Penghujung Kantin

Cerita ini dikarang oleh Goresanabjad

*****

Raika memulai hari pertama masuk sekolah baru dengan perasaan gembira ia baru pindah dari Bandung ke Jakarta karena pekerjaan ayahnya. Dulu Rai memiliki masalah dengan keadaan sosial di sekolahnya. Dia selalu terpojokan dan selalu menyendiri, bahkan ketika ia memenangkan Olimpiade Matematika tidak ada teman-teman yang memberinya tepuk tangan meriah dan itu pertama kalinya ia tidak di hargai oleh siapa pun. Rai berharap di sekolahnya yang baru ini ia tidak mendapatkan perlakuan seperti di sekolah lamanya, semoga saja.

Hari pertama sekolah Rai datang terlalu pagi bahkan keadaan sekolah masih sepi hanya satpam dan bude kantin yang sudah tiba lebih dulu untuk melakukan tugasnya masing-masing. Rai duduk di ujung kantin sembari menunggu pesanan teh hangatnya datang Rai mengeluarkan buku dan pensil dari tasnya lalu melanjutkan gambaran tadi malam yang belum dia selesaikan.

"Bagus juga gambaran lo, gue suka." Ucap seorang laki-laki tinggi di depannya

"Makasih," jawab Raika

"Lo murid baru?" tanyanya. Raika mengangguk tanpa melihat pria tersebut

"Jurusan apa?"

"Gak tahu, saya duluan." Raika pun dengan cepat memasukkan barangnya ke dalam tas, lalu pergi meninggalkan pria yang sedang berdiri di depannya tadi.

****

Ternyata Raika diberikan soal untuk menentukan apakah ia masuk di kelas IPA atau IPS dengan santai ia mengerjakan soal tersebut padahal ada dua orang guru yang mengawasi nya, Raika tidak terganggu sama sekali.

Setelah satu jam ia duduk di Ruang BK Raika masuk di kelas 11 IPA 2, Bu Anita yang bearada di depan meja Rai adalah wali kelasnya dan ia mengajak Raika menuju kelas. Keadaan kelas 11 IPA 2 sunyi padahal tidak ada guru yang mengajar. Raika terkagum dengan suasana tersebut ia berdoa semoga teman baru yang ada di sini tidak seperti teman lama di sekolah lamanya. Raika pun berjanji kepada dirinya sendiri untuk mengubah sikapnya agar saling menghargai dengan teman baru nya.

Ketika Raika dan Bu Anita masuk kelas, semua mata menatap Raika dengan kagum Rai yang di tatap seperti itu pun langsung menundukkan wajahnya karena malu.

Bu Anita menatap Raika "Perkenalkan dirimu nak,"

"Hai, nama saya Raika Putri Hardiman kalian bisa panggil saya Rai, semoga kita bisa berteman dengan baik."

"Maunya manggil sayang aja, boleh gak?" celetuk cowok yang duduk di bangku belakang. Seluruh murid yang berada di kelas menyoraki cowok itu, dan Raika tertunduk malu.

"Sudah-sudah, becandaannya nanti pas istirahat saja Raika bisa duduk di samping Zafran, karena tidak ada bangku kosong lagi. Tidak keberatan kan nak?"

"I-iya bu."

"Kalian lanjutkan kuis kimia tadi ibu ada urusan sebentar, jangan ribut."

"Iya bu!" jawab seluruh murid dengan kompak

Bel istirahat pun berbunyi semua berhamburan keluar kelas tetapi Raika bingung harus bersikap bagaiamana ke teman barunya, ia takut untuk memulai.

"Tadi gua ditagihin goceng sama bude kantin, padahal lo yang minum teh anget itu." ketus Zafran

"L-lo cowo yang tadi pagi?" Tanya Rai bingung

"Makanya kalo di ajak ngomong jangan nunduk aja!" Setelah mengatakan seperti itu, Zafran pun meninggalkan Raika tanpa beban.

Malam hari yang sunyi di dalam kamar bersama pena dan binder pink kesayangannya ia menulis apa saja yang ada di pikirannya. Menurut Rai menulis adalah kegiatan yang menyenangkan, ia bisa bercerita tanpa ada orang lain yang mengetahuinya selama tidak ada yang membuka binder pink kesayangannya itu.

