Bukan cerita (bagian cowok) 1

Ini diambil dari cerita sebelah punya ane, yang judulnya Ghost love story.

(Lagi promosi ceritanya)

----(ㆁωㆁ)----

Sebelum cerita dimulai, para aktor (yang memerankan cowok) utama berkumpul di satu tempat. Ruangannya terpisah dari perempuan.

Ada Samatoki, Jyuto, Riou, Gentaro, Jakurai, Hifumi, Kuuko, Hitoya, Dan Rei. Sedangkan Sasara hilang entah kemana.

Mereka hanya berbincang ringan sambil menikmati camilan yang disiapkan staf.

Tapi suasan berubah kala Sasara the badut datang membawa petaka.

"Woi lihat nih apa yang gua temukan di meja author!" teriaknya.

"Berisik anj*g! Gangguin orang lagi santai aja. " Samatoki si sumbu pendek telah meledak.

"Santai bro. " Sasara tetap terseyum lucu menanggapinya.

"Memangnya apa yang kamu temukan Sasara-kun? " kata Jakurai kalem.

"Tadi gua nemuin majalah yang isinya kuis seputar cinta. Mau coba? "

Semua diam dan saling berpandangan.

"Terserah."

"Sepertinya menarik. "

"Wah bagus juga. Ayo coba sensei! "

"Baiklah Hifumi-kun. "

"Ngak ada kerjaan juga sih."

"Apanya yang ngak ada kerjaan? Dari tadi kau ngunyah permen karet berisik amat. "

"Suka-suka gua donk, pak tua pelit."

"Abaikan mereka, lanjut Sasara. " Rei sepertinya tertarik.

Riou dan Gentaro hanya mengangguk. Tidak berkomentar berisik seperti yang lainnya.

"Okelah. Jadi pertanyaan pertama, sebutkan hal yang menurutmu paling pas menggambarkan kesan orang yang kamu suka!"

"Wibu," jawab Samatoki cepat.

Semua orang memandangnya kaget.

"Cepat amat."

"Berisik kelinci, jawab sana. "

"Hmm, apa ya?  Mungkin tomboi. "

"Cerdas." Riou menjawab dengan kalem.

Dari seberang meja, Rei melototi tiga bujang yang barusan menjawab. Sepertinya dia sedang menganalisa.

"Utang. "

"Permen. "

"Bukan sensei. Harusnya sensei jawab tuyul pink. "

Di tempat lain, ruangan para gadis, Ramuda bersin dua kali.

"Hifumi-kun, tidak baik berkata begitu. Walau memang begitu keadaanya. "

"Bwa ha ha. " Tawa Hifumi memenuhi ruangan. "Sensei kau bisa saja. "

"Berisik latcur, ntar dia datang mampus lu dihajar. "

"Oke oke. " Hifumi menghapus setetes air mata. "Kalau jawabanku tentu saja manis. "

"Ngaco." Jyuto protes," yang benar tuh bohay. "

"Wah jadi akhirnya kau mengaku sudah menatap Doppo-chin seperti seorang maniak. " Hifumi berdiri dari bangkunya sambil mengapalkan tangan.

Genderang perang ditabuh.

"Heh, kau saja yang aneh. Laki-laki tuh wajar punya pikiran seperti itu. Emang seperti kau, kalau ngak pakai jas mana bisa ketemu Doppo. " Jyuto juga sudah melemaskan tangannya. Pemanasan sebelum adu jotos.

"Wanjay, tontonan bagus nih," Ujar Kuuko.

"Hei udah jangan baku hantam. Kita kan cuman main kuis. "

"Biarkan saja Nurude-san. Ini menarik untuk dicatat. "

Kedua pria itu langsung ditahan oleh pawang masing-masing. Jakurai menahan Hifumi, dan Jyuto ditahan Riou.

"Lepasin Sensei. Biar aku menghajarnya. "

"Tenang Hifumi-kun, tidak baik bertengkar. Kamu bukan anak kecil lagi." Mendengar itu Hifumi kembali duduk. "Kamu juga Iruma-kun, tidak baik bersikap provokatif, padahal kamu polisi. "

"Benar Jyuto, kamu harus tenang. Atau kau lapar makanya rese?  Shoukan bawa makanan. "

"Cih. " Mau tak mau Jyuto kembali duduk. Alasan utamanya adalah makanan Riou.

