Autumn-Orange Sky
Langit sore hari ini terlihat tenang. Kohaku di dalam pandangan matanya berharap semoga hari-harinya ini bisa tenang seperti langit yang ia lihat saat ini.
tapi yah, apa yang kita tabur itu yang kita tuai kan? karena dia terpaksa berbohong di upacara masuk sekolah, Kohaku harus melakukan peran sebagai wakil ketua OSIS sekaligus pacar manusia bernama Ginoza Nobuchika di depan Juuna.
Untungnya, belakangan dia mengenal seseorang yang bisa menjadi tempat berkeluh kesah tentang dirinya itu. Namanya Kogami Shinya, teman dekat dari Ginoza.
Walau awalnya sempat kesal dengan kelakuan Kogami yang memasang-masangkan dirinya dengan Ginoza, pada akhirnya dia bisa dekat dengannya.
Omong-omong, 2 hari lagi akan diadakan festival seni di sekolah Kohaku, maka dari itu Kohaku harus berdiam diri di sekolah sampai malam.
.
.
.
.
"Nacchan kenapa sih kamu bisa betah masuk jadi anggota OSIS? " Tanya Kohaku iseng saat mereka sedang ada istirahat sejenak dalam mengerjakan papan selamat datang.
"Karena Kohihi ada disini, selain itu aku pada dasarnya hanya jadi anggota bayangan yang tidak di pedulikan oleh siapapun kan? Maksudnya walau aku menjabat jadi Sekretaris disini, tidak ada yang tahu siapa sebenarnya Sekretaris OSIS itu." Ucap Juuna santai kemudian menutup botol air minumnya.
"Itu karena kau malas datang ke rapat dan hanya masuk ke ruang OSIS saat waktu-waktu tertentu saja. Dan omong-omong soal dirimu juga, kau dirumorkan sebagai 7 misteri sekolah, Sekretaris hantu" ucap Kohaku sementata Juuna hanya tertawa kecil menanggapi ucapan Kohaku tersebut.
"Mereka hanya tidak tahu, kalau sudah tahu aku yakin mereka bakal menyangka aku yang jadi sekretaris, soalnya aku kan jarang aktif juga di kelas," balas Juuna.
Kohaku menjitak kepala Juuna kemudian tertawa, Juuna di sebelahnya yang kebingungan karena dijitak hanya menatap aneh ke arah Juuna.
"udah, ayo lanjut kerja." Kata Kohaku.
.
.
.
Jam 9 malam
Sekarang jam 9 malam, Kohaku menatap datar ke arah jalanan yang akan ia lalui di depannya. Dia merasa bodoh sekali karena melupakan jadwal kereta terakhir hari ini.
Sementara menatap kosong ke arah jalanan di depannya itu, Kohaku membalikkan badannya dan mulai berjalan menuju ke arah minimarket terdekat.
Kalau Kohaku tidak salah ingat, hari ini kakaknya ada di rumah dan bisa menjemputnya pulang. Masalahnya, Kohaku tidak tahu kakaknya itu sekarang sudah tidur atau belum karena Kohaku jelas-jelas mengirimkan pesan kepada kakaknya kalau dia akan pulang terlambat.
"Hmmm... Entah kenapa rasanya aku jadi kaya anak hilang... Dan entah kenapa rasanya tadi seharusnya aku menerima ajakan Nacchan untuk pulang bareng" gumam Kohaku sambil mengambil beberapa makanan yang ada di minimarket tersebut.
"Tsumiroku-san?"
Kohaku refleks menoleh dan mendapati sang ketua OSIS sedang berdiri di belakangnya.
Ada apa ini? Apa belum cukup kesialannya hari ini? Sudah terlambat kereta, tidak bisa pulang ke rumah dan malah ketemu orang yang berada di tingkat paling bawah urutan orang yang dia ingin temui saat ini.
Kohaku menghela nafasnya. Nasib memang tidak bisa ditolak
"Ginoza-san, kenapa ada di tempat ini?" Tanya Kohaku.
"Kau tidak seperti senang melihatku, " Ginoza mengangkat sebelah alisnya "selain itu rumahku ada di dekat sini, memangnya masalah kalau aku ke minimarket? Atau Tsumiroku-san mau ikutan juga ke rumahku dan menghancurkan segalanya? " Ginoza menghela nafasnya.
"memangnya ada apa?"
"Sasayama dan Kogami berusaha mengambil alih rumahku"
Kohaku tertawa, "nggak deh, aku gak mau ikut mengambil alih rumah mu" Kohaku mengambil susu cokelat dari rak minuman.
"Omong-omong Tsumiroku-san, jadwal kereta terakhir dari sini ke daerah rumahmu sudah lewat lho? Kok masih ada disini? " Ginoza mulai memngeluarkan beberapa pertanyaan sembari mengambil beberapa snack yang ada di rak minimarket.
"Itu... " Kohaku mengalihkan pandangan matanya.
"sudahlah, mau tidak ikut mengambil alih? "
"Sebentar, maksudmu mengambil alih itu apa? Karena kelihatannya barusan Ginoza-san terlihat tenang-tenang saja–"
"Main game kok... Tidak mungkin melakukan perang di rumah sekecil itu. " Ginoza tertawa.
Dan entah apa yang terjadi dan entah kenapa pula, jantung Kohaku terasa berdebar dengan sangat kencang saat ia melihat Ginoza tertawa.
Aneh, padahal sebelum ini, dia tidak pernah melihat Ginoza sebagai orang yang 'spesial'.
.
.
Hari itu, Kohaku berakhir bermain game bersama Kogami, Ginoza dan Sasayama. Ia pulang tepat tengah malam, saat itu kakaknya memarahinya habis-habisan dan minta maaf kepada Ginoza karena sudah menyusahkan.
Perasaan itu... Entah kenapa rasanya aneh sekali.
.
.
.
A/n: Ginoza muncul perdana//apaan
Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top