Jiro Sang Detektif
Ini hanyalah sebuah cerita selingan yang lahir dari kegabutan dan juga terinspirasi dari video dari salah satu vokalis Vocaloid, Gumi Megpoid.
Videonya ada di atas~
Selamat menikmati cerita
--------(「'・ω・)「--------
"Kuperlihatkan pada kalian semua! Saksikanlah kehebatan deduksiku!" Teriak seorang pemuda yang diketahui bernama Jiro Yamada.
Dia adalah seorang detektif swasta muda berusia dua puluh tahun, yang belum pernah menyelesaikan satu kasus pun. Dikarenakan dia belum pernah mendapat kasus
Namun, sekarang akan jadi berbeda.
Setelah sekian lamanya, akhirnya Jiro yamada mendapat kasus pertamanya. Dan itu merupakan kasus pembunuhan.
"Aelah, bacot," kata seorang pemuda yang lebih muda dari Jiro. Diketahui pula bahwa pemuda ber-hoodie kuning ini adalah adik Jiro, bernama Saburo.
Saburo datang bersama Jiro karena kakak tertua mereka meminta tolong untuk mengambil paket dari salah satu klien di sebuah penginapan.
Saat mereka datang kebetulan atau tidak, terjadi sebuah pembunuhan yang membuat mereka dengan penghuni lainnya resah. Mereka harus menemukan pembunuhnya.
Polisi telah dipanggil, tapi karena penginapan ini ada di atas bukit dan cuaca yang buruk, membuat mereka akan sedikit terlambat.
Dengan inisiatif, juga karena keinginan pribadi, Jiro mengajukan diri untuk menyelesaikan kasus ini.
Di sana terdapat ada sembilan penghuni termasuk sang pemilik, Ichijiku-san. Dan delapan diantara mereka semua telah dicurigai sebagai tersangka.
Tersangka pertama, teman korban. Bernama Kuuko Harai. Memiliki dendam terhadap korban karena sudah merebut pacarnya. Di belakang lehernya terdapat tato bertuliskan 'HEH, RASAIN.'
"Itu pasti karma karena telah mencuri pacar orang!" katanya sambil menyembunyikan pisau yang berlumur darah.
Lalu beralih ke tersangka kedua, Rosho Tsutsujimori, seorang kolektor sekaligus penjual pisau. Dia sedang mabuk saat kejadian hingga di wawancara. Tidak pernah berhenti untuk menunjukkan minat memotong daging segar.
"Bagiku, daging babi tidak lagi memuaskan..." katanya sambil ngiler.
Dengan ketakutan dan memeluk Saburo, Jiro berkata "kamu ngiler karena lapar kan?"
"Menjauh dariku bakajiro!" Dan Saburo pun menendang kakaknya dengan tega.
Tersangka ketiga, si tuan berlumur darah, Jakurai Jinguji.
"Entah kenapa dia terlihat sangat merah..." kata Saburo dengan pandangan yang tidak bisa ditafsirkan.
"Kau benar." balas Jiro. "Dia meneguk botol wine dan itu terlihat merah... Tapi aku ragu, itu bukan darah kan?"
Lalu ada tersangka keempat, bernama Gentaro Yumeno. Dia-
"Hai, gua psikopat!" teriaknya tiba-tiba. Membuat sebagian orang di sana kaget.
"Be-berarti dia orang yang akan senang saat membunuh orang kan?" Lagi-lagi Jiro ketakutan.
"Sebenarnya kau ini niat nggak sih jadi detektif?!"
"Demo uso desu yo!" teriak si psikopat.
Mendengar itu Jiro langsung menyahut, "nggak boleh membunuh ya, nggak boleh. Bahaya!"
Melihat suasana yang menjadi canggung karena kebohongan -yang entah benar itu kebohongan- si psikopat, Jiro berinisiatif untuk mencairkan suasana.
"Jangan khawatir." teriaknya dengan PD. "Akan kuperlihatkan kekuatan deduksiku!"
"Tapi-" Saburo melirik mereka, "kita punya banyak tersangka, kenapa korbannya sedikit?"
"Ah kau benar... Tapi tenang saja. Kita akan menyelesaikan ini, selama aku ada di sini."
"Kenapa tidak tangkap mereka semua sekaligus?"
"Ah..."
Tinggalkan mereka yang sedang berdebat, kita akan beralih kepada tersangka kelima, Doppo kanonzaka. Orang yang sangat mencurigakan.
Dengan gugup dia menyampaikan alibinya. "Aku-aku terbang ke ... Aidaho, dan ... aku menghisap da-darah ternakku...."
Wajah Jiro dan Saburo menjadi datar.
"Kalau kau tidak bohong, kau pasti semacam Unidentified Mysterious Animals atau UMA," kata Saburo dengan segudang pengetahuannya.
"A-apa itu?"
Saburo memutar mata karena kebodohan kakaknya. Kadang ingin sekali membuang kakaknya ke laut Yokohama.
"Itu artinya hewan aneh misterius, bakajiro."
