Memorable Chocolate

Karya ini dikarang oleh JessieYiCha05

****

"...Kaisar Langit mengijinkan pasangan tersebut untuk berhubungan hanya dengan jembatan burung Murai. Maka, Niu Lang dan Zhi Nu hanya dapat bertemu pada tanggal tujuh bulan tujuh. Dan itulah asal-usul Hari Qi Xi atau Valentine Tiongkok..."

Klik... Yang Mei mengganti channel televisinya malas. "Huh... bagaimana bisa pada tanggal 14 Februari, channel Youku menayangkan legenda Qi Xi yang dirayakan pada tanggal tujuh bulan tujuh? Menyebalkan sekali. Apakah tidak ada acara televisi yang lebih menyenangkan dibanding ini?" gerutu Yang Mei.

Pada tanggal 14 Februari tahun itu, Yang Mei sama sekali tidak memiliki sesuatu untuk dikerjakannya. Biasanya, gadis berusia delapan belas tahun itu mengerjakan artikel atau jurnal internasional berbahasa Inggris yang masuk melalui Sina emailnya. Ia akan menerjemahkannya ke dalam bahasa Mandarin, kemudian mendapat uang dari hasil terjemahannya itu. Bagi gadis yang hanya suka bersenang-senang seperti Yang Mei, menjadi translator freelancer adalah hal yang menyenangkan.

Namun, pada hari Valentine tahun itu, Yang Mei benar-benar merasakan bagaimana membosankannya menjadi pengangguran. Ketika tidak ada tugas yang terkirim di Sina emailnya, tanpa seorang pun yang dapat ia ajak bersenang-senang.

Euh... daripada memikirkan betapa membosankannya hari-hari menganggur, Yang Mei memutuskan untuk menyimak acara televisi kembali. Saat ini, ia sampai di channel iQiyi. Biasanya, channel ini akan menayangkan—setidaknya mayoritas—sesuatu yang menyenangkan dan menghibur. Namun, lagi-lagi televisinya menampilkan video yang bersangkutan dengan Valentine.

"Aiya... sebegitu menyenangkannya Valentine? Mengapa semua channel televisi menayangkan soal ini? Yeah... mungkin bagi mereka yang mempunyai pasangan, hari Valentine akan menjadi sesuatu yang istimewa," ujar Yang Mei sebal sambil mengerucutkan bibirnya. "Tapi itu tidak akan pernah terjadi padaku."

"Humm... cokelat Qiao Sui Xiao benar-benar lezat. Qiao Sui Xiao membuatmu merasakan betapa istimewanya hari Valentine..." iklan cokelat yang ditayangkan di channel iQiyi itu segera saja menarik perhatian Yang Mei, si penggemar cokelat. Melihat Zhao Li Ying menyesap cokelatnya dengan nikmat, membuat Yang Mei serta merta tergiur untuk membeli cokelat tersebut. Apalagi, kata-kata 'membuatmu merasakan betapa istimewanya hari Valentine' sedikit banyak menarik perhatian Yang Mei.

Tanpa berpikir panjang, Yang Mei pun menghubungi Contact Person yang tertera di akhir iklan. Gadis yang sedang menganggur itu pun memesan sekotak cokelat Qiao Sui Xiao, meskipun ia tak mengetahui rasa cokelat itu, terlebih kata-kata 'membuatmu merasakan betapa istimewanya hari Valentine'.

***

Setiap orang selalu menanggung akibat atas segala sesuatu yang telah diperbuatnya. Seperti yang saat ini Yang Mei alami. Gadis itu menerima sekotak cokelat yang di pesannya pada siang hari Valentine itu. Tak pernah terbersit dalam pikirannya bahwa kotak cokelat itu sebesar 50x50 sentimeter. Sebesar itu... bagaimana ia bisa menghabiskannya seorang diri?

Dengan pikiran kosong lantaran tak habis pikir dengan dorongan apa yang membuatnya bertindak sebodoh itu, Yang Mei membawa kotak cokelat itu menuju kamarnya. Ia meletakkan kotak berwarna merah muda itu di atas meja kayunya yang biasa digunakan untuk bekerja, kemudian menarik kursi dan duduk di baliknya. Tak lama kemudian, gadis penyuka cokelat itu pun segera melahap seperempat dari isi kotak cokelat.

Benar-benar enak, pikirnya sambil terus menikmati cokelat tersebut.

Yang Mei tak pernah menyangka, dan tentu saja pelanggan lain pun tidak. Cokelat itu menimbulkan rasa kantuk besar untuknya. Gadis itu merasa kenyang dan sedikit mual setelah makan kurang lebih 500 gram cokelat. Dengan langkah gontai, ia menuju spring bednya dan bergelung nyaman di balik selimut putihnya. Tak sampai tiga menit kemudian, Yang Mei segera terlelap dalam tidurnya.

