I

Asap rokok keluar dari mulutnya, menghangatkan bibirnya yang terasa dingin. Dirinya sudah pasti membeku jika ia berada di luar ruangan.

Untungnya, pintu apartmen Sandra selalu terbuka untuknya. Wanita itu tidak hanya memberi akses untuk masuk ke apartmen-nya saja. Melainkan hal lainnya juga.

Menyenderkan badannya ke sofa, kakinya tersilang di atas meja. Tangannya memegang sepuntung rokok yang terselip di jari telunjuk dan jari tengahnya. Sesekali Mason menyesap rokoknya dan mengeluarkan asap yang kemuadian lenyap menyisakan aroma khas tembakau. Sedangkan tangannya yang satu lagi bersandar di punggung sofa.

Biasanya Sandra akan pulang beberapa saat lagi. Tapi jam telah menunjukkan pukul satu dini hari. Sebentar lagi pagi akan tiba dan Mason harus segera pulang.

Mematikan rokoknya di sebuah asbak. Tubuhnya bangkit dari sofa dan bergerak menuju pintu.

Dipakainya jaket kulit berwarna hitam yang sedari tadi terselampir di pundaknya.

Tangannya bersiap membuka pintu saat daun pintu tiba-tiba terbuka dari sisi luar. Menampilkan wanita sepundak Mason dengan badan kecil serta rambut hitam sebahunya.

"Mason, Aku pikir kau sudah pulang."
"Ya, tadinya aku menunggumu. Aku harus segera pulang." Balas Mason yang segera keluar ke ambang pintu.

Bibirnya mengecup bibir wanita di depannya sekilas. Tidak mau melirik matanya sedikit pun.

Akan lebih baik jika dia pulang sekarang. Lagi pula dia sudah rindu dengan kasurnya sendiri.

"Sampai jumpa." Mason berucap dan segera melangkah pergi tanpa melihat ke belakang.

Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top