Day 10 - Akari No Kage

Terakhir kali Kim Dokja menikmati karnaval bersama seseorang, adalah sekitar empat belas tahun lalu. Musim gugur dengan beribu warna jingga serta kerlip lampu jalanan. Orang-orang berjalan beriringan mengelilingi kota, membawa sekantong permen dengan kostum entah apa.

Dokja tidak terlalu suka riuh yamg membuat dadanya sesak. Hanya lampu-lampu, hanya suara terompet, hanya tawa yang bersahutan, hanya sebuah hari di bulan Oktober. Ia tidak ingin ke tempat ini sendiri. Ia tidak ingin merasakan dinginnya malam yang menembus mantel bulu. Namun ia tetap datang. Setiap hari, selalu. Sebab hari ini sama dengan hari  terakhir kali ia menggenggam tangan Yoo Joonghyuk.

Malam itu karnaval berjalan meriah. Ketika mereka berkata bahwa tidak akan serangan dan kedua negara tengan genjatan senjata. Setelah bertahun hidup dalam kesulitan perang, Joonghyuk membawanya pergi. Menikmati kebahagiaan serta suka cita manusia terhadap kedamaian. Kedamaian yang semu karena kebohongan.

Ketika bermacam-macam peledak berjatuhan dari langit, Dokja mencari Joonghyuk di tengah kerumunan. Namun tidak bertemu. Itu adalah malam mereka berpisah tanpa mengucapkan selamat tinggal. Malam yang memulai rutinitas wajib Kim Dokja yang harus mengikuti karnaval dingin ini karena ia selalu merasa Joonghyuk juga ada di sana. Satu-satunya waktu dimana ia benar-benar merasa.

Di antara kerumunan selalu ada sosok Yoo Joonghyuk. Sweater berkerah tinggi yang tertutup coat putihnya. Ia memasang raut datar tidak bersahabat, namun pandangan matanya, yang bergelimang begitu dalam, memandu Dokja menuju kehangatan. Walau semu. Walau fana. Walau hanya sesaat.

Hanya hari ini yang ia syukuri di tahun-tahun tanpa Yoo Joonghyuk yang tidak ada lagi.

END

Day10
SeaglassNst

Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top