BAB V
Matahari sangat panas. Godji tidak ingin Win menguncir rambutnya karena itu akan terlihat lucu. Itu sama sekali tidak akan menjual, pikirnya. Karena para pria menyukai rambut yang tergerai berantakan. Terlihat sedikit nakal. Sayangnya bagi Win hari ini sangat panas. Begitu panas sampai dia bisa melihat fatamorgana diujung lapangan golf.
Merogoh pendingin dan mengambil es batu, Win menggosok bongkahan dingin itu pada leher. Membiarkannya menyelinap ke dalam baju. Hingga tak menyadari jika dia hampir berada di lubang lima belas untuk ketiga kalinya hari ini.
Tidak ada yang bangun pagi ini ketika Win memutuskan keluar dari kamar. Piring-piring yang kosong masih ada di meja. Tanpa intruksi Win membersihkannya dan melempar keluar makanan dipanci yang Bright tinggalkan sepanjang malam. Tch, sejujurnya itu membuat Win sedih melihat makanan-makanan terbuang percuma. padahal baunya sangat enak semalam saat dia baru pulang bekerja. Lantas setelah merenungkan betapa kasihan makanan-makanan itu Win membuang botol anggur kosong dan menemukan gelas gelas diluar disamping meja tempat dia menyaksikan Bright melakukan hal itu dengan wanita yang tidak diketahui.
Setelah meletakkan piring kotor di mesin cuci piring Win menyalakannya sejurus mengelap meja konter dan kompor, Win meragukan Bright memperhatikan tapi itu membuat Win merasa lebih baik tentang tidur gratis di rumah itu.
Berhenti disamping kelompok pegolf di lubang kelima belas. Mereka masih muda. Win pernah melihat mereka ketika mereka berada dilubang ketiga. Mereka membeli banyak dan mereka benar benar pemberi tips yang begitu baik. Jadi, demi alasan yang sepertinya tak akan pernah berubah─Uang- Win melakukan tindakan yang menggoda. Oke, lakukan asaja apapun untuk mendapat lebih. Hanya itu.
"Itu dia," salah satu orang berteriak saat Win berhenti di samping mereka dan tersenyum.
"Ah, puppy favoritku kembali. Disini sangat panas dari pada neraka. Aku butuh yang dingin satu, mungkin dua."
Win memarkir kereta dan keluar untuk pergi memutar kebelakang lantas mengambil pesanan mereka. "Kau ingin yang lain Mike?" Win bertanya kepadanya bangga pada dirinya sendiri untuk mengingat pesanan Mike yang terakhir.
"Ya, sayang aku mau." Mike mengedipkan mata dan menutup jarak antara keduanya, membuat Win sedikit tidak nyaman.
"Hei aku juga ingin sesuatu. Mundur lebih baik," kata pria lain dan Win terus tersenyum saat dia menyerahkan bir, mengerjab lantas tersenyum kembali saat pria muda itu menyodorkan uang dua puluh dollar. "Simpan saja kembaliannya."
"Terima kasih," Win menyelipkan uang ke dalam saku. Lalu melihat pada pria lain nya. "Siapa lagi?"
"Aku," seorang pria dengan rambut pirang pendek dan mata biru yang cantik berkata melambaikan tagihan.
"Kau ingin corona kan?" tanya Win meraih ke pendingin dan menarik keluar minuman yang dipesannya saat terakhir kali.
"Kurasa aku jatuh cinta. Dia cantik dan dia ingat bir apa yang kuminum. Lalu ia membuka nya untukku." Win tau dia hanya menggoda sambil menyodorkan tagihan ditangannya, mengambil bir dari Win. "kembaliannya untukmu cantik."
Win melihat uang lima puluh dollar saat dia memasukkan ke dalam saku milik Win. Pria-pria ini benar benar tidak keberatan membuang buang uang. Itu tip yg konyol. Win merasa seperti mengatakan kepadanya untuk tidak memberinya begitu banyak tapi dia memutuskan untuk tidak melakukannya. Karena toh mereka mungkin suka memberi tip setiap saat. Dan dia memang benar-benar membutuhkan uang-uang itu untuk hidupnya.
