Prologue: Munculnya "The Old One's"

Sebuah meteor jatuh di Kota Bandung. Pemerintah menghimbau agar seluruh warga tetap tenang dan tidak panik akibat fenomena tersebut. Tetapi siapa sangka, akibat jatuhnya meteor itu menjadi sebuah derita yang tak berujung bagi mereka yang memiliki lambang sigil.

Tepat di tempat jatuhnya meteor itu sebuah retakan tercipta antara dunia manusia dan juga dunia makhluk yang belum teridentifikasi. Mereka menyebutnya sebagai Z, entitas misterius yang dapat menyerang kapan saja.

Menyebabkan kepanikan dan juga kematian yang tak terbendung. Menyisakan darah di berbagai tempat, tatapannya yang dapat membuat manusia ketakutan terkadang menjadi masalah yang sangat serius.

Mereka membunuh dan terkadang memakan manusia hidup-hidup. Menghancurkan sekaligus memusnahkan siapa saja yang ada di hadapannya.

***

Ketika bunyi menara jam terdengar beberapa kali, makhluk itu pun muncul di alun-alun kota. Sirene tanda peringatan terdengar di mana-mana, kepanikan meraja rela, begitu juga dengan warga sekitar yang mendengarnya.

Mereka berlari dan berteriak untuk mencari sanak keluarga. Setelah itu mencari selter terdekat untuk mereka jadikan sebagai tempat berlindung. Selter ini terhubung menuju bawah tanah dan di sana terdapat beberapa bangunan yang aman untuk dijadikan tempat tinggal sementara.

Hanya dalam sekejap alun-alun menjadi tempat yang sunyi dan hening seperti sebuah tempat yang di abaikan berpuluh-puluh tahun.

Sebuah pasukan khusus telah dikerahkan menuju alun-alun, mereka adalah salah satu dari sekian pasukan elit pengaman kota yang di sebut sebagai Exceed. Karena serangan senjata biasa tidak memapan terhadap Z. Sehingga para mereka yang memiliki kemampuan spesial di berikan tugas sebagai pasukan pertahanan terakhir umat manusia.

Terdengar suara baling-baling di udara, sebuah Helikopter dengan beberapa Exceed mulai turun dengan kemampuan mereka masing-masing. Setelah mereka berhasil mendarat, helikopter itu menembakkan beberapa misil.

Z yang menyadarinya segera melepaskan sinar merah tipis yang memanjang dan menebas semua misil itu hingga hancur berkeping-keping. Ledakan hebat berdentum di langit, seakan mengetuknya dengan keras, luapan angin pun mengikutinya dengan hembusan yang sangat liar.

Helikopter yang berada dekat dari jarak ledakannya pun terombang-ambing, untungnya salah satu Exceed membuatnya seimbang kembali dengan mengeluarkan sebuah pelindung bulat berbentuk angin di sekitarnya.

Makhluk yang sedari tadi itu meneror menara kini melompat tinggi dan menghantam rumput sintetis. Salah satu bagian tubuhnya terbuka dan mengeluarkan suara melengking hingga menggetarkan udara.

Di sisi lain, William dengan santainya berjalan melewati salah satu lorong gedung.

"Eh? Nyasar lagi? Bukannya ini toko manisan, ya? Kenapa malah lapang alun-alun?"

Namun ia terhenyak beberapa saat karena mendengar suara aneh. Kepalanya memiring seperti kebingungan. Meskipun tempat sekitarnya sempat bergetar, tapi ia tetap berjalan dengan santai.

Ia pun menggaruk kepala dan menoleh ke kiri dan kanan, "Tadi habis lewat mana, ya?" tanyanya sambil menyilangkan tangan.

"Kok kosong? Aneh ... padahal tadi denger ada suara keras di sini."

Niat awalnya yang ingin segera menghambur rumput dan berbaring di atasnya harus kandas karena kemunculan Z yang sedang mengamuk menghadapi sekumpulan Exceed.

"Whoaaa! Apa itu? ... monster? Ah!"

