Hide and Seek

IDOLiSH7 ©️ Bandai Namco, Troyca, Arina Tanemura

Hide and Seek ©️ bellasteils

Characters:

Noah Bondevik ©️ bellasteils

Yumeship:

NoahMinami

Warnings: mengandung konten lapan belas coret, ooc, dan lain-lain

Selamat membaca

***

Minami memasuki ruang ganti untuk ZOOL usai menyapa dua staf televisi yang sibuk membawa properti. Komposer muda itu bersenandung kecil, menggumam lagu solonya yang berjudul Dejavu dengan riang. Suasana hatinya pagi ini diliputi kebahagiaan yang berlimpah.

Masih terasa di bibir manis-pahit dari kopi yang diminum Noah Bondevik tadi pagi. Ciuman yang diberikan untuk mengawali hari. Meski dalam hati masih malu bercampur takut jika ada yang melihat dua pria berciuman di mobil, di parkiran basemen gedung RabbiTV.

"Cium dulu dong, sayang." Noah memonyongkan bibir seperti mulut bebek. Minami baru memegang pintu mobil, langsung mengernyitkan dahi. Semburat merah muncul sambil kepalanya celingukan ke kanan-kiri, memastikan tidak ada orang yang bisa menjadi saksi dari topik hangat rabbitter dan headline koran minggu ini.

'Anggota boyband ZOOL, Natsume Minami, terlibat asmara dengan sesama jenis.'

Minami tak bisa membayangkan karirnya dan reputasi Noah hancur seketika dalam satu malam. Meskipun sekarang ini zaman telah berubah. Beberapa negara telah melegalkan pernikahan sesama jenis dan banyak negara masih pro dan kontra terhadap masalah ini, termasuk Jepang.

Tentu saja, backstreet menjadi pilihan satu-satunya dengan terpaksa.

Yakin tak ada saksi mata di parkiran basemen studio RabbiTV, Minami mengecup singkat bibir Noah yang telah lama menunggu untuk mendapatkan ciuman.

"Sudah, ya. Aku pergi dulu." Minami bergegas meraih tas dan membuka pintu mobil. Melesat dengan cepat ke arah lift dengan semburat merah masih tersisa di wajah.

Pria berambut merah di dalam mobil tersenyum puas usai mendapatkan suntikan semangat dari kekasihnya. Ia sempat mengatakan, 'Semoga harimu menyenangkan,' pada Minami yang entah didengar atau tidak.

Noah segera tancap gas setelah lift yang ditumpangi Minami naik ke atas.

Minami menghela napas panjang, menyunggingkan senyum sambil meraih kenop pintu. Anehnya, seketika Minami merasakan atmosfer yang berat. Seperti perasaan ringan dan riang yang dirasakan menguap begitu saja terbawa angin.

Kerut di dahinya terlihat jelas. Perasaannya mengatakan sesuatu telah terjadi, tapi tidak tahu apa itu. Kemampuannya sebagai fortune teller tidak berguna di saat seperti ini. Namun ia beruntung diberkahi oleh insting dan intuisi yang kuat.

Minami memantapkan hati sebelum masuk ruangan. Dari luar Minami telah mendengar suara perdebatan antara Haru dan Touma, sesekali Mido menimpali. Tapi Minami tak tahu apa yang menyebabkan perdebatan terjadi. Pintu dan tembok menghalangi gema suara di dalam ruangan.

"Sudah kubilang aku melihat dengan mata kepalaku sendiri..."

Suara Haruka terdengar. Minami memotong pembicaraan dengan menyapa, "Selamat paー"

"...Minami ciuman dengan cowok!"

Ucapan Isumi Haruka terdengar menggebu dan meyakinkan orang-orang di dalam ruangan; Inumaru Touma, Mido Torao dan Utsugi Shiro yang diam sambil menyilangkan tangan di sudut ruangan.

Kehadiran Minami mengejutkan semua orang, tentu saja. Ditambah timing ucapan Haru bertepatan dengan pintu terbuka dan menampilkan sosok komposer muda.

Suasana seketika menjadi tegang. Touma dan Mido memucat. Begitu juga dengan Haru yang wajahnya tidak hanya berubah seputih mayat, tapi juga menampakkan ekspresi terkejut dan takut. Pasalnya Minami kalau marah lebih menyeramkan dari hantu. Malah hantu itu yang akan insecure betapa seramnya Minami ketika marah daripada dia. Haruka juga tidak menyangka Minami akan masuk dengan timing yang tepat, tapi tidak tepat sasaran.