"Siapa namamu?" seseorang bertanya, Win lekas berpaling untuk melihat seseorang berambut gelap dengan kulit langsat menunggu untuk menyerahkan pesanannya dan mendengar jawaban Win.
"Win." Spontan Win meraih ke pendingin untuk bir yang dia pesan. Membuka tutupnya dan menyerahkan kepadanya.
"Kau punya pacar Win?" tanyanya mengambil minuman, detik saat dia menjalankan jarinya membelai di sepanjang sisi tangan Win benar-benar terasa membekukan otaknya.
"Um, tidak." Jawab Win, tidak yakin apakah mungkin lebih baik berbohong dalam situasi seperti ini.
Tau-tau Pria itu mendekat dan mengulurkan tangannya, membayar dengan tip di dalamnya, "Aku Josh," jawabnya.
"Ini, eum... senang bertemu denganmu, Josh," Win tergagap menjawabnya. Pandangan yang intens dalam matanya yang gelap membuat Win gugup. Dia mungkin cukup berbahaya dan satu lagi. Dia adalah salah satu dari orang-orang yang berpengaruh disini. Apa dia sedang menggoda Win?
"Tidak adil, Josh. Mundur bro. Kau harus berusaha maksimal dengan yang satu ini. Hanya karena ayahmu pemilik bersama disini tidak berarti kau yang pertama." canda si ikal pirang. Josh sendiri seolah mengabaikan dan tetap fokus pada Win. "jam berapa kau selesai bekerja?"
Uh-oh. Jika Win mengerti dengan benar kalau ayah Josh adalah bos utamanya. Tapi, Win rasa dia tidak perlu menghabiskan waktunya dengan putra pemilik klub glof ini. Karena seratus persen semua itu hanya akan menjadi hal yang sangat buruk kemudian hari.
"Aku bekerja sampai tutup," menjelaskan sesopan mungkin dan menyerahkan empat bir terakhir.
"Kenapa kau tidak membiarkan aku menjemputmu dan membawamu untuk makan sesuatu?" kata Josh berdiri sangat dekat dengan Win sekarang. Win berbalik, memberi peluang untuk Josh berbisk padanya.
"Di sini panas dan aku sudah kelelahan. Yang aku ingin lakukan adalah mandi dan beristirahat,"
Napas hangat menggelitik telinga dan Win menggigil saat butir butir keringat mengalir kepunggungnya. "Apakah kau takut padaku? Jangan. Aku tidak berbahaya."
Tidak berbahanya apanya? Win benar-benar tidak yakin apa yang harus dia lakukan pada anak bosnya ini. Win tidak pintar menggoda dan dia cukup yakin itu yang dia lakukan. Tidak ada seorang pun yang pernah menggodanya dalam setahun. Setelah dia putus dari Luke, harinya telah di dihabiskan dengan sekolah dan kemudian ibunya. Win benar-benar tidak punya waktu untuk hal lain. Sebab tak ada seorangpun menghiraukan keberadaannya.
"Kau tidak menakutiku. Aku hanya tidak terbiasa untuk hal semacam ini" jawab Win meminta maaf, dia tidak tahu bagaimana untuk merespon dengan benar.
"Hal apa itu?" Josh bertanya penasaran.
"Pria. Dan rayuan. Setidaknya aku pikir itulah yg terjadi," terdengar seperti orang bodoh mungin. Namun, Senyum perlahan lahan membentang di wajah Josh hingga membuat Win ingin merangkak dibawah mobil golf dan bersembunyi. Dia memang tidak pantas untuk komunitas ini.
