Akabane Karma x Reader - Civil War
Ini Civil War ver-Karma XD. Yukina pengen banget bikin dua"nya hahaha, tapi ceritanya beda kok. Dan ada beberapa bagian yang di ganti biar Reader-chan bisa masuk. Langsung aja enjoy and Happy Reading! [Maaf kalo Karma nya OOC(?)]
[Reader POV]
Setelah mengetahui kebenaran tentang Koro-sensei, terjadi perdebatan hebat di kelas 3-E. Kami memang pernah bertengkar tapi tidak pernah sampai seperti ini.
Sampai akhirnya Koro-sensei menyarankan untuk menentukannya dengan cara yang hanya bisa kami lakukan sebagai Asassin, saling membunuh... Meski kubilang begitu bukan berarti kami benar - benar saling membunuh.
Kami akan bertarung, yang ingin menyelamatkan koro-sensei masuk ke tim biru, dan yang ingin membunuhnya masuk ke tim merah.
Awalnya banyak yang merasa ragu, melawan teman yang sudah berjuang bersama bukanlah hal yang mudah. Tapi akhirnya kami setuju akan mengadakan ini, pihak manapun yang menang harus setuju dengan keputusannya.
Makanya sekarang berdirilah kami disini, berada ditengah hutan tempat biasa kami berlatih. Bersiap-siap untuk memulai perang.
Tim biru - Isogai,Maehara,Megu,Takebayashi,Kayano,Okuda,Kanzaki,Yada,Fuwa,Kurahashi,Sugino dan Nagisa,
Tim merah - Nakamura,Kimura,Okajima,Hayami,Chiba,Itona,Terasaka,Okano,Mimura,Yoshida,Muramatsu,Hazama, dan Karma
Netral - Ritsu, jika Ritsu tidak netral apa jadinya tim yang tidak mendapatkan Ritsu ahaha..
Aku? Meskipun tidak enak dengan Nagisa tapi aku memilih tim merah. Koro-sensei telah membantu kelas kami dari 0 hingga sekarang. Hal yang bisa kulakukan untuk membalasnya adalah membunuhnya dengan semua yang telah di ajarkan oleh Koro-sensei, dan juga karena di tim merah ada Karma-kun... Ah, sudahlah!
Aku mencari Karma-kun kesana kemari, aku khawatir setelah melihat pertengkaran besarnya dengan Nagisa tadi. Aku pun mendapati Karma-kun sedang menyendiri di suatu pohon.
"Karma-kun!" Aku memanggilnya tapi dia sepertinya tidak mendengar suaraku.
Aku pun menepuk bahunya, dan ketika kusadari pisau yang digunakan untuk menyerang Koro-sensei hampir mengenai leherku. Aku terdiam, tak bisa bersuara dan terjatuh kebelakang.
"...(F/N), jangan mengagetkanku." Kata Karma-kun, ekspresinya pun menjadi lebih rileks dari sebelumnya. Dia pun mengulurkan tangannya untuk membantuku berdiri.
"Justru kamu yang mengagetkanku, tiba-tiba menodong pisau seperti itu." Aku pun memegang tangannya dan berdiri. Tapi Karma-kun tidak mau melepaskan tangannya walaupun aku sudah berdiri. "Karma-kun?"
"Ne, (F/N). Apa menurutmu aku bisa menang?" Dia tidak melihat kearahku, tapi hanya terus menatap ke arah tangan kami.
"Kenapa kamu berkata seperti itu?" Tanyaku penasaran, biasanya dia sangat percaya diri.
"Entahlah.."
Keraguan tampak di wajah Karma, kurang lebih aku mengerti maksudnya. Nagisa memang tampak lemah, tapi bakatnya sebagai assasin memang asli dan mampu membuat orang merinding.
"Pasti bisa!" Kataku semangat sambil menggenggam balik tangannya.
"Kau yakin?"
"Iya, Karma-kun kan pandai berkelahi. Asalkan kamu bertarung seperti biasa, Kamu pasti bisa mengalahkan Nagisa-kun." Aku harap kata-kata ku ini bisa membuatnya semangat lagi.
