Façade

"Kita sekarang berada dalam keadaan yang gawat. The Hunterz sudah musnah. Aku tahu kalau kelompok itu bukanlah kelompok yang besar, tetapi ini merupakan sebuah pukulan telak untuk kita. Tanpa The Gloody saja keadaan sudah sulit, apalagi kalau sampai kita satu per satu runtuh."

Sebuah rapat tengah berlangsung di ruangan utama. Ada tujuh belas orang duduk mengelilingi sebuah meja besar. Seorang pria duduk di paling ujung dan bertindak sebagai pemimpin rapat, dan menyampaikan isi rapat mereka hari itu.

"Keadaan ini memang tidak bisa dibiarkan, Tuan Brain! Apa yang dilakukan oleh Hoodie Man sudah sangat keterlaluan! Kita harus bisa membalasnya!" kata seorang pria, yang mengenakan setelan jas rapi.

"Aku tahu, Tuan Black. Tetapi, aku mengumpulkan kalian bukan untuk menyusun rencana balas dendam. Akan terlalu cepat kalau kita melakukannya sekarang. Kita masih butuh beberapa persiapan sebelum melancarkan serangan kepadanya. Aku mengumpulkan kalian di sini dengan tujuan untuk mencari tahu, apakah ada pengkhianat di antara kita semua," sahut pria yang dipanggil Tuan Brain itu.

"Pengkhianat? Siapa yang berkhianat?!" tanya seorang pria yang mengenakan topi tinggi.

"Ini berkaitan dengan terbongkarnya operasi kita untuk menyelundupkan barang dagangan kita minggu lalu. Seharusnya, itu bisa menutupi keuangan yang hilang karena runtuhnya The Hunterz. Tetapi, entah bagaimana para petugas itu bisa mengetahuinya. Jadi, aku akan mengajukan beberapa pertanyaan kepadamu, Tuan Coca."

Pria yang dipanggil Tuan Coca meneguk liurnya. Kursinya hanya berjarak dua kursi dari Tuan Brain, yang membuatnya agak tidak nyaman. Dia meneguk liurnya, lalu membenarkan topeng porselen berwarna hitam yang dia kenakan.

"Aku mendengar kalau kemungkinan ada beberapa kebocoran informasi dari anak buahmu, sehingga pihak petugas bisa mengetahui pengiriman kita minggu lalu. Jadi, bagaimana menurutmu, tuan? Apa yang ingin kau katakan soal masalah ini?" tanya Tuan Brain.

"Saya sudah melakukan semuanya sesuai dengan prosedur, tuan. Hanya saya dan orang - orang kepercayaan saya yang tahu akan pengiriman itu. Saya sendiri masih bingung bagaimana bisa ada kebocoran informasi," sahut Tuan Coca

"Kalau menurutku, Coca, sepertinya ada beberapa orang kepercayaanmu yang berkhianat. Kali ini, aku masih akan memaafkanmu, karena kau bisa menyelamatkan perekonomian kita di detik terakhir dengan bisnis yang kamu lakukan semalam. Tapi, kalau sekali lagi kau melakukan kesalahan, maka kau akan mati."

"Baik, tuan. Saya akan lakukan yang terbaik agar tidak ada kebocoran lagi."

Tuan Coca menghela napasnya lega. Dia tahu kalau Tuan Brain bisa jadi sangat menyeramkan kalau dia marah. Secara teknis, dialah yang memegang kendali di Underground, jadi membuatnya marah bukanlah tindakan yang bagus. Selain itu, Coca sendiri tahu kalau keuangan mereka akhir - akhir ini tidak terlalu bagus, terutama karena mereka baru saja kehilangan satu kelompok karena ulah Hoodie Man, si penegak keadilan misterius di kota Inkuria.

"Aku harap kau memenuhi janjimu itu, Coca. Ngomong - ngomong soal pengkhianat, aku juga ingin menanyakan beberapa hal kepada Tuan Heartless."

Tuan Coca menoleh ke arah kanannya, tempat di mana Tuan Heartless berada. Pria ini juga sama - sama mengenakan topeng porselen untuk menutupi wajahnya, tetapi topeng yang dia kenakan berwarna putih. Mata mereka bertatapan sejenak, sebelum akhirnya Tuan Heartless memandang Tuan Brain.

