13. Arunika

Seperti cahaya pagi yang seolah tak pernah ada yang bisa menandinginya, dialah Arunika. Pribadinya hangat, supel dan energik. Sikap dan gayanya full-freedom. Ia juga dikenal sebagai cowok atletis yang pandai berbicara dan mencairkan suasana. Dengan ucapannya, ia mampu membuat orang-orang sekitar tertawa tapi terkadang juga bisa membuat tersinggung. Tapi orang-orang tidak pernah tahan berlama-lama marah padanya. Semua terasa menyenangkan kalau ada Runi.

Pernah suatu hari, anak-anak Cuprum sedang kesal karena kelas mereka batal terpilih menjadi kelas perwakilan yang akan menghadiri Seminar terbuka bersama Putri Indonesia 2005. Selain batal, mereka juga harus belajar karena ulangan Fisika dadakan yang diberikan Ibu Sinaga. Melihat tampang teman-temannya yang terlipat, Runi pun berceloteh. Ia menceritakan pada semua orang di kelas tentang nenek yang memiliki lima cucu.

"Di suatu desa, hidup seorang nenek bersama cucu-cucunya. Ada si sulung Cece, si manis Lala." sampai di sini, dua anak Cuprums bernama Cece dan Lala langsung menoleh, tertarik mendengarkan. "Lalu ada cucunya yang bernama Nana, lalu Koko yang paling kekar, dan terakhir si bungsu Yayak yang manja."

"Nah, suatu hari si nenek ingin berbicara dengan cucu-cucunya. Ia ingin memanggil semua cucunya, tetapi karena sudah tua, napasnya tidak sanggup untuk menyebutkan nama mereka satu persatu. Menurut kalian, si Nenek harus memanggil dengan cara apa supaya semuanya datang?" Runi mengedarkan pandangan ke seluruh kelas.

"Panggil aja Cece terus biar dia panggil yang lain." Baron menjawab sambil menggaruk-garuk kepalanya yang berketombe.

Runi menggeleng. "Cece tidak suka repot."

"Pakai lonceng!" kali ini anak yang bernama Yana yang menjawab. Lagi-lagi Runi menggeleng.

"Kau kira mereka sapi?" ucap Cece yang tak terima.

Beberapa anak yang masih bad mood tampak ogah-ogahan menyeru Runi untuk langsung memberi jawaban. Dengan ekspresi lucu, Runi menahan napas dan membuka mulutnya.

"Si nenek cukup berteriak 'Celana Koyaaaak....!!"

Semua anak bersiborok. Kemudian terbahak-bahak. Depa dan beberapa cowok lainnya langsung bersenandung; cece-lala-nana-koko-yayak sambil berjoget. Cece dan Lala yang merasa nama mereka dilecehkan langsung menimpuk Runi dengan LKS. Spontan, Runi meminta maaf sambil memegangi perutnya karena terlalu heboh tertawa.

Pernah juga terjadi ketegangan di kelas. Geng Cuantik bertengkar dan tidak tahu pasti alasannya kenapa. Hal-hal seperti ini, biasanya Rizal langsung memercayakan Runi untuk mencairkan suasana. Benarlah, Runi langsung heboh di barisan bangku paling belakang. Ia sedang mengajak Nadia dan teman-temannya ngobrol dan berfoto-foto tampang bego sambil menirukan gaya yang ia sebut sebagai gaya penjajah mati. Detik berikutnya, ia menirukan Ibu Sinaga ketika mengajar. Kadang ia menirukan gaya Iis Dahlia ketika menyanyi. Alhasil, semua foto itu mereka edarkan ke semua anak kelas yang langsung terbahak-bahak.

"Jijik aku ngeliatmu, Run!" Edi berkomentar ketika foto bego Runi yang tengah menjulurkan lidah mendarat di ponselnya. Foto Runi sudah menyebar sampai ke kelas-kelas IPS.

"Biarin! Chocolatos Lezatos..." Runi mengekeh.

"Kalo kau sih, Chacatlatos!"

Runi ngakak sendiri. Cenderung bangga.

Kadang-kadang kalau sedang senang, Runi bisa mengajak teman-temannya bermain QPQ (a.k.a Quid pro quo). Sebuah permainan berbalas informasi yang Runi usung karena terinspirasi dari film Silence of The Lamb kesukaannya.

Seperti hari ini saat Pensi sedang berlangsung, dengan berlatar musik mendayu yang sedang dibawakan oleh salah seorang murid di lapangan upacara sekolah, Cuprum malah tengah heboh bermain di dalam kelas.

"Quid pro quo!"

Sontak semua anak yang sedang mengerumuni Runi, bersorak Aku akan memberitahu apa yang tidak kamu ketahui!

"Giliranku." Rizal menatap Runi intens. "Runi, tolong jujur, kau pindah ke Jambi karena tinggal kelas ya? Atau DO karena nakal?"

"Parah lu!" Runi tertawa keras. "Nggak brooo! Aku anak baik, aslinya."

"Hahahahaha gigi!" cela Baron.

Giliran Runi. "Quid pro quo. Bagi jawaban PR Fisika buat minggu depan, nomor tiga."

"Dasar kancil!" Rizal mendengkus. Ia lalu melangkah ke bangkunya, mengambil buku Fisika. Sementara itu, gank Daniar langsung mendesis bisa-bisanya Rizal membawa buku pelajaran di hari se-seni ini. Tapi tidak lama, sebab Gang Daniar sibuk ingin ikutan QPQ dan kelas menjadi sangat heboh karena rahasia-rahasia yang akhirnya terkuak, salah satunya; Kaisar pernah pakai masker bengkoang milik mamanya waktu terang bulan.