"Ya, tentu saja ini merayu. Dan bagaimana bisa seorang yang luar biasa cantik sepertimu tidak terbiasa dengan hal semacam ini?" Win menegang mendengar kata kata nya dan menggeleng. Dia harus pergi ke lubang enam belas. "Aku sibuk beberapa tahun terakhir. Jika eum, kau tidak perlu apa apa lagi pegolf di lubang enam belas mungkin marah denganku sekarang"
Josh mengangguk dan mengambil langkah mundur "Aku belum selesai denganmu bukan karena sesuatu hal yang penting, tapi untuk sekarang aku akan membiarkanmu kembali bekerja." Buru-buru bergegas kembali kesisi pengemudi kereta dan menaikinya. Win lubang berikutnya dan menghela nafas lega saat mendapati sekelompok pria pensiunan. Dia tidak pernah mencari perhatian untuk dilirik pria-pria tua dalam hidupnya. Tapi, setidaknya mereka tidak menggoda.
.
.
.
Ketika Win berjalan ke truk malam itu dia merasa lega melihat tidak ada tanda-tanda Josh. Seharusnya Win tau dia hanya menggoda. Tapi, beruntung dia telah mendapat tips beberapa ratus dolar hari ini. Setidaknya dengan begitu Win memutuskan untuk memperlakukan diri dengan makanan yang benar-benar enak. Menuju ke drive-thru. di Mc Donalds dan memesan sebuah cheeseburger serta kentang goreng. Makan dengan senang dalam perjalanan kembali ke rumah Bright.
Rumah yang begitu indah, dan tenang, setidaknya tidak ada mobil diluar malam ini. Dia tidak ingin masuk saat Bright berhubungan seks malam ini. Atau kemungkinan lainnya, Bright mungkin telah membawa seseorang disini dalam mobilnya. Tch, persetan. Apa yang harus dia khawatirkan.
Win berjalan di dalam dan berhenti di ruang depan. Tidak ada televisi. Tidak ada suara sama sekali, tapi pintu telah dibuka. Dia tidak harus menggunakan kunci tersembunyi yang sudah Bright beritahukan. Well, mungkin ini memang hari keberuntungannya. Tubuhnya berkeringat terlalu banyak hari ini. dia harus mandi sebelum pergi tidur.
Melangkah ke dapur dan memeriksa teras depan untuk memastikan bebas dari petualangan seksual. Mandi akan terasa nyaman. Win masuk ke kamar dan meraih boxer lama milik Luke serta kaos lusuh yang dia pakai di malam hari. Luke telah memberikannya secara percuma ketika mereka masih muda dan konyol. Dia ingin Win tidur di sesuatu yang dimiliknya.tch, begitu kekanakan. Sialnya, Win sudah tidur didalammya setiap saat.
Win menarik napas dalam-dalam dari udara di laut saat dia melangkah keluar. Ini adalah malam ketiganya disini dan dia benar-benar belum pernah turun ke air. Beberapa hari terlewat, pulang dengan lelah yang sudah mencapai limit batas sehingga Win nyaris tidak punya tenaga untuk pergi kesana. Menuruni tangga dan meletakkan piyamanya dikamar mandi sebelum melepas sepatu tenis.
Pasirnya masih hangat dari sinar matahari. Dalam hening yang ditemani deburan ombak menggulung yang begitu tenang Win berjalan didalam kegelapan sampai ke tepi air menyapa jemari kakinya. Rasa dingin mengejutkan Win, dia menarik napas tapi membiarkan air garam menutupi kakinya.
Dalam hening itu Win memandang jemarinya dan air laut yang saling bercengkrama. Ibunya selalu tersenyum saat bercerita tentang saat dia bermain dilaut berkelebat dalam memorinya, hal-hal yang terata indah, teramat dia rindukan. Namun, semua itu toh tak akan pernah bisa kembali karena sekarang akhirnya dia disini. Win disini untuk semua impian ibunya.
Sebuah suara disisi kiri memecahkan atensi Win pada hamparan air. Dia berbalik untuk memandang rendah kepantai, seperti cahaya bulan tengah memecah lepas dari awan dan Bright tersorot dalam kegelapan. Berlari. Dengan begitu mempesona dan bertelanjang dada. Celana pendek yang dia kenakan menggantung rendah dipinggul kecilnya membuat Win terpesona oleh tubuhnya yang terlihat saat dia berlari kearahnya.