Minami sendiri memang sempat terkejut dan syok. Raut wajahnya menegang dengan air muka yang ikutan pucat pasi. Namun yang paling kentara ekspresi sedih yang nampak dari raut wajahnya.

Haru yang tadinya kesal dan ingin meminta konfirmasi Minami lantas terdiam. Touma dan Mido tak tahu harus bereaksi bagaimana, hanya bisa terdiam dengan wajah yang juga sedih. Belum pernah melihat raut sedih Minami yang seolah sedang bergelut dengan batinnya.

Satu-satunya orang yang masih bersikap netral dan wajar hanyalah Utsugi. Manager yang sekaligus merangkap sebagai orang tua asuh dari anak-anak ZOOL. Bukan tanpa alasan Utsugi menyebut dirinya orang tua asuh. Orang awam mungkin melihat penampilan anggota ZOOL terlihat gahar di atas panggung. Nyatanya di balik panggung, mereka hanyalah anak-anak polos yang haus akan perhatian.

Minami sendiri memang sedang bergelut dengan batinnya. Empat bulan menjalani hubungan backstreet. Minami cukup takjub bisa menyembunyikan status hubungan selama itu.

Sebenarnya, Minami tak pernah ingin bermain petak umpet mengenai status pacaran, terutama dengan anggota ZOOL. Pemuda itu ragu bercampur takut. Hubungan dan orientasi seksualnya masih banyak pro dan lebih banyak menimbulkan kontra. Minami takut dengan pandangan anggota lain mengenai hal ini akan mengarah ke kontra dan menyebabkan kerenggangan antar anggota. Nantinya bisa berimbas pada kelangsungan karir ZOOL.

Utsugi Shiro adalah pengecualian.

Minami merasa Utsugi satu-satunya yang bisa dan terbuka diajak curhat. Perawakan Utsugi memang terlihat mengayomi dan bisa diandalkan. Oleh karena itu dari tiga orang di ruangan, hanya Utsugi yang bersikap tenang seolah tak terjadi apa-apa karena sejak awal Minami sudah terang-terangan mengatakan kepada Utsugi.

Utsugi diam-diam memperhatikan sebelum akhirnya ia harus turun tangan ketika situasi semakin tidak kondusif.

Pada akhirnya, mau tidak mau Minami harus menjelaskan dan mengklarifikasi perkataan dari Haruka. Di situasi yang Minami sendiri belum siap karena kejadian yang terlalu mendadak. Sejujurnya dadanya terasa sesak, napasnya memburu seperti dikejar serigala di malam bulan purnama.

Di sisi lain mereka menunggu, menunggu mulut Minami yang terkunci mengatakan sesuatu.

Dalam suara lirih, Minami memanggil, "Teman-teー"

"Selamat pagi, ZOOL-tachi."

Mr. Shimooka, yang seenak jidat, tanpa ketuk pintu apalagi permisi, masuk ke dalam ruangan. Suasana yang tadinya tegang dan berat sedikitnya menjadi cair. Walau tentu saja permasalahan tidak selesai begitu saja.

"Selamat pagi." Sapa Mido, Touma, Haru dan Minami secara bersamaan sambil membungkukkan badan. Masih diliputi perasaan canggung, bahkan leader idol grup ZOOL, Inumaru Touma yang selalu membalas sapaan dengan riang dan lantang nampak gugup.

Hari ini ZOOL mendapatkan kehormatan tampil di talkshow milik Mr. Shimooka. Namun sungguh memalukan sebagai junior, bukannya menyapa lebih dulu, Mr. Shimooka sendirilah yang menyempatkan mampir ke ruang ganti ZOOL untuk menyapa.

Di dunia bisnis Jepang, hal itu sungguh tidak etis. Sindiran dan cibiran akan menyertai ketika tidak mematuhi etika dasar bisnis Jepang. Tapi melihat sikap Mr. Shimooka, nampaknya beliau tak keberatan malah melemparkan candaan ke arah Touma.

"Inumaru-kun, kau terlihat grogi. Santai saja bukankah sudah beberapa kali masuk acara TV?" canda Mr. Shimooka sembari menepuk pelan pundak Touma. Tepukan pelan yang mematikan karena bunyinya terdengar menyakitkan.

Touma menggaruk belakang kepala yang tidak gatal, menjawab dengan terbata, "ah, itu hanya kebanyakan makan tadi pagi."

