BAB XXVI


.

.

.

.

.

Win berusaha untuk berada sejauh mungkin dari Bright, dia tidak berhenti sampai akhirnya berdiri menempel dinding di sisi lain ruangan. Bright mengikutinya masuk ke dalam dan menutup pintu di belakangnya. Tatapan matanya melihat Win seolah ia ingin melahap Win.

.

"Cepat. Bicaralah. Aku ingin kau pergi dari sini." Win berkata padanya. Bright terlihat kaget ketika mendengar ucapan Win. Tapi Win tak akan membiarkan dirinya untuk bersimpati pada Bright. Tidak boleh.

.

"Aku mencintaimu."

.

Tidak. Bright tak mungkin mengatakan itu. Win menggelengkan kepala. Tidak. Win tidak boleh mendengar semua ini. Bright tidak mencintainya. Ia tak mungkin mencintai Bright. Cinta tak mungkin berdusta seperti yang dia lakukan.

.

"Aku tahu apa yang telah kuperbuat tidak mencerminkan ucapanku, namun jika kau mengijinkan aku untuk menjelaskan semua padamu. Ya tuhan, Win, aku tak sanggup melihatmu begitu menderita."

.

Bright tidak tahu apa itu arti penderitaan. Dia tahu seberapa besar Win mencintai ibunya. Seberapa pentingnya ibu bagi diri. Seberapa besar pengorbanan ibunya. Bright telah mengetahui semuanya, namun ia masih tidak mengatakan pada Win apa yang di pikirkan orang-orang itu mengenai ibunya. Apa yang "dia" pikirkan mengenai ibu Win. Tidak, Win tidak bisa mencintai. Bright. Atau Siapapun yang menghina kenangan tentang ibunya. Win tidak akan bisa untuk mencintai. Tak akan pernah.

.

"Apapun yang kau katakan tidak akan dapat memperbaiki semua ini. Orang yang telah meusak hubungan ibumu itu adalah ibuku, Bright. Satu-satunya kenangan yang mampu menyatukan semua kenangan indah di dalam hidupku. Dia adalah sumber dari setiap kebahagiaan dari masa kecilku. Dan kau..." Win memejamkan mata, tak mampu melihatnya. "Dan kau, dan...dan mereka...Kalian semua menghinanya. Kebohongan menjijikkan yang kalian ucapkan seolah itu adalah kebenaran."

.

"Aku menyesal kau mengetahuinya dengan cara seperti ini. Aku ingin mengatakan padamu. Awalnya, aku melihatmu hanya sebagai sebuah produk yang bisa menyakiti Prim. Aku berpikir kau akan menyebabkan Prim lebih menderita. Masalahnya adalah, kau membuatku terpesona. Aku akan mengakui bahwa saat pertama kali aku melihatmu aku langsung tertarik padamu karena kepolosanmu. Itu sangat mengagumkan. Aku membencimu karena itu. Aku tak boleh tertarik denganmu. Namun percuma, Aku begitu menginginkanmu sejak malam pertama saat kita jumpa. Hanya untuk berada di dekatmu, ya Tuhan, aku bahkan mengarang sebuah alasan hanya untuk bertemu denganmu. Kemudian...Kemudian aku lebih mengenalmu. Aku terhipnotis oleh tawamu. Itu adalah suara yang paling mengagumkan yang pernah kudengar. Kau sangat jujur dan penuh tekad. Kau tidak merengek atau mengeluh. Kau menerima semua yang terjadi di hidupmu dan berusaha untuk menghadapinya. Aku tidak terbiasa melihat hal seperti itu. Setiap kali aku melihatmu, setiap saat aku berada di dekatmu perasaanku mulai tumbuh." Bright melangkah maju kedepan menuju Win, namun Win mengangkat kedua tangan untuk menahannya. Win menarik napas panjang. Dia tidak boleh menangis lagi. Jika Bright ingin mengatakan semua ini dengan maksud untuk membuatnya lebih hancur, maka Win akan mendengarkannya. Win akan memberikannya kepuasan itu, karena Win tahu dia tak akan pernah dapat mendapatkan itu untuk dirinya sendiri.

.

"Lalu pada malam kita keluar ke Honky-tonk. Setelah malam itu kau memiliki diriku. Mungkin kau tidak menyadarinya namun aku telah terikat olehmu. Dan tak ada jalan bagiku untuk kembali. Banyak hal yang ingin aku lakukan untuk membayar kesalahanku. Sejak kedatanganmu di rumahku, aku telah menempatkanmu di dalam neraka, dan aku membenci diriku sendiri atas apa yang telah kuperbuat. Aku ingin memberikanmu kebahagiaan. Tapi aku tahu...aku tahu siapa dirimu. Ketika aku membiarkan diriku untuk mengingat siapa dirimu sebenarnya, saat itu aku langsung menarik diri. Bagaimana bisa aku begitu tertarik dengan seorang pemuda yang mencerminkan penderitaan untuk adikku?"

.

