2. Letnan kutub (LK)

Happy reading
.
.
.
.

Azlan Dylan Alfarizqi seorang TNI AD berpangkat Letnan satu itu mendapat julukan Letnan kutub, karena sikap dinginnya. Prestasi yang dia torehkan sangat bagus.  Kemampuan menembaknya tidak diragukan lagi. Sangat baik. Ketampanannya diatas rata-rata, hidung mancung, mata sipit layaknya artis Korea, bibir tipis berwarna pink dan tubuh tegap di sertai badan yang kotak-kotak seperti roti sobek.

Memberikan hormat kepada Azlan "Siap. Maaf mengganggu Pama. Diharapkan menghadap Danyon di ruangannya" Azlan mengangguk. Laki-laki itu memberi hormat kembali.

Azlan berjalan menuju ruangan Danyon (komandan batalyon). Azlan menghela nafas sejenak sebelum dia masuk keruangan Danyon.

Tok tok tok

"Masuk" suara dari dalam menginterupsi. Azlan membuka pintu dan masuk, dia memberi hormat kepada Danyon yang bernama Hamzah-- Om dari Aila.

"Siap. Mohon petunjuk Danyon" Hamzah mengangguk. "Duduk Dek" Azlan duduk di depan Hamzah.

"Saya mendapat telepon dari Lettu Banyu, dia belum bisa menjalankan tugas untuk pengamanan di gelora lusa, karena masih belum pulih" Hamzah terus memperhatikan wajah Azlan yang datar-datar saja seperti triplek.

Nih bocah lempeng amat kek triplek. Gak ada ekspresi sama sekali, cocoknya sama Aila kalau kayak beginian. Pasti Aila bakal bilang. Mana ekspresinya. Batin Hamzah dan terkikik geli dalam hati.

"Apa kamu bersedia menggantikan Lettu Banyu?" Tanya Hamzah. "Siap. Saya bersedia Danyon. Saya siap melaksanakan tugas" Hamzah mengangguk.

"Kamu boleh kembali" Azlan berdiri dan memberi hormat. "Izin mendahului" lalu dia keluar ruangan Hamzah.

"Aila harusnya dapat suami yang seperti ini. Aila yang petakilan, dan yang lempeng kayak triplek" Hamzah terkikik kembali.

❤❤❤

Dering hp Azlan membuatnya tersadar dari lamunannya sesaat. Entah apa yang dipikirkan Azlan saat ini. Yang jelas, dari satu Minggu kemarin, kedua orangtuanya terutama Bundanya sering sekali menghubunginya hanya untuk menyuruhnya menikah.

Bunda ratu calling...

"Assalamualaikum bunda" terdengar helaan di sana.

"..."

"Iya bunda, nanti. Azlan .
Matikan dulu ya teleponnya. Assalamualaikum"

Azlan menghela nafasnya. Dia kembali duduk di ruang kerjanya. Kini dia sudah berada di rumah dinasnya. Azlan memang menjalin hubungan dengan seorang mahasiswi. Tapi dia tidak tahu tentang pekerjaan Azlan. Yang dia tahu Azlan hanyalah seorang perantauan yang juga bekerja di Surabaya.

PING

Nania
Bang, ketemuan yuk, kita nonton

Azlan tidak membalas pesan dari Nania. Dia perlu mengistirahatkan tubuh untuk besok. Besok dia bekerja mengamankan gelora, karena ada acara kejuaraan pencak silat.

TNI POLRI bekerja sama untuk mengamankan jalannya sebuah pertandingan agar tidak berakhir ricuh.

❤❤❤

Hari ini Azlan sudah berada di gelora bersama sahabatnya Alvino. Azlan juga bertemu dengan teman lamanya saat AKMIL. Abil, seorang tentara yang juga merangkap sebagai pelatih pencak silat di salah satu universitas di Surabaya.

"Yo Bro, apa kabar?" Tanya Abil ke Alvino dan Azlan. Mereka sering dijuluki triple A. Karena mereka bersahabat saat di AKMIL.

"Baiklah. Tapi ya begitulah Letnan kutub masih saja beku" ejek Alvino yang mampu membuat Azlan geram. "Sialan Lo"

Azlan melihat seorang perempuan berhijab hitam yang sedang duduk bersama teman-teman wanitanya. Hanya saja mereka berisik, sedangkan dia terlihat santai dan diam.

Azlan terus memperhatikan Aila dari mejanya. Beberapa perempuan mendekat dan menyapa Azlan dan timnya yang bertugas. Azlan dan Alvino tidak menanggapi mereka. Mereka hanya berkenalan. Azlan memperhatikan gerak-gerik Aila yang sangat tenang dan menikmati makanannya daripada mendengarkan temannya yang berisik setelah berkenalan dengan para tentara.

"Kamu harusnya ikutan Ra, orangnya ganteng lho" Aila hanya diam tak menanggapi.

Alvino menyenggol lengan Azlan. "Gue tertarik sama cewek yang berhijab itu deh bro. Dia dari tadi diam aja" Azlan hanya menggedikkan bahunya. Alvino berdiri dan mendekati Aila.

"Haiy, boleh kenalan?" Sania menyenggol lengan Aila yang masih saja diam. Aila memandang Alvino dengan wajah datarnya.

"Nama saya Alvino" Alvino menyodorkan tangannya, tapi tanpa diduga-duga, Aila berdiri dan beranjak dari tempat duduknya dan melewati Alvino begitu saja. Alvino dibuat tercengang dan melongo. Teman satu timnya menertawakan dirinya.

Puk

Sania menepuk bahu Alvino dan menjabat tangan Alvino. "Saya Sania, dia teman saya Hira, Zahira. Dia tidak tertarik dengan tentara" Alvino menatap Sania horor. "Saya duluan bang"

Alvino kembali bersama Azlan yang menahan tawanya dalam hati dan masih menampilkan wajah datarnya. Entah kenapa hati Azlan merasa tenang karena Perempuan itu tidak menanggapi Alvino yang terkenal playboy cap kaki tiga.

Gadis yang menarik. Batin Azlan.

❤❤❤

P

endek ya gaess.. gak apa gaess dibaca pelan-pelan aja biar lama. Hihihi 😁

Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top