2. Pelantikan

☆࿐ཽ༵༆༒ 𝑯𝒂𝒑𝒑𝒚 𝑹𝒆𝒂𝒅𝒊𝒏𝒈 ༒༆࿐ཽ༵☆
.
.
.
.
.

ᑎOTᗴ: 𝐈𝐧𝐢 𝐜𝐮𝐦𝐚 𝐀𝐔, 𝐣𝐚𝐝𝐢 𝐭𝐢𝐝𝐚𝐤 𝐛𝐞𝐫𝐡𝐮𝐛𝐮𝐧𝐠𝐚𝐧 𝐝𝐞𝐧𝐠𝐚𝐧 𝐫𝐞𝐚𝐥 𝐥𝐢𝐟𝐞

Aku tidak menyangka akan ada di mana hari ini tiba, kukira hari ini seperti hari ulang tahunku ditahun tahun sebelumnya, jujur aku sangat gugup karena sebentar lagi adalah momen yang dinanti nantikan banyak orang, semoga keputusanku kali ini tidak membawa dampak buruk kedepannya.

Sumpah, saat ini gua tuh udah ngerasa dag dig dug ser, mau aku undur tapi gak bisa soalnya terlanjur aku setuju pake banget plus kabarnya dah kesebar sampai ujung dunia.

Hufftt..

𝐂𝐤𝐥𝐞𝐤𝐤..

"Ayon, kau yakin ingin melakukannya nanti? Kalau kau masih belum siap kita bisa hanya mempublish keberadaan mu saja, apalagi ini acara dadakan dan kau belum mempersiapkan apapun." Seseorang mirip Kaguma versi dewasanya berbicara setelah memasuki ruangan yang saat ini ku tempati, dan terlihat dia memegang sebuah cangkir

"Gausah diundur paman Kagura, aku cuma gugup doang kok." Aku tersenyum kikuk

"Gugup ya? Tenang saja, orang orang tidak akan bisa melihat wajah gugup mu karena semua wajah orang orang yang tertangkap oleh kamera akan di sensor untuk keamanan tersendiri." Paman Kagura berbicara sambil tersenyum tulus

"Kenapa semua orang harus disensor wajahnya?" Aku benar-benar penasaran dengan alasan yang satu ini

"Orang orang selalu penasaran dengan kita yang bisa hidup hingga ratusan bahkan ribuan tahun, mereka pasti ingin menangkap dan menjadikan kita subjek penelitian. Apa kau mau menjadi subjek penelitian mereka?" Mendengar perkataan paman Kagura sontak aku menggelengkan kepalaku

"Itu sebabnya kita jangan terlalu percaya dengan manusia, jangan seperti ayah dan ibumu yang naif itu." Saat berbicara menyangkut kedua orang tuaku pasti paman Kagura selalu bersikap aneh(?)

"Paman kecewa dengan ayahanda dan ibunda ku?" Aku memiringkan kepalaku sambil bertanya

"Sangat." Raut wajah paman menggambarkan segalanya

"Padahal aku sudah memperingati mereka untuk tidak terlalu percaya dengan manusia manusia itu, dan aku juga sudah melarangnya untuk menolong orang yang itu." Dari nada bicara paman sepertinya aku memberikan pertanyaan yang salah

"Jangan dilanjutkan paman, lebih baik bantu aku agar tidak gugup." Aku sengaja mengalihkan topik pembicaraan karena aku tidak suka melihat paman larut dalam kesedihan

Aku ponakan yang sangat pengertian bukan

"Ohya hampir lupa, paman dengar jika meminum teh hangat bisa menenangkan pikiran kita. Jadi paman membelikan teh untukmu, nama teh ini adalah 𝐸𝑎𝑟𝑙 𝐺𝑟𝑒𝑦 𝑇𝑒𝑎." Paman memberikan cangkir berisi teh yang dia bawa padaku

Aku menerima teh itu dan duduk di kursi terdekat, lalu diriku meminum teh itu secara perlahan, "hmm... Enak dan Harum." Gumamku

"Paman pamit keluar untuk menyiapkan beberapa hal yang tersisa ya." Ucapnya dan diriku hanya meresponnya dengan senyuman dan anggukan saja

Ahh~ teh ini akan menjadi minuman favoritku kedepannya

Hmm... Apakah kedua orang tuaku akan bertanya banyak hal tentang aku yang menginap tidak ya? Ahh persetanan dengan itu, lebih baik aku fokus untuk mempersiapkan diriku saat pelantikan nanti

.
.
.
.
.