"He~ Jadi kamu menganggap Nagisa-kun lemah ya. Nanti akan kuberitahu setelah ini selesai~" Ekspresinya terlihat sedikit jahil. Tapi tetap saja jika Nagisa-kun mendengarnya aku akan merasa bersalah.
"Eh?! Bu-bukan itu maksudku! Nagisa-kun juga kuat dan dia berbakat tapi-"
"Jadi maksudmu aku kurang berbakat jika dibandingkan dengan Nagisa?" Suaranya terdengar sedikit dingin dan menyeramkan.
Aku langsung panik, Karma-kun yang sedang marah bukan sesuatu yang enak untuk dilihat. Masa dia tidak mengerti maksudku sih?! "Bukan begitu Karma-kun! Aku hanya ingin membuat Karma-kun semangat lagi, dan--"
Karma-kun pun tertawa. "(F/N) memang mudah ditipu ya."
"Hah?"
"Aku hanya bercanda." Katanya santai.
"Oh..." Aku jadi malu karena panik sendiri. "Karma-kun, bisa kamu lepaskan tanganku sekarang?"
"Kalau aku tidak mau bagaimana?" Bukannya melepaskan tanganku dia malah mengaitkan jari-jarinya di antara jari tanganku.
"Ah! E-etto.."
"Nurufufufu, sensei mengerti kalian ingin berduaan saja tapi maaf sudah waktunya mulai."
Aku dan Karma-kun langsung melihat ke arah Koro-sensei yang muncul entah dari mana. Kepalanya yang bulat itu sekarang berwarna pink muda, dan ekspresinya itu... Ugh, aku ingin membunuhnya!
"Koro-sensei.. liat suasana dong." Kata Karma-kun dengan nada kecewa. "(F/N) ayo pergi." Kata Karma lalu berjalan ke arah teman-teman yang lain.
"Iya!" Aku pun mengikuti Karma-kun menuju teman-teman.
-Time Skip-
Pertarungan sudah berlangsung cukup lama, banyak kemampuan teman-teman yang tersembunyi pun terlihat. Mereka semua hebat!
Tapi yang paling mengejutkan adalah Nagisa, dia tiba-tiba muncul dan menghabiskan 4 orang!
Aku? Sekarang aku sedang berdiam di pohon di belakang Karma-kun. Maehara-kun sedang bersiap untuk menyerang Karma-kun, tapi aku tidak akan membiarkannya!
Aku mengaitkan kakiku di batang pohon dan menggelantung ke bawah, dan secepat mungkin aku menebas leher Maehara-kun. Warna merah pun menghiasi lehernya sekarang.
Dia terdiam sampai akhirnya sadar. "Eh!? (L/N)!?" Dia terlihat sangat terkejut melihatku.
Aku pun melepaskan kaitan kakiku, dan memutarkan badanku agar kakiku duluan yang menyentuh tanah.
"Hehe, maaf ya Maehara-kun." Kataku sambil membuat tanda peace dengan jariku.
Maehara-kun hanya tertawa dan pergi ke tempat berkumpulnya orang-orang yang sedang kalah. Aku pun berjalan ke arah Karma-kun.
"Aku bisa mengatasinya sendiri, tapi terima kasih (F/N)." Kata Karma-kun sambil tersenyum iseng.
Ya aku juga tidak mengharapkan Karma-kun untuk terkesan karena itu, jadi aku mengabaikan perkataannya. "Jadi bagaimana Karma-kun? Sekarang Nagisa tinggal sendiri, apa kamu mau menyerangnya bersama atau apa?"
Karma-kun tidak menjawab, tapi dia berjalan ke arahku. Dia mengambil pistol yang terjatuh di dekat kakiku. Sejak kapan ada pistol di sana? Sepertinya itu milik Maehara-kun yang terjatuh.
"(F/N), apa kamu mau membantuku?" Katanya sambil memainkan pistol itu.
