[T I G A P U L U H E N A M]
Perang pecah. Denting pedang, beradu dengan rantai dan baju zirah. Kuda-kuda memekik. Orang-orang berteriak nyaring, memberi komando, atau sekadar menjemput ajal di tempatnya tertebas. Membuat bulu kuduk serta keberanian berkobar hebat sebagai bahan bakar semangat untuk terus maju dan mengayunkan senjata.
Para pemilik bakat kocar-kacir di berbagai barisan. Yang di depan sibuk menghalau serangan langsung dengan membuat tameng-tameng tak kasat mata, menyerang dengan bola api, atau sekadar menggerakkan tanah dan puluhan tombak menghunus ke depan. Beberapa pengolah manna berbaju putih, berlarian menolong mereka yang sakit: menyeret, menyembuhkan di tempat, atau sekadar memulihkan stamina. Sementara di garis belakang, mereka melontarkan persenjataan dan panah. Menyiapkan bola meriam dari pasir anikis yang dipadatkan.
Beberapa kali hujan hitam melanda daerah perbatasan. Hutan tidak lagi hijau dan mengilap. Sungai-sungai berubah pekat dan gelap. Onggokan mayat datang silih berganti membendung anak-anak sungai dan membawa darah mereka pada keluarga yang menunggu di rumah satu per satu.
Anikis menebar. Bola meriam meledak di udara. Semua pemilik bakat mengolah manna hilang kekuatan. Beberapa yang lengah langsung terpenggal dan sisanya melarikan diri.
"Terus maju! Jangan biarkan mereka tersisa satu pun. Habisi!" perintah Raja Isilia. Kedua matanya merah membara, gelap, basah, dibutakan oleh murka dan kepedihan yang sangat dalam. Kedua tangannya mencengkeram kereta kuda erat-erat: geram. Ia ingin langsung terjun ke medan perang dan membantai mereka semua satu per satu, membabi buta.
Sementara di seberang, Raja Arandar meringkuk takut di dalam kereta kudanya yang dibuat megah dan terlihat sekuat mungkin. Kursi empuk, berlapis kulit harimau dan bersepuh emas. Prajurit-prajurit pilihan berdiri di sekelilingnya, berlapis-lapis, membentuk lingkaran tak tertembus. Jikalau keadaan memburuk, mereka semua akan melindunginya sampai titik darah penghabisan sementara ia kabur dan lenyap seperti anggota keluarganya terdahulu.
Tidak akan ada yang cepat lolos dalam perang ini, benar.
Mereka telah melanggar kesepakatan, perdamaian ternoda.
[TAMAT]
[Konon, ada buku kedua, tapi gak tahu kapan akan digarap]
Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top