Padahal kenyataannya ia hanya makan sepotong roti dan segelas caffe latte.

"Selamat pagi, Mr. Shimooka." giliran Utsugi akhirnya buka suara, menyapa balik dengan dalih mengalihkan topik. "Mohon bantuannya hari ini."

"Oh, Utsugi. Mohon bantuannya."

Anggota ZOOL yang lain menimpali. "Mohon bantuannya untuk hari ini," sambil membungkuk pada Mr. Shimooka yang melambaikan tangan keluar dari ruangan.

Hanya selang beberapa detik, staff make-up dan kostum masuk ke ruangan, tak lupa menyapa tamu acara hari ini yang sedang naik daun.

Masalah yang belum tuntas menyebabkan ketegangan dan kecanggungan terus berlanjut. Touma yang selalu melontarkan lawakan atau dagelan garing, Mido yang di setiap ada kesempatan menggoda staff perempuan, atau Haru yang tiba-tiba menggerutu foundation-nya tidak cocok dengan warna kulit, Minami yang kadang memamerkan kemampuan meramal, kini semuanya diam. Tenggelam dalam ponsel masing-masing.

Di dalam ruangan yang sunyi, hanya terdengar bunyi alat-alat make-up yang bersinggungan. Suara manusia yang terdengar hanyalah empat orang staff make-up yang mulutnya sibuk bergosip.

Seorang staff datang menginterupsi, membawa sekotak donat sebagai hadiah kepada ZOOL dari Mr. Shimooka. Namun tak ada yang bersemangat dengan kedatangan hadiah tersebut. Hanya Haru sempat berbinar sebelum disenggol oleh Mido dengan lengan untuk lebih peka dengan situasi.

Mereka hanya mengatakan terima kasih kepada staff tanpa menyentuh donat-donat yang terlihat lezat. Tetap saja mereka harus mengatakan terima kasih secara langsung kepada Mr. Shimooka.

Utsugi menghela napas panjang dalam hati berharap tidak terjadi sesuatu selama syuting.

Pada akhirnya, kekhawatiran Utsugi itu terjadi. Selama proses syuting, keempat anggota ZOOL tidak hanya terlihat gugup tapi juga tidak fokus. Jawaban yang diberikan melenceng dari pertanyaan dan terkesan berputar-putar tidak jelas. Untungnya sutradara yang tanggap langsung menganggap ZOOL sedang kelelahan karena kebanjiran pekerjaan. Jadi beliau menghentikan sementara proses syuting dan mempersilahkan ZOOL untuk menenangkan diri.

Beruntungnya lagi, syuting hari ini adalah off-air, jadi bisa berhenti sementara dan melalui proses edit.

Manager ZOOL yang juga mengamati dari belakang kamera, harus melakukan sesuatu sebelum masalah berdampak lebih luas.

"Utsugi-san." Minami memanggil pria berambut silver itu, membawa manager itu ke lorong buntu yang gelap. Berisi kardus-kardus dan peralatan yang jarang dipakai. Seperti tempat yang dialihfungsikan sebagai gudang dadakan.

"Maaf, aku menyebabkan kekacauan hari ini." ujar Minami langsung menuju topik. "Aku terlalu lengah." lanjutnya sambil membungkuk dalam.

"Tidak perlu minta maaf, Minami. Kehadiran Haruka juga di luar kendalimu." ujar Utsugi dengan lembut. Suaranya tenang dan seperti ada mantra yang membuat Minami merasa kekhawatirannya menghilang.

"Agensi memang tidak melarang hubungan asmara dengan siapapun." lanjut Utsugi yang langsung dipotong oleh Minami.

"Tapi sayangnya aku berhubungan asmara dengan sesama jenis, dan masyarakat kita masih tabu dengan hal itu. Apalagi jika bersinggungan dengan karir, aku takut reputasi dan karir ZOOL juga akan hancur gara-gara masalah ini."

"..."

"Dan lagi..." Minami melanjutkan.

"Kau masih takut dengan pandangan anggota lain tentang ini, kan?"

Minami terdiam tapi kepalanya mengangguk. Kekhawatirannya dulu masih sama dengan sekarang. Ketika ia berdiskusi dengan Utsugi untuk merahasiakan status pacarannya dari anggota ZOOL yang lain dan meminta waktu untuk mempersiapkan diri mengatakan kepada yang lain.

Namun, ketika hormon oksitosin sedang menggebu, akhirnya membutakan kenyataan dan membuat Minami lengah.