"Tentu saja." Kataku sambil mengepalkan tanganku.
"Kalau begitu." Karma-kun mengangkat pistol itu, dan mengarahkannya tepat di depan wajahku. Lalu dia pun tersenyum. "Mati untukku ya?"
DOR!
"EHHHH?!!"
Aku masih terdiam, belum bisa memproses apa yang baru saja terjadi. Yang aku tau aku mendengar suara tembakan dan kemudian suara teriakan teman-teman, dan sekarang separuh pandanganku sudah berwarna biru.
"Eh?! Karma-kun?!" Aku sangat bingung. Kenapa dia menembakku?! Untung saja aku memakai pelindung khusus yang di berikan Karasuma-sensei, jika tidak aku yakin ini akan meninggalkan bekas.
"Maaf ya (F/N)." Katanya sambil melempar pistol yang tadi dipegangnya entah kemana. "Tapi aku ingin bertanding dengan Nagisa satu lawan satu."
Aku terdiam, aku pikir Karma-kun hanya ingin menang. Tapi ternyata tidak. "Baiklah, aku mengerti." Aku pun tersenyum "Aku akan mendukungmu dari atas, semangat ya Karma-kun!"
Karma-kun tidak mengatakan apa-apa, tapi hanya berjalan pergi sambil melambaikan tangannya. Aku pun pergi ke tempat teman-teman yang sudah kalah, dan mereka langsung menghujaniku dengan pertanyaan. Mereka pasti penasaran kenapa Karma-kun melakukan itu.
"Karma-kun bilang dia ingin mengalahkan Nagisa-kun satu lawan satu." Jawabku
"He, Karma ingin melakukan itu. Tidak ku sangka." Kata Nakamura
Tiba-tiba kami mendengar suara Karma-kun yang berteriak memanggil Nagisa-kun, memancingnya untuk keluar. Haha dia bilang ingin bertarung satu lawan satu, tapi tetap saja dia menggunakan cara yang pintar. Kami pun turun ke bawah agar dapat melihat pertandingan ini lebih dekat.
Aku tau Karma-kun kuat tapi tetap saja sebagai pacarnya aku khawatir.
Pertandingan berlangsung sangat sengit, Nagisa-kun dan Karma-kun saling memukul. Mereka mengeluarkan semua kemampuan mereka dalam pertandingan ini. Tapi kemudian Karma-kun menendang Nagisa-kun yang membuatnya terbaring diam. Aku jadi kasihan dengan Nagisa-kun.
'Tapi ini berarti Karma-kun yang menang, untunglah' Pikirku dalam hati.
Baru saja aku berpikir begitu. Saat Karma-kun sudah berada di dekat Nagisa-kun , tiba-tiba dia bangun dan mengeluarkan serangan kejutannya. Yang membuat kami semua terkejut. Tapi Karma-kun menggigit lidahnya sendiri agar tidak terkena 100% efek serangan itu, tapi kemudian Nagisa-kun menyerang Karma-kun dengan mengunci lehernya.
Sambil berusaha melepaskan kuncian Nagisa-kun, Karma-kun malah menemukan pisau di dekatnya. Dia bisa saja menyerangnya, tapi dia tidak melakukannya dan malah memilih jalan untuk menyerah.
"Aku menyerah, kau yang menang Nagisa-kun." Kata Karma-kun sambil menepuk-nepuk punggung Nagisa-kun.
Suaranya terdengar sangat lelah, mungkin juga karena tadi dia... Menggigit lidahnya sendiri. Tapi Nagisa-kun malah mengencangkan kunciannya, yang membuat wajah Karma-kun semakin membiru.
Aku yang panik langsung bergegas lari ke arah mereka. "Nagisa-kun jika kamu tidak segera melepaskannya Karma-kun akan mati!"
Nagisa-kun sepertinya mendengar suaraku, karena dia akhirnya melepaskan Karma-kun. Entah apa yang melalui pikiranku, tapi aku langsung memeluk Karma-kun. "Kamu terlalu nekat Karma-kun! Jangan lakukan itu lagi."
