Sjalu 🔞
IDOLiSH7 © Bandai Namco, Troyca and Arina Tanemura
Warnings: mengandung konten 🔞 sangat tidak disarankan untuk minor. Terima kasih untuk pengertiannya.
Selamat membaca
***
Natsume Minami, si paling jago meramal orang, tapi sampai sekarang masih belum bisa menebak isi kepala dan kelakuan dari Noah Bondevik.
Sejak masuk mobil, Noah sama sekali tidak memandang Minami. Melirik pun sepertinya enggan. Giliran Minami yang mencuri pandang kepada kekasihnya. Noah hanya fokus melihat jalan raya.
Pemuda itu bungkam sepanjang perjalanan pulang dari studio tempat Minami syuting drama terbaru. Padahal setiap bertemu Minami, ada saja obrolan aneh dan random yang membuat orang seperti Minami menautkan alis.
Tapi jujur saja, obrolan itu membuat Minami merasa bahagia dan melupakan beban pikiran.
Kecuali hari ini.
Kelakuan Noah yang berubah drastis malah menambah beban di pikiran Minami. Di otaknya sedang memutar kejadian-kejadian yang menjadi pemicu kelakuan aneh Noah hari ini.
Pekerjaan?
Sepertinya tidak mungkin.
Meskipun bagi Minami, Noah tidak terlihat seperti kebanyakan image CEO, tapi kalau menyangkut pekerjaan, Noah paling serius.
Kalau bukan lalu apa?
Minami sekali lagi mengulang kejadian tadi pagi. Seharusnya tidak ada masalah karena Noah masih sempat minta cium tiga kali sebelum berangkat kerja.
Sampai mendekati apartemen, Minami masih belum mendapat jawaban. Noah berjalan lebih dulu disusul oleh Minami di belakang.
Tidak hanya pendiamnya Noah yang menjadi keanehan hari ini. Auranya juga semakin intimidatif. Seperti predator yang siap menerkam siapa saja yang berani mengganggu wilayah kekuasaan.
Minami yang tak pernah takut akan sesuatu mendadak nyalinya ciut. Noah tak pernah seperti ini. Sejak pertama bertemu, Noah selalu ceria dan konyol.
Bukan seperti Noah yang Minami kenal.
Sampai di pintu masuk apartemen mewah mereka berdua, Minami tak tahan lagi. Sebelum semua masalah menjadi besar seperti gumpalan salju yang menggelinding dari puncak, harus segera diselesaikan. "Noah-san apa aku melakukan sesuatu...?!"
Tapi kalimat belum diselesaikan, Minami sudah dipeluk erat oleh Noah.
"Noah-san?"
"Maaf aku hanya takut... Takut emosiku meledak dan menyakitimu. Jadi aku diam saja..."
Minami sejujurnya tidak mengerti.
Meledak kenapa? Apa dia marah?
Kepada siapa?
Minami?
Apa yang membuatnya emosi?
Minami diam saja dipeluk erat oleh Noah. Membiarkan Noah meluapkan emosinya.
"Apa aku sudah membosankan di mata Mina-chan?" tanya Noah berikutnya. Menatap Minami dengan mata berkaca-kaca. Selayaknya anjing takut dibuang oleh majikan karena merusak perabot dengan kuku.
Minami mengerjapkan mata dua kali.
Kali ini apa?
"Apa maksudmu?" tanya Minami.
Alih-alih menjawab, Noah mengambil ponsel dari saku celana. Mengetuk layar ponsel entah membuka apa. Lalu memperlihatkan kepada Minami.
Foto Minami dengan seorang pria. Keduanya terlihat dari samping. Tangan Minami meraih bagian wajah pria rambut silver itu, entah mengelus atau memegang tidak terlalu jelas karena foto itu diambil dari kejauhan.
"Mina-chan mesraan dengan pria lain di depanku... Aku jadi marah."
Sekali lagi Minami mengerjapkan mata. Seketika itu juga ada perasaan lega, heran tapi juga lucu. Rasanya Minami ingin tertawa lepas melihat kelakuan Noah seperti bocah cengeng habis dijahili kemudian mengadu kepada ibunya.
"Hmp..." Setidaknya Minami masih punya rasa jaim untuk tertawa lepas. Tawanya pelan dan seperti ditahan. Tetap saja tawa Minami terdengar seperti ejekan.