Win menutup kedua telinga dengan tangan. "Tidak. Aku tak mau mendengar semua ini. Pergilah, Bright. Cepat pergi!" Win berteriak. Dia tak ingin mendengar tentang Prim. Kata-kata keji yang Prim ucapkan mengenai ibunya kembali terngiang di telinga dan keinginan Win untuk berteriak bergemuruh di dalam dadanya. Apapun yang bisa menghadang semua itu.

.

"Usiaku tiga tahun saat ibuku pulang dari Rumah sakit dengan membawa Prim. Prim begitu kecil dan aku ingat saat itu aku mengkhawatirkan apa yang akan menimpanya. Ibuku selalu menangis. Begitu juga Prim. Aku tumbuh dewasa dengan cepat. Sejak Prim berusia tiga tahun akulah yang mengurus semuanya, dari mulai memberikannya sarapan sampai menidurkannya di malam hari. Ibu kami telah menikah lagi, dan saat itu kami memiliki Frank. Kala itu tak ada ketenangan. Hari di mana ayahku datang untuk menghabiskan waktu bersamaku adalah hari yang kutunggu-tunggu,

karena saat aku pergi bersama ayahku, aku tak perlu bertanggung jawab atas Prim untuk beberapa hari. Aku akan mendapatkan waktu istirahatku. Sampai kemudian Prim mulai bertanya, mengapa aku mempunyai seorang ayah sedangkan ia tidak."

.

"Hentikan!" Win memperingatkannya, lalu melangkah lebih jauh dari dinding. Kenapa Bright melakukan ini padanya?

.

"Win, tolong dengarkan aku. Hanya ini caranya agar kau mengerti." Suaranya terdengar begitu terluka. "Dulu mom selalu mengatakan alasan mengapa Prim tidak mempunyai ayah adalah karena Prim anak yang spesial. Namun alasan itu tidak berhasil untuk waktu yang lama. Aku lalu menemui ibuku dan memintanya untuk mengatakan padaku siapa ayah Prim. Aku memaksanya ibuku untuk mengatakannya padaku. Aku tahu dengan keberadaan ayahku, ibuku pasti akan memberitahuku. Ibuku lalu mengatakan padaku bahwa ayahnya Prim sudah memiliki keluarga yang lain. Ayahnya sudah memiliki dua orang putra kecil yang lebih dicintainya dari pada Prim. Ayah Prim menginginkan anak-anak itu namun ia tidak menginginkan Prim. Aku tidak bisa mengerti bagaimana bisa ada orang yang tidak menginginkan Prim. Tentu saja, ada kalanya aku ingin membunuh Prim, namun aku begitu mencintainya. Kemudian datang hari di mana ibuku memutuskan untuk membawa Prim melihat keluarga yang telah di pilih oleh ayahnya. Setelah itu,

hampir sebulan lebih Prim selalu menangis." Bright terdiam, dan Win terduduk di ranjang. Dia membuat Win mendengar semua ini. Win tak bisa menghentikannya.

.

"Aku benci para bocah kecil itu. Aku membenci keluarga yang lebih di pilih oleh ayahnya Prim dan mengabaikan Prim. Aku bersumpah, suatu hari aku akan membuat lelaki itu membayar semua

perbuatannya. Prim dulu selalu berkata, mungkin saja ayahnya suatu hari akan datang untuk menemuinya. Aku selalu mendengarkan impian Prim selama bertahun-tahun. Ketika aku berusia Sembilan belas tahun, aku pergi menemui pria itu. Aku tahu siapa namanya. Aku berhasil menemukannya. Aku lalu memberikannya sebuah foto Prim dengan Alamat kami tertulis di belakangnya. Aku mengatakan padanya bahwa ia memiliki putri yang sangat spesial dan putrinya sangat ingin bertemu dengannya. Hanya untuk berbicara dengannya."

.

Itu terjadi lima tahun yang lalu. Perut Win bergejolak. Tiba-tiba merasa muak. Win kehilangan Tine lima tahun yang lalu. Ayah pun pergi lima tahun yang lalu.

.

"Aku melakukan itu karena aku mencintai adikku. Aku tak pernah berpikir apa yang sedang di hadapi oleh keluarganya. Sejujurnya, aku tak perduli. Aku hanya memperdulikan Prim. Saat itu, kau adalah musuhku. Sampai kemudian kau datang kerumahku dan mengubah duniaku. Aku selalu bersumpah pada diriku sendiri bahwa aku tak akan pernah merasa menyesal karena telah menghancurkan keluarga ayahnya Prim. Lagipula, keluarga itu telah menghancurkan hidup Prim. Namun rasa bersalah mulai menghantui hidupku setiap saat kau berada dekat denganku. Melihat tatapan matamu saat kau menceritakan tentang ibu dan adikmu. Ya Tuhan, demi Tuhan malam itu kau benar-benar telah menghacurkan hatiku, Win. Aku tak akan pernah bisa melupakan semua itu." Bright berjalan mendekat dan Win hanya terdiam tak mampu untuk bergerak.

.

