2. panggil aku Miranda
Apa yang terjadi pada ku, ini bukan sihir pemikat, tapi penyakit, penyakit pikiran, aku datang lagi padanya, ku ceritakan cerita para jin diselatan yang membangun rumah-rumah dari batu-batu yang dihaluskan oleh mereka, aku bercerita sepanjang malam, lalu dia wanita berabut perak itu berkata, "berikan aku sebuah nama yang paling indah dari nama-nama yang kau kerahui".
"Miranda" nama itu keluar bagitu saja dari mulut ku, dan sebenarnya itu adalah nama almarhum ibu ku.
"Pangilah aku Miranda, untuk nama asliku akan aku beri tahu karena kau adalah jin berhati baik, nama ku Myta, tapi rahasiakan nama itu", Myta ya, nama yang lumayan bagiku, Myta atau Myra dalam bahasa manusia adalah perak.
Semakin aku bertemu denganya, semakin dalam perasaanku, rasa persahabadan ini bagai meracuni rohku, ya tuhan aku mencintainya, aku beranikan diri berbicara padanya, lalu aku bertanya sesuatu "apa kau memiliki seseorang pria yang kau cintai, kalau ada bisakah ceritakan pada ku", dia mencerirakanya, seoarang jin pengembara dari barat, bahkan Miranda memiliki banyak puisi dan nyanyian untuk sang Jin engembara, lagu untuk si pengenbara yang jauh agar membiarkanya ikut pergi bersamanya, Miranda juga sangat takut sang pengembara melupakanya, karena sudah 2 tahun mereka tidak pernah bertemu lagi, setelah mendengar semua itu aku minta ijin pulang karena ada urusan, namun sebenarnya aku hanya ingin sendiri malam ini.
Dibawah sebuah pohon dan bintang-bintang didekat sungai mengalir jernih malam itu aku duduk, aku tertawa sepuasnya menertawakan nasifku, lalu aku menangis, entah apa yang terjadi padaku? Aku sedih namun juga senang bisa mengenal Miranda, semua terjadi begitu saja, membuat ku tertawa dan menangis untuknya.
Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top