[𝚂𝚞𝚖𝚙𝚊𝚑 𝚐𝚞𝚊 𝚐𝚊𝚝𝚊𝚞 𝚌𝚊𝚛𝚊𝚗𝚢𝚊 𝚖𝚎𝚕𝚊𝚗𝚝𝚒𝚔 𝚛𝚊𝚓𝚊 𝚗𝚓𝚒𝚛, 𝚓𝚊𝚍𝚒 𝚐𝚞𝚊 𝚗𝚐𝚊𝚛𝚊𝚗𝚐 𝚃𝚠𝚃-𝚂. 𝙰𝚢𝚘𝚗]

𝐍𝐨𝐫𝐦𝐚𝐥 𝐏𝐎𝐕

Diatas panggung terlihat Ayon sedang berhadapan seorang pria yang terlihat berumur 40-an walaupun sebenarnya pria yang berada di hadapannya saat ini sudah berumur sekitar 6000 tahun, pria itu dikenal sebagai tetua oleh orang orang karena sudah sangat berpengalaman saat menjadi pemimpin untuk melakukan tradisi

Dan terlihat diantara mereka berdua terdapat sebuah kristal bundar berwarna biru yang bersinar, semua orang mengenalnya sebagai batu Sapphire. Salah satu dari ke-6 batu yang memiliki kekuatan diluar nalar

"Demi sang Pencipta, Apakah anda bersedia untuk diangkat menjadi raja dan mengemban semua tanggung jawab sebagai seorang raja." Ucap sang tetua kepada Ayon

"Saya Ayon Alaric Cakra sebagai satu satunya pewaris takhta kerajaan bersumpah atas Pencipta beserta Kehancuran dan juga Kehidupan beserta kematian dan begitu pula dengan Cahaya beserta Kegelapan bahwa saya akan mengemban semua tanggung jawab sebagai seorang raja, saya tidak akan melakukan sesuatu yang sangat merugikan Kerajaan ini, dan saya juga akan berusaha untuk mensejahterakan rakyatku entah itu yang berada di dalam wilayah kerajaan ataupun yang berada di wilayah manusia (jujur aku sedikit ragu dengan sumpahku)." Ayon berkata dengan nada yakin tanpa gugup(?) sama sekali

Setelah Ayon selesai melakukan sumpah batu Sapphire bersinar semakin terang dan disaat yang sama beberapa titik cahaya mengelilingi tubuh Ayon. Saat cahaya itu mengelilingi tubuh Ayon, fisiknya juga mulai berubah secara bertahap

Awalnya tinggi badannya menambah sekitar 4 cm, lalu kulitnya yang awalnya berwarna sawo matang berubah menjadi seputih susu

Selang persekian detik, rambutnya yang awalnya hitam legam berubah warna menjadi Navy Blue. Disaat yang sama manik mata yang berwarna Dark Brown berubah menjadi Sapphire Blue yang terlihat berkilau

Lalu ada dua titik cahaya yang menuju kearah kepalanya Ayon, dua titik cahaya itu kemudian menyatu dengan kening bagian atasnya

Sepersekian detik kemudian Ayon merasakan sesuatu yang aneh di kepalanya, dan perlahan terlihat muncul tanduk kecil berwarna Biru Artic. Tanduk itu tumbuh hingga 3,8 cm dan terlihat agak menyala

Dan beberapa titik cahaya yang tersisa terbang kearah bawah tulang rusuknya, dan cahaya itu masuk ke dalam tubuhnya yang dimana organ hatinya terletak

Batu Sapphire yang sedari tadi menyala mulai meredupkan cahaya dan hanya menyisakan kilauan nya saja

"𝐼 𝑔𝑟𝑒𝑒𝑡 𝑡ℎ𝑒 𝑛𝑜𝑏𝑙𝑒 𝑘𝑖𝑛𝑔." sang tetua itu membungkukkan badannya

Karna Ayon bingung ingin merespon apa, dia hanya menganggukkan kepalanya pelan sambil tersenyum kecil

.
.
.
.
.