Perbuatan jahat tidak mungkin terlaksanakan jika kita selalu mengingat bahwa Allah Maha melihat dan Maha mengetahui setiap perbuatan hambanya.

Bandung, 6 Juni 2016

Itu adalah salah satu kalimat yang ia tulis ketika dirinya menjadi bahan omongan di sekolahnya, ketika dirinya mengetahui bahwa usaha milik ayahnya dimanipulasi oleh orang kepercayaan dan saat itu pula kalimat tersebut tercipta.

"Lo harus jalan sama Abrar, kalo gak mau kita orang bakal musuhin lo!" Ujar Andini

"Gua nggak peduli, capek ngikutin mau kalian terus!" bentak Rai

"Tunggu aja, satu sekolah bakal benci sama lo!"

Memori tentang makian itu mulai teringat kembali.

Jangan terkurung di dalam masa lalu karena waktu terus berjalan. Masih banyak kesempatan untuk memperbaiki diri dan jadikan masa lalu sebagai cerita kehidupan ketika kamu berhasil menjadi yang lebih baik. –

Jakarta, 01 Januari 2017

Setelah menuliskan kalimat itu Rai menaruh binder pink miliknya di atas meja dekat tempat tidur, lalu bergegas menuju kamar mandi untuk gosok gigi, cuci muka, kemudian tidur bersama boneka teddy bear kesayangannya. Hanya berdua, karena Rai adalah anak bungsu dan anak cewek seorang diri. Abangnya saja jarang pulang karena main entah ke mana, sedangkan kedua orang tuanya sedang menyelesaikan bisnis di Australia.

Sama seperti pagi kali ini. Seperti biasa, di meja makan yang besar hanya ada Raika seorang diri. Hampa sunyi senyap ingin teriak tapi apa daya tak kan bisa mengubah keadaan saat ini. Tetapi Rai memiliki inisiatif untuk mengajak Bi Innah dan Pak Tio sopirr pribadinya untuk makan bersama.

"Bi, Bibi makan sini bareng aku, ajak Pak Tio ya." ajak Rai dengan antusias

"Baik non, saya panggil Pak Tio dulu." Bi Innah pergi menuju garasi dan menemui Pak Tio

"Akang hayuk diajak non Rai sarapan bareng!" ujar Bi Innah dengan semangat

"Opo iyo?" (Apa iya?)

"Iyo, yowes ayuk." Makan bersama dengan asisten rumah tangga dan sopirr, ini pertama kalinya bagi Rai. Setidaknya dia tidak merasa sendirian bukan.

Kuis matematika telah usai, jam istirahat tiba kemudian Rai pergi ke toilet seorang diri. Dari kemarin sampai hari ini tidak ada siswi yang mengajaknya berkenalan. Sebenarnya, ia ingin memulai lebih dulu tapi ia masih takut karena masih menghidupkan masa lalu di hati dan pikirannya.

Tersenyum di atas hinaan dan cemooh banyak orang lalu menangis ketika sedang menyendiri kemudian berjanji pada diri sendiri, Kelak diri yang selalu di cemooh ini akan di banggakan.
Jakarta, 02 Februari 2017

"Sendirian aja?" suara cempreng berdenging di telinga Rai.

"I-iya." jawab Rai gugup.

"Gak usah gugup kali gua Sintia. Kalo butuh bantuan bilang aja, jangan sering menyendiri ya sekolah ini angker loh!"

"Gua Raika, iya makasih udah ngingetin."

****

Rai beranjak dari tempat tidur lalu mengambil handphone yang jarang ia gunakan mengecek media sosial dan melihat insta story teman lamanya. Menyakitkan memang selalu disindir padahal sudah menjauh, selalu diganggu padahal tidak pernah menampakkan diri lagi. Ketika Rai melihat insta story Andini dan saat itu pula Rai meneteskan air matanya. Tidak menyangka teman semasa MPLS bisa menjadi musuh yang paling garang layaknya Anjing yang menginginkan daging segar. Kira-kira seperti ini kalimat yang Andini ketik dengan background fotonya bersama Nita, Safitri dan putri 'menghindar dari masalah? Haha dasar pecundang! Kita semua gak butuh teman kayak lo! Dasar egois!!'

