gråte
IDOLiSH7 © Bandai Namco, Troyca and Arina Tanemura
Gråte © bellasteils
Selamat membaca!
***
"Bukankah sudah kukatakan jangan mengikutiku."
Minami menghentikan langkah namun tidak sedikitpun berniat untuk berbalik menghadap Noah. Kaki panjang berbalut celana hitam milik Noah ikut berhenti dengan masih menjaga jarak dengan Minami.
"Tidak mau..."
"Kau sungguh..." Minami mengambil jeda, "keras kepala..."
"Menangislah..." Noah berbisik dalam volume yang bisa dijangkau oleh pendengaran lawan bicaranya. Lorong kosong yang hanya berisi dua orang membantu menggemakan suara berat Noah.
Noah bisa melihat reaksi terkejut dari pemuda Natsume itu. Disusul punggung Minami yang bergetar. Isak tangis yang kemudian membuyarkan keheningan.
"Maaf...." ucap Minami disela isaknya.
Noah mengambil satu langkah.
"Meskipun aku sudah tahu akan hari ini..."
Satu langkah lebih dekat menuju Minami yang berusaha mengusap air mata yang jatuh dengan tangan.
"Tetap saja aku tidak bisa..."
Satu jangkauan tangan, Noah bisa memeluk pemuda itu dari belakang.
"Aku belum bisa merelakan kepergian Sakura Haruki-san."
Noah sampai di belakang Minami. Tanpa jeda apapun, pemuda itu mendekap Minami. Membawa Minami dalam rasa nyaman dan menenangkan.
"Tidak apa-apa untuk menangis." bisik Noah di telinga Minami. Minami masih terisak dalam tangis. "Menangislah... aku di sini..."
Bisikan yang membuat air mata Minami semakin tumpah. Meskipun sudah ditahan sedemikian rupa, suara isak tangisnya tak bisa bohong.
Tidak apa.
Tidak masalah.
Menangislah jika perlu.
Art by @momo_bao27
Omake
"Mina-chan sudah baikan?" tanya Noah saat Minami melepas pelukan. Minami menyeka jejak air mata di pipi dengan sapu tangan.
"Sudah lebih baik..." jawab Minami tetap tidak mau berbalik menghadap Noah. "Maaf sudah merepotkan."
"Tidak perlu seperti itu, Mina-chan..." ujar Noah. Kepalanya mencoba mengintip ke wajah Minami setelah menangis.
"..."
Sudut mata Minami menangkap gelagat aneh dari Noah. Minami bisa melihat pemuda itu tersenyum lebar, lebih tepatnya nyengir seperti kuda dengan ekspresi menyebalkan.
"Asal kau beri aku satu kecupan di bibir..."
BUGH!
Satu pukulan dengan siku mendarat di perut Noah. Noah tersungkur ke lantai sambil merintih.
"Mina-chan, tenagamu kuda juga." ujar pemuda asal Northmeir sambil menahan ngilu di perut. Namun matanya memperhatikan kepergian Minami.
Sayangnya, Noah melewatkan momen rona merah yang menjalar di wajah Minami.
"Noah-san, bodoh!" gumamnya. Minami menghentikan langkah kaki. "Tapi kenapa aku jadi berdebar?"
***
Selesai.
Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top