-0-

👠 -FALLEN- 👠
Revisi-03

~•¤•♢👠♢•¤•~

[PROLOG]

~•¤•♢👠♢•¤•~

Pria itu berjalan di antara deretan perumahan yang sepi. Cahaya dari tiang-tiang lampu bergaya klasik mati setiap kali sosok itu lewat, dan menyala kembali dengan terang setelah ia menjauh. Langkahnya sunyi, tidak menimbulkan gema apa pun.

Tapi wanita bermata abu-abu yang mengintai di balik belokan jalan itu merasakannya.

"Kalau kau kenal aku, harusnya kau tahu kalau kau tidak perlu repot-repot bersembunyi." Pria itu berhenti tepat di sisi lain belokan tempat wanita itu berada. Nada suaranya terdengar mengejek.

Wanita itu keluar dari persembunyiannya, kemudian menghampiri pria berjas yang 'menyapa'nya barusan. Jaket, celana kulit ketat, dan sepatu bots rendah hitam—bahkan rambutnya juga dicat dengan warna serupa—seolah tidak mampu menyamarkan dirinya di tengah malam yang gelap.

"Haruskah aku mengucapkan 'Selamat Hari Pertunangan, atau 'Selamat Putus dari Kekasih', atau 'Selamat, Anda Berhasil'?" tanyanya sinis.

Pria itu masih sama seperti yang selalu ia ingat, dengan senyuman miring mengintimidasi ketika membalas, "Aku lebih suka dengan kalimat 'Selamat Anda Berhasil'." Ia terkekeh geli. Tapi wanita itu tidak tertawa.

Ketika menyadari leluconnya tidak berefek apa pun, akhirnya pria itu kembali memasang ekspresi serius dengan senyum dingin khasnya. "Apa kau masih belum menyerah? Coba kita hitung, sudah berapa kali kau gagal?"

"Tidak, sampai aku tahu siapa kau dan apa tujuanmu yang sebenarnya," balas wanita itu dingin.

"Aku," kata si pria sambil mendengus, "seperti semua pria lainnya, penikmat hidup, pencipta drama bagi wanita."

"Tidak ada pria yang selalu memutuskan wanitanya tanpa alasan di malam pertunangan mereka." Mata abu-abu wanita itu berkilat marah menatap pria di depannya. "Tidak ada pria waras yang bertindak seolah-olah dia mencintai seorang wanita setengah mati, lalu meninggalkannya saat wanta itu berpikir semuanya akan berakhir bahagia."

"Setidaknya sempat happy ending." Pria itu memasukkan kedua tangannya ke dalam saku celana sambil mengangkat bahu cuek. "Kau sudah kubebaskan dari permainanku, tapi kau malah bertindak konyol dengan kembali mencampuri urusanku. Aku sudah sering memperingatkanmu."

"Apa tujuanmu?"

"Pertanyaan bagus," jawab si pria sambil menjentikkan jari. "Apa tujuanmu?"

"Menghalangi apa pun tujuanmu."

"Selalu gagal, eh?"

Wanita itu mengertakkan giginya. "Aku bersumpah akan menggagalkanmu setelah ini."

Si pria mendengus. Masih dengan kedua tangan di dalam kantong celana, ia melangkah maju melewati wanita kurus itu dengan santai, sampai kemudian berhenti lagi tepat di belakang wanita itu. "Aku ragu."

"Sayangnya, aku punya firasat kuat kalau aku akan berhasil kali ini." Si wanita berambut pendek membalikkan tubuhnya dengan percaya diri, dan di luar dugaannya, ia mendapati pria itu menatapnya dengan ekspresi aneh—penuh selidik, sedikit curiga, tapi meremehkan di saat yang sama.

"Bersyukurlah karena kau seorang wanita, karena aku jarang membiarkan pengacau hidup cukup lama di sekitarku," kata pria itu dingin, "tapi aku tidak bisa menjamin untuk tidak melakukan apa-apa nanti, bahkan padamu." Ia tersenyum tipis, tapi matanya tidak.

"Dengar, Michelle, aku sudah melepaskanmu. Mengusikku terus hanya akan membuang waktumu. Carilah kehidupan." Kemudian pria itu pergi, menghilang tanpa jejak. Lenyap begitu saja, seolah ia tidak pernah hadir di sini.

Wanita itu mengerang kesal pada udara kosong di depannya. Cari kehidupan, dia bilang?

Apa pria brengsek itu tidak paham kalau kehidupannya sudah direnggut?!

Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top