BAB VII


.

.

.

"Kenapa kau tidak kembali ke pesta dan menemukan beberapa pria bodoh untuk mempertajam kukumu, Jenny?"

.

Joss berjalan menuju pintu dimana sebagian besar pesta berada dengan tangannya masih kokoh dipinggul Win memaksa untuk pergi bersamanya.

.

"Kupikir aku hanya ingin pergi kekamarku. Seharusnya aku tidak datang kesini malam ini," Win hanya berusaha menghentikan Joss mengajaknya masuk ke dalam pesta. Dia tidak perlu berjalan kesana dengan Joss. Karena, entah bagaimana itu seperti ide yang buruk.

.

"Kenapa kau tidak menunjukkan kamarmu? Aku ingin melarikan diri juga." Win menggeleng. "Tidak cukup ruang untuk kita berdua."

.

Joss tertawa dan menunduk untuk mengatakan sesuatu ditelinga Win disaat matanya terkunci dengan tatapan mata tajam Bright. Dia menatap Win lekat dan terlihat tidak senang. Undangannya hari ini hanyalah sopan santun yang keluar dan sesungguhnya tidak diharapkan? Apa Win salah mengerti?

.

"Aku harus pergi. Aku tidak berpikir Bright ingin aku disini." Win berbalik untuk menatap Joss dan melangkah keluar dari pelukannya.

.

"Omong kosong.Aku yakin dia terlalu sibuk untuk khawatir tentang apa yang kau lakukan. Selain itu mengapa dia tidak ingin melihatmu di pesta adiknya yang lain?"

.

Ada adik lagi. Mengapa Frank mengatakan kepada Win bahwa Bright tidak punya saudara kandung? Prim jelas adiknya.

.

"Aku, uh, baiklah, dia tidak benar benar menyatakanku sebagai keluarga. Aku hanya saudara yang tidak diinginkan dari suami baru ibunya. Aku sebenar nya hanya disini untuk beberapa minggu lagi sampai aku bisa pindah sendiri. Aku bukan penghuni tetap dirumah ini." memaksakan senyum, Win berharap Joss akan mendapatkan gambaran dan membiarkannya pergi.

.

"Tak ada tentangmu yang tidak diinginkan. Bahkan Bright tidaklah sebuta itu, sialan," kata Joss mendekati Win kembali karena Win menjauh.

.

"Kemarilah, Win." suara menuntut Bright datang dari belakang, tangan besarnya menyelinap dilengan menarik Win padanya. "Aku tidak menduga kau datang malam ini." Peringatan dalam nadanya mengatakan bahwa Win salah mengerti tentang undangannya. Dia benar benar tidak serius.

.

"Maafkan aku. Kukira kau bilang aku bisa datang," Win berbisik memalukan kalau Joss bisa mendengarnya. Dan yang lainnya sedang menonton. Saat ini Win memutuskan untuk menjadi berani dan keluar dari rasa malu dari kejadian ini.

.

"Aku tidak menduga kau muncul dengan pakaian seperti itu," jawabnya dengan tenang namun mematikan. Matanya masih diarahkan pada Joss. Apa salahnya dengan pakaian Win? Ibunya telah berkorban untuk Win agar memiliki kemeja ini dan Win tidak pernah sempat untuk memakainya. Enam puluh dolar adalah uang yang banyak bagi mereka ketika ibunya membeli kemeja ini. Cukup, Win sudah muak dengan sekelompok orang bodoh manja berakting seperti dia mengenakan sesuatu yang menjijikkan. Win mencintai kemeja ini. Dia mencintai sepatu ini. Orang tuanya bahagia dan sudah pernah saling cinta. Sepatu ini adalah bagian dari itu. Sialan mereka semua.

.

Win hanya diam, menghentak pergi dari Bright dan kembali ke dapur. Jika dia tidak ingin Win disini karena teman -teman menertawakannya maka Bright harus mengatakannya. Sebaliknya, Bright malah membuat Win merasa seperti orang bodoh.

.

"Apa masalahmu bung, sialan?" Tanya Joss marah. Win tidak melihat kebelakang. Dia sungguh berharap mereka berkelahi. Win berharap Joss mematahkan hidung sempurna Bright yang menjengkelkan. Meskipun dia sendiri meragukan karena meskipun Bright salah satu dari mereka ia terlihat lebih kasar.

.

"Win tunggu," Frank memanggil dan Win ingin mengabaikannya tapi sekarang dia adalah teman terdekatnya disini. Dengan pikiran yang masih menyimpan marah Win melambat ketika dia mencapai lorong dari semua penonton dan membiarkan Frank mengejar.

.

"Itu tidak seperti yang kau pikirkan," kata Frank, muncul tepat dibelakang Win. Rasanya Win ingin tertawa mendengar ucapan Frank, dia sangat dibutakan oleh saudaranya yang bersangkutan.