Setelah membaca kalimat itu berulang kali Rai mengambil binder pink dan menuliskan kalimat yang ada di pikirannya

Kenyataan persahabatan yang aku alami sangat buruk, semua membenci ku hanya karena aku memiliki sifat egois. Bukan kah jika sahabat menerima apa adanya tetapi kenapa kalian tidak bisa menerima ku? dan aku tidak menyalahkan siapa pun. Ini semua terjadi atas khendak yang maha kuasa.
P
ojok kamar, 07:30

****

Zafran sedang menggambar wajah almarhumah adiknya yang meninggal karena kecelakaan pesawat dua tahun yang lalu. Dia menyesal mengapa saat itu tidak melarang adiknya untuk berlibur dengan sahabat-sahabatnya. Dan memiliki rasa kesal terhadap semesta, mengapa hanya adiknya yang di ambil dan mengapa sahabat adiknya pulang dengan selamat ke keluarga mereka masing-masing. Sejak saat itu pula ia membenci cewe yang selalu bergerombol layaknya geng penguasa dunia.

Di pojok kantin dengan secarik kertas dan sebatang pensil, sepertinya kantin ini milik dirinya sendiri tidak ada yang berani mengganggu jika Zafran sedang menggambar. Karena dulu saat ia di ganggu oleh teman basketnya dan sejak saat itu pula Zafran berkelahi lalu menjadi lelaki yang paling di takuti seantero sekolah karena melawan lima orang temannya sendiri sampai mereka masuk rumah sakit beberapa hari. Tidak sampai di situ, Zafran pun lari menuju speaker sekolah dan berbicara dengan lantang, "gua Zafran Praditia, tidak suka di ganggu jika sedang menggambar, jika kalian berani melakukan hal itu saya tidak akan segan menghancurkan hidup kalian terutama bagi kaum wanita yang bergerombol. Sekian, wassalamualaikum."

Tepat setelah mengucapkan kalimat itu, Zafran pun diseret oleh pak Danang menuju ruang BK dan diberi sanksi tegas berupa skorsing selama satu minggu. Kemudian selama tiga hari membersihkan toilet jika masa skorsing telah usai dan pak Danang tidak memberi surat panggilan orang tua karena ia mengetahui bahwa kedua orang tua Zafran telah berpisah, jika diberi pun Zafran pasti akan membrontak. Dengan santai Zafran keluar dari ruang BK sembari berjalan tegak tanpa rasa malu sedikit pun.

Rai sedang berdiri di depan halte seorang diri. Sekolahannya sudah sepi dan ia akan memberi pak Tio ocehan, tunggu saja kau Pak Tio pikir Rai sembari memeluk tiang yang berada di sampingnya. Ketika sedang asyik melamun sembari berpelukan dengan tiang, Zafran pun menghampiri Rai dengan motor miliknya lalu menawarkan pulang bersama karena langit mulai gelap dan sudah dipastikan hujan akan turun. Awalnya Rai tidak mau pulang diantar oleh lelaki yang baru ia kenal tetapi situasi yang memaksakan dia harus diantar oleh Zafran.

Ketika Raika dan Zafran sampai di depan gerbang, hujan deras pun turun dan terpaksa Rai harus mengajak Zafran berteduh di rumahnya, sejujurnya Rai takut jika kedua orang tuanya mengetahui hal ini karena di sudut ruang tamu ada kamera CCTV. Tapi ini perihal menghargai, agar kejadian di masa lalu tidak terulang kembali.

"Tunggu bentar, gua ambilin teh anget ya." Ucap Rai dengan nada datarnya

"Iya,"

Setelah hujan reda Zafran pun enggan untuk pulang dan dengan lantang ia mengajak Rai ke suatu tempat agar bisa mencairkan suasana antara dirinya dan Rai. Beruntungnya Rai mau pergi bersama Zafran dengan senang hati tanpa terpaksa.

"Lo mau ajak gua ke mana sih?" Tanya Rai curiga karena jalan yang di lalui nya sangat sepi

"Sungai."

Rai terkagum dengan tempat ini, Sungai yang jernih serta terlihat bunga warna-warni yang memanjakan mata terlebih lagi banyak kupu-kupu yang berterbangan. Dulu waktu Rai kesepian, ada kupu-kupu di dekat jendela dan pada saat itu pula ia menyukai kupu-kupu.

"Tempat ini bagus, gue suka." ujarnya dengan semangat

"Kan gua udah buat lo seneng nah mulai sekarang jangan cuek sama gua lagi ya." jawab Zafran sembari menaikan alisnya

"Elah jadi lo nyogok gua nih,"kesal Rai

"Bercanda."

