertandingan dimulai, Megu-chan dan Takebayashi sudah tertembak oleh Hayami-chan. Apa kami akan baik-baik saja ya? Haha...

-Time skip-

Setelah beberapa saat pertandingan berlangsung sengit, hanya tinggal beberapa orang yang tersisa. Tapi aku tidak melihat sosoknya sejak tadi. Kemana ya dia?

Aku pun melirik ke berbagai arah, sambil tetap melihat bila ada yang mendekat. Ah! Nagisa...

Sungguh? Bersembunyi di balik wasit, dari mana dia dapat ide cemerlang itu. Aku menatap ke arah Nagisa, dan sepertinya dia sadar karena dia balas menatap ke arahku, dan tersenyum.

Aku melambaikan tangan, tapi dia membalasnya dengan menaruh jari telunjuknya di bibirnya dan mengedipkan sebelah matanya. Seolah berkata 'Sh... Rahasia'

Aku berusaha sekuat tenaga untuk tidak berteriak. Curang, dia terlalu lucu sampai aku merasa kalah sebagai perempuan.

Tiba-tiba terdengar suara dari semak-semak tidak jauh dari tempatku. Lalu muncul Rio-chan bersama si 3 bodoh itu. Astaga 4 orang, apa aku bisa mengenai mereka semua?

Aku mengabaikan pikiran negatif itu, bisa atau tidak yang penting aku harus berusaha dulu! Aku langsung mengarahkan senjataku ke arah mereka. Dan Dor! Dor! Aku berhasil mengenai Yoshida dan Muramatsu, tapi Rio-chan dan Terasaka pun langsung berlari ke arahku. Sial!

Aku pun berusaha kabur, berlari ke arah pepohonan. Tapi Rio-chan sudah menghadang, dan di belakangku ada Terasaka.

"Siapa sangka (F/N)-chan akan bersembunyi di sini." Kata Rio-chan sambil memainkan pedangnya.

"Aku juga tidak menyangka kalian akan menyerang langsung ber-4. Aku tidak kuat menghadang 4 orang sendirian.." Kataku sambil menghela nafas dan mengangkat kedua tanganku.

"Yah semoga berhasil lain kali (L/N)" kata Terasaka sambil berjalan mendekat.

Dia mengibaskan pedang yang berlumuran cat merah itu ke punggungku. Meskipun tertutup seragam, kibasannya terasa di punggungku. Aku pun terjatuh dengan kepala tertunduk ke bawah. Hah, sampai sini ya..

"... Hei (F/N)-chan" Panggil Rio-chan.

"Apa?"

"Kamu terlalu dramatis."

"Biar saja, di anime juga dramatis. Boleh dong di fanfiction aku ikut dramatis"

"Hah? Aku tak mengerti apa yang kamu bicarakan. Tapi kami akan pergi untuk mengambil benderanya. Bye bye~"

Aku hanya tersenyum. Iya, aku memang tidak bisa menghentikan mereka sendirian. Tapi kan.. Masih ada Nagisa!

Nagisa muncul tiba - tiba seperti seorang dewa kematian dan membunuh Rio-chan dan Terasaka dalam sesaat. Mereka hanya bisa terdiam dan bertanya-tanya dari mana datangnya Nagisa.

Aku menghadap ke arah Nagisa dan mengacungkan jempolku "Good Job! Sisanya terserah kamu Nagisa." Nagisa hanya tersenyum dan mulai berjalan untuk bersembunyi lagi.

Aku pun mengajak Nakamura dan yang lainnya kembali ke tempat pertemuan bagi yang sudah keluar, dan yang tersisa hanya Karma dan Nagisa saja.

"Nagisa, berjuanglah!"

Nagisa sepertinya mengambil ideku, karena dia keluar dari tempat persembunyiannya untuk melawan Karma terang-terangan. Yah meskipun itu juga karena Karma memancingnya. Agar dapat melihat lebih baik, kami pun turun ke bawah.

Aku bisa merasakan ketegangannya meskipun hanya melihat, mereka berhadapan sepertinya sedang menyiapkan mental. Lalu langsung melesat ke satu sama lain. Mereka bertarung seakan nyawa mereka adalah taruhannya. Meskipun Nagisa lebih kecil daripada Karma-kun tapi mereka seimbang, Nagisa memang hebat!

Wajah Nagisa terlihat sangat serius, dia benar-benar ingin memenangkan pertarungan ini dan membuat Karma mengerti. Tapi tiba-tiba Karma mengangkat kakinya dan menendang Nagisa. Terasaka mengatakan bahwa itu adalah tendangan kapak, melihatnya saja aku sudah ikut merasa sakit.

"Nagisa.." Aku tau pertarungan ini penting, tapi bagaimana kalau terjadi apa-apa dengan Nagisa.