Win tidak yakin apakah dia harus bergerak atau Bright sendiri yang akan melakukannya. Kakinya melambat dan Bright kemudian datang berhenti tepat disamping Win. Keringat di dadanya berkilau dalam cahaya lembut. Anehnya Win ingin sekali meraih dan menyentuhnya. Sialan, Tubuh seperti nya tidak mugkin nyata. Itu tidak mungkin.
"Kau kembali," katanya sambil mengambil napas dalam dalam.
"Aku baru saja pulang kerja," jawab Win kaku, berusaha keras untuk menjaga matanya untuk tidak melirik pada dada serta buliran keringat yang merambat menjamah kulit kencangnya.
"Jadi kau mendapat pekerjaan?"
"Ya. Kemarin."
"Di mana itu?"
Win agak tidak yakin tentang bagaimana cara memberitahunya terlalu banyak. Dia bukan lah teman. Dan jelas Win tidak pernah dianggap sebagai keluarganya. Orang tua mereka mungkin menikah tetapi dia tampaknya tidak ingin berhubungan dengan ayah atau dia sekalipun.
"Kerrington Country Club," jawab Win seadanya.
Alis Bright terangkat dan ia mengambil langkah mendekat. Menyelipkan tangannya dibawah dagu dan memiringkan wajah Win tanpa aba-aba.
"Kau memakai make up," katanya, sambil mengamati Win.
"Ya." Win menarik dagu dari genggamannya. Bright mungkin membiarkannya tidur dirumah ini tapi Win tetap tidak suka Bright menyentuhnya tanpa izin seperti ini. Atau mungkin Win menyukai dia yang menyentuh seenaknya dan itulah masalahnya. Win tidak ingin menyukai sentuhannya.
"Itu membuatmu terlihat lebih tua." Bright melangkah mundur dan melakukan penilaian perlahan pada pakaian yang melekat pada tubuh Win,
"Kau seorang pemuda kereta dilapangan golf," jawabnya singkat dan menatap Win kembali.
"Bagaimana kau tau?" sebersit rasa penasaran hadir menyeruak dalam pertanyaan Win. Bright melambaikan tangan, menyeringai lantas bersuara. "Pakaian itu. Celana pendek putih kecil dan kaus polo. Ini seragam."
"Kau membuat keuntungan besar benar kan?" tanyanya dengan nada geli. Ya, benar sekali. Win menghasilkan lebih dari lima ratus dolar tips dalam dua hari. Itu bukan keuntungan besar untuk Bright tapi baginya iya.
Maka, Win hanya mengangkat bahu. Mencoba tak memperdulikannya. "Kau akan lega mengetahui bahwa aku keluar dari sini dalam waktu kurang dari sebulan."
Bright tidak menanggapi segera. Win mungkin harus meninggalkannya dan pergi untuk mandi karena Bright mulai mengatakan sesuatu ketika dia mengambil langkah mendekat. "Aku Mungkin seharusnya, lega. Benar-benar lega, sialan. Tapi, aku tidak. Aku tidak lega,"
Bright berhenti dan membungkuk untuk berbisik ditelinga Win, "Kenapa begitu?"
Seolah terbawa arus, Win ingin meraih dan memegang tangannya untuk menjaganya agar tak jatuh ke tanah . Tapi Win menahan diri.
"Jaga jarak dariku, Win. Kau tidak ingin terlalu dekat. Semalam." dia menelan dengan keras. "Semalam menghantuiku. Mengetahui kau sedang menonton. Ini membuatku gila. Jadi, menjauhlah. Aku melakukan yang terbaik untuk menjauh darimu."
Bright berbalik dan berlari kembali kerumah saat Win berdiri disana mencoba untuk tidak meleleh di genangan pasir.
Apa maksudnya? Bagaimana dia tahu Win melihat mereka?
Beruntung, Kata-kata itu terus membuat Win terjaga sepanjang malam.
Bright.. ada apa dengannya?
.
.
.
.
©BADUTBRIGHTWIN
Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top