𝐒𝐤𝐢𝐩 𝐬𝐞𝐭𝐞𝐥𝐚𝐡 𝐩𝐞𝐥𝐚𝐧𝐭𝐢𝐤𝐚𝐧 [𝚑𝚞𝚠𝚊𝚊𝚊 𝚎𝚖𝚊𝚔, 𝚐𝚊𝚋𝚒𝚜𝚊 𝚋𝚒𝚔𝚒𝚗 𝚊𝚍𝚎𝚐𝚊𝚗 𝚙𝚎𝚕𝚊𝚗𝚝𝚒𝚔𝚊𝚗 𝚃𝚠𝚃-𝚂. 𝙰𝚢𝚘𝚗]

𝐀𝐲𝐨𝐧 𝐏𝐎𝐕

"Jadi mulai sekarang aku harus make nama Ayon Alaric Cakra ya paman?" Aku memiringkan kepalanya bingung karena aku memang tidak mengerti

"Astaga.. Yang Mulia, kan saya sudah bilang kalau itu memang nama asli Yang Mulia." seorang pria yang mirip Yama versi dewasanya tersenyum sambil menanggapi ucapanku

"Ohh begitu." Aku menganggukkan kepalaku sambil menatap polos paman Yagami, dia adalah ayahnya Yama

𝐂𝐤𝐥𝐞𝐤𝐤...

"Kagura, kau habis dri mana." Tiba-tiba paman Yagami menoleh kearah pintu yang terbuka

Mendengar ucapan Paman, sontak diriku mengarahkan pandanganku kearah Paman Kagura yang masuk kedalam ruangan ini

"Aku sedari tadi sedang mencari anak-anak, tumben banget mereka gak bareng Ayon." Paman Kagura mengelus rambutku pelan

Ahh~ aku suka kepalaku diusap Paman

"Wahhh kamu suka di usap ya sama Kagura." Paman Yagami mencubit kedua pipiku pelan

Menyebalkan

"Jwangan cwubit pwipi kwu pwaman." Aku mempoutkan bibirku

"Kyaaaa imutnya raja kita." Heh tiba tiba paman Yagami menggendongku

Shit

"Huaaaa paman.. Turunkan akuu." Aku mencoba memberontak

Jujur aku tidak terlalu suka digendong

"Woy Yagami, jangan gendong Yang Mulia oyy." Paman Kagura sepertinya tau aku tidak ingin digendong

"Eh hehehe sorry Yang Mulia~." Akhirnya paman menurunkanku

"Udah ah, dri pada sama Bapak bapak sengklek mendingan nyari Yama sama Guma." Gumamku

Aku berjalan keluar dengan wajah cemberut terpasang diwajahku

"Ehh Yang Mulia mau kemana? Nanti anda tersesat." Paman Yagami sepertinya menyusulku

"Apa." Ucapku ketus

"Yang Mulia mau pergi sendiri? Emang sudah hafal tata letak istana ini." Ucapan paman membuatku terdiam

Iya juga ya, aku aja baru dateng kesini beberapa jam yg lalu

"Hehe bisa tolong temani aku berkeliling, sekaligus mencari Yama dan Guma." Aku cengengesan karna tidak tau tempat tempat yang ada disekitar

"Okee ayo ikuti paman." Sepertinya paman suka direpotkan olehku

Jangan bertanya kenapa aku berfikiran seperti itu barusan

.
.
.
.
.

"Paman capek." Aku mendudukkan diriku di anak tangga yang tepat berada di bawahku

"Hmm? Capek ya? Padahal ini belum ada sepertiga dri istana ini." Paman menatap polos diriku

Shit, aku benci tatapan polos Paman yg di arahkan kepadaku. Apa dia lupa aku baru berumur 8 tahun

Eh tunggu, tdi paman ngomong apa?