"Aku, dong, tapi sama Tami!" Lid berseru. Lalu ia langsung menyeret gadis malang itu ke tengah kumpulan. "Tami, Quid pro quo, apa yang paling Tami pikirin sekarang? Yang bikin kepikiran gitu?"

Tami diam cukup lama. "Masa lalu, masa depan."

"Mantan ya? Calon suami ya?" Yana yang sejak tadi hanya menyimak, berkomentar. Disusul batuk-batuk buatan dari yang lain. Dengan tabah, Runi memerhatikan.

"Bukan..."

"Kenapa dipikirin?"

"...."

"Cie... betulan mantan?" Yana mulai lagi.

Setelah menutup mulut Yana, Lid berseru, "Nah, Tami! Ayo tanya aku! Ayo! Yeay! Kamu mau nanya apa?"

Tami menggeleng. "Nggak ada."

"Eh, nggak bisaaaaa! Harus ada. Ayooo tanya akuuu....!!!"

Semua ngakak. Ketika Tami sudah kerepotan dengan tingkah Lid, Olin masuk kelas sambil berteriak; "Pak Zul! Pak Zul! Pak Zul!"

Cuprums lari terbirit-birit menuju lapangan tempat pensi diadakan.

**

Pensi tahun ini memang berlangsung di sekolah. Setiap kelas wajib menampilkan seni mereka termasuk lomba keindahan kelas (sangat bermanfaat bagi anak-anak yang tidak punya skill menari dan menyanyi). Mereka sangat antusias.

Tim BBB (kecuali Baron) sepakat tampil paduan suara acapela, Daniar dan kawan-kawannya nge-dance. Dan bersama Undefineted Band-atas kecemerlangan otak Kaisar dan kemampuan Runi membaca isi otak Kaisar-Runi dan teman-temannya benar-benar menampilkan pertunjukan yang beda.

Sebelum melantunkan lagu "Bunga", mereka kompak melakukan pertunjukan krinok-seni musik asli Jambi-dengan menggunakan alat musik modern, lengkap dengan memakai peci hitam, baju teluk belango, celana, tak lupa sarung dan ikat pinggang.

Mereka memulai aksi dengan berdiri diam di panggung. Setelah memberi salam, Ical sudah siap di depan microphone. Baron, Ical, Aldo dan Edi fokus memainkan gitar dan drum dengan nada sederhana dan hati-hati. Sementara Runi memainkan biola yang ia pinjam khusus dari Datuk. Setahun belakangan ini, selain berlatih band, Runi juga kursus biola bersama Datuknya.

Sebuah syair mereka nyanyikan,

Kalau adik menjahit tudung
Sayo menjahit lengan baju
Kalau adik menjadi burung
Sayo menjadi dahan kayu

Endak kemano mau kemano
Dari Jepun ke Bandar Cino
Jangan marah abang betanyo
Yang baju hijau siapo namonyo

Mek Ayu pande menyulam
Patah jarum kelingking luko
Kalau rindu tak ado bulan
Dalam bulan kito bejumpa

Keheningan tercipta. Tak lama kemudian suara tepuk tangan membahana. Setelah melantunkan lirik krinok itu dengan baik, mereka memberi jeda sebentar sampai kemudian melompat, memukul drum dan memainkan keyboard, gitar dan menyanyi sambil mengangguk-anggukkan kepala.

Semua orang menyaksikan dengan pandangan takjub. Semua orang bertepuk tangan. Undefineted Band benar-benar jadi pusat perhatian hari itu.

Tapi menjadi rusuh begitu Runi merebut mic lalu meneriakkan;

"Pak Zul...!!! We Love You...!"

Dari tempat duduk majelis guru, Pak Zul yang sedang minum air mineral langsung tersedak.

Begitulah Runi, dia memang memiliki tabiat yang belum pernah ada pada orang-orang lain. Ia bisa membuat seisi kelas, bahkan seisi sekolah hilang sabar paling sedikit dua puluh kali dalam selang waktu KBM; dari mulai ia masuk gerbang sekolah sampai keluar gerbang sekolah, siapapun selalu curiga bahwa Runi pasti sedang merencanakan kenakalan. Semangatnya senantiasa sangat tinggi, langkahnya lah yang paling ringan di Classic. Tapi kharismanya yang melekat, memang yang terbaik dibandingkan siapapun. Tak ada yang pernah menyangka kalau Runi menyimpan masalah.

Uniknya, sekalipun ia suka membuat lelucon, harga dirinya tetap bisa ia pertahankan. Semua lawakannya tak membuat ia dijadikan olok-olokan tak berkelas. Dibandingkan memiliki fans, Runi lebih layak jika dianggap memiliki followers. Ia kerapkali membuat gebrakan-gebrakan baru, kosakata baru, permainan baru, ide-ide genius yang bisa membuat semua orang kewalahan sekaligus terhibur.

Sama seperti cahaya matahari pagi yang disambut kehadirannya, dicari jika menghilang, didengar jika berbicara. Mencairkan yang beku, menguapkan air meski jauh, menyinari pepohonan. Arunika...

***

AN. Hai.. terimakasih sudah jadi pembaca Faktor J. dan makasih buat kamu yang menambahkan cerita ini ke Reading List, dan Library. Keep reading ya! Salam Literasi :D Vomment ya hehe

Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top