Setelah mandi Rai mengambil binder pink kesayangan yang berisi kesehariannya dan membaca ulang apa saja yang telah ia lewatkan. Ketika berada di lembar kesepuluh, saat itu juga Rai tersenyum miris membayangkan hal menyakitkan yang ia lalui di sekolah lamanya.

Seperti ini isinya; Senin ini aku memenangkan olimpiade, tapi tidak ada yang bangga padaku. Entahlah, fitnah yang dibuat oleh sahabatku sangat menyakitkan. Guru pun enggan membela ku dan mereka bungkam tetapi itu semua tak membuatku menjadi putus asa. Andai saja ayah tidak menyatakan bahwa aku akan pindah sekolah, akan ku buktikan bahwa diriku tidak bersalah. Andini lah yang menjual kunci jawaban saat UAS tetapi ia menuduhku dengan bangga. Tenang saja Andini aku tidak akan membalas perbuatan ku padamu tetapi perlakuan mu sendiri lah yang akan menunjukkan betapa busuknya kamu menjadi wanita.

Setelah membaca itu Rai menuliskan tentang hari ini, masa SMA yang ia dapatkan secara sederhana dari orang yang sama-sama menyukai hobi menggambar. Dan mulai hari ini Rai bisa melepaskan senyum yang sering ia sembunyikan, mulai hari ini pula Rai bisa berceloteh tentang banyak hal dengan Zafran. Hari ini tepatnya tanggal 14 februari 2017 Rai mendapatkan kebahagiaan yang ia inginkan.

Di cafe Zafran sedang duduk bersama Nauval sepupunya, Zafran menceritakan tentang hari ini yang membuatnya bahagia tetapi Zafran kesal mengapa harus di tanggal yang tidak ia suka. 14 Februari dua tahun silam ia kehilangan adik perempuan satu-satunya, dan 14 Februari tahun lalu Zafran menyaksikan kedua orang tuanya bertengkar dan memutuskan untuk berpisah. Namun 14 Februari tahun ini Zafran mendapatkan kebahagiaan yang tidak bisa ia deskripsikan.

*****

Kuis Bahasa Indonesia sedang berlangsung Rai mengerjakannya dengan tenang tetapi Zafran memberinya surat yang berisi, 'nanti pulang bareng gue lagi ya'. Tetapi Rai hanya melihatnya dan enggan untuk membalas.

Bel pulang pun berdering, saat yang di nanti-nanti oleh seluruh murid SMA Pelita Bangsa. Zafran sudah menunggu Rai di depan gerbang namun yang di tunggu tak kunjung datang membuat Zafran jenuh dan berniat untuk mencari Rai di kelas. Sesampai nya di kelas Zafran melihat Rai masih santai mencatat materi yang tadi dijelaskan oleh Pak Basman.

"Lo murid paling rajin di sekolah ini." ujar Zafran dengan kekehannya

"Gua kesel, kuis matematika kemarin dapet 80!" jawab Rai

"Gua yang remedial aja Sans, yuk ke sungai" ajak Zafran

Di pinggir sungai Rai sedang bermain kelinci sedangkan Zafran berbaring di atas rerumputan yang hijau. Rai yang mengira Zafran tertidur pulas pun mengambil kesempatan untuk berbicara bersama kelinci yang sedang di pangkunya namun kenyataannya Zafran hanya memejamkan matanya dan mendengar semua keluh kesah yang Rai lontarkan. Beberapa menit kemudian, Zafran duduk dan menjawab perkataan Rai.

"Bagus lah kalo lo diusir dari kubu-kubuan lo itu," setelah mengatakan hal itu, Zafran pun mengambil dua permen yang berada di dalam tas nya

"Emang lo tau kubu-kubuan itu apa? Tanya Rai dengan bingung

"Cewe-cewe yang bergerombol kan? Kayak geng gitu tapi seharusnya lo bersyukur lo dihempas dari kubu lo karena lo memang bukan cewe kubu (kampungan)."

Sebenarnya Rai kesal karena Zafran mengetahui masalah hidupnya tetapi Rai jadi semangat dan memaafkan mereka yang menyakiti hatinya, tadi di sungai Zafran memberi nya saran dan dengan senang hati Rai menjalankannya. Zafran bilang kalau di kelas juga ada satu orang cewe yang tidak memiliki kubu dan besok ia akan mengenalkannya dengan cewe itu.