"Apa yang ingin anda ketahui, tuan?" tanya Tuan Heartless.

"Jadi begini, kita kan tahu kalau kau dan anak buahmu berada di dalam sebuah kelompok yang mengurus para orang - orang tidak berguna. Kau juga bertugas untuk memusnahkan siapapun yang berpotensi membahayakan eksistensi kita. Nah, lalu bagaimana dengan kelompokmu? Seharusnya kau tahu kan kalau tidak boleh sampai ada kebocoran seperti ini?" kata Tuan Brain.

Tuan Heartless terdiam sejenak. Dia tahu, kalau dirinya dan anak buahnya juga bertugas untuk memusnahkan para pengkhianat di Underground, kalau - kalau The Hunterz yang merupakan sebuah kelompok kecil tidak bisa membereskan masalah mereka karena keterbatasan tenaga. Tetapi, Heartless tentunya tidak tahu siapa yang bisa saja berkhianat. Semua anak buah Tuan Coca adalah orang - orang yang bisa dipercaya. Kalau ada kebocoran, rasanya tidak mungkin mereka yang melakukannya.

"Tuan Brain, saya selalu berusaha melakukan pekerjaan saya sebaik dan serapi mungkin. Kalau saja ada pengkhianat yang membocorkannya, maka saya tentunya sudah dapat mengendus keberadaannya dan langsung memusnahkannya."

"Ya, aku tahu bahwa pekerjaanmu selalu bagus. Tetapi, aku mau tanya, apakah benar kalau kau tidak mengirimkan bantuan ketika The Hunterz harus melawan Hoodie Man? Kau tahu kalau kau harus membantu mereka dalam melawan ancaman terbesar bagi kita semua itu kan?"

"Ya, tentu saja saya memberikan bantuan kepada The Hunterz dengan mengirimkan beberapa ratus orang bersama mereka. Saya juga meminta bantuan dari Mary dan Demos untuk membantu masalah persenjataan dan tenaga tambahan."

"Tuan Heartless benar. Saya sendiri yang memberikan beberapa kotak persediaan senjata tambahan untuk mereka saat itu," sahut Mary, yang berada di sebelah kiri Tuan Brain.

"Dan saya juga mengirimkan pasukan saya bersama The Hunterz dan The Killers. Saat penyerangan itu, mereka mendapatkan bantuan dari kami semua," tambah Demos, yang duduk di seberang Tuan Heartless.

"Baiklah, aku percaya pada kalian. Kemudian pertanyaan terakhir adalah, kalau memang kau bisa memastikan bahwa pengkhianat bisa kau musnahkan, kenapa akhir - akhir ini malah semakin banyak terjadi kebocoran?"

"Saya sudah melakukan semua hal untuk memusnahkan para pengkhianat ini, tuan. Kalau memang itu yang anda mau, maka saya akan mengecek setiap orang di Underground untuk memastikan kalau mereka bersih."

Keadaan hening sejenak. Para peserta rapat itu berusaha mencerna apa yang sudah dikatakan oleh rekan - rekan mereka, dan menunggu apa yang akan dikatakan oleh Tuan Brain selanjutnya.

Tetapi, ada beberapa wajah yang terlihat tidak senang. Tuan Heartless bisa merasakan ada tiga pasang mata menatapnya dengan sinis. Si pria berusaha mengabaikannya, karena dia tahu kalau tiga orang ini memang tidak pernah bersahabat dengannya.

"Baiklah. Mungkin orang lain akan mengira kalau aku akan marah, tetapi aku tahu kalau tidak ada gunanya membuang tenaga seperti itu. Heartless, kau awasi setiap orang yang mencurigakan, dan musnahkan mereka. Kurasa, itu akan jadi pembahasan terakhir kita."

Tuan Heartless menghela napasnya, lega karena Tuan Brain tidak menuduhnya melakukan pengkhianatan. Tetapi, sepertinya rapat mereka tidak bisa berakhir dengan cepat, karena ada seorang peserta rapat yang kini berdiri. Dia mengenakan jubah berwarna hitam, dengan penutup kepala yang menutup separuh wajahnya.

