Tim Penuh Nada Pertarungan, Harmony
Pict : Aoki Hikari
11:20 AM--- Taman Kota, Indonesia.
"Sial!"ucap Al sambil menembaki naga itu dengan api dan es hitamnya.
"Ini terlalu menyusahkan!"keluh Riza sambil mencoba menahan pergerakan naga itu dengan rantai astralnya.
"Black Draco."ucap Vlad yang datang tiba-tiba. Dari pundaknya muncul seekor naga kecil berwarna hitam. Matanya merah menyala dan auranya sangat kelam. Tapi tak'kan melebihi kelamnya aura Vlad.
Daar! Daar! Daar!
Tiga buah tembakan sukses mengenai sayap naga itu. Tembakan itu berasal dari Ciel yang sedang tersenyum meremehkan. Naga itu tumbang kebawah... Ke tempat Laras berada.
"Stupid Ciel! Mengapa kau menjatuhkannya padaku... Aaa!"
"Astral Barrier."ucap Riza sambil membuat kubah pertahanan kokoh. Namun entah bisa atau tidak menahan beban naga hitam itu yang beratnya sampai ratusan ton.
"Demonic Barrier."ucap Al sambil membuat barrier astral berwarna merah. Kubah milik Al bergabung dengan kubah milik Riza. Membentuk sebuah kubah pertahanan berwarna ungu yang sangat kuat.
"Draco Chomp."ucap Vlad yang berada di atas. Naga hitam yang berada di pundaknya langsung menjadi besar dari menggigit naga itu dengan mudah. "Throw that!."lanjut Vlad.
Naga hitam itu langsung melempar naga musuh dengan cepat. Ditambah lemparannya tanpa arah.
"<Yin and Yang : blast bullet>"ucap Shin sambil menembakkan pelurunya ke naga musuh itu dari bawah. Alhasil, tembakan itu membuat naga itu terbang ke atas tanpa kendali.
"Dark Smash..."ucap Infanta. Dia terbang menggunakan sayap kegelapan dan tangannya diselimuti kegelapan. Ia memukul naga itu seperti pukulan serius saitama (mungkin....).
Daar....!
Naga itu pun terjatuh ke bawah, Mizu tersenyum puas. Akbar pun langsung mendekati naga itu dan...
"Infinite Crush."ucap Akbar.
Seketika itu, ratusan pedang menancap pada naga itu. Naga itu masih dalam perjalanan menuju tanah.
"Wahai para jiwa yang diberkati, pinjamilah kekuatanmu padaku~ Blessed Punch!"ucap Mizu sambil memukul naga itu dengan tangan kanannya yang bercahaya.
Naga itu tak terlempar, namun seluruh tubuhnya yang retak bercahaya. Retakan itu semakin jelas begitu pula cahaya itu semakin terang.
Zaassh...!
"Mizu! Awas!"ucap Hikari yang tiba-tiba muncul. Di depannya sudah terdapat pelindung astral berwarna hijau.
Duaaks!
Cahaya dari kemampuan Mizu tadi hilang digantikan sosok seorang laki-laki berpakaian jaket kulit, matanya tajam. Rambutnya berwarna hitam dengan satu bagian berwarna merah. Laki-laki itu tersenyum meremehkan.
"Manusia bodoh, kalian kira serangan itu bisa membunuhku?!" ucap Laki-laki itu dengan nada meremehkan.
"Benarkah? Lehermu terbuka, kawan."ucap Vlad yang tiba-tiba muncul dari belakang. Vlad langsung menggigit leher laki-laki itu dan menyerap darah serta kekuatannya. Laki-laki itu berusaha melepaskan gigitan Vlad, namun ia sadar kalau itu hanya akan mempercepat aliran darah dan itu akan menguntungkan musuhnya. Vlad pun melepas gigitannya dan tersenyum puas pada laki-laki itu.
"Darah yang sangat nikmat. Tapi sayang, kau harus merasakan kepedihan sekarang."ucap Vlad sambil menjetikkan jarinya.
Ctaak!!
"AAARGH!!"rintih laki-laki itu kesakitan. Hampir seluruh tubuhnya diselimuti bintik hitam. Matanya tampak memerah.
"Kau akan menjadi-aw!"
Ucapan Vlad terpotong karena...
"Kau ingin aku menjitakmu lebih keras, Vlad?"ucap Rey yang tiba-tiba muncul sambil ditopang Gina.
"A-A!! M-Maafkan saya tuan Rey! Saya tidak bisa menahan diri!"ucap Vlad sambil bersujud.
"Haah.. Terserahlah. Oh iya, lebih baik sekarang...."ucap Rey sambil mencium kening Gina. Gina langsung memerah padam namun mengerti maksud Rey.