"Mina-chan menertawakanku?"
"Karena Noah-san sangat lucu jadi aku tertawa."
"Ini bukan hal yang pantas ditertawakan Mina-chan..." seru Noah fustrasi, "Siapa cowok itu?"
Gantian Minami yang membuka ponsel. Memperlihatkan sebuah foto member ZOOL bersama dengan seorang pria rambut ubananーjulukan Noah kepada pria itu.
"Dia manager ZOOL, Utsugi-san."
Noah memperhatikan foto itu dengan seksama.
"Belum percaya? Mau aku video call sekalian?" tanya Minami.
Noah seketika memeluk Minami sekali lagi. Menyembunyikan wajah di bahu Minami. Tapi rona merah di telinga tidak bisa disembunyikan.
Tidak ada yang lebih lucu daripada melihat Noah malu dan bermanja seperti ini. Minami tidak tahan untuk melepaskan pelukan kemudian mengecup bibir Noah. Kedua tangan melingkar di leher memperdalam keintiman.
Noah seketika melepas ciuman di saat Minami menikmati sambil menutup mata. Pria itu segera membawa tubuh mungil Minami ke dalam kamar. Membaringkan ke atas kasur.
"Maaf Mina-chan aku bisa tahan untuk marah, tapi aku tidak tahan untuk yang satu ini." ucap Noah sembari melepas kancing kemeja satu per satu.
"Apa kau pikir aku juga tahan?" ucap Minami dengan menggoda memperlihatkan lehernya yang terbuka secara tidak sengaja.
Noah, dengan kesabaran setipis kertas segera meraup leher Natsume Minami. Namun pemuda itu segera menahan bibir Noah dengan telapak tangan.
"Tidak di tempat terbuka!" ancamnya dengan tatapan maut.
Noah mundur. Mengangguk seperti husky yang kena marah majikan. Sebagai gantinya, Noah melepas semua pakaian yang melekat di tubuh Minami.
"Tidak adil kalau hanya aku saja yang telanjang."
Minami menaikkan satu kaki. Menggesek bagian di antara kedua kaki Noah yang masih tertutup celana. Noah menyeringai, segera menanggalkan sisa kain yang melekat di tubuhnya.
Keduanya sudah sepenuhnya tanpa busana. Didesak oleh birahi yang segera memuncak, baik Noah maupun Minami mendekatkan bibir dan mengulum dengan liar, menjilat bahkan saling belit lidah.
Hingga akhirnya Minami duluan yang mendorong tubuh Noah lalu terbaring karena kelelahan. Berbanding terbalik dengan Noah yang semakin menyeringai puas mendekat ke arah Minami. Memberikan semua tanda cinta di tubuh Minami, kecuali bagian terbuka. Sembari membiarkan Minami mengatur napas.
Tetap saja, erangan dan desahan meluncur bebas dari bibir Minami karena sentuhan lembut dan menggelitik. Merangsang setiap inci syaraf sensitif di tubuhnya.
Suara seksi itu semakin membakar birahi Noah. Menjilat dua kacang cokelat yang menyembul. Lidah Noah bermain-main di sana. Jilat, kulum dan gigit.
"Ah!" Minami berteriak kecil. Terkejut oleh rasa nyeri yang tiba-tiba.
"Maaf." gumam Noah sembari memandang Minami dengan mata berkaca.
Minami tidak memberikan respon. Namun memberikan tanda untuk tidak berhenti. Noah menanggapi dengan senang hati.
Tidak hanya lidah yang asyik, sebelah tangan Noah sibuk bermain dengan kacang kecil yang sudah menegang.
Puas di sana. Noah kembali mengecup bibir Minami. Menikmati setiap gerakan lidah saling beradu. Sembari tangannya pelan-pelan bergerak ke bawah. Menggenggam lembut bagian yang sudah menantang langit.
"Ngh..."
Desahan meluncur kembali dengan mulus ketika Noah menggesekkan miliknya yang menegang dengan milik Minami yang menggemaskan. Tangan Noah naik turun dengan intens, sampai bunyi ambigu tercipta karena cairan yang meluncur dari bagian ujung. Meleleh ke bawah dan menyatu bersama.
