acara ketemu mertua
Hypnosis Mic ©
MTC x fem! BB
( Lokal AU!)
•
•
•
malam minggu. Siapa yang tidak mengetahui malam keramat bagi para jomblo ini? Malam di mana para jomblo mulai melantunkan do’a semoga turun hujan es sekaligus kulkasnya agar para pasangan kekasih tidak jadi pacaran atau pun mengapel di rumah pacarnya.
Lupakan nasib para jomblo ngenes itu dulu, kini kita akan menyorot kisah tiga pemuda tangguh yang akan melayat-eh menjumpai calon mertua mereka di malam minggu yang damai ini.
Sebut saja yang pertama Samatoki, si preman kampus yang merupakan holkay berhati hello kitty.
Lalu ada Jyuto. Si polisi berkacamata yang suka menyelesaikan masalahnya dengan cara-cara kotor. Juga jangan tertipu dengan wajah tampannya, dia itu bejad.
Terakhir dari kawanan itu ada Riou. Seorang mantan tentara angkatan laut, mungkin hanya Rio yang paling waras dari kawanan ini. Tapi kau akan berubah pikiran jika melihat makanan yang dibuatnya.
Mereka yang merupakan trio gang MTC ini sedang dalam perjalanan menuju sebuah rumah. Di mana kekasih hati mereka sedang menanti dengan cemas. Ke kediaman Yamada bersaudari.
Entah karana kebetulan atau memang takdir ingin membuat mereka selalu bersama, pacar mereka adalah kakak beradik yang merupakan adik tingkat di kampus Samatoki.
“Yosh! Kita telah sampai pada medan perang.” Jyuto memulai pidatonya sebelum mereka menekan bel di depan gerbang rumah Yamada.
“Perang? Kapan? Bukankah kita mau menjumpai orang tua Yamada bersaudari?” Riou dengan polosnya bertanya. Kadang Jyuto lupa kalau dia itu anak polos yang hanya tahu tentang sulvival life.
“Bukan bego!” Mamat-panggilan akrab Samatoki-sambil memukul kepala Riou. “Itu cuma khiasan.”
“Maaf.”
“Sudah, pokoknya kita sekarang berdo’a dalam hati agar kita selamat dan bisa bisa mengambil hati orang tua Yamada bersaudari.” Jyuto berkata sambil menangkup tangannya, bersiap berdo’a.
“Bukannya mereka akan mati jika kita mengambil hati mereka ?”
“Bangsat!” Samatoki sudah bersiap meninju Riou kalau bukan Jyuto yang menahannya.
“Sabar Mat, sabar.”
“Emang saya berkata salah?” Riou masih memasang wajah polosnya. Membuat Samatoki sungguhan akan menghajarnya.
Tapi dewi Fortuna membantu Jyuto yang kesusahan menahan kuda ngamuk ini. Sebuah suara menginterupsi kegiatan absurd mereka.
“Oi kalau mau ngamen jangan depan rumah orang. Tuh di perempatan sana aja.”
“Siapa yang ngamen, bangs-” Kata-kata Samatoki tertahan di tenggoroka melihat sosok yang tadi mengatai mereka pengamen.
“Apa? Mau bilang bangsat’kan? Ayo bilang! Biar kita putus aja sekalian.” Kata seorang gadis bersurai hitam panjang di depan gerbang rumah Yamada.
“Cih brengsek-” mulut Samatoki di bekap oleh Jyuto sebelum terjadi pertengkaran yang menyebabkan kegagalan rencana ngapelan pertama mereka.
“Ha ha ha ha.” Jyuto tertawa canggung. “Maafkan perlakuan Mamat ya, dek Ichiro. Dia memang begini kalau lagi gugup”
Samatoki yang dibekap tidak terima dikatakan demikian. Dia terus memberontak. Untung Jyuyo sudah biasan menahan Mamat. Kalau tidak, mungkin dia pasti akan sulit menahan Samatoki yang keras kepala ini.
‘Diamlah, bro. Kau mau acara ngapelan kita gagal karena membuat Icha marah?’ bisik Juanda. ‘Nanti lu sendiri yang nyesal.’
Mendengar itu Samatoki diam, menurut.
“Nah dek Ichiro, bolehkan kami masuk?” Jyuto tersenyum bisnis layaknya sales yang gencar memasarkan barang daganganya.
“Hum, masuklah.”
Ketiga pria itu bersorak tertahan dalam hati mendengar itu. Mereka mengikuti Ichiro ke dalam rumah. Ternyata di ruang keluarga, sudah lengkap duduk keluarga Yamada. Menanti ketiga pria itu yang mulai ciut nyalinya.
Di tengah sofa utama yang terlihat empuk itu telah duduk seorang pria paruh baya berkaca mata hitam yang digunakan untuk menutupi bekas luka di mata kirinya. Dialah Rei Yamada atau Amayado, ayah dari Yamada bersaudara dan juga calon mertua mereka.
Di sebelah kiri bapak Rei, duduk dengan anggun seorang wanita paruh baya namanya Julastri (anggap aja demikian). Ibu mertua mereka ( calon! ). Bodynya yang goal membuat Jyuto tidak fokus. Tapi lemparan kacang goreng dari pacarnya membuatnya segera sadar.