Utsugi memegang kedua bahu Minami, "Tenanglah, Minami. Kau coba bicarakan baik-baik dengan mereka. Aku akan mendukungmu." Utsugi menyunggingkan senyum. Seolah hal ini bukanlah masalah besar.

Minami menghela napas panjang. Memang masalah ini harus segera dibicarakan. Minami masih takut, cemas, khawatir, tapi mendengar suara Utsugi yang meyakinkan, perasaannya menjadi lebih tenang.

"Baiklah."

Minami dan Utsugi kembali ke ruang ganti dimana anak-anak ZOOL lebih dulu beristirahat ke sana. Sebelum memutar kenop pintu, Minami menghela napas panjang. Pintu terbuka. Ketiga anggota ZOOL nampak sedang berdiskusi, segera berhenti ketika mendengar pintu terbuka.

"Ah, Minami..." panggil Haruka secara lirih. Seolah ia hendak mengatakan sesuatu tapi ditahan.

Minami menyunggingkan senyum. Menyembunyikan kenyataan kalau ia sedang gugup. "Maaf aku menyela, tapi ada hal yang ingin aku klarifikasikan mengenai perkataan Isumi-san pagi ini."

Minami menoleh ke arah Haruka yang langsung terlonjak kaget. Kepalanya menoleh ke arah lain tidak ingin membalas tatapan dari Minami. Senyumnya masih tidak hilang menghias wajah.

Tapi bagi Haruka nampak seperti senyum yang mematikan.

Tapi tidak. Minami tidak marah. Minami hanya terkejut hingga tak mengerti harus bersikap bagaimana selain tersenyum. Minami sayang dengan ZOOL, anggota dan managernya. Minami seperti menemukan keluarga baru bersama mereka.

Tentu saja, kekasihnya adalah persoalan lain.

Rasa sayangnya kepada ZOOL dan Noah tidak bisa dibandingkan. Keduanya sama-sama orang tersayang di hati Minami.

Anggota yang lain menunggu Minami mengatakan kelanjutannya.

"Maafkan aku telah menyembunyikan hal yang penting selama ini." Minami membungkukkan badan dalam seolah ini adalah kesalahan besar. Hal ini membuat anggota lain merasa tak enak hati. "Memang benar mungkin kalian telah menduga, aku mempunyai kekasih, dan orang itu yang dilihat oleh Isumi-san pagi ini. Hubunganku dan dia telah berjalan selama empat bulan."

"Dan benar dia..." Minami menghela napas panjang sebelum melanjutkan, "seorang laki-laki."

Pada kalimat ini, Haruka dan Touma melebarkan kelopak mata. Nampak terkejut. Mido lebih kelihatan tidak peduli dengan mengalihkan pandangan ke arah lain.

Minami segera melanjutkan. "Kuharap hal ini tidak mengganggu kalian secara pribadi atau pekerjaan kita ke depannya."

Hening seketika ketika Minami memperjelas mengenai kekasihnya. Satu orang pun tidak ada yang mulai membuka mulut untuk menanggapi. Minami juga tidak berekspektasi dengan tanggapan dari teman-temannya.

Minami hanya ingin hatinya merasa tenang. Memang setelah mengatakan semua itu, perasaan Minami terasa ringan. Seolah satu beban telah menguap bersama udara. Apapun yang akan mereka katakan Minami sudah siap.

Touma alih-alih mengatakan sesuatu, dia menyenggol Haru di sampingnya. Tentu saja Haru menggumamkan protes sambil membisikkan entah apa. Tak lama akhirnya Haru maju menghampiri Minami.

"A.. Minami..." panggilnya, disertai jeda. Di kepalanya sibuk merangkai kalimat yang tepat supaya tidak menyinggung Minami. "Pagi ini aku sungguh tidak sengaja melihatmu di parkiran basemen. Aku juga minta maaf sudah membuatmu merasa khawatir." ujar Haruka tidak ingin berkata panjang lebar karena takut kebiasaan mulutnya yang asal jeplak menyebabkan masalah lagi.

"Oh..." Minami sempat terkejut sambil mengedipkan mata beberapa kali. Kemudian bibirnya menyunggingkan senyum. "Tidak apa-apa, Isumi-san."

"Mengenai pacarmu itu..." Haru kembali memberi jeda, "apa kau bahagia dengannya?"

