Crimson! Let's Start!


Taman kota, Indonesia--10:30 AM

Seorang pria misterius berjas hitam sedang berjalan diantara keremunan para pejalan kaki. Tak ada yang tahu kalau dia sedang tersenyum jahat. Lebih tepatnya tersenyum karena memikirkan rencana jahatnya. Menguasai kota pusat Exorchist.

Bruk!

Tanpa sengaja, pria itu menabrak seorang remaja. Remaja itu langsung marah padanya.. Tanpa tahu siapa pria itu.

"KALAU JALAN ITU PAKE MATA!"bentak remaja itu. Sontak, mereka langsung menjadi pusat perhatian.

"Hei, nak. Kau... Otakmu baik-baik saja kan? Jalan itu pakai kaki, nak."ucap pria itu membenarkan.

Perkataan itu mengundang gelak tawa semua orang di sekitar mereka. Tentunya itu membuat sang remaja tadi malu sekaligus marah. Tanpa peringatan, si remaja menghunuskan pedang astral ke jantung pria itu. Ya... Remaja itu seorang exorcist.

Jleb!

Pedang itu menancap tepat disana tapi... Tidak ada darah yang keluar sama sekali. Malah.. Pria itu tersenyum pada remaja itu, senyum yang mengerikan. Dalam sekejap, kepala remaja itu hilang dari tempatnya. Darah keluar dengan deraa dari leher remaja itu seperti air mancur.

"AAAA!!"

Semua orang berlarian ketakutan. Sedangkan pria itu tetap tersenyum.. Mulutnya komat-kamit mengucapkan sesuatu. Sama sekali tak terdengar.

Baru saja satu langkah pria itu pergi. Semua orang disekelilingnya yang berada dalam radius 500 meter, kehilangan kepalanya dan bernasib sama seperti remaja tadi.

"Hahaha! Menyenangkan!"ucap pria itu sambil tertawa jahat dengan keras.

Jleb!

Sebuah tombak astral berwarna hitam dengan listrik merah yang mengalirinya tertancap di tangan kanan sang pria. Pria itu tersenyum jahat sekali lagi, senyumannya juga berarti meremehkan. Namun... Tanpa ia sadari, itu bukan tombak astral biasa. Melainkan...

"Ledakkan."ucap seseorang dengan santai sambil berjalan mendekati pria itu, Rey.

Boom!

Sebuah ledakan besar tercipta di tangan kanan pria itu. Kondisi pria itu agak... Menjijikkan. Kepala tersisa setengah, beberapa belatung menggeliat di tubuh pria itu. Tangan pria itu pun juga hilang. Begitu juga setengah badannya.

Anehnya.. Pria itu tetap tersenyum. Itu membuat Rey waspada dan menciptakan Scythe Astral dari kemampuan death weaponnya. Tubuh pria itu dengan cepat beregenerasi lalu kembali ke dalam kondisi semula.

"APA?!"celetuk Rey kaget.

"Kekeke, anak muda. Tidak semudah itu mengalahkanku."ucap pria itu.

"Benarkah?"tanya Al sambil melayang. Di tangan kanannya terdapat api membara dan siap melahap sedangkan di tangan kirinya terdapat es yang siap membekukan apapun.

<Deathly Blizzard-Fire>

Sebuah tembakan api dan es raksasa ditembakkkan oleh Al. Tepat saat tembakan itu mengenai kulit pria tersebut. Tembakan itu terserap oleh sesuatu yang berada di tangan kiri pria itu dengan mudah. Namun, tak ada yang menyadarinya... Mereka semua menganggap kalau serangan itu hilang tanpa bekas dan penyebab yang jelas.

"Pertunjukkan yang bagus nak, tapi kurang!!"ucap pria itu sambil melesat ke arah Rey lalu menghempaskannya ke sebuah bangunan... Yang lokasinya berada di 3 km dari sana.