Tersangka keenam, si mata polos gembel, atau sering dipanggil Daisu Arisugawa. Dia seorang penjudi terkenal di Shibuya.
"Dibanding tersangka lain, dia terlalu bersih. Mencurigakan sekali," celetuk Saburo.
"Pasti dia penipu sekaligus tukang hutang. Dan selalu meminjam uang orang melalui telpon dengan berkata 'aku ini teman lamamu! *PIP* pinjam uang donk!'" bisik Jiro ke Saburo.
Tersangka ketujuh adalah seekor beruang Grizzly yang kelaparan dan besar yang jadi peliharaan pemilik penginapan. Namanya Riou Mason Bujinshima, tapi sering dipanggil Whipp-chan.
"Panggilan yang aneh," kata Jiro.
Saburo hanya menatap dengan pandangan kagum kepada beruang tersebut.
Jiro tidak menyadarinya dan tetap melanjutkan membaca profil si beruang yang didapatnya dari pemilik penginapan. "Di masa lalu ada kecelakaan tragis di Yokohama City yang mana ia pertama kali merasakan daging manusia- kenapa seram sekali!"
"Hmm," guman Saburo yang masih memandangi beruang tersebut.
"Lalu ada tersangka kedelapan. Namanya-"
"Hai domo~ aku seorang psikopat loh~" kata tersangka delapan atau bernama Sasara Nurude memotong perkataan Jiro.
"Sungguh keajaiban. Kita punya dua psikopat disini..." kata Saburo yang telah sadar dari keterpesonaanya terhadap beruang tadi.
"Ya..." jawab Jiro dengan tidak semangat. " Dan tampaknya mereka akrab."
Dengan merangkul Gentaro, sasara tertawa, "fufufu sebenarnya kami udah taubat loh~"
Dan mereka tertawa bersama.
"Ke-kenapa korban kita sedikit sekali?! Padahal banyak banget kriminal disini!" teriak Jiro frustasi.
"Sudahlah..." Saburo memberinya tepukan dukungan di bahu. "Selesaikan ini, aku mau cepat pulang ke pelukan Ichi-nii."
"Si bgst."
Jiro mengatur emosinya agar bisa tenang dan tidak termakan ajakan gelud dari adiknya ini.
"Mmmmm... Satu-satunya petunjuk yang ditinggalkan Hitoya Amaguni, si korban adalah tulisan dari darahnya." Jiro mengangkat foto yang diambilnya dari TKP.
"Pak tua itu bilang 'mereka punya mikrofon ajaib'..." baca saburo. "Tapi... Lihat."
Saburo menunjuk para tersangka.
"ARGH! MEREKA SEMUA PUNYA, KAMPRET!" Dengan frustasi dia membanting lembaran profil para tersangka.
Pemilik penginapan menangis (yang terlihat palsunya) di dekat Saburo dan Jiro.
"Aku merasa sangat khawatir hal ini bisa mencoreng nama baik penginapanku. sampai-sampai aku ngak fokus buat melakukan hobi menyiksaku... Hiks ..."
Dengan perlahan Jiro dan Saburo menjauhinya.
"Sudahlah... Tidak ada harapan untuk menyelesaikan kasus ini. Serahkan saja kepada polisi yang akan segara datang." Saburo mencoba menyadarkan Jiro dari ketidak mampuannya (juga kebodohannya) segera.
"Wa-walau begitu... Izinkan aku untuk mengatakan ini." Dengan mantap Jiro menghadap kesemua orang dan berteriak, "Pelakunya pasti ada diantara kalian!"
Mereka semua, termasuk Saburo menatap Jiro dengan tatapan 'ga-usah-ngomong-sok' dengan sinis.
"Bgst kalian :)" balas Jiro.
Sebelum Jiro yang dengan percaya dirinya menyelesaikan kasus ini, si mata polos atau Daisu menyerahkan diri setelah Gentaro bilang di penjara akan disediakan makan dan tempat tidur yang nyaman dan 'gratis' kepadanya. Gembel emang :"v
"Ah, tanpa susah pun dia menyerah dan mengakui perbuatanya membunuh Hitoya-san karena pingin pinjam uang, juga karena penipuan via telpon." Saburo menatap Daisu dengan bosan yang sedang dibawa oleh perwira polisi Jyuto Iruma dan juga seorang Yakuza bernama Samatoki Aohitsugi yang entah kenapa terlibat kebodohan mereka semua.
Dengan senang dan melompat Jiro berteriak "Kasus selesai!"
Semua orang pun bersorak bahagia kecuali Saburo. bocah kuning itu sedang memeluk Ichi-nii nya yang datang bersama Yakuza albino tersebut.
Dengan bingung (dan bego) Jiro memandang para tersangka dan pemilik penginapan sadis tersebut. "Jadi... Kenapa kalian masih di sini?"
----(=^・ェ・^=)----
Dan selesai dengan indahnya
.·'¯'(>▂<)'¯'·.
Kupikir ngak akan selesai
Semoga kalian suka (*'ω`*)
Mizuha 🌻
Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top