Minami sekali lagi terkejut dengan pertanyaan tak terduga yang dilontarkan Haruka. "Oh... kalau ituー"

"Tentu saja dia bahagia..." Mido dengan tidak sopan menyela percakapan. Seperti ia sudah tak tahan lagi ingin meledak sejak tadi. "Apa kalian tak lihat semakin hari Minami terlihat semakin glowing? Apa lagi kalau bukan karena jatuh cinta."

Mido mengatakan dengan enteng tanpa melihat Minami memalingkan wajah dengan merona. Ia sempat batuk secara anggun yang disengaja untuk menghentikan Mido mengatakan hal-hal lebih aneh.

"Kau sudah tahu Mido?" tanya Utsugi. Sejak tadi diam saja hanya sebagai pengamat.

"Aku sudah menduga sejak lama tapi aku tak punya bukti. Mataku ini tidak pernah salah mengidentifikasi soal cinta."

Lagi-lagi ia membual, yang anehnya hal itu tidak mempan ditembakkan ke gadis-gadis. Meski Mido telah melengserkan posisi Yaotome Gaku sebagai Pria yang Paling ingin Dipeluk №1, tetap saja ia masih belum mendapatkan gadis yang bisa dipamerkan sebagai kekasih.

Atau jangan-jangan lebih mempan kalau ditujukan kepada pria?

Siapa tahu.

"Kalau aku sih tak masalah." Touma menimpali sambil menggaruk belakang kepala. "Asal tidak mengganggu kegiatan ZOOL. Lagipula pacaran tidak dilarang oleh agensi, kan." Touma beralih ke arah Utsugi yang dijawab oleh anggukan oleh sang manager.

"Kau bagaimana, Haru?" Leader ZOOL itu menoleh ke arah anggota termuda. Haruka nampak gelisah. Antara enggan dan ingin mengatakan sesuatu.

"Kalau kalian oke, aku juga oke aja, sih." ujarnya. Minami menghela napas lega. Anggota termuda itu kadang kala, sulit dipahami dan sedikit egois.

"Tapi..."

Perasaan lega Minami tiba-tiba buyar, kembali cemas dengan lanjutan kalimat Haruka.

"Kalau dia, maksudku kekasihmu, sampai membuat Minami menangis. Aku tak segan untuk menguburnya hidup-hidup."

Semua orang di dalam ruangan terkejut, tapi tak heran juga dengan watak Haruka yang selalu blak-blakan. Memang dia harus selalu didampingi untuk mengerem sedikit ucapannya.

Minami tertawa lepas, seakan semua permasalahan hidupnya telah melebur bersama angin. Bukan tawa yang biasanya Minami perlihatkan. Sungguh pemandangan langka menurut yang lain.

"Isumi-san." panggil Minami.

Haruka menoleh sambil mengernyitkan dahi, "A-ada apa?" Seketika merasa bergidik.

"Aku juga akan menenggelamkannya hidup-hidup ke palung Mariana jika dia membuatku patah hati." Minami mengatakannya dengan menyunggingkan senyum. Seolah menenggelamkan orang semudah membalikkan telapak tangan.

Namun meskipun bibirnya tersenyum, matanya tidak demikian. Membayangkan kekasihnya tiba-tiba selingkuh atau meninggalkannya, sudah membuat bar amarahnya meningkat.

Utsugi yang sejak tadi sebagai pengamat, akhirnya membuka suara. "Kau lihat, kan, Minami. Mereka aslinya sayang denganmu. Meskipun lebih tepatnya mereka cemburu dan takut kehilanganmu. Jadi kau tak perlu khawatir."

Utsugi akhirnya mengatakan hal yang sejak lama ingin ia ungkapkan. Pasalnya setiap masalah yang terjadi selalu berlandaskan kecemburuan. Tapi bagi Utsugi, anak-anaknya ini menggemaskan karena terlalu menyayangi satu sama lain. Mereka hanya perlu saling jujur untuk mengatakannya.

Touma, Mido dan Haruka menggaruk belakang kepala. Semburat merah muncul di pipi, seolah Utsugi mengatakan hal yang tepat sasaran.

"Maaf, Utsugi-san telah mengacaukan hari ini." Minami kembali mengatakan kepada Utsugi, disusul anggota lain yang juga telah membuat kacau acara hari ini.

"Kalian harus minta maaf kepada Mr. Shimooka dan staf lain juga."

"Baik, Utsugi-san." ujar Touma, Mido, Haru dan Minami bersamaan.

"ZOOL-tachi, apa kalian baik-baik saja?"