.

"Tidak masalah. Seharusnya aku tidak datang. Seharusnya aku tahu ajakannya tidak serius. Aku berharap dia mengatakan kepadaku untuk tinggal dikamarku seperti yang di inginkannya. Aku tidak mengerti dengan permainan kata kata," Win menghentak dan berjalan melalui dapur langsung menuju pantry.

.

"Dia memiliki masalah. Aku akan memberikannya tetapi dia sudah melindungimu dengan caranya aneh yang mengacaukan" kata Frank saat tangan Win bertemu pegangan kuningan dingin dipintu pantry.

.

"Tetaplah percaya pada nya, Frank. Itulah hal terbaik yang dilakukan saudara," jawab Win datar dan menyentak pintu terbuka lantas menutupnya. Setelah mengambil beberapa napas dalam untuk meringankan sakit di dada Win pergi ke kamar dan tenggelam ke tempat tidur.

.

Pesta bukanlah untuk nya. Itu kedua kali nya Win alami dan yang pertama tidak jauh lebih baik. Sebenarnya itu mungkin lebih buruk. Saat mereka masih SMA Win pergi untuk mengejutkan Luke dan alhasil Win lah yang menjadi salah satu yang terkejut. Dia ada di kamar Gyle dengan payudara telanjang nya ada di mulut Luke. Mereka belum berhubungan seks tapi tentu saja mereka akan segera melakukannya. Win menutup pintu diam-diam dan keluar melalui pintu belakang. Beberapa orang melihatnya dan tahu apa yang sudah dia alami tapi toh mereka tak melakukan apapu kecuali tersenyum remeh. Luke muncul di rumah satu jam kemudian meminta Win untuk memaafkannya dan menangis sambil berlutut. Win mencintainya sejak dia berusia tiga belas tahun dan Luke memberi ciuman pertama untuknya. Win tidak bisa membencinya. Benar-benar tidak bisa. Jadi, Win hanya membiarkannya pergi. Itu adalah akhir dari hubungan mereka. Menenangkan hati nuraninya yang kacau balau dan tetap berteman.

.

Terkadang Luke dalam kondisi buruk dan mengatakan bahwa dia mencintai Win, dia ingin Win kembali tetapi dari semua itu ia memiliki seorang gadis berbeda di belakang mustangnya disetiap akhir pekan. Win hanyalah kenangan masa kecilnya. Dan beruntung, Malam ini tidak ada yang menghianati Win meski dia baru saja dipermalukan. Meraih kebawah Win melepaskan sepatu dan menempatkan mereka kembali dengan aman dikotaknya penyimpanan nya. Lalu Win menempatkannya kembali ke dalam koper. Dia seharusnya tidak mengenakannya malam ini. Mungkin, masih ada lain kali saat dimana Win akan kembali mengenakan sepatunya dan akan menjadi saat paling istimewa. Dan tentu saja untuk seseorang yang istimewa.

.

Win melakukan hal yang sama pada kemejanya. Ketika meletakkan kembali Win berjanji akan memakainya untuk seseorang yang mencintainya dengan tulus. Seseorang yang tak memusingkan harga label baju yang dia kenakan atau apapun yang dia miliki. Ya, dia akan mencari seseorang yang seperti itu. Seseorang yang akan menjaganya dan tak akan pernah meninggalkannya apapun yang terjadi.

.

Win mengulurkan tangan untuk membuka ritsleting jeans ketika pintu terbuka dan ruangan kecil itu terisi Bright. Bright yang sangat marah. Dia tidak mengatakan apa-apa dan Win membiarkan tangannya jatuh kembali kesisi. Win membiarkan dirinya terlalu terbuka dan tidak akan mengambil pakaian yang baru saja terlepas. Lantas, saat Bright melangkah masuk dan menutup pintu dibelakangnya. Win bersumpah Bright terlalu besar untuk ruangan kecil ini sehingga tanpa suara Win mundur dan duduk ditempat tidur sehingga ia bisa menyesuaikan tanpa harus bersentuhan.

.

"Bagaimana kau mengenal Joss?" Bright menggertak. Win kebingungan menatapnya dan bertanya tanya-mengapa Bright tidak suka jika Win mengenal Joss. Bukankah mereka berteman? Apa itu? Dia tidak ingin Win berada disekitar teman- temannya.

.

"Ayahnya adalah pemilik Country Club.Dia bermain golf. Aku melayani minumannya."

.

"Kenapa kau memakai itu?" Tanyanya dengan suara keras yang dingin. Ini adalah keadaan tersudut yang tidak menyenangkan. Win kembali berdiri kemudian berjinjit pada ujung jari kaki, agar dia berhadapan dengan Bright. "Karena ibuku membelikannya untuk kukenakan. Aku mempertahankannya dan tidak pernah mendapat kesempatan. Malam ini kau mengundangku dan aku ingin menyesuaikan diri jadi aku memakai yangg terbaik yang kupunya aku minta maaf kalau tidak cukup baik. Kau tau bagaimanapun aku tidak peduli. Kau dan semua teman teman mu yg sombong dan manja bersikap terlalu berlebihan."

