Bukan cerita (bagian cowok) 2
"Gua suka dia karena sifat keras kepala, pantang menyerah dan tak mau mengalahnya. Hal itu membuatnya menjadi gadis yang kuat namun baik hati," kata Jyuto dengan senyuman tulus.
Semua orang melihat Jyuto dengan kaget. Tumben sekali dirty cop satu ini tersenyum dengan tulus tanpa ada niatan mesum.
Hal itu membuat Rei berpikir jika Jyuto 'calon' mantu yang baik.
"Yah, bodynya juga lumayan, si-"
Buak
Sebuah asbak mengenai kepala Jyuto. Membuatnya pingsan seketika.
Pelaku pelemparan tidak lain adalah bapak Rei. Entah karena apa, sifat Ayahnya keluar dan mengamuk karena perkataan Jyuto.
"Ah, maaf tanganku tergelincir." Kata Rei dengan santai.
"Turut berdukacita ..." kata Gentaro sambil menepuk leader MTC.
Sedangkan Mamat 'sedikit' shock. Takut dia mengatakan sesuatu yang membuat calon mertua mereka mengamuk. Riou sendiri hanya bereaksi dengan melebarkan pupil matanya, kagetlah katakan.
Setelah maya- maksudnya tubuh Jyuto dipindahkan ketempat aman, mereka melanjutkan kuis tersebut.
"Se-selanjutnya, Samatoki?" Kata Sasara dengan nada bertanya. Dikarenakan dia ragu kalau Samatoki berani menjawab setelah melihat kejadian tadi.
"A-anu..." Samatoki terbatuk-batuk beberapa kali saat merasakan aura membunuh di ujung meja di depannya. Tapi bukan Samatoki namanya kalau tidak menerima tantangan. "Sa-saya suka Ichiro karena sifat penyayang, baik hati, keberanian, dan juga ..."
Semua orang menunggu dengan sabar jawaban lanjutan dari Samatoki. Mereka semua sadar, kalau cara bicara sopan yang jarang (tidak) pernah dilakukannya ini semata-mata untuk membuat calon mertua di hadapannya tidak mengamuk.
"Entah kenapa serasa menonton acara lamaran dengan mertua yang posesif," kata Gantaro sambil mencatat setiap kejadian.
Sementara Kuuko menahan tawa jahatnya, yang lainnya cukup menikmati dalam ketegangan acara sinetron dadakan di hadapan mereka.
"Ya?" Suara berat Rei mengagetkan Samatoki dalam lamunannya mencari kata yang pas.
"Ka-karena senyuman, ya! Karena senyuman manis dan mata belang ya yang indah!"
'plok plok plok'
Yang lainya menepuk tangan akan kehebatan Samatoki menghindari maut.
"Ho...."
Samatoki bernafas lega mendengar jawaban stabil dari calon mertuanya.
Tapi, tetap saja ada bangsat di antara mereka.
Dengan sengajanya, Kuuko Harai, biksu muda di kuil Nagoya ini menyalakan sebuah rekaman dari ponselnya. Yang menjadi petaka buat Samatoki.
'He ... Jadi kau menyukai wibu manis dan seksiku? Tidak akan kubiarkan kau menyentuhnya. Karena hanya aku yang akan menikmatinya dan membelainya-'
Rekaman terpotong karena Kuuko mematikan ponselnya. Dengan wajah tidak berdosa setelah menyebarkan rekaman suara Samatoki, dia tersenyum.
"Ah, ngak sengaja. Maaf ya ..."
Belum sempat Samatoki menghajar Kuuko, sebuah asbak (lagi) mengenai wajahnya. Dan membuatnya terjungkal dengan hidung berdarah.
Sudah pasti dia pingsan. Dan, sekali lagi, Rei lah pelakunya.
"BAJING*N!" Rei mengamuk. Semua orang mencoba menahannya.
"Tenang om, ntar kita dimarahin author dan reader kalau menghancurkan wajah aktor!" kata Sasara.
"Persetanan dengan mereka, gua nggak terima putri-putriku diperlakukan seperti wanita rendahan! Sini gua buat lu mampos!" Rei memaki dengan bahasa yang tidak santuy.
Yang memegangi kesulitan. Tapi kita punya penolong dalam kasus ini.
Riou maju dan menepuk pundak Rei secara jantan. Dengan mata tajam dan jujurnya dia berkata tegas kepada Rei.
"Pak, maafkan kedua teman shoukan yang tidak bisa membedakan nafsu dan cinta. Tapi shoukan yakin, di hati mereka, anak-anak anda adalah orang yang spesial," katanya.
Rei menatapnya dengan tidak percaya. "Aku tidak percaya." Nampaknya Rei sudah lebih tenang. "Kalau begitu, di matamu, bagaimana Saburo itu?"
Riou tersenyum lembut menanggapi pertanyaan ini lalu menjawab, "bagi shoukan, Saburo adalah malaikat."
Semua orang yang tersisa di ruangan mendekat. Penasaran dengan perkataan Riou.
"Saburo adalah anak yang spesial. Bukan hanya karena sifat lucunya saat malu, kerapuhan dirinya yang harus shoukan jaga, otaknya yang cerdas dan inovatif, atau bakatnya dalam akademis yang membanggakan, tapi dari hatinya yang lembut dan tulus menyayangi sesuatu."
"Uwih~ gentleman sekali jawabnya." Hifumi bersiul menanggapinya.
"Melihatnya menyayangi kedua kakaknya dengan amat tulus, merawat kucing-kucing gelandangan dengan penuh kehati-hatian, dan walau dia selalu malu-malu serta terkesan dingin untuk menutupi perasaanya, tapi dia selalu totalitas dalam melakukan hal yang disayanginya. Melihat itu, tidak ada lagi yang bisa shoukan simpulkan tentang Saburo selain malaikat kecil yang pemalu."
Dengan panjang lebar Riou mengungkapkan rasa cintanya kepada Saburo. Membuat semuanya terdiam. Mereka terkagum-kagum.
Begitu pula Rei.
Dia tidak bisa berkata-kata. Melihat Riou yang mencintai putri bungsunya dengan tulus, mengingatkannya dengan perasaanya kepada mendiang istrinya.
'Ah, sepertinya dia (mereka) bisa menjaga putri-putriku.' katanya dalam hati.
Rei menghela nafas. "Kurasa, kau bisa menjaga dan mencintai putriku selayaknya. Tapi-" dengan amarah, Rei mendelik ke dua mayat- maksudnya dua mahluk pingsan di pinggir ruangan. "Kuharap kau bisa mengawasi kedua rekan bejadmu agar tidak macam-macam dengan putriku."
"Mengerti pak!" Riou mengangkat tangannya dan membuat pose hormat seolah Rei adalah atasannya.
"Wah itu hal yang keren sekali, saudara Riou-san." Sasara menganggu suasana dengan candaan garingnya. "Baiklah pak Rei, diharap duduk kembali karena acara akan kembali dimulai. Dan terima kasih kepada saudara Riou-san yang memberinya kata-kata yang indah dan sangat jantan."
Mereka kembali melanjutkan kuis, tanpa menyadari jika ada dua pasang mata yang menatap mereka dengan intens sejak tadi.
Salah satunya malah sudah memerah. Dengan tergesa mereka kembali ke tempat semula dan melaporkan apa yang baru saja mereka temukan di wilayah musuh.
----ฅ(^•ﻌ•^)ฅ---
Holla minna~
Lama tidak bersua~
Semoga kalian menikmatinya.
Ah ini masih berlanjut loh~
Maka bersabarlah menantikannya.
Mizuha 🌻
Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top