"Anda membiarkan bajingan ini lepas begitu saja?! Tidakkah anda bisa melihat sebanyak apa informasi yang bocor ke Inkuria? Bahkan polisi sekarang bisa berada tepat di belakang kita! Kurasa, lelaki ini sudah gagal dalam pekerjaannya, dan menjadi ancaman bagi kita semua!" seru si pria berjubah.

"Aku setuju! Kalau memang benar bahwa dia akan menangkap semua pengkhianat yang ada, kenapa bisa terjadi kebocoran?! Pria ini sudah membuat keadaan kita dalam bahaya!" sahut pria lainnya, yang memiliki bekas luka melintang di wajahnya.

"Lagi, apa yang sebenarnya dia lakukan selama ini? Dia hanya duduk diam dan membiarkan orang lain bekerja! Dia tidak melakukan apapun untuk membantu kita! Bukankah ini hal yang aneh? Bagaimana kalau dia adalah pengkhianat yang sesungguhnya?" tambah seorang pria yang mengenakan kalung rantai dari emas.

"Tenang, tuan - tuan. Kalian tahu kalau Tuan Heartless selalu melakukan pekerjaannya dengan baik. Hilangkan semua prasangka yang ada di dalam diri kalian itu, karena aku yakin kalau Tuan Heartless pasti bisa mengendalikan keadaan ini," kata Tuan Brain.

"Begitu? Awas saja kalau kita akhirnya mengetahui kalau makhluk menjijikkan ini adalah pengkhianat!" kata si pria berjubah.

Tuan Coca hanya bisa mengamati pertentangan itu, karena dia tahu si pria berjubah ini suka membuat masalah. Kemudian, dia melirik ke arah Tuan Heartless, yang sepertinya berusaha menahan emosinya.

"Menurutku, kau hanya iri, Vendetta! Aku melakukan banyak hal berguna, sementara kau dan anak buahmu hanya melakukan hal bodoh! Aku sudah berhasil menghancurkan banyak sekali orang yang menghalangi jalan kita, sementara itu kau hanya seorang bocah yang ingin berkelahi dengan semua orang tanpa memikirkan rencana untuk melakukan kejahatan yang baik dan benar!" seru Tuan Heartless.

"Kau? Makhluk menjijikkan sepertimu membantu Underground? Lihat dulu bagaimana aku membuat Hoodie Man kebingungan! Rencanamu hanya sampah, dan kau tidak pantas berada di sini! Seharusnya kau mati saja dalam tumpukan abu puluhan tahun yang lalu!"

Tuan Coca menarik Tuan Heartless agar dia tidak berdiri dan menerkam Vendetta. Tuan Brain meminta Vendetta untuk duduk, yang mana tidak diindahkannya.

"Sudahlah, Heartless. Jangan ladeni bocah ini. Kami tahu kau sudah melakukan banyak hal yang berguna, jadi jangan biarkan dia memengaruhi pikiranmu," kata Tuan Coca.

"Wah! Manis sekali! Enak ya, bisa dibela oleh kekasihmu? Kalian berdua sama - sama makhluk tidak berguna, tidak seharusnya kalian sok berkuasa di sini!" ujar Vendetta.

"Jangan kau bicara macam - macam soal Coca! Dia melakukan lebih banyak hal berguna daripada bisnis apapun yang kau dan ayahmu lakukan!" seru Tuan Heartless.

"Hei, sudahlah. Kau jangan terpancing akan perkataannya," kata Tuan Coca.

"Kalian berdua memang pasangan yang serasi dan menjijikkan di saat yang sama. Aku tentunya bisa melakukan hal yang lebih baik daripada kalian!"

"Vendetta! Heartless! Cukup! Kalian tidak perlu berkelahi seperti itu! Aku tahu kalau keadaan kita sekarang cukup kritis, tapi ini bukan saatnya kita berpecahan seperti ini. Heartless sudah melakukan pekerjaan yang bagus, dan kau tidak boleh menghinanya karena penampilannya. Sekarang, yang harus kita lakukan adalah mencari kalau - kalau ada pengkhianat di antara kita. Kalau pengkhianat itu adalah salah satu dari kalian, maka aku sendirilah yang akan membunuhnya," kata Tuan Brain.