"Oke kita lanjut. Sebaiknya tidak ada yang mencoba baku hantam lagi. " Sasara dengan tegas memperingati. "Kuuko kau selanjutnya. "

"Hah?" Kuuko menanggapinya tidak serius. "Wibu (Chunibyou) dan cengeng. "

"Apa?! " Samatoki mengebrak meja. "Lu mau gua hajar?! "

"Ngapasih lu? Kalau mau baku hantam kuy lah. " Kuuko ikut tersulut amarah, sepertinya dia masih tidak terima sahabat serta cinta pertamanya diambil orang.

Di ruangan perempuan Ichiro bersin saat membaca doujin.

"Hah mereka ini. " Hitoya geleng-geleng kepala.

"Wow tenang pemirsah. Kalau kita ribut ngak jalan kuisnya."

"Jangan ngelawak aja, bantuin."

Butuh beberapa menit meredakan kuda liar sama setan merah yang siap mengamuk. Setelah semua kembali tenang, Sasara kembali melanjutkan kuis.

"Oke, sekarang giliran Hitoya-san dan pak tua Rei. "

"Berharga."

"Halah, paling cuman uang yang lu suka. " Samatoki mencoba meledek Hitoya.

"Emang. "

"Jujur amat njir. "

"Kalau aku G-cup. "

Semua melihat Rei dengan tatapan jijik. Terutama Samatoki dan Jyuto.

"Apa?  Wajar kan? "

"O-oke giliran gua menjawab. Kalau gua, guru? Atau puding ya? "

"Ketahuan banget lu suka gurunya Saburo. " Kuuko menanggapi jawaban Sasara.

"Ohiyadonk. "

"Hoh, Rosho sensei ya?  Bodinya lumayan," guamam Rei.

"Ngak boleh!  Punya gua itu. Lagi pula lu terlalu tua. "

"Tidak ada yang tua jika punya uang," kata Rei sambil pamer isi dompet.

"Hylyh pamer. Banyakan uang gua. " Samatoki mendecih.

"Saya kaya, tapi tidak sombong. " Hitoya ikut meledek.

"Udah-udah, lanjut! " Sasara mencak-mencak. "Lanjut, pertanyaan berikutnya; apa yang membuatmu jatuh cinta padanya?"

Tidak ada yang mecoba menjawab. Semua tampak diam dalam pemikiran masing-masing.

"Loh ngak ada yang jawab?" Sasara celingukan melihat semua peserta kuis. "Yaudah gua aja yang jawab dulu."

Yang lain hanya mangut-manggut.

"Gua suka Rosho, selain karena udah jadi teman dari sekolah dulu, gua juga suka cara dia memandang berbagai hal."

"Maksudnya?" tanya Samatoki.

"Maksud gua, dia suka melihat sesuatu dari pandangan yang baik. Misal," Sasara meletakkan gelas berisi minuman alkohol di atas meja. "Ini apa?"

"Miras," jawab sebagian orang. Yang lainnya cuman diam.

"Nah, itu jawaban kalian. Tapi kalau Rosho akan menjawab dengan gelas."

"Loh kok...?"

"Gua udah pernah tanya hal sama ke Rosho, dan dari sana gua tahu, kalau Rosho suka berpikir luas tentang sesuatu." Sasara menceritakan Rosho dengan wajah bangga.

Yang lain hanya berpikir 'bucin' sambil menatapnya.

Di ruangan lain Rosho bersin saat mengajarkan Saburo beberapa soal sulit.

"Lanjut!" kata Sasara sambil menjentikkan jari.

"Gua aja kali ya?" kata Jyuto sambil membenarkan letak kacamatanya. "Alasan gua suka Jiro karena ..."

------(◡ ω ◡)----

Haik~
Sampai di sini dulu~

Maaf membuat tidak nyaman~

Bay bay

Mizuha 🌻

Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top