Karma-kun tidak menjawab, tapi aku merasakan tangannya menyentuh kepalaku. "Maafkan aku, tapi aku tidak janji ya."
"Dasar.." Aku tersenyum tenang, tapi akhirnya pertarungan ini selesai.
.
.
"Ngomong-ngomong (F/N), kamu berani juga ya." Katanya dengan nada mengejeknya.
Aku memikirkan apa maksudnya, dan saat aku sadar wajahku langsung memerah padam. Posisi kami sekarang, ini terlihat seperti aku sedang 'menyerangnya'.
Aku mencoba untuk mundur, tapi dia malah menaruh sebelah tangannya lagi di punggungku dan malah terlihat seperti dia yang memelukku.
"KA-KARMA-KUN LEPASKAN AKU!"
"Kan kamu yang menyerangku duluan~"
Setelah puas melihat reaksiku, akhirnya Karma-kun melepaskanku dan aku menjauh darinya. Aku melihat ke arah Nagisa-kun dan wajahnya sedikit merah, dan dia mengalihkan pandanganya dariku atau Karma-kun.
Karma-kun mulai berbicara dengan Nagisa-kun, sedangkan teman-teman yang lain..
"(L/N) sekarang sudah dewasa ya." Kata Maehara-kun sambil mengangguk-anggukan kepalanya
"Siapa yang menyangka dia akan menyerang duluan." Kata Nakamura sambil tersenyum jahil.
Ya. Mereka mengejekku tiada henti.
"Aku bukan menyerangnya!" Teriakku. Wajahku sudah sangat merah sekarang, dan teman-teman yang lain hanya tertawa melihatnya.
Karma-kun dan Nagisa-kun datang menghampiri kami. Sepertinya dia sudah selesai membicarakan semuanya dengan Nagisa-kun, karena wajah mereka berdua sudah terlihat lega.
Semuanya pun akhirnya berhenti mengejekku dan menghampiri mereka berdua. Mereka memuji pertarungan mereka tadi. Tapi di antara keributan itu tiba-tiba Karma-kun memegang tanganku.
"(F/N), ikut aku." Bisiknya, lalu menarikku.
"Karma-kun kita mau kemana?"
"Ke gedung sekolah, aku mau mengobati lidahku."
Aku hanya diam, dan membiarkannya menarikku. Berjalan sambil berpegangan tangan seperti ini, kami jarang melakukannya jadi aku senang.
'Karma-kun memang kalah, tapi dia tetap yang paling keren' Pikirku dalam hati.
"Terima kasih atas pujiannya." Kata Karma-kun yang membuatku terkejut.
"Me-memangnya aku mengatakannya kencang-kencang ya?" Aku malu dia mendengarnya.
"Aku hanya menebak-nebak, tapi ternyata kamu memikirkan itu ya?" Katanya dengan nada mengejek. Uh.. Harusnya aku sudah tau itu. "Semua yang melihat wajahmu pasti tau kamu sedang memikirkan itu."
Kurasa aku harus belajar untuk mengontrol ekspresi wajahku, aku memang bukan aktor yang baik.
"Tapi.." Karma-kun berhenti dan melihat ke arahku. "Sikapmu yang seperti itu juga lucu." Setelah mengatakan kata-kata yang membuat jantungku berdebar itu, dia mendekatkan jarak di antara kami.
Jantungku mulai berdebar-debar, jangan bilang dia mau ci- Tapi dia berhenti di depan wajahku. Kamu terlalu dekat Karma-kun!
"Sebenarnya aku ingin melakukannya sekarang, tapi lidah ku masih sakit jadi simpan untuk nanti ya."
Karma-kun pun mundur. "Tapi jika aku sudah sembuh, bersiaplah. Aku tidak akan menahan diri."
-
Akhirnya di update juga ^^
Maaf jarang update, Yukina emang author males //plak
Next : Isogai x Reader
Ditunggu vote and commentnya~ ^_^
Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top