Kedua pria itu berhenti, karena Tuan Brain sudah menaikkan suaranya. Mereka tentunya tidak ingin memancing kemarahan dari pimpinan tertinggi Underground. Diam - diam, Tuan Coca mengelus lengan Tuan Heartless dengan lembut. Hal ini membuat Tuan Heartless menoleh ke arah rekannya. Keduanya berpandangan selama beberapa saat, sebelum akhirnya mereka kembali lagi fokus ke rapat mereka.

Tuan Brain langsung saja menutup rapat mereka hari itu, karena dia merasa kalau semua hal yang diperlukan sudah di bahas. Beliau mengulangi lagi inti permasalahan yang sudah mereka bahas, dan berharap kepada semua hadirin untuk bisa bekerja sama untuk mengatasi musuh terbesar mereka, Hoodie Man.

Rapat berakhir, dan Tuan Heartless memutuskan untuk pulang. Dia melangkah ke luar bangunan tempat dia berada, dan disambut oleh kegelapan lorong Underground. Dirinya mengabaikan beberapa orang yang lalu lalang di sekitarnya, dan melangkah menuju ke markasnya.

Perjalanan yang dia lakukan hanya sebentar, mengingat kalau markasnya dan juga markas Tuan Brain tidak terlalu jauh letaknya. Dia hanya perlu menuju ke ujung jalan, dan masuk ke satu bangunan besar lainnya. Bangunan itulah markasnya.

Sesampainya Tuan Heartless di markasnya, dia langsung menuju ke kamar pribadinya. Dengan segera, dicampakkannya topeng porselen yang melindungi wajahnya ke kasurnya. Si pria memandang dirinya sejenak di cermin seukuran badan yang berada di sebelah meja kerjanya, lalu dia menghela napasnya.

Wajahnya bukanlah sesuatu yang menyenangkan untuk dipandang. Bagian sebelah kirinya terlihat mengerikan dengan bekas luka bakar besar yang menghanguskannya. Sementara itu, bagian bawah wajah sebelah kanannya juga rusak parah, karena terkena siraman air keras. Hanya bagian atas sebelah kanan wajahnya yang masih utuh.

Setelah memandang dirinya sendiri dengan lesu, Tuan Heartless menuju ke kasurnya. Dia duduk di tepi kasur, dan memandang kosong ke depan. Tanpa dia sadari, air mata menetes dari mata kirinya. Dia menunduk, kemudian membiarkan air matanya jatuh.

Orang - orang mungkin memanggilnya heartless, tetapi dia hanya seorang pria biasa yang mengenakan topeng porselen untuk menutupi kerapuhannya. Topeng porselen yang menutupinya kadang membuatnya merasa gerah, walau sebagai penjahat hampir semua yang dia katakan berisi kebohongan. Tetapi kebohongan itu kadang menyiksanya

Sepertinya Heartless terlalu larut dalam pemikirannya sendiri, karena dia tidak mendengar kalau seseorang mengetuk pintu kamarnya. Coca yang berada di depan kamar Heartless merasakan ada sesuatu yang aneh karena rekannya tidak membukakan pintu untuknya. Karena itulah, dia memutuskan untuk membuka pintu kamarnya.

Ketika Coca masuk ke dalam kamar itu, dia bisa melihat Heartless yang tengah duduk di tepi ranjangnya sambil menangis. Hal ini membuatnya agak panik, dan dia langsung saja duduk di sebelah Heartless untuk menanyakan apa yang terjadi.

"Aku memang tidak berguna, ya? Aku tidak bisa melakukan hal yang benar. Bahkan, keberadaanku sendiri tidak diinginkan oleh orang lain," kata Heartless.

"Hei, kau jangan berkata seperti itu! Kau sudah melakukan banyak hal mengagumkan! Kau sudah pernah membunuh banyak pejabat, membuat pemerintah kota ini takut padamu, dan kau bahkan menghancurkan hidup Hoodie Man dengan membunuh orang yang disayanginya! Tidak ada yang bisa melakukan hal seperti itu selain kamu!" kata Coca.

"Tapi kenapa semua orang membenciku?! Aku tahu kalau aku bukan orang yang normal! Aku tahu penampilanku bisa membuat setan sekalipun langsung pergi! Kenapa semua itu harus terjadi padaku?! Aku lelah menggunakan topeng yang menutupiku ini, karena kalau aku tidak menggunakannya, aku pasti sudah membunuh mereka semua!"