Win mengerti. Dia bisa memahaminya. Namun di dalam pemahamannya akan kehilangan hatinya sendiri. Semua itu adalah kebohongan. Seluruh hidupnya. Semua berisi kebohongan. Semua kenangan yang dia miliki. Ibu yang memanggang kue dan ayah akan mengangkat tubuhnya dan Tine keatas agar mereka bisa menghias puncak pohon Natal, semua tradisi Natal yang mereka lakukan adalah sebuah kepalsuan. Semua itu tidak mungkin bisa menjadi nyata. Win mempercayai Bright. Namun Itu tidak mengubah cara pandangnya mengenai ibu. Ibu tidak berada di sini untuk menceritakan padanya permasalahan ini dari sisinya. Win cukup mengenal ibunya untuk mengetahui bahwa dia tidak bersalah. Ibu tak seperti yang mereka kira. Ini semua adalah dosa ayahnya.

.

"Aku bersumpah padamu sebesar cintaku pada adikku, jika saja aku bisa memutar ulang waktu dan merubah semuanya, pasti akan kulakukan. Aku tidak akan pernah pergi menemui ayahmu. Tak akan pernah. Aku sangat menyesal, Win. Maafkan aku."

.

Suaranya tertahan, dan Win menaikkan pandangan matanya untuk melihat mata Bright yang basah oleh air mata tertahan. Jika saja Bright tidak pergi menemui ayah, keadaannya pasti akan berbeda. Namun tak satu pun dari mereka berdua yang bisa mengubah masa lalu tak perduli seberapa besar mereka berdua menginginkannya.

.

Tak satupun dari mereka yang bisa memperbaiki semua ini. Sekarang Prim telah memiliki seorang ayah. Prim telah mendapatkan apa yang selama ini ia idamkan. Begitupula dengan Davika. Sedang Win, dia hanya memiliki dirinya sendiri.

.

"Aku tak bisa mengatakan padamu bahwa aku sudah memaafkanmu." Ucap Win. Karena dia memang belum bisa memaafkannya. "Tapi aku bisa mengatakan padamu bahwa aku mengerti alasan mengapa kau melakukan semua itu. Hal itu mengubah duniaku. Semua itu tak akan pernah bisa dirubah." Setitik air mata jatuh bergulir di wajah Bright. Win tak bisa mendekatinya dan menghapus air mata itu seperti air matanya yang kini sudah tak ada lagi.

.

"Aku tak bisa kehilanganmu. Aku jatuh cinta padamu Metawin. Aku tak pernah begitu menginginkan sesuatu atau seseorang seperti sekarang aku menginginkanmu. Aku tak bisa membayangkan apa jadinya duniaku tanpa kehadiranmu di dalamnya."

.

Win hanya akan selalu memiliki dirinya sendiri. Karena Bright telah mencuri hatinya dan menghancurkannya. Walaupun jika Bright tak pernah bermaksud seperti itu. Win tak akan pernah lagi bisa mempercayai untuk dapat mencintai.

.

"Aku tak bisa mencintaimu, Bright."

.

Isakan yang tertahan mengguncang tubuhnya saat ia menjatuhkan kepalanya di pangkuan Win. Win tidak menghiburnya. Dia tak bisa. Bagaimana bisa Win menenangkan sakitnya saat di dalam dirinya terdapat luka dengan lubang menganga yang cukup besar, cukup besar hingga mereka berdua bisa masuk kedalamnya.

.

"Kau tak harus mencintaiku. Tolong jangan tinggalkan aku." Bright berkata, diatas kakinya. Apakah hidup Win akan selalu di penuhi oleh kehilangan? Win tak sempat mengucapkan selamat tinggal pada Tine saat hari itu ia meninggalkan rumah dan tak pernah kembali. Win menolak untuk mengucapkan selamat tinggal pada ibu pagi itu, saat ia mengatakan padaku waktunya sudah dekat. Ibu menutup matanya dan tak pernah membukanya lagi. Win tahu, saat Bright meninggalkan ruangan itu adalah saat terakhir Win akan melihatnya. Saat itu adalah perpisahan mereka. Dia tak akan sanggup melanjutkan hidup jika Bright masih ada di dalam kehidupannya. Bright akan selalu menjadi penghambat bagi kesembuhan dirinya. Namun kali ini Win ingin sebuah perpisahan untuknya. Ini akan menjadi salam perpisahan terakhir dan Win ingin mengucapkannya dengan cara yang pantas. Win tak bisa mengungkapkannya lewat kata. Karena mulutnya tak sanggup berucap. Keinginannya untuk melindungi nama baik ibu berdiri diantara Win dan kata-kata yang dia tahu ingin Bright dengar dari mulutnya. Win tidak bisa mengatakan pada Bright jika dia telah memaafkan dirinya setelah mengetahui alasan ayah pergi dan tak pernah kembali adalah dia.

.

Hari itu Bright telah membawa ayah pergi, walaupun ia tidak mengetahui kerusakan yang bisa timbulkan oleh foto yang ia berikan pada ayah. Tidak satu pun dari itu yang mampu merubah perasaan Win terhadap Bright sebelumnya, Bright telah meledakkan dunia Win menjadi berkeping-keping.

.

Dan, Win akan mengucapkan salam perpisahan dengan caranya sendiri.

.

.

.

.

.

[w/n : ohohoho... bagus Win, bagus]

Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top