Di sebelah Bu Julasrti duduklah putri kedua Yamada, Jiro Gadis yang sudah memikat hati Jyuto dengan sikap tomboinya. Jiro adalah mahasiswi fakultas perguruan olahraga yang sangat enerjik.
Di sebelah kanan bapak Rei duduk si kecil Yamada. Namanya Saburo. Merupakan mahasiswi cerdas fakultas kedokteran tingkat empat. Kecerdasanya bahkan membuat professor luar negeri bersujud untuk memintanya bergabung dengan mereka. Tapi bagai manapun dia hanya gadis berusia delapan belasa tahun yang suka malu-malu kucing. Pacar kecil Rio.
Dan terakhir anak sulung Yamada, yang baru datang sambil membawa minuman untuk tamu mereka. Ichiro, gadis terampil yang bisa melakukan apa saja, bahkan berkelahi dengan laki-laki. Dan karena sikap ‘badas’ itulah membuat Samatoki jatuh cinta padanya. Dia duduk di sebelah Saburo.
‘Njir, kek harem!’ Teriak batin Samatoki dan Jyuto yang melihat dengan iri kepala keluarga Yamada yang duduk di kelilingi para perempuan.
“Jadi apa lagi?” Suara bariton bapak Rei mengagetkan ketiga pria tersebut. “Kenapa tidak duduk?”
Dengan tergesa mereka duduk ke sofa yang di tunjuk pak Reyan. Samatoki di depan Ichiro, Jyuto di depan Jiro, dan Riou di tengah mereka, langsung di depan bapak Rei. Tapi berkat pelatihan militer oleh ayahnya, Riou sama sekali tidak takut atau pun tegang.
“Selamat malan Pak. Nama saya Jyuto, ini Riou dan yang itu Samatoki.” Jyuyo memulai pembicaraan karena dia yang paling bisa bernegoisasi. “ Sebelum itu, terimalah buah tangan dari kami.” Jyuto, Samatoki dan juga Rio meletakkan bawaan mereka di atas meja.
Jyuto membawa martabak manis super spesial, makanan wajib saat ngapelan. Tapi sayang, ditolak calon mertua.
“Maaf nak Jyuto. Bapak sedang mengurangi memakan makanan manis.” Mendengar itu membuat Jyuto memundurkan kotak martabaknya. Sedangkan Jiro menepuk jidatnya karena lupa memberi tahu Juanda akan hal ini.
Selanjutnya Samatoki. Ia membawa makan mewah berupa pizza spesial sebanyak empat kotak. Tapi ditolak lagi oleh pak Rei.
“ Maaf nak Samatoki. Bapak alergi makanan budaya luar negeri.”
Samatoki hampir melempar kotak beserta pizzanya ke muka calon mertuanya, jika saja tidak di pelototi Ichiro dari seberang meja dan ditahan Jyuto.
Terakhir Riou meletakkan sebuah kotak makanan bewarna navy green di depan pak Rei, membuat bapak berusia 49 tahun itu penasaran.
“Apa ini Nak Riou?”
“Maaf Pak, saya sebenarnya tidak tahu apa yang harus saya bawa.” Rio menundukkan kepalanya sopan. “Saya tidak seperti Jyuto yang pengertian, atau pun seperti Samatoki yang kaya, saya cuman pria biasa yang ingin membuat Saburo bahagia.”
Kata-kata Riou yang-tanpa dia sadari-romantis membuat semua orang di ruangan itu tersentuh. Wajah Saburo sudah semerah tomat. Malu karena kata-kata Riou dan bahagia karena niat tulus sang kekasih.
“Oleh karena itu saya cuman bisa membuat masakan sederhana.”
Mendengar itu, Samatoki, Jyuto dan Saburo serentak menatap horor kotak makan tersebut. Seolah ada aura mematikan yang mengguar dari dalamnya. Tidak jadi simpati.
“Wah baik sekali kamu nak.” Pak Rei menerima pemberian Riou dengan senang hati. Tanpa di tunda dia membuka kotak makan tersebut. Sang istri pun ikut penasaran.
“Rendang!” kata Bu Julastri semangat.
Wajah pak Rei mencerah. “Bagaimana kamu tahu saya suka rendang?” Pak Rei langsung mencicipi masakan tersebut. “Enak!”
“Syukurlah jika anda suka Pak.” Riou tersenyum bahagia.
Samatoki dan Jyuto iri sekaligus ngeri. Mereka berdo’a untuk keselamatan calon mertua mereka.
“Kamu masak sendiri? Ini enak sekali loh. Rasanya sangat berbeda dari rendang yang sering saya makan. Daging apa yang kamu pakai?”
Samatoki berdo’a semakin banyak, Jyuto segera memanggil albulans, sedangkan Saburo berharap semoga ayahnya tidak mati.
“Saya hanya memakai daging TOKEK untuk membuat rendang tersebut.”
Dan setelahnya seperti yang telah diduga. Pak Rei pingsan dengan mulut berbuih. Istrinya syok. Ichiro segera menahan Samatoki sebelum mengamuk. Jiro membantu Saburo mengambil alat CPR-nya. Jyuto membantu petugas ambulan yang datang dengan sangat cepat untuk mengangkut pak Rei.
Sedangkan Riou hanya kebingungan. “Saya salah ya?”
---(^~^;)ゞ---
Hae~
Semoga kalian dapat joke nya dan semoga kalian suka.
Mizuha 🌻
Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top