Panjang umur, kepala Mr. Shimooka melongok ke pintu ruangan yang ternyata sedikit terbuka. Kesempatan bagi Mr. Shimooka yang suka seenaknya masuk untuk menyapa ZOOL.

Keteledoran yang membuat was-was sejak kapan Mr. Shimooka datang. Hal yang ditakutkan hal ini bisa menyebar dan mendatangkan masalah lebih serius.

"Aku khawatir kalian terlalu capek karena banyak pekerjaan yang masuk."

Utsugi yang menjawab, "Mohon maaf sudah merepotkan Mr. Shimooka. Akhir-akhir ini memang terlalu banyak pekerjaan. Kesalahanku belum bisa menangani anak-anakku dengan baik. Untuk sekarang ini masalah sudah teratasi."

"Tidak masalah, tidak masalah." Mr. Shimooka menjawab dengan riang, maniknya melirik pada hadiahnya yang masih terbungkus rapi. "Kalau begitu, syuting kembali dalam 15 menit. Sembari menunggu, makan dulu donatnya, itu produk terkenal lho. Rekomendasi dariku."

"Terima kasih banyak."

Sesuai jadwal, ZOOL kembali ke studio setelah menghabiskan donat manis dan sebotol teh hijau dari mesin penjual otomatis traktiran dari Utsugi. Keempat anggota ZOOL kompak membungkukkan badan kepada staff yang sedang bersiap.

Kali ini Utsugi bisa bernapas lega. Syuting berjalan dengan sangat lancar. Bahkan ia sampai menyunggingkan senyum karena Haruka tidak harus disenggol karena lupa diri mengerem ucapannya. Mr. Shimooka nampak tertawa lepas mendengar lawakan dari Touma. Mido yang berpose menggoda di depan kamera disusul teriakan histeris dari penonton wanita, plus staff perempuan. Minami yang memamerkan kemampuan meramal, mendapat decak kagum dari orang-orang.

"Terima kasih banyak!"

Syuting selesai dan make-up telah dibersihkan. Anggota ZOOL sedang bersiap untuk pulang ketika seorang staff masuk.

"Permisi, ada hadiah untuk ZOOL."

Keempat anggota ZOOL saling berpandangan. Utsugi menautkan alis. "Dari siapa?" Mereka menghampiri staff yang sedang meletakkan sekotak kue besar di atas meja.

Manik Haru sudah berbinar memandang kue cantik di atas meja. Touma, Mido dan Utsugi masih bertanya siapa pengirimnya. Minami langsung mengambil secarik kertas yang tersemat di kotak.

Minami membelalakkan mata melihat sebuah nama pada secarik kertas itu.

"Otsukare-sama!"

Seseorang masuk ke dalam ruangan dengan seenaknya melongok begitu saja. Kali ini bukan Mr. Shimooka, melainkan...

"Tuan Bondevik..." Utsugi membungkukkan badan, "otsukare-sama desu."

"Noah-san?" ujar Minami dengan nada terkejut, tapi segera menghampiri.

Touma dan Mido saling berpandangan seperti bertelepati, "Siapa dia?"

Sementara wajah Haru memucat. Gelagatnya seperti pencuri mencoba kabur. "Di-dia!" serunya sambil menunjuk pada pria berambut merah di samping Minami.

Noah yang ditunjuk memasang wajah bingung kemudian menunjuk diri sendiri menggunakan telunjuk. "Aku kenapa?"

"Dia yang tadi pagi ciuman sama Minami!"

Seketika semua orang menatap pada Haru.

'Lha?'

'Ya, jangan blak-blakan kayak gitu dong.'

'Isumi-san...'

"Oh," Noah nampak tak mempermasalahkan, malah menjawab dengan santai, "memang kenapa kalau aku mencium kekasihku?"

Berikutnya Noah bertindak satu hal yang mengejutkan semua orang; meraih pinggang Minami yang berdiri di sampingnya, mendekatkan diri dan mencium Minami, hanya saja kali ini di pipi.

'Astaga!'

'Aku ga liat, aku ga liat.'

'Dasar bucin.'

Semuanya membatin, tapi hanya satu yang tiba-tiba berteriak, "Ah! Kalian apa-apaan!" dengan semburat merah mewarnai pipi.

"Kalian ini, jangan di depan anak kecil." Utsugi terkekeh sambil memegang kedua pundak Haruka dari belakang.

"Utsugi-san, aku bukan anak kecil!" protes Haruka.