"B-B-Baiklah.. Rey."ucap Gina sambil memunculkan beberapa note lagu astral.
"Mulailah permainanmu, Gina dan... Salsa, jika kau melihat bayangan hitam ke dekatmu, tembaklah."ucap Rey.
[Okay~~~ aku siap!]
"Do, Fa!"ucap Gina. Note-note lagu astralnya pun berterbangan mementuk sebuah tombak dan menusuk laki-laki itu dengan cepat. Tak selesai sampai disitu, laki-laki itu terpental ke atas, ke arah timur.
"Hancurlah, makhluk terkutuk."gumam Rey
Sebuah sorotan laser sangat besar mengenai laki-laki yang terlempar itu. Laser itu terlihat sangat berbahaya... Yah, jelaslah. Ah, kenapa lupa ya? Laser itu berasal dari senjata lasercannon milik Salsa.
Boom!!!
Ledakan kuat terbentuk dari serangan sederhana itu. Bahkan, gelombang kejutnya sangat luar biasa. Jika saja semua yang ada disana tidak mempersiapkan posisi yang betul, pasti mereka akan terpental. Sinar tembakan laser memancarkan cahaya yang terang.
"Haah.. Terlalu berlebihan."keluh Riza, di matanya terpasang.............. Kaca mata hitam?! Sejak kapan?! Bahkan author tidak tahu!
"Hey, sejak kapan kau pakai kaca mata hitam?"tanya Al heran.
"Sejak kapan? Aku mengambilnya dari kamar author tadi. Ya engga lah.. Aku sudah mempersiapkannya saat kita membuat rencana ini."jawab Riza dengan santainya.
Sebuah cahaya berwarna ungu turun ke tanah, itu view kalau dari jauh sih. Rey langsung mencoba mendekati cahaya itu. Bersamaan dengan itu, sorotan laser Salsa berhenti. Tak ada yang tersisa dari naga itu. Bisa dibilang, naga itu telah disucikan.
***
Laboratorium Akademi, Akademi Garuda.--- 13:00 PM
"I-Ini..."ucap Laras tak percaya.
""JANTUNG?!""celetuk yang lainnya kecuali Rey dan Gina.
Cahaya ungu yang turun itu adalah sebuah jantung. Jantung berwarna hitam dengan sebuah cahaya ungu yang keluar dari dalamnya. Sampai sekarang, jantung itu masih berdetak.
"Haah.. Ini biasa terjadi kalian tahu."keluh Rey sambil membelah jantung itu dengan hati-hati. Cara Rey menyayatnya seolah-olah sedang menahan dirinya agar tidak mengenai 'sesuatu' di dalamnya. Jantung itu pun berhasil di belah. Terdapat kristal berwarna ungu menyala tersambung dengan syaraf-syaraf dan otot jantung itu. Gina pun mulai membantu Rey memisahkan kristal itu dari jantung itu.
(Cursed Life Crystal.. Itulah nama kristal itu, Tuan Rey)ucap seorang perempuan entah siapa. Lebih tepatnya belum dikenali oleh reader. Hehehe...
"Kristal kehidupan terkutuk?"gumam Rey.
"Apa kau mengatakan sesuatu, Rey?"tanya Gina.
"T-Tidak kok. Oh iya.. Pak Hikari, bisa saya titipkan kristal ini pada anda? Anda harus menggunakan kekuatan anda untuk memegang kristal ini... Jika tidak.. Anda akan terkena kutukan."ucap Rey sambil menunjuk ke kristal ungu menyala itu.
"Baiklah, aku mengerti. Eh.. Tunggu! Aku ini gurumu!"balas Hikari.
"Hmm... Iya juga sih.. Tapi sudahlah, pak Hikari. Ini juga demi kepentingan dunia.. Oh iya, kristal itu sudah kuberi sebuah segel agar tak ada yang bisa menyerap kekuatan di dalamnya lebih dari 10%."jelas Rey.
"Terserah kau... Aku merasa harga diriku sebagai guru sudah hilang."ucap Hikari lesu sambil mengambil kristal itu... Dengan kekuatannya.
***
Rey : hmm... Aku tak bisa membantah itu. Kadang.. Aku bersikap seperti itu pada guru kendoku, hehehe...
Al & Riza : dasar...
Laras : oh iya Rey... Buku death note ini untuk apa?*sambil menunjuk death note yang ada di tangan kirinya*
Rey : hehehehe*menatap Riza*
Riza : j-jangan-jangan?!
Ah.. Kelupaan! Ini.. Pict-nya Mizu
Like before^^
See you all at next chapter~
Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top