"James, dengarkan aku."

Heartless terdiam, dan memandang Coca. Temannya sudah memanggilnya dengan nama aslinya, yang tidak seorangpun tahu selain Coca. Ini berarti kalau dia ingin mengatakan sesuatu yang serius.

Coca sendiri membuka topeng porselen yang dia kenakan, dan meletakkannya di kasur. Bisa terlihat wajahnya yang sangat tirus, dan terlihat rapuh. Bibirnya menghitam, dan matanya cekung ke dalam. Semuanya karena obat - obatan yang dia telan secara paksa karena kakak dan ayahnya tidak pernah memberinya makan dengan benar semasa dia masih kecil.

"Semua orang punya pesonanya sendiri. Begitu juga kau. Mungkin orang lain menganggapmu monster, tapi kamu adalah salah satu penyelamat Underground. Tidak ada yang berani menyingkirkanmu, karena mereka tidak akan pernah bisa melakukannya," kata Coca.

"Ya, mungkin aku membantu di sini. Tetapi, tetap saja mereka memandangku dengan jijik. Bukan hanya karena wajahku, tetapi juga karena pilihanku. Apa salahnya kalau aku tidak pernah menyentuh wanita seperti orang lain? Aku tidak membenci lawan jenisku, tetapi aku punya beberapa pengalaman buruk dengan satu diantara mereka. Apa salahnya kalau aku mencintai kamu?" tanya Heartless.

"Tidak ada yang salah denganmu. Mereka yang tidak mengerti. Dunia itu kan, terdiri dari berbagai macam hal yang kadang aneh. Cinta itu sendiri aneh, coba kamu baca cerita roman picisan, pasti kau akan bertanya kenapa seseorang bisa jatuh cinta pada pandangan pertama. Itu tidak masuk akal. Jadi, tidak ada yang salah kan kalau mencintai seorang laki - laki? Toh, cinta tidak pernah masuk di akal."

Heartless menghela napasnya. Memang, banyak sekali hal yang tidak masuk akal di dunia ini. Banyak juga yang tidak adil. Tetapi, entah kenapa dia bisa bisa bertahan hidup, jadi mungkin dia memang harus menjalani semua keanehan ini sebelum dia mati.

"Sudahlah James. Lupakan saja apa yang dikatakan Vendetta tadi. Jangan dengarkan anak manja seperti dia. Dia tidak seperti kita yang sudah merasakan kejamnya dunia. Apapun yang kau dengar itu tidak benar. Siapa bilang kau tidak berguna? Kalau tidak ada kau, pasti sudah lama Underground runtuh. Siapa bilang kalau kau monster? Karena kita semua di sini adalah penjahat, yang pastinya dianggap sebagai monster. Yang paling penting adalah, kau buktikan pada mereka semua kalau kau bisa menjatuhkan Hoodie Man," kata Tuan Coca.

Heartless tersenyum. Pria yang ada di hadapannya ini adalah orang terbaik yang pernah dia temui. Pria yang bisa menumbuhkan kembali peradaan di dalam dirinya yang sudah mati. Dia setuju dengan perkataan Coca, karena persetan dengan orang lain, karena Coca adalah satu - satunya orang yang dia cintai.

"Chris, aku tidak tahu harus berkata apa. Kau ... mungkin aku tidak jadi gila karena kau masih ada di sini. Aku tidak pernah menyangka kalau mencintaimu akan membuatku merasa lebih waras," kata Tuan Heartless.

Coca terkekeh, "Kau juga begitu, James. Kau melengkapiku, dan persetan apa kata orang lain. Aku akan selalu ada di sisimu, dan aku akan membantumu untuk membuat kota ini bisa dikuasai oleh kejahatan."

Coca mencium pipi Heartless, yang membuat si pria semakin lebar senyumnya. Mungkin penjahat lainnya memandang mereka dengan jijik. Tapi dia tahu, dengan Coca di sisinya, dia pasti bisa membawa Underground untuk menguasai Inkuria. Bahkan, kini dia punya ide baru untuk menjatuhkan Hoodie Man.

~~~~~

Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top