Manik Minami memandang sayu ke arah Noah yang mengulurkan tangan pada meja nakas. Laci paling atas dibuka, mengeluarkan sebotol pelumas dan satu kotak kondom.
Bagian intim dari tubuh Minami dilonggarkan dengan bantuan pelumas khusus berwarna putih keunguan. Ada sentuhan aroma lavender. Pelan-pelan jemari Noah masuk dan merilekskan otot bagian dalam.
Dua jari masuk, hingga Minami tak lagi menggigit bawah bibir, Noah menambah satu jari lagi.
"Ah!"
Minami seketika mengejang.
"Tepat sasaran!" gumam Noah.
Minami terbujur lemas dengan cairan putih membasahi bagian perut. Noah siap dengan kondom yang telah terpasang. Mempersiapkan diri menuju pintu masuk yang berkedut.
"Rileks, sayang!" bisik Noah di telinga Minami. Menggelitik bagian daun telinga dengan lidah. Memberikan Minami sedikit service supaya tidak kesakitan mengingat bagian di bawah masih sedikit ketat.
Begitu seluruh bagian masuk, Noah membiarkan sebentar hingga Minami merasa nyaman.
"Cepat!" seru Minami yang ternyata sudah tidak sanggup menahan hasrat. Dengan nada manja meminta Noah untuk bergerak.
Noah dengan senang hati melakukan permintaan kekasihnya. Pelan-pelan tapi pasti, Noah mundur, kemudian maju. Minami memejamkan mata, antara menikmati atau kesakitan. Bagian jempolnya digigit menahan erangan.
"Lepaskan saja, sayang." Noah melepaskan tangan Minami dari bibirnya. Bibirnya mencium bibir Minami menggantikan fungsi jempol Minami yang terlihat bekas gigitan.
Salah satu aset penting Minami, tidak boleh terlihat cacat.
Sembari menikmati ciuman panas, Noah menggerakkan pinggul maju mundur secara intens. Menggesek bagian terdalam Minami. Sesekali menyentuh titik ternikmat.
Tidak terhitung berapa kali Minami mengerang kenikmatan. Noah pun sesekali mendesah ketika miliknya dijepit oleh dinding bagian dalam.
"Aku..." Minami mengerang, dibarengi dengan tubuhnya sedikit naik karena mengejan. Dari ujung miliknya cairan putih menyembur membasahi perut.
Tak lama, Noah menyusul. Mengerang nikmat dengan miliknya masih menyatu dengan Minami.
Minami masih mengatur napas, Noah mengeluarkan miliknya yang tertutup karet berwarna hijau seperti balon. Bagian dalam sudah terpenuhi cairan putih yang jenisnya sama dengan milik Minami.
Pemuda asal Northmeir itu ambruk di pelukan Minami. Pemuda cantik di pelukan Noah sudah nampak sayu karena kelelahan. Kecupan demi kecupan diberikan di setiap inci wajah Minami.
Tidak terdengar protes dari karena dia sudah cukup lelah dengan hari ini. Diakhiri dengan olahraga malam bersama Noah.
"Apa kau sudah percaya padaku?" tanya Minami. Napasnya kembali teratur, hanya ia malas bergerak karena ngilu.
Noah memanyunkan bibir. Seperti seekor bebek. "Habisnya, Mina-chan ga pernah mesra gitu ke aku."
"Tadi aku hanya mengambil daun yang ada di rambut Utsugi-san." Minami akhirnya menjelaskan duduk permasalahan setelah melewati satu ronde.
Sepertinya segala masalah bisa dibicarakan baik-baik setelah beradu di ranjang.
Minami mendekatkan diri ke wajah Noah. Memberikan kecupan ringan di bibir pria itu. Seringai dan senyum cengengesan seketika menghiasi wajah Noah.
"Aku sayang Mina-chan."
Sebagai balasan, Noah memberikan kecupan sekali lagi di wajah Minami. Kelopak mata Minami sudah setengah tertutup. Hari-hari melelahkan seperti biasa, ditambah jatah lembur dari Noah.
Belum sepenuhnya mata tertutup, Minami merasakan sesuatu menegang di bawah sana.
"?"
"Ehehe, maaf Mina-chan..."
Oh tidak.
Minami harus lembur extra hari ini.
Selesai.
Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top