"Hah GILA, gua berasa ngelilingi 1 kecamatan tapi ini belum SEPERTIGA DARI ISTANA INI." Aku tiba-tiba menggunakan ucapan gaul untuk menggambarkan diriku tanpa ku sadari

"Wkwkkwkwk aku lupa kamu masih kecil." Ucapan Paman benar benar membuatku jengkel

"Siapa suruh dulu diperluas hingga sebesar ini." Lanjutnya dengan gumaman lirih

Jujur aku tidak mengerti ucapan Paman sama sekali

"Apakah masih lama paman untuk menemukan Guma dan Yama? Aku sudah lelah." Aku benar-benar lesu

"Hmm? Kita baru setengah jalan untuk sampai ke tempat dimana mereka berdua sering bermain, lelah ya? Sayangnya tidak boleh ada kendaraan yang melintas didalam istana and tidak ada yang namanya lift dan eskalator disini." Paman berkata sambil mengedarkan pandangannya ke sekeliling

Shit, aku malas sekali setelah mendengar ucapan Paman

"Paman~ gendong." Hanya satu cara agar aku tidak lelah, yaitu digendong

Ingat dan catat!! Aku minta digendong karna tidak ingin kelelahan mencari dua bocah sialan itu, bukan karna aku manja

"Yes~ Your Majesty." Paman Yagami menggendongku ala koala

Sial, ini memalukan sekali

Tapi ahh sudahlah.

Setelah beberapa menit dilanda keheningan, Paman Yagami mulai angkat bicara

"Yang Mulia, apakah anda tidak ingin menggunakan glamour nantinya saat berbaur dengan manusia biasa?" Ucapnya

"Glamour? Apa itu." Aku mendongak kepalaku keatas

"Semacam Pesona/Charm, untuk menutupi wujud asli seseorang." Jawabnya

"Boleh." Aku sangat setuju dipasangkan Glamour karna yaa gak mungkin kan aku berjalan jalan dengan menunjukkan tandukku

"Tapi tidak apa apa kan jika glamour itu hanya berkerja selama 2 tahun?" Ucapnya

"Kenapa hanya 2 tahun?"

"Karna hanya paman saja yg bisa memasangkan glamour pada orang lain, Kagura tidak bisa memasang glamour pada orang lain, and pasti membutuhkan Mana yang banyak jika aku memasangnya pada diriku dan kalian ber-3. "

"Ohya paman, warna tanduk paman dan Yama apa? Aku hanya tau warna tanduk paman Kagura dan Guma."

"Warna tandukku emas, sedangkan warna tanduk Yama mengikuti ibunya, warna putih."

"Begitu ya."

"Tanduk milik Yama membuatnya terlihat feminin, anak itu tidak suka terlihat feminin. Padahal itu membuatnya mirip ibunya."

"Aku jadi penasaran."

"Suatu saat nanti kau akan melihatnya Yang Mulia."

.
.
.
.
.

"Guma, katanya kau melanjutkan sekolahnya dengan Home Schooling, kenapa?" Dengan polosnya aku bertanya seperti itu

"Hmm? Gak kenapa-napa kok." Kaguma tiba tiba menatap kearah langit, setelah hampir satu menit kami diamkan kami menyadari bahwa Kaguma sedang larut dalam lamunannya

"Mereka membully Guma karena rambut putihnya." Tiba-tiba Yama berbicara

"Awalnya Paman Kagura tidak tau akan hal itu, tetapi setelah perbuatan mereka memburuk tepatnya setelah mereka mengetahui tentang tanduk Kaguma, Paman melihat Kaguma dibully.

Paman yg melihat itu sontak marah besar dan hampir membunuh anak anak itu, ayah segera datang mencegah paman agar masalah ini tidak semakin membesar.

Dan agar orang orang tidak tau tentang Kaguma ya ayah turun tangan untuk meng-obliviate mereka, btw jangan bahas hal itu di dekatnya, dia masih trauma." Walaupun Yama menjelaskannya dengan nada lirih tetapi seharusnya Guma bisa mendengarnya kan? Soalnya tempat ini sepi, sehingga sekecil apapun suara pastinya tetap terdengar oleh kita

"Bukannya Guma bisa denger yg kamu bicarain ya." Aku bertanya padanya

"Entah kenapa jika Kaguma sedang melamun dirinya tidak bisa mendengar apa yg orang lain katakan, tetapi anehnya saat ada yg memanggil dia pasti dia akan segera menyahut."