*****

Hari demi hari telah di lalui Rai bersama Zafran keduanya saling mengerti saling memberi semangat jika salah satu sedang terdapat masalah tetapi terkadang mereka bertengkar karena Zafran di dekati oleh cewe lain dan Rai cemburu akan hal tersebut. Mereka tidak pacaran tetapi saling menyepakati komitmen yang terjalin. Pacaran hanya status menurut mereka dan keduanya tidak membutuhkan hal itu mereka menyepakati bahwa harus saling bersama di saat suka maupun duka lagi pula terlalu sering bersama membuat mereka menjadi tahu kehidupan satu sama lain.

Tahun depan mereka akan menghadapi ujian sekolah dan sedang bersiap mengumpulkan nilai yang akan di daftarkan ke universitass dan jurusan yang mereka inginkan. Sekarang Rai dan Zafran jarang bersama mereka sibuk dengan bimbelnya ditambah lagi tempat bimbel mereka berjauhan jadi hanya di sekolah lah mereka bertemu, jika hari libur Rai ingin beristrahat dan Zafran harus memakluminya.

Hari ini pengumuman penerimaan berkas SNMPTN, Rai dan Sintia akan menuju mading tetapi mereka berdua bertemu dengan Zafran di lapangan, "selamat ya," ujar Zafran kepada Rai lalu meninggalkannya dengan cepat menuju kantin

Sesampainya mereka di depan mading, Rai tercengang melihat namanya yang paling atas dan berkas nya masuk di Universitas Padjajaran Jurusan Kedokteran. Senang sekaligus sedih berkecamuk di hati dan pikiran Rai. Sedih karena berkas Zafran tidak di terima oleh universitas yang ia pillih padahal mereka sudah sepakat walaupun berbeda jurusan tetapi harus diusahakan satu universitas namun nyatanya Yang Maha Kuasa berkehendak lain. Sintia yang menyadari perubahan sikap Rai langsung memeluknya dan Rai menangis di depan Sintia.

"Lo harusnya semangatin Zafran kan masih ada SBMPTN dan UM," ujar Sintia lalu melepaskan pelukannya, Rai yang mendengar ide Sintia langsung berlari untuk menemui Zafran di kantin

Sesampainya di kantin Rai melihat Zafran sedang menggambar seorang diri di kantin, dengan gugup Rai mendekatinya namun kurang dari lima langkah Rai sampai di meja Zafran. Tetapi pria itu langsung pergi dan meninggalkan secarik kertas Rai bergegas untuk membaca isi di dalam kertas tersebut 'Gua lagi gamau diganggu, sampe gua yang negor lo duluan tolong ngertiin dan untuk komitmen itu kalo lo mau ingkarin juga gapapa. Makasih.'

Libur sekolah telah tiba sampai saat ini pula Zafran tidak pernah memberi kabar kepada Rai, secarik kertas di penghujung kantin pemberian terakhir Zafran masih tersimpan rapi di dalam binder. Rai menyesal terlalu percaya dengan Zafran, semua aib nya di sekolah lama ia ceritakan kepadanya. Tentang dirinya yang jarang mengikuti saran dari teman-temannya, tentang dirinya yang di fitnah oleh sahabatnya sendiri, dan tentang dirinya yang dipaksa jalan dengan Abrar semua terjadi karena Andini. Rai yang sedang menonton televisi pun terganggu karena handphone nya berdering, setelah melihat notifikasi line dari Abrar ia terkejut LINE

Abrarprtma
Rai apakabar? Gua sebagai ketos SMA Bangsa mewakili warga sekolah untuk minta maaf sama lo, sekarang baru terbukti yang sering menjual kunci jawaban itu Andini bukan elo, tapi dulu kan dia buat idline atas nama lo, sebenernya kita orang gak benci sama lo tapi kita semua terpaksa karena takut terlibat dan Andini dua minggu yang lalu masuk penjara Rai dia terlibat prostitusi remaja di Bandung. Gua juga minta maaf, dulu sering maksa lo untuk jalan sama gua.

Raika
gua udah maafin kalian kok, salamin ya untuk Andini dan yang lainnya

Kalau tidak tahu kebenarannya jangan percaya 'katanya' Kalau tidak ingin terlibat jangan menghina, terkadang hanya dengan perkataan hati seseorang bisa tergores.

