Kuntilanak Di Ujung Jalan by Umi Anna

Judul: Kuntilanak diujung jalan.
Author: UmiReturn01

***
Suasana malam dikampung Terawas biasanya sepi. Tapi sepinya tidak sama dengan malam ini, malam selasa kliwon. Hujan yang mengguyur dari siang membuat suasana makin mencekam.

Dino yang sedang memgantuk berat mengendarai motornnya dengan kencang hingga tiba-tiba "ckiiiiiit ... brakkkk" terdengar suara tabrakan yang sangat kencang.

Dino terkejut saat mengetahui dirinya menabrak seorang wanita yang sedang hamil. Dan kejadiannya tepat diujung jalan kampungnya.

Dino segera menghampiri tubuh wanita yang kini bersimpuh darah. "Ya ampun Lastri? Ngapain malam-malam begini keluyuran? Nyari penyakit aja lu!!"

" to ... to ..long" ucap Lastri sambil mengukurkan tangannya. Tapi bukannya menolong Dino malah menendang dan menginjak perut Lastri yang membusung.

"Mati aja lo!!! kalau hidup malah bikin gue susah!!!" Setelah memastikan Lastri meninggal dengan terburu-buru Dino memacu sepeda motornya.

****

Pagi harinya warga kampung Terawas dihebohkan dengan ditemukannya jenazah Lastri dengan kondisi yang mengenaskan.

Kemudian warga segera menguburkan jenazah Lastri yang semasa hidupnya sebatang kara. Karena tidak adanya saksi-saksi kasus kematian Lastri tidak diusut.

Empat puluh hari setelah kematian Lastri tempat kejadian kecelakaan semakin seram. Sudah ada beberapa orang yang diganggu dengan penampakan wanita berpakaian merah dan menggendong bayi.

Desas-desus yang beredar kalau Lastri menjadi kuntilanak dan mencari siapa yang menabrak dirinya.

Desas-desus itu membuat Dino tidak tenang. Dino yang berprofesi sebagai penjual sate ayam yang berkeliling dimalam hari merasa ketakutan dan tidak berjualan hampir selama seminggu.

"Bang, ngapa sih Abang gak jualan lagi? malesnya? kalau Abang gak jualan kita mau makan apa Bang?" Asih bertanya pada suaminya.

"Sih, bukannya Abang males cuma kan lu tau sendiri desas-desus Lastri yang jadi kuntilanak, Abang takut kalau ketemu kuntilanak Lastri terus Abang dicekik ... hiyyy" ucap Dino sambil mengigigilkan bahunya.

"Duh Bang, kagak ada tau kuntilanak-kuntilanakan!! Abangkan orang beriman masa takut ama gituan. Dah ah gak mau tau pokoknya Abang malam ini jualan!! hardik Asih kesuaminya " lagian kaya tuh kunti mau godain Abang, sok kecakepan deh!!"

*****

Karena paksaan dari istrinya dan keuangan yang mulai menipis Dino mau tak mau menhilangkan rasa takutnya dan mulai berjualan.

Rupanya semesta tidak mendukung Dino karena hujan turun deras sejak pukul tiga sore dan rintik-rintik menjelang pukul enam sore.

Dino terpaksa berangkat berjualan dari pada istrinya marah-marah. Suasana kampung malam itu kembali mencekam dan membuat bulu kuduk Dino berdiri. Ingin rasanya Dino memutar kembali gerobaknya dan kembali kerumah.

" teee ... sateeeee" teriak Dino memecah keheningan malam, tapi tidak seorangpun yang membeli dagangan Dino.

Tidak terasa Dino berjalan hingga ujung jalan kampung Terawas, lokasi dimana Dino menabrak Lastri. Dino yang ketakutan terus membaca doa. Sampai tiba-tiba.

"Bang ... beli sate Bang" terdengar suara lembut seorang wanita yang hendak membeli sate. Dino segere menghentikan gerobaknya.

"Berapa tusuk Neng?" Tanya Dino gemetar sambil berdoa semoga Neng inj tidak memesan 200 tusuk sate dan makan ditempat.

"dua puluh tusuk aja Bang, kalau banyak-banyak gak habis ini juga beli sate bawaan bayi" ucap sipembeli.

Mendengar kata bawaan bayi Dino semakin gemetar, tapi tetap menyiapkan sate pesanan pembelinya tanpa berniat melihat wajah sipembeli.

"Abang gak sopan banget sih, dari tadi pembeli dipunggungin gak dilihat mukanya" kembali sipembeli tersebut berbicara.

Dino yang bersiap membakar sate terkejut bukan kepalang, kemudian melihat muka pembelinya dengan wajah Dino yang pucat pasi.

"Sebentar ya Bu!" Setelah berkata itu Dino segera berlari meninggalkan gerobak satenya dengan terburu-buru"

Sipembeli yang melihat Dino lari ikut lari mengejar Dino yang belum jauh. "Bang... bang tunggu hah.. hah..hah" teriaknya sambil terengah-engah.

Dino yang dikejar pembelinya berhenti kemudian menrik napasnya "kok ibu ikutan saya lari sih? Kan tadi saya bilang sebntar"

"Lah, Abang tiba-tiba lari sayakan jadi takut"jawab sipembeli.

"Duh, Ibu saya lari soalnya pas mau bakar sate, arang sama tempat bakarannya ketinggalan makanyaa saya buru-buru mau ambil dirumah" ucap Dino polos.

" Arggggghh, sialan lu Bang ngapa gak bilang? Udah saya gak jadi beli!!!" sipembeli pergi sambil marah-marah meninggalkan Dino yang terbengong-bengong.

END

Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top