6
But I’ll be the villain
for you.
Not to you.
Raven Kennedy
•••
Untuk waktu yang lama Neryssa telah lupa rasanya memiliki ketenangan. Tahun-tahun yang telah dia habiskan untuk melakukan pencarian tanpa hasil. Perasaan tenggelam karena dia telah kehilangan semua kepercayaan yang pernah dia miliki karena satu tindakan bodoh. Semua rasa bersalah dan kemudian putus asa saat akhirnya dia memutuskan pergi ke dalam perang Grishold bersama wyvern-nya. Untuk pertama kalinya sejak bencana itu terjadi, dia bangun dan tidak mengharapkan kematian.
Masih sulit untuk menerima fakta bahwa dia telah menjadi penyebab dari semua kesedihan yang dialami orang-orangnya. Dia tidak pernah tahu betapa dia membutuhkan pengampunan ayahnya. Untuk sebuah kemungkinan bisa diterima kembali. Untuk diminta kembali. Namun begitu dia menyadari apa yang dia inginkan dalam hidupnya, dia ingin segera melakukannya. Sebuah penebusan dosa yang mungkin dia dapatkan setalah tahun-tahun gelap di kedalaman hutan yang menjadi awal mula kekusutan dalam hidupnya.
Ayahnya ingin dia kembali. Dan dia akan kembali.
Neryssa tidak akan tahu apa yang menunggunya di rumah. Atau alasan kenapa ayahnya akhirnya memintanya untuk pulang. Dia masih belum membuka surat lain dari ayahnya. Sebagian karena takut, dan sebagian yang lain dia ingin bertanya langsung kepada ayahnya. Bagaimanapun pembicaraannya dengan Drake telah membuat banyak perbedaan dalam perspektifnya. Dia hanya berharap pria itu melihat alasan untuk meninggalkan tempat ini. Bukan untuk selamanya tapi mungkin untuk beberapa saat sampai segalanya lebih tenang.
Pagi ini dia telah bangun sebelum cahaya pertama memecah cakrawala. Ada perasaan ringan di dadanya yang membuat langkahnya mudah saat dia berkemas. Saat dia melipat pakaian terakhirnya dalam buntalan dan mengambil sedikit kebebasan di dapar untuk mengumpulkan bekal. Orang-orang mengabaikannya seperti biasa. Dia bukan siapa-siapa di sini, tapi orang-orang juga mengenalinya sebagai salah satu gadis Skies Society, jadi tidak ada yang menghentikannya.
Semalam sebelum dia kembali ke kamarnya, Neryssa telah bertanya pada Quinn. Meminta izin untuk membawa salah satu kudanya. Pria itu tidak keberatan sama sekali, dia bahkan membiarkan Neryssa untuk memilih kuda sebagai tanda terima kasih katanya. Jadi sekarang di sinilah dia. Memasang sadel dan sedikit gugup dan bersemangat tentang pemikiran bahwa dia benar-benar akan pulang.
Dia menarik kekang kudanya, menuntunnya keluar dari istal. Tidak ada alasan untuk menunggu lebih lama, tapi dia masih melihat melewati bahunya. jika Neryssa jujur pada dirinya sendiri dia ingin ini tidak hanya akan menjadi awal miliknya tapi juga orang lain. Dia dan Drake hanya saling mengenal untuk waktu yang sangat singkat, tapi mungkin jiwa mereka saling mengenali. Dua jiwa yang sama-sama telah ditinggalkan. Neryssa sedikit menghela napas, berpikir bahwa Drake tidak akan muncul.
"Kamu bahkan tidak mengucapkan selamat tinggal untukku?"
Mustahil untuk menghentikan senyum yang muncul di bibirnya saat Neryssa mendengar suara itu. Dia menoleh, menemukan Drake berjalan ke arahnya. Bukan dari arah barak tempat para prajurit tinggal yang sebelumnya dia awasi tapi dari tebing tempat penerbangan wyvern.
"Apakah selamat tinggal diperlukan?" balas Neryssa, dan senyum yang membalasnya adalah sebuah awal. Ini akan menjadi awal mereka. Bersama.
Neryssa merasakan perasaan hangat menetap di dasar perutnya. Seperti ada matahari kecil pribadinya yang akhirnya terbit. Dia membutuhkan ini dan dari cara mata Drake terlihat cerah, Neryssa tahu Drake juga membutuhkan ini.
"Mungkin jika kamu memutuskan untuk berkuda."
"Kenapa begitu?"
"Bagaimanapun aku berpikir wyvern akan membawa kita lebih cepat, ditambah kita akan menghemat koin untuk kapal."
Neryssa membelai surai dari kuda hitam yang telah dia pilih. Mencintai perasaan otot-otot di bawah jarinya. Stone akan menjadi tunggangan yang sangat baik. Pikiran untuk terhubung kembali dengan tunggangannya membuatnya tersenyum. Itu bukan Esta tapi dia tidak akan mengeluh. "Aku suka Stone."