"(F/N)-chan tenang saja." Rio-chan menepuk pundakku "Jika terjadi apa-apa, Karasuma-sensei pasti akan menghentikannya kan. Percaya saja pada mereka berdua."

"Baiklah.."

Karma-kun pun berjalan ke arah Nagisa sambil membawa pisau. Tapi tiba-tiba Nagisa bangun dan melakukan serangan kejutannya dan Karma-kun menggigit lidahnya agar dia tetap sadar. Mereka berdua ini memang penuh kejutan.

Nagisa menyerang ke arah Karma-kun, tapi bukan dengan pedang dia malah menyerang Karma-kun menggunakan tubuhnya. Dia mengunci tangannya di sekitar leher Karma-kun agar dia kehabisan nafas.

Karma-kun menemukan pisau dan ingin menusuknya, tapi akhirnya dia mengaku kalah.

"Aku menyerah.. Aku yang kalah, Nagisa." Kata Karma-kun sambil menepuk-nepuk punggung Nagisa. Tapi Nagisa malah mengencangkan pegangannya.

"Karena tim merah menyerah, tim biru lah yang menang!" Teriak Karasuma-sensei mengungumkan hasil pertarungan ini.

Akhirnya Nagisa melepaskan kunciannya. "Aku menang?" Katanya sambil melihat ke arah Karma-kun.

Karma-kun mulai berbicara dengan Nagisa, dan teman-teman yang lain mulai berbicara satu dengan yang lain tentang pertandingan tadi. Sedangkan aku hanya terdiam dan tersenyum senang, Nagisa benar-benar berhasil.

Karma-kun mengulurkan tangannya untuk membantu Nagisa berdiri, tapi kemudian dia menunjuk ke arahku dan ekspresi Nagisa langsung berubah panik saat melihatku.

Nagisa berjalan ke arahku, dan menarik tanganku. Kami berhenti di antara pohon-pohon yang tidak jauh dari teman-teman.

"(F/N)-chan apakah kamu terluka?" Tanya Nagisa panik

"Eh? Tidak kok."

"Lalu kenapa kamu menangis?"

Hah menangis? Aku menaruh tanganku ke pipiku dan benar saja, air mata mengalir.

"Oh.. haha, aneh ya. Padahal yang menang Nagisa-kun tapi kenapa aku yang sebahagia ini?" Kataku sambil tertawa kecil. "Dan aku lega Nagisa-kun tidak apa-apa."

Nagisa pun menghela nafas. "Aku kira kamu terluka." Kata Nagisa

"Hehe maaf."

Nagisa menggelengkan kepalanya, lalu menghapus air mataku yang masih mengalir. "Aku yang seharusnya minta maaf." Nagisa pun menarikku agar mendekat padanya dan memelukku "Maaf membuatmu khawatir."

Meskipun aku tidak melihat wajahnya, tapi aku tau dia tersenyum saat mengatakan ini. Aku pun membalas pelukannya.

"He~ Aku pikir apa yang akan di katakan Nagisa saat dia menarik (L/N) kesini, tapi ternyata kalian sedang bermesraan ya."

Karma-kun muncul tiba-tiba bersama Rio-chan, dan menggoda kami. Nagisa langsung melepasku, dan mundur beberapa langkah.

"Nagisa~ Aku cinta padamu~" Rio-chan bertingkah mencoba meniruku.

"Aku tidak bertingkah seperti itu!"

"Kalian bisa lanjutkan acara kalian nanti, sekarang kita berkumpul dulu. Karasuma-sensei memanggil kita." Kata Karma-kun sambil mulai berjalan, tapi dia berhenti sesaat "Dilanjutkan lebih jauh juga boleh kok~"

"(F/N)-chan nanti ceritakan semuanya ya!" Kata Rio-chan sambil mengacungkan jempolnya, dan berjalan mengikuti Karma-kun.

"Ugh.. Siapa sangka mereka berdua akan melihatnya." Kata Nagisa. Wajahnya masih terlihat sedikit merah.

"Itu sangat memalukan." Yah, aku juga sih. Apalagi karena Karma-kun berkata seperti itu.

"(F/N)-chan ayo pergi" Kata Nagisa sambil mengulurkan tangannya.

"Un!" Aku pun menggenggam tangan yang diulurkan Nagisa.

"Lanjutannya nanti ya." Bisik Nagisa dengan suara kecil, lalu memalingkan wajahnya.

Wajahku kembali memerah padam. Oh Nagisa!

Gomen.. Gak ada kata-kata lain, cuma maaf gak update-update ._. dan maaf kalo Nagisanya OOC (?)

Jangan lupa vote, komen, and subscribe //plak bukan youtube oi!

Haha, jokes aside. Thanks for reading ^^

Next : Civil War, Karma Version.

Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top