"R-Rey-sama! Beraninya kau...."gerutu Inari. Seluruh tubuh Inari diselimuti api biru. Tubuhnya juga bukan rubah lagi. Tapi gadis extra-cute setengah rubah. Atau bisa dibilang demi-fox.

"Wow.. Wow.. Kita lihat apa yang kau bisa lakukan, gadis manis~"goda pria itu dengan senyuman.... Mesum.

Inari langsung melesat ke arah pria itu dengan tatapan penuh amarah. Pukulan api biru raksasa siap diluncurkan pada Pria itu. Namun.... Tangan kiri pria itu memanjang dan mulai memegang tangan Inari dengan erat.. Walau terbakar hebat. Pria itu langsung melempar Inari ke arah yang sama dengan Rey.

"Inari, Rey! Kau takkan kumaafkan!"gerutu Gina sambil mulai memainkan biolanya. Sebuah gelombang menyerang pria itu di setiap gesekan permainan biola Gina.

"Tch! Sial!"gumam pria itu sambil mendecak kesal. Ia terpaksa harus menahan semua serangan itu... Walau rasanya seperti dipukul mundur.

"<Sound Slash, Holy Wave>!"ucap Gina dengan keras. Seketika itu, muncul gelombang angin besar melesat ke arah pria itu. Pria itu langsung terhempas beberapa meter dari tempatnya berpijak. Tak selesai sampai disitu, Laras pun memukul pria itu dengan tangan kegelapan raksasa.

Duaar!

Pria itu terhempas sekali lagi, namun kali ini lebih jauh dari sebelumnya. Entah dari kapan, beberapa rantai astral membelenggu pria itu. Riza muncul dari atas pohon sambil memegang kertas jimat. Pertanyaannya... Apakah dia monyet?

"Astral Chain Next Step."ucap Riza sambil tersenyum bangga.

"Hoy, Riza! Kau terlambat!"tegur Al sambil mendekati Riza.

"Ah~ maaf, aku hanya menunggu timing yang tepat saja."balas Riza santai.. Juga malas.

"Kalian kira ini bisa menghentikanku haah?! Dasar bocah!"gerutu pria itu. Sekarang giliran pria itu yang kesal.

"Memang ini tak bisa menghentikanmu.. Tapi..."ucap Rey yang tiba-tiba muncul dengan keadaan memiliki luka ringan yang cukup banyak dan lengan seragamnya sobek. "Kurasa... Ini cukup."lanjutnya sambil mengeluarkan kristal ungu dari saku celananya.

"Crystal?! Tidak! Aku takkan tunduk pada siapapun! Graaa!"pekik pria itu. Perlahan.. Kulitnya mulai bersisik, matanya mulai memerah, giginya mulai tajam, sepasang sayap tumbuh di punggungnya, cakar hitam tumbuh di setiap jarinya dan..... Tubuhnya semakin besar. Pria itu menjadi seekor naga hitam.

"Seekor dragon, sudah kuduga."ucap Rey sambil memasang pose berpikir dengan sorot mata... Normal. Rey melihat sesuatu berwarna hitam jatuh di sampingnya. "Ah.. Tuan naga, jubahmu jatuh tuh."lanjut Rey sambil menunjuk jubah hitam yang jatuh disampingnya dengan sorot normal. Itu membuatnya semakin...

Membuat kesal.

"Hoy! Rey! Itu tidak penting sekarang!"tegur Al

"Benarkah?"tanya Rey sambil memiringkan kepalanya.

Sebuah pukulan ditujukan pada Rey dari naga itu. Rey menghindari serangan itu hanya dengan lompatan santai ke kanan, mendekati yang lain. Namun, setelah serangan itu berhenti, Rey malah berbalik lalu memgang tangan naga itu. Aura hitam berselimut listrik merah menyelimuti tangannya itu.

"Hancurkan..."

***

Untuk para pembaca Project X yang membaca ini. Aku minta maaf, karena ide yang aku dapatkan masih sangatlah mentah, sangaaaat mentah.

Like before^^

See you at next chapter~^^

Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top