Menurut kalian itu benar-benar aneh bukan? Aku aja gak sampai seperti itu loh kalau melamun

"Aneh." Sahutku

"Hu'um." Dan Yama juga mengiyakan ucapanku

.
.
.
.
.

"Bagaimana semalam? Apakah seru?" Seorang wanita paruh baya a.k.a mamah ku bertanya kepadaku saat aku memasuki rumah

Aku benar-benar menahan diriku untuk tidak mencibir, "tadi malem seru banget Mah." Aku berbicara dengan nada excited

"Benarkah? Hal seru apa yang kalian lakukan semalam hmm?" Mamahku menghapai tangan kananku dan membawaku untuk duduk di sofa

"Kami melakukan banyak hal semalam, meniup lilin ulang tahun, memakan kuenya, bermain berbagai macam permainan papan dan kartu, kami juga bercerita kenangan indah yg dilalui bersama." Entah kenapa semenjak pelantikanku semalam ada sesuatu hal berbeda yang ku rasakan

"Apa cuma perasaan mamah doang kamu itu tambah tinggi ya, kulitmu juga menjadi putih, kami semalam ngapain." Mamah memicingkan matanya curiga

"Hah? Memang iya mah? Perasaan emang dri kemaren kayak gini, buat tinggi badan juga kayanya biasa aja dah gak nambah tinggi sama sekali." Aku berpura-pura mengecek tanganku

Ternyata benar, kulitku menjadi seputih susu

Sial, pasti aku jadi mirip orang albino

"Lalu rambutmu? Kenapa jadi agak kebiruan?" Mamahku mengusap surai rambutku pelan

"Aku cuma nyoba nyoba mah biar kayak di anime anime gitu, emang gaboleh ya." Aku menatap polos mamah

"Ahh gapapa kok, mamah gak ngelarang kamu asalkan kamu senang." Mamah tersebut padaku

"Yeay aku sayang mamah." Aku memeluk mamah dengan erat

"Wahh adik sudah pulang, kamu mau eskrim gak?." kakakku yang bernama Leo(My OC) menunjukkan kantong plastik berisi 3 buah eskrim

"Oh benarkah, aku mau aku mau." Setelah mengucapkan itu aku merasa Dejavu(?) Seolah-olah aku pernah mengatakan kalimat itu

Tapi perasaan baru kali ini aku mengucapkan kalimat itu, aneh

"Kamu mau eskrim yang mana." Kak Leo menyodorkan kantong plastik yang dia pegang padaku

"Aku mau yang vanilla." Aku mengambil satu satunya eskrim rasa vanilla yang ada di kantong itu

"Kalau kamu sudah selesai memakannya kamu langsung sikat gigi ya." Aku pun menganggukkan kepalaku setelah mendengarkan ucapan kakak

"Ayon, kamu tau Asep dimana?" Kakak bertanya kepadaku

Aku memakan eskrim ku sambil menatap polos kakak, "aku gatau asep dimana kak, kan aku baru sampai rumah."

Kakakku mengharuk tengkuknya yang tidak gatal, "iya juga yah, yasudah lebih baik eskrimnya ku taruh di freezer, ohya itu kantung belanjaannya isinya apa."

Sontak aku melihat kantong belanja yang kubawa, "oh ini isinya hadiah dri Paman Kagura, klo Paman Yagami katanya hadiahnya nyusul."

"Ohh kakak ke belakang sebentar." Kakak berlari kearah belakang seperti orang yang dikejar setan

"Kamu udah buka hadiah dari Paman Kagura belum." Mamah bertanya kepadaku

"Belum mah, nanti aja aku bukanya." Aku mengintip kedalam kantung yang kubawa

"Aku pulang." Adikku paling menyebalkan a.k.a Rayendra akhirnya pulang

"Dri mana aja Sep, tadi di cari kak Leo tuh." Ucapku

"Habis kerumah tetangga sebelah kak, emang kenapa kak Leo nyariin." Rayendra bertanya kepadaku

"Mana ku tau." Aku mengedikkan bahuku

"Yon, unboxing hadiah dri Paman Kagura dong." Kak leo berjalan mendekati kami

"Ehh emm okelah, lagian aku juga penasaran isinya." Aku mengambil hadiah yang diberikan Paman

Bentuknya Balok hmm? Apakah ini ponsel?