"Aku yakin kamu bisa memilih kuda terbaik di istanamu," balas Drake ringan tapi itu melucuti senyum Neryssa seketika. Istananya. Kerajaanya. Takhta yang selama ini dia dambakan. "Apakah aku salah?"
Neryssa menggeleng dan sedikit merasa tidak nyaman karena sekarang Drake melihatnya dengan tatapan itu. Belas kasihan itu. Dia tidak menginginkannya, yang Neryssa inginkan adalah api penyucian. Untuk menebus kesalahannya. Jika dia kembali dia tidak akan mengambil apa pun yang dia tidak pantas dapatkan.
"Ingin sebuah kebenaran lain Drake?" Neryssa mulai mengurai bundel yang membebani sadelnya. Dengan efektif menghindari tatapan dari Drake.
"Cerahkan aku," jawab Drake dan dia pergi ke sisi lain Stone dan mulai melepaskan buntalan di sana. Neryssa mendongak untuk melihatnya.
"Aku tidak merasa pantas untuk menjadi—"
"Ratu?" Drake menyarankan dengan tenang, masih tidak melihat Neryssa.
"Yah, ayahku tidak memintaku kembali untuk mewarisi mahkota di dalam suratnya, jadi tidak perlu khawatir tentang itu aku rasa."
"Apakah kamu membaca semua suratnya?"
Kali ini Neryssa tidak melewatkan nada ingin tahu di suara Drake. "Aku belum. Aku belum membaca satu pun yang lain."
"Jadi ada kemungkinan dia memintamu di beberapa surat itu, tapi Pertanyaanny adalah, kenapa kamu tidak membukanya? Jika pada akhirnya kamu memutuskan untuk kembali."
Neryssa memikirkan kata yang tepat untuk menggambarkan perasaannya. Alasan kenapa dia tidak ingin tahu lebih banyak. Untuk membuat Drake mengerti. "Aku merasa lebih mudah dengan cara seperti ini. Semacam awal dari pencarian, jika aku tahu alasan kenapa ayahku ingin aku pulang, aku takut aku tidak akan pernah berani. Apakah itu masuk akal?"
"Mungkin? Aku tidak tahu Neryssa, dan aku juga tidak akan menyalahkan atau menghakimi kamu." Drake membawa bungkusannya, memanggil salah satu dari pengurus istal untuk membawa Stone kembali ke kiosnya. "Ayo! Keagan akan mencintai petualangan ini."
Dia tidak butuh isyarat lain untuk mengikuti Drake. Rasanya seperti memiliki Mark lagi, Neryssa tahu Drake bukan Mark dan mereka masih orang asing untuk semua yang Neryssa tahu tapi dia benar-benar menyambut ini. Untuk memiliki seseorang yang mengerti betapa mengerikan penghakiman dari masyarakat. Setidaknya Neryssa benar-benar bersalah dan pantas mendapatkannya, tapi pria ini tidak. Dia dihukum untuk kesalahan kakaknya yang korup, dan Neryssa mengerti bagaimana itu lebih mengerikan.
"Jujur, aku terkejut kamu setuju untuk datang," Neryssa memulai setelah keheningan di antara mereka dan dia juga penasaran apa yang akhirnya menjadi titik balik Drake.
"Aku juga. Seumur hidupku aku belum pernah berpikir untuk meninggalkan Grishold. Tentu aku telah pergi ke Stacca sebelum perang besar itu, tapi semua itu berbeda."
Neryssa mengangguk setuju. Jelas semua itu berbeda. "Jadi kenapa? Apa yang membuatmu memutuskan untuk membuat pilihan ini?"
"Ada beberapa alasan aku rasa, tapi yang paling penting ...." dia menoleh ke arahnya, senyumnya cerah dan bersemangat. Itu juga membuat Neryssa tersenyum. "Aku ingin membantumu."
"Ahh itu manis. Mungkin kamu bisa menjadi pendamping Ratu di sisiku saat aku memimpin kerajaanku." Neryssa menggoda dan saat itu mereka tertawa. Neryssa tidak ingat kapan terakhir kali dia tertawa seperti itu.
***
Jadi ini dia! Aku yakin kalian sudah tahu siapa Neryssa jadi ini bukan kejutan. Dan tolong menjakan aku dengan menjawab pertanyaan ini. Apakah kalian tahu apa yang sebenarnya menyebabkan keretakan di antara Gregory Eugurann dan Neryssa?
Dan jika kalian sudah melihat Trailer, kita akan segera pergi ke hutan, yup yup, ada alasan kenapa trailer dipenuhi hutan! Terus semangati R untuk melanjutkan ini, R butuh kalian dan untuk Vinsha_shavin aku sangat menghargai dukunganmu. Terima kasih banyak! Berharap bisa menyelesaikan Nero juga! Dan untuk setiap pembacaku aku ingin kalian tahu aku sangat mencintai kalian. R tidak akan pernah sampai sejauh ini tanpa dukungan dari kalian, Luv Luv ♥♥
Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top