6. Tuanku Bernapas Debu

Kebenaran yang Tuan katakan itu, tak lebih dari sekadar debu-debu
Pun setiap kalimat yang keluar dari lidahmu, tak lebih dari sekadar debu-debu
Remuk tak tampak setitik wujudnya
Yang eksistensinya menghilang di tanah
Relakah engkau diinjak-injak?

Berartikah indahmu, ketika mata sudah tidak lagi dapat memandang
Kecil-kecil yang akhirnya terbaur dengan udara
Menjadi parasit, terhisap oleh hidungmu yang memanjang
Mencium romansa sengsara yang berlebih-lebih

Maka apakah kesengsaraan yang Tuan katakan itu, tak lebih dari sekadar debu-debu?
Mana suaramu saat angin membawa kabar gembiranya berupa semilir yang begitu sejuk
Kelancanganmu menjadi ciut digoda oleh sedikit rayuan
Ketika diberi romansa dalam pedih yang berlebih-lebih
Sampai kau tercandu oleh omonganmu sendiri

Jadi Tuan, debu-debu apa lagi yang perlu engkau telan?
Tidakkah dirimu letih oleh napas yang melamban
Dan kurang puaskah dirimu dengan nikmat-nikmat duniawi
Sampai sebegitu egoisnya menyakiti diri sendiri?

Tentu, Tuan
Kau yang tahu jawabannya
Kau pula yang akan mengatakan kebenaran itu, kebohongan itu, pada dirimu sendiri
Pun nilainya hanya seperti debu-debu
Yang tiap hari kau rindukan

Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top