Curiga ini beneran ponsel

Aku membuka kertas kado yang membungkus hadiah itu, saat melihat isinya aku reflek bilang

"Wahhh anjir cok beneran HP gak tuh." Aku berbinar sambil menatap wadah ponsel yang berada ditanganku

Sony Xperia Z5 Premium, ponsel keluaran terbaru wahhh gila sih ini

(Dari beberapa kata diatas bisa disimpulkan latar waktu cerita ini)

"Orang kaya mah klo ngasih hadiah gak nanggung nanggung." Ucap Kak Leo

"Mah boleh gak Ponsel nya aku yg nyimpen." Aku menatap mamah penuh harap

"Bolehh asalkan kamu harus tambah rajin belajar ya." Ucap Mamah

"Hmm iya, aku bakalan tambah rajin belajar." Aku menganggukkan kepalaku dengan semangat

"Mahhh aku juga pengen ponsel, biar gak minjem minjem ke Kak Ayon sama Kak Leo." Rayendra sepertinya iri wkwkwkw

"Jika di akhir semester nanti rayen tetep di rangking satu nanti mamah beliin." Mamah mengusap rambut rayendra

"Beneran? Klo gitu aku bakalan tambah semangat belajarnya." Rayendra sangat senang mendengar ucapan mamah

Entah kenapa aku senang jika si Asep senang

"Ohya Sep, eskrim kamu di freezer ya, yang satunya punyaku jangan dimakan." Kak Leo masuk ke kamarnya

"Mah aku ke kamar mandi dulu ya, mau kencing." Aku beranjak pergi ke kamar mandi yang berada di dekat dapur

.
.
.
.
.

Dikamar mandi aku sebenarnya tidak buang air kecil, aku hanya ingin melihat diriku dicermin

Aku melepaskan glamour yang menutupi tanduk ku dan menyamarkan warna mataku

"Benar-benar berbeda." Gumamku

Jujur saat melihat cermin seperti aku melihat bayangan orang kain disana

Wajahku sedikit berbeda dari sebelumnya

Ini gila sih, padahal awalnya warna kulitku itu sawo matang, ini palah jadi seputih susu anjir

Aku sudahi bercerminnya saja lah, aku lelah ingin beristirahat

.
.
.
.
.

𝐏𝐮𝐤...

"Hey." Seseorang menepuk pundakku pelan

Aku membalikkan badanku dan menatap orang yg menepuk pundakku, dia memiliki rambut coklat matanya sebiru berlian, dan ada topeng rubah bertengger di samping kepalanya

Eh tunggu, kenapa dia menggunakan kimono? Kimono nya lumayan, warna biru langit dan bercorak awan, kimono nya serasi dengan matanya

"Siapa kau." Tanyaku

"Hey apakah kepalamu berbenturan dengan sesuatu sehingga kau lupa dengan sahabatmu sendiri." Ucapnya

"Kepalaku tidak kenapa napa, dan aku tanya padamu siapa kamu?" Ucapku

"Hadeh, namaku Nevin. Masa kamu lupa sih sama sahabat pertamamu dari ras Fantasia." Nevin menatap heran diriku

"Nevin? Nama yang tidak asing." Aku mencoba untuk mengingat ingat dirinya

"Yon, tandukmu sudah agak memanjang. Mau ku bantu pangkas sedikit?" Tawar nya

Aku yang mendengar ucapannya pun memegang tandukku

Loh kok ukurannya lebih panjang dari pada beberapa waktu yg lalu

"Klo boleh, tolong bantu pangkas kan tandukku sedikit." Ucapku

"Tentu." Sahutnya sambil tersenyum

𝐓𝐛𝐜...

𝟐𝟔𝟑𝟔 𝐖𝐨𝐫𝐝𝐬

Sorry pendek coy, gua ngejar waktu soalnya-S. Ayon

Jangan lupa Vote okay? Sampai jumpa di chapter selanjutnya bye ٩(ര̀ᴗര́)

Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top