Namun tak mendapat respon dari Utsugi karena manager ZOOL itu segera menjelaskan, "Dia memang kekasih Minami, tapi dalam bisnis beliau mendukung penuh promosi ZOOL di berbagai media. Perusahaan periklanannya sedang berkembang pesat di Jepang, dan beliau menawarkan kerja sama dengan Tsukumo. Perusahaan yang berpusat di Northmeir dan sedang buka cabang di Jepang."

Touma, Mido dan Haru membelalakkan mata.

"Rupanya kekasih Minami bukan orang sembarangan."

"Maaf, maaf aku belum sempat memperkenalkan diri. Perkenalkan Noah Bondevik dari perusahaan Nocimi's. Salam kenal dan mohon bantuannya semua." Noah mengucapkan dengan pelafalan bahasa Jepang yang fasih, kemudian menghampiri tiga anggota ZOOL untuk menyerahkan kartu nama.

"Nocimi's?" Touma bergumam.

"Nama aneh macam apa ini?" Haruka menimpali.

"Kok aku seperti tidak ingin tahu artinya." Mido menambahkan.

Noah tak menanggapi, ia berkata, "Silahkan hadiah dariku untuk kalian semua."

Seorang pemuda, yang diketahui sebagai asisten pribadi Noah masuk sambil membawa kotak bekal mewah yang berisi steak wagyu premium.

Tiga pasang manik anggota ZOOL nampak berbinar dengan air liur sudah menetes. Bisa mendapatkan bento steak wagyu secara gratis adalah sebuah kemewahan. Noah meminta asistennya untuk meminta kelonggaran waktu meminjam ruang ganti untuk makan bersama anggota ZOOL.

Sebagai orang yang memiliki kuasa dan uang tentu saja hal itu mendapat izin begitu saja.

Rencana awal Noah ingin mengajak anggota ZOOL bersama Utsugi makan malam di restoran bintang lima di atas gedung sambil melihat pemandangan Tokyo Tower di malam hari. Sayangnya, pekerjaan menumpuk menyita waktu dan belum sempat mengatakan kepada asistennya untuk memesan tempat.

Toh pada akhirnya ini bukan mengenai tempat, tapi kebersamaan.

Alhasil inilah yang dia lakukan. Memesan kepada toko bento steak langganannya untuk segera diantar ke studio RabbiTV. Sebenarnya selama proses make-up, Minami berkirim pesan dengan Noah mengenai masalah ini. Tentu saja pria itu segera mengambil kesempatan untuk memberikan kesan pertama terbaik sebagai menantu dari anggota dari ZOOL.

Istilah lebih tepatnya menyogok.

"Selamat makan." semuanya berseru. Haru dan Touma menyuap dengan lahap. Mido dan Utsugi makan dengan tempo wajar. Minami seperti biasa walaupun makan dengan porsi sedikit dan anggun, temponya secepat pekerja kantoran makan siang dikejar waktu.

Percaya atau tidak Minami itu suka makan dalam porsi besar. Kalau dia membuat channel rabbitube tentu saja temanya mukbang. Ketika kencan dengan Noah, Minami selalu memilih restoran yang menyajikan menu dengan porsi di atas rata-rata. Makanan sebanyak itu langsung habis ditelan oleh perut Minami yang sering dibilang black hole oleh Noah.

Berkebalikan dengan Noah, pria itu akan langsung bertambah berat badan hanya dengan makan satu porsi kecil nasi dan sayur. Lagipula untuk menunjang fetish Minami, Noah harus selalu rajin olahraga di gym. Apartemen mewahnya, selain memiliki ruang pribadi yang diisi berbagai alat musik dan mesin komposer untuk Minami membuat musik, juga memiliki ruangan khusus yang berisi alat-alat gym.

Kesibukan kerja dan waktu tersita sebagai fanboy Minami nomor satu membuat Noah tak sempat ke gym umum. Jadi ia sendiri yang membawa gym ke rumahnya.

Sudahlah, orang kaya memang bebas.

"Isumi-san, Inumaru-san, pelan-pelan." Minami melihat kedua rekan di depannya makan dengan tidak sabaran. Beberapa butir nasi sampai menempel di sudut bibir Haru. Minami sebagai sosok kakak ingin sekali menyeka nasi dan saus yang tertinggal. Tapi Minami tak sadar kalau di sudut bibirnya juga menempel nasi dan saus karena terlalu fokus melihat cara makan Haru.