Dan ia terbawa ke dalam dunia mimpi. Dunia lain yang tak pernah ia jadikan destinasi saat bertualang dalam tidur.

***

Yang Mei tak tahu persis bagaimana ia bisa mendarat di tempat ini. Sepertinya ia bukan dilemparkan kemudian terjatuh di atas tanah. Bukan juga bertransformasi dari abu menjadi manusia. Ia muncul secara tiba-tiba di tempat ini.

Yang Mei berpijak di puncak perbukitan hijau yang membingkai dunia ini. Ia benar-benar tak tahu apa yang harus dilakukannya setelah tiba di tempat ini. Namun, melihat ada sekumpulan manusia yang beraktivitas di bawah perbukitan, Yang Mei pikir membaur dan bertanya-tanya dengan manusia di sana bukan pilihan yang buruk.

"Permisi. A... aku..." Yang Mei baru saja hendak memanggil seorang gadis yang sedang menyendiri, namun ia mengurungkan niatnya. Apakah mungkin bahasa dunia ini berbeda? Percuma saja jika aku berbicara panjang lebar dan mereka tidak mengerti, 'kan? pikir Yang Mei sambil mengelus tengkuknya.

"Oh... Apakah kau pendatang baru? Kupikir banyak manusia dari bumi yang memasuki dunia kami baru-baru ini," ucap gadis itu sambil mengalihkan pandangannya ke arah Yang Mei.

Oh... syukurlah jika dia berbahasa Mandarin? Pikir Yang Mei lega. "Uhm... Iya. Kalau begitu... bagaimana aku bisa sampai di sini? Dan bagaimana caranya kembali ke dunia asliku?" tanya Yang Mei langsung. "Omong-omong, namaku Yang Mei," hampir saja Yang Mei lupa memperkenalkan diri. Rasanya tidak etis jika ia langsung mengorek informasi tanpa mengenalkan diri terlebih dahulu.

"Oh... tentu. Namaku Ruo Yin. Sebelum itu, bagaimana bisa jiwamu sampai ke sini?" tanya gadis tersebut.

Eh? Pertanyaan yang aneh. Tubuhku jelas-jelas berada di sini juga. Mengapa pertanyaannya seperti itu? Atau jangan-jangan semua manusia di sini sudah mati? Ah... semuanya gara-gara cokelat itu, pikir Yang Mei sambil bergidik membayangkan arwahnya yang berkelana di dunia tak jelas.

"Bagaimana?" ulang Ruo Yin.

"Oh... anu. Sebelumnya aku hanya memakan sekitar 500 gram cokelat Qiao Sui Xiao, dan kemudian aku tertidur. Lalu... apakah di sini aku mati? Aiya... kuharap tidak meninggal semudah ini," gerutu Yang Mei.

Ruo Yin terkekeh geli. "Tidak. Tentu saja kau tidak mati. Kau hanya terjebak. Jika kau ingin kembali ke bumi, kau harus menyelesaikan misi."

"Misi? Misi apa?" ulang Yang Mei malas.

"Iya, misi. Ada sebuah tugas yang akan diberikan kepadamu supaya jiwamu dapat kembali ke bumi. Tanyakanlah kepada Dewi Mei You Ai," jelas Ruo Yin. Gadis itu sepertinya malas dengan nada bicara Yang Mei yang agak menjengkelkan tadi, terlihat dari wajahnya yang tiba-tiba berubah datar dan bangkit dari bangku tamannya. Ruo Yin meninggalkan Yang Mei yang masih dipenuhi ribuan pertanyaan di benaknya.

Mengingat nama seseorang yang harus ditemuinya membuat Yang Mei bergidik ngeri. Bukan khusus karena nama dan marga Sang Dewi yang berbunyi sama, namun arti dari idiom nama tersebut yang membuat Yang Mei takut. 'Mei You Ai' berarti 'tanpa cinta'. Ia harus menemui Dewi Tanpa Cinta? Kerumitan apalagi yang harus dihadapinya kali ini?

***

Setelah bertanya kepada beberapa orang dan mencapai kastil Dewi Mei You Ai, kini Yang Mei telah mengetahui misinya. Yang Mei tak mengetahui maksud dari misi konyol—oops... Bagaimana jika Dewi Mei You Ai juga bisa membaca isi hatinya? Sepertinya Yang Mei harus lebih berhati-hati dalam menjaga pikiran—yang diberikan Dewi Mei You Ai untuknya.