.

Win mendorong dada Bright dengan jarinya, melotot menantang untuk mengatakan sekali lagi tentang pakaiannya.

.

Bright membuka mulut kemudian memejamkan mata dia menggelengkan kepalanya. "Sial!" geraman tertahan. Kemudian matanya terbuka lebar dan tangannya tiba- tiba menyentak dirambut Win dengan begitu kasar. Seolah hal itu belum cukup bibir Bright melumat dibibir Win.

.

Win sendiri malah terdiam kaku, dia tidak tahu bagaimana untuk bereaksi. Bibirnya lembut tapi menuntut saat Bright menjilat dan menggigit bibir bawahnya. Lalu Bright menarik bibir atas Win kemulutnya dan menghisapnya lembut.

.

"Aku sudah lama ingin mencicipi bibir penuh yang manis ini sejak kau berjalan kedalam ruang tamuku" gumamnya sebelum menggelincirkan lidahnya kedalam mulut Win seraya tersentak mendengar kata –kata Bright. Dia terasa seperti mint dan sesuatu yang kaya. Lutut Win lemas, Win mengulurkan tangan meraih bahunya untuk menahan kestabilan. Namun, kemudian lidah Bright membelai langit-lagit mulutnya seakan meminta Win untuk bergabung dengannya.

.

Ini adalah hal gila! Ya, Win mengakuanya namun Win malah melakukan usapan kecil dimulut Bright dan kemudian menggigit lembut bibir bawahnya hingga melahirkan sebuah erangan kecil keluar dari tenggorokan dan hal berikut yang Win tahu dia sedang diturunkan ketempat tidur.

.

Tubuh Bright menimpa tubuh Win yang polos dan rasa keras itu adalah ereksinya yang menekan kedua kaki Win. Semua hal itu berputar di dalam kepala Win, dia terlalu terbuar, terlalu pasrah, terlalu tak berdaya mendengar erangan yang datang dari bibirnya sendiri.

.

"Manis, terlalu manis." Bright berbisik dibibir Win sebelum mulutnya tiba- tiba menjauh dan melompat kebelakang lepas darinya. Mata Bright memusatkan perhatian pada jeans biru polos yang tergelatak manis dipinggangnya. Dalam diam Win menyadari sekarang jeansnya tak benar-benar tertutup sempurna hingga memperlihatkan celana dalamnya yang tengah membengkak.

.

"Sialan," Bright mengutuk kemudian memukul tangannya kedinding sebelum menyentak pintu terbuka dan keluar seperti sedang dikejar. Dinding bergetar dari tenaga yang dikeluarkan saat menutup pintu. Win tidak bergerak. Dia tidak bisa. Jantungnya berdebar -debar dan ada sakit yang dia kenal diantara kedua kakinya. Win sudah pernah terangsang sebelum melihat adegan seks di TV tetapi tidak pernah seintens ini. Dia merasa sangat dekat. Bright mungkin tidak mengiginkannya tapi dia memilikinya juga. Bright merasakannya tapi kemudian Win juga melihat dia berhubungan seks dengan seorang gadis. Selain itu, Win juga tahu semalam Bright berhubungan seks dengan gadis lain dan kemudian mengirimnya pergi. Mendapatkan Bright keras bukanlah sebuah prestasi besar. Win tidak benar -benar mencapai apapun. Mungkin Bright hanya marah karena miliknya sudah dirangsang oleh bocah semacam dirinnya.

.

Itu menyakitkan. Mengetahui Bright sangat tidak menyukainya bahwa dia tidak ingin berpikir Win menarik untuknya. Denyutan di antara kedua kaki Win perlahan lahan memudar karena kenyataan yang ada. Bright tidak ingin meyentuhnya. Dia sangat marah karena itulah Bright. Meskipun terangsang dia masih bisa menjauh dari Win.

.

Win adalah orang miskin yang terjebak dengannya sampai punya cukup uang untuk pindah. Ya, dia tak seharusnya melupakan hal itu. Lantas, dengan mengabaikan kejadian yang benar-benar mengacaukan hormonnya Win berguling dan meringkuk menjadi bola. Mungkin, sudah waktunya Win mengemas semua barang dan pergi demi kebaikan. Meskipun malam ini Win masih akan tidur di dalamnya. Ini akan menjadi perpisahan di dalam mimpinya yang mana dia cukup diinginkan bagi beberapa orang.

.

.

.

.

.

[w/n : SORRY FOR TYPO'S]

©BADUTBRIGHTWIN

Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top