Ia pun mengetuk telapak tangannya sendiri.

"Pasti cuman hologram buat promosi Kota Bandung, idenya bagus juga!"

Wajahnya yang cukup polos dan juga sedikit santai itu tiba-tiba menegang setelah makhluk yang ia kira sebagai hologram itu tak sengaja menyerangnya dengan gundukan tanah yang besar dan sebuah laser merah.

William dengan cepat langsung melompat ke samping dan mencari tempat berlindung. Tapi, kemeja batik yang baru saja ia beli sedikit terbakar..

"Lah, kirain bohongan! Sialan! Mana uang tabungan tinggal sedikit lagi, untungnya kemeja nggak hangus."

Lalu setelah membereskan bagian bawah tubuh alias pantatnya. Ia pun menatap tajam Z di depannya.

"Arghhh! ... akan kubalas kau, dasar monster sialan!"

Ia pun memegang kalung di lehernya, "Aku akan melepaskannya sekarang," gumamnya.

Di dalam kepalanya sekarang adalah bagaimana cara mengalahkan Z dengan gaya. Setelah beberapa saat berpikir, mulutnya menyungging kecil dengan mata menyipit.

"Seperti ini?"

Ketika William melangkahkan kakinya, Z itu pun bereaksi dan langsung menggali tanah lalu melemparkannya ke arah lelaki yang kini memiliki ekspresi gelap. Serangan itu meleset dan hanya mengenai tiang lampu, sementara di sisi yang lain William telah berada di hadapannya sambil mengetuk Z itu dengan pelan.

Makhluk besar itu pun terpental jauh sambil mengeluarkan cairan tubuhnya yang amis. Pasukan Exceed yang melihatnya hanya terdiam memerhatikan bagaimana sang lelaki berambut pirang itu menghajar Z hanya dengan sebuah ketukan kecil.

Meskipun mereka ingin menghentikannya karena status William saat ini masihlah warga dan bukan Exceed yang memiliki izin. Bukan karena mereka tidak bisa melakukannya, tetapi mereka tidak bisa mengikuti pergerakan lelaki itu.

Z pun kembali bangkit dengan cepat. Melompat tinggi dan menyemburkan cairan laktat dari mulutnya yang berdesis bagai ular.

"Itu tak akan menghalangiku!"

William tersenyum kecil lalu menghilang dalam sekejap mata. Berada tepat di belakangnya, bagian kiri mulutnya menyungging. Ketika lambang sigil muncul berpendar di tangan kirinya, ia pun menyentil Z dengan pelan, setelah itu menghela napas seperti tidak terjadi apa-apa.

"Bang ...," ucapnya pelan.

Dan Z itu pun hancur menjadi remah-remah, sementara William melihatnya dengan datar. Tak lama setelah itu ia pun sedikit menunduk sambil memegangi dadanya.

"Aha! ... kau hancur juga akhirnya—Ughh ... Anemiaku kambuh lagi."

Akhirnya ia pun mencari tempat yang tepat untuk membaringkan diri, setelah mendapatkannya lalu merebahkan diri di atas bangku kayu panjang bercat cokelat tua.

Menatap langit di atas sana sambil menggumamkan sesuatu yang tak penting. Tawa kecil pun terdengar parau di kala wajahnya semakin memucat.

"Ahhhh ... hahaha, penyakit menyebalkan ini datang lagi."

Namun tidak lama setelah itu, beberapa orang mulai mengerumuninya.

"Warga?! Kenapa kau seceroboh itu?"

Belum lama hingga pasukan Exceed mulai mendekatinya, William telah terkapar sambil memejamkan matanya.

"Cepat! Segera bawa dia menuju helikopter bantuan!"

"Baik! Ketua!"

Tidak lama setelah itu ia pun di bawa menuju helikopter bantuan dengan bantuan salah satu Exceed. William yang tak sadarkan diri tidak tahu bahwa ia telah melakukan sesuatu yang seharusnya ia tidak lakukan sama sekali.

Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top