Jakarta, 13 November

Semua sudah terungkap nama baik Rai di sekolah lamanya sudah kembali bersih dirinya juga resmi diterima di Universitas Padjajaran tapi sampai saat ini pula Zafran menghilang dan Rai tidak putus asa juga tidak berpaling, ia tetap menjaga komitmennya dan selalu berdoa yang terbaik untuk Zafran.

Di tempat lain Zafran sedang menyiapkan baju dan barang-barang lainnya untuk dibawa ke Australia, ia diterima di Universitas Sydney Jurusan Arsitektur. Perihal tentang Rai sampai saat ini ia masih sayang dengan wanita itu tapi keadaan yang memaksakan ia harus memperjuangkan cita-cita nya dan meninggalkan cintanya, untuk yang kesekian kalinya Zafran kehilangan orang yang ia sayangi.

*****

Pagi hari setelah berlari mengelilingi komplek, Rai pun mengecek sosmed-nya ia terkejut melihat teman di sekolah lamanya menyindir Andini. Dulu ia yang berada di posisi itu, menyakitkan memang tapi apa boleh buat semua sudah terjadi. Allah menunjukkan kekuasaannya, Dia mengadili dengan seadil-adilnya. Ingin sekali Rai memberhentikan mereka semua yang memojokan seseorang karena kesalahannya, sudah lah jika tidak mengerti jangan menghina.

Hingga sang sahabat lama mengirimkan sebuah pesan permintaan maaf kepadanya.

Putri
lo gak egois Rai, lo cewe yang baik gua minta maaf dulu juga ikut ngejauhin lo dan lo sebenernya gapernah gak menghargai kita cuman kitanya aja yang bodoh. Maaf.

Raika

Iyaudah kan udah lewat, kalian tetep sahabat gue. I miss

****

Rai terburu-buru menuju ke kantin sekolah karena setelah sekian lama akhirnya Zafran menghubunginya lewat telfon tadi pagi, dan mengajak bertemu di ujung kantin tempat pertama kali mereka bertemu. Sesampainya Rai di kantin, ia tidak melihat keberadaan Zafran. Tetapi lagi-lagi ia melihat secarik kertas di atas meja. Dengan perasaan gugup Rai membuka kertas itu dan membacanya;

'Maaf selama ini gua berusaha ngejauh dari lo Rai gua sayang sama lo tapi gua harus pergi. Rai gua udah nyoba SBMPTN di UNPAD tapi gua gagal lagi dan diterima di universitas Australia itu tandanya kita harus berpisah untuk jangka waktu yang lama dan gua mau nyelesain komitmen yang kita buat. Memang dulu gua sempet ragu sama pertemuan kita karena dua kali di tanggal dan bulan yang sama 14 Februari gua kehilangan orang yang gua sayang cuman tepat 14 Februari yang lalu kita bertemu, suatu keajaiban untuk gua tapi ternyata yang Maha Kuasa memisahkan kita di tanggal dan bulan yang sama. Rai dunia gak adil gua benci sama 14 Februari. Bukan kah 14 Februari itu hari kasih sayang? Tapi bagi gua itu hari kehilangan. Lo harus jadi dokter yang baik ya, tetep menjadi wanita yang pemaaf.

Sering-sering datang ke sungai ya Rai siapatahu yang Maha Kuasa dan semesta mempertemukan kita kembali. Jangan menangis, air mata lo terlalu berharga untuk nangisin cowo pengecut kayak gua. I love you but I hate this situation, jaga diri baik-baik semoga mendapatkan pria yang sepadan dengan lo untuk mendampingi di pelaminan.

Penghujung kantin, 14 Februari 2018'

'Kita harus saling melepaskan agar tidak ada yang tersakiti dan kita harus saling mengikhalskan supaya tidak memupuk rasa dendam. – Penghujung kantin tempat kita bertemu dan berpisah.

Setelah menuliskan kalimat itu di belakang kertas yang diberi Zafran, Rai pun kembali ke rumah. Mulai hari ini Rai harus fokus dengan dirinya sendiri masih ada keluarga yang harus dibahagiakan daripada menangisi sesuatu yang telah pergi. 


*****

Hayo bagaimana?

Jangan lupa vomment_

Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top