"Minami-chan kalo makan pelan-pelan." Noah di sampingnya tiba-tiba sudah menyeka sudut bibir Minami. Saus dan sebutir nasi itu berpindah dari sudut bibir Minami ke mulut Noah menggunakan jempolnya.

Pemandangan yang sungguh erotis tersaji langsung selama Haru, Touma dan Mido makan tepat di depan mereka. Touma masih membuka mulut sampai lupa menyuap masih syok dengan adegan yang tiba-tiba. Mido bersiul dengan maksud menggoda mereka. Menurutnya Noah bisa jadi menyandang titel Pria yang Paling ingin Dipeluk Sejagad №1 tahun berikutnya. Haru sendiri dengan wajah merona tak bisa berkata apa-apa.

Utsugi yang duduk memisah sedikit lebih jauh, hanya memberi peringatan kepada Minami yang menunduk malu dan Noah yang sibuk cengar-cengir, "Sudah kukatakan ada anak kecil di sini."

Haru lantas menoleh dengan emosi, "Utsugi-san aku bukan anak kecil!" serunya.

"Lho aku tidak mengatakan namanya."

"Tapi di antara kalian semua aku yang masih di bawah umur!" serunya lagi. Diiringi tawa dari yang lain. Haruka memang suka blak-blakan tetapi juga sangat mudah dan menyenangkan untuk digoda.

***

Hari yang panjang dan melelahkan paling enak disegarkan dengan berendam di air panas. Noah juga sudah merancang kamar mandinya didesain dengan nuansa rotenburo atau onsen di ruang terbuka khas Jepang. Meski sebenarnya dinding ruangannya hanya dilapisi dengan lukisan yang seolah sedang berada di alam terbuka.

"Minami senang sekali hari ini." Noah selesai mandi dan langsung berendam masuk ke dalam bak. Mendengar Minami menyenandungkan lagu solonya, Dejavu dengan nada riang. Lagu nomor satu di playlist Noah. Ia asumsikan Minami sedang dalam suasana hati yang baik.

Sekelebat pikiran jahat muncul di kepala Noah untuk membujuk Minami melakukan kesenangan duniawi bersama.

"Tentu saja, akhirnya aku tak harus main petak umpet lagi di depan anggota ZOOL."

Noah memeluk Minami dari belakang. Minami menyamankan kepalanya pada dada bidang Noah. Bagian dari tubuh Noah yang disukai oleh Minami. Inilah alasan Noah sangat rajin membentuk badan di gym. Memuaskan fetish Minami selain keras dan tahan lama.

Noah menggenggam lembut jemari Minami yang tenggelam dalam air panas dengan suhu hampir empat puluh derajat Celcius. Mempermainkan dan mengelus jemarinya satu per satu. Jika Minami suka dengan dada bidang Noah, Noah suka memainkan jemari Minami seperti mengelus atau menciumnya.

"Aku senang kalau Minami senang." Noah mengecup pelan pipi Minami dari belakang. Minami menerima afeksi ini dengan senang hati. Sepertinya bahasa cinta Noah Bondevik adalah sentuhan fisik.

Ciuman yang semula mendarat di pipi kemudian beralih ke bibir. Kecupan-kecupan ringan segera berubah menjadi ciuman ganas dan panas mengalahkan suhu ruangan. Sampai akhirnya Minami telah kehilangan pasokan udara dan melepaskan diri dari bibir Noah yang masih bernafsu mencumbu.

"Noah-san?" Minami merasakan sesuatu yang keras menyentuh bagian bawah.

"Minami~" bujuk Noah dengan nada manja. Seperti seekor anjing mengajak jalan-jalan kepada tuannya. Meski bagi Minami, Noah lebih mirip serigala berbulu merah. Seperti warna rambutnya.

Seperti dugaan, suasana hati Minami sedang dalam kondisi sangat bagus jadi komposer muda itu melingkarkan tangan ke leher Noah. "Lakukan sesukamu, Noah-san." bibirnya menyunggingkan seringai. Kelihatan kalau bukan hanya Noah saja yang sudah tidak bisa menahan gempuran nafsu birahi.

Suhu ruangan yang panas ditambah kegiatan asyik masyuk yang semakin panas tidak cocok lagi untuk menjadi saksi. Salah-salah malah dehidrasi karena kekurangan cairan hingga kesenangan duniawi itu harus berhenti.

Noah tak ingin melewatkan kesempatan ini. CEO muda itu menggendong tubuh telanjang Minami kembali ke kamar dan melanjutkan aktivitas menyenangkan yang sempat tertunda.

***

Selesai.

Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top