Patahkan hati enam pasangan yang paling munafik dengan menunjukkan kemesraan berlebihan di Hari Valentine Barat dengan menggunakan ramuan Putus Cinta, Yang Mei membaca ulang kertas putih yang ia masukkan secara sembarangan di saku celana jeansnya.

"Huh... jadi aku harus mematahkan hati orang-orang. Berbuat jahat begitukah? Tidak pedulilah. Laksanakan saja dan aku akan segera kembali ke dunia asalku," gumam Yang Mei sambil menggembungkan pipinya sebal.

Gadis itu segera beraksi untuk menyelesaikan misinya. Malam harinya, ia pergi ke pasar malam, tempat yang paling memungkinkan di mana pasangan akan berkencan di hari Valentine. Sebenarnya, Yang Mei bisa juga pergi ke salah satu clubbing house yang berada di pinggiran kota Xiang Yao, namun ia sendiri merasa takut dengan suasananya. Jadi, pasar malam adalah pilihan terbaik.

Dengan sembunyi-sembunyi, Yang Mei berhasil menuangkan ramuan Putus Cinta pada empat pasang botol arak dalam waktu tak lebih dari lima belas menit. Melihat kinerjanya yang efektif ini, Yang Mei pikir tak lama lagi ia akan segera kembali ke dunianya. Ia sudah muak untuk berlama-lama berkumpul dengan semua hal yang terkesan gila di sini. Mulai dari misi untuk kembali ke bumi, Dewi Tanpa Cinta, ramuan Putus Cinta, dan bagaimana efek ramuan Putus Cinta yang terlihat kejam bagi Yang Mei.

Benar. Yang Mei mengakui bahwa efeknya sangat kejam. Berdasarkan pengamatan yang Yang Mei lakukan secara diam-diam, orang yang meminum araknya akan berubah emosi dan mentalnya. Seperti... orang tersebut mengenang masa lalu paling pahit, dan kemudian wajahnya menyiratkan perasaan frustasi. Isi pikirannya akan hancur berantakan, dan ia bertingkah seperti orang yang mengalami gangguan jiwa. Jika semua ini terjadi di bumi, rumah sakit jiwa akan ramai dalam sekejap karena orang-orang utusan Dewi Mei You Ai.

Ketika manusia berpikir bahwa segalanya akan berjalan dengan mudah hanya karena syarat bekerja keras dan merencanakan dengan matang, rupanya Langit selalu punya rencananya sendiri. Yang Mei pikir, ia akan kembali ke bumi tak lama lagi. Namun, ketika ia hendak menuangkan ramuan Putus Cinta ke botol arak kelima, sesuatu yang tak pernah Yang Mei duga benar-benar terjadi.

Tes... tes... seharusnya, ramuan Putus Cinta diteteskan lima kali dalam minuman atau makanan, barulah efeknya akan bekerja maksimal—hanya reaksi maksimal yang dihitung menurut perhitungan Sang Dewi Mei You Ai. Namun, Yang Mei tak sempat meneteskan tetesan ketiga, sebuah tangan menggenggam pergelangannya dengan erat. Begitu erat sampai buku-buku jari orang tersebut memutih, dan tulang-tulang Yang Mei hampir retak. Yang Mei menyusuri lengan orang tersebut, dan berakhir menatap wajahnya dengan tajam.

"Apa yang kau lakukan?" Yang Mei hampir yakin bahwa suara itu belum sempat terlontar dari mulutnya. Harusnya ia yang mengatakan hal tersebut, 'kan? Mengapa situasinya menjadi terbalik seperti ini?

"Seharusnya aku yang bertanya: Siapa kau dan apa yang kau lakukan?" Yang Mei balik bertanya.

"Apakah kau berasal dari Bumi? Kau benar-benar telah diperalat oleh Dewi Gila itu?" tanya pria di hadapan Yang Mei. Pria tersebut mulai mengendurkan cengkeramannya.

Pria itu sebenarnya cukup tampan. Ia memakai kaus hitam polos. Wajahnya putih cerah, bola matanya bulat, dan alis tebalnya melengkung sempurna membentuk siluet perbukitan. Jika saja manik matanya tidak memandang Yang Mei dengan tatapan mengancam, mungkin Yang Mei akan segera tersipu dengan kondisi tangannya yang digenggam erat.

Baiklah. Yang Mei harus sadar bahwa itu bukan genggaman, melainkan cengkeraman. Kuku pria itu pastilah telah membekas di tangan Yang Mei.

"Memangnya mengapa jika aku berasal dari Bumi? Dan apa maksudnya dengan ungkapan 'Dewi Gila' itu? Kita bisa terkena masalah jika seseorang mendengar dialog ini," gerutu Yang Mei sambil mengibaskan tangannya yang berubah kaku. "Dan kau belum menjawab pertanyaanku, ingat?"

"Aish... baiklah. Namaku Xiong Lang. Aku juga berasal dari Bumi, sama sepertimu. Aku pun telah memakan cokelat Qiao Sui Xiao, dan pada akhirnya jiwaku memasuki dunia ini. Omong-omong, spesifiknya misimu seperti apa?" tanya pria yang bernama Xiong Lang itu sambil menyilangkan tangannya di depan dada.

"Patahkan hati enam pasangan yang paling munafik dengan menunjukkan kemesraan berlebihan di Hari Valentine Barat dengan menggunakan ramuan Putus Cinta," Yang Mei mengulang apa yang tertulis dalam kertas itu sama persis. Mungkin berkat pengalamannya menjadi translator, ia cukup banyak menghafal kata-kata serapan asing. Yang Mei cukup bangga dengan hal ini.

"Oh... itu jauh lebih mudah daripada yang diperintahkan Dewi Mei You Ai kepadaku."

"Sang Dewi menyuruh apa kepadamu?"

"Tikamlah dada wanita bermental penghibur dengan pisau Mati Hati. Pisau itu akan membuat jiwa wanita tak berfungsi sebagai mana mestinya. Jiwanya benar-benar mati, meskipun tubuhnya hidup. Oh... itu jauh lebih mengerikan daripada mati jasmani yang normal," jelas Xiong Lang murung.

"Yeah... karena tugasmu sulit maka kau memikirkan cara lain untuk pulang. Tugasku mudah-mudah saja. Dan sebentar lagi aku akan pulang, jadi tolong pergi dan jangan mengusikku," sahut Yang Mei bosan. Akhirnya, ego sukses menguasai nurani yang ingin bersimpati dengan orang-orang yang hancur hatinya. Ada berapa orang sok suci di dimensi kehidupan? Gerutu Yang Mei dalam hatinya.

Xiong Lang menarik pergelangan Yang Mei menuju pojok tenda yang tak terpakai. "Kau tak bisa egois hanya memikirkan keinginanmu untuk pulang. Korban dari bumi yang terlempar di dimensi ini tak hanya kau seorang. Banyak yang senasib dengan kita di sini. Berbuat benar tak semudah menjalankan ultimatum dan mendapatkan pahala, kau tahu," nada bicara Xiong Lang mulai meninggi. Sedangkan Yang Mei yang merasa dipojokkan mengangkat bahunya, menandakan bahwa ia tak menyukai posisi ini.

"Lalu... memangnya ada cara lain?" tanya Yang Mei lirih.

"Transformasikan Dewi Mei You Ai menjadi Ratu Hen Duo Ai."

***

Bisa dibilang, momen ini mungkin adalah saat tergila dalam hidup Yang Mei. Bagaimana bisa? Tidak Ada Cinta menjadi Sangat Banyak Cinta. Tanpa Cinta menjadi Penuh Cinta. Bahkan Dewi Mei You Ai menjadi Ratu Hen Duo Ai. Rasanya, semua itu mustahil. Namun, pria di sisinya mengatakan bahwa transformasi itu mungkin saja terjadi.

Dengan kegilaan yang hampir menguasai seluruh jiwa dan raganya, Yang Mei setuju untuk menjadi pacar pura-pura Xiong Lang. Dengan hubungan ini, Xiong Lang berharap dapat menginspirasi Dewi Mei You Ai, menyadarkannya mengenai kekuatan cinta. Bahwa cinta bukanlah semacam perasaan yang dapat dipermainkan sembarangan, tidak dapat disatukan atau dihancurkan hanya dengan beberapa tetes ramuan, karena semuanya haruslah berawal dari lubuk hati yang terdalam.

Yang Mei pikir, manusia mana yang dapat menginspirasi seorang Dewi yang angkuh. Makhluk mana yang akan mengubah Dewi penguasanya. Namun, mungkin tak ada salahnya bagi mereka untuk mencoba melakukan hal yang seharusnya benar, kan?

Yang Mei dan Xiong Lang menjalani masa sandiwara itu selama kurang lebih tujuh hari menurut waktu dunia mimpi. Keduanya selalu bersama, melewati tantangan-tantangan gila yang terdapat dalam dunia tersebut. Tanpa Yang Mei sadari, dalam prosesnya ia benar-benar menyukai Xiong Lang. Yang Mei tak dapat lagi membohongi dirinya. Xiong Lang terlihat sangat perhatian ketika mereka menghabiskan waktu bersama dalam rangka menarik perhatian Dewi Mei You Ai.

Setelah tujuh hari yang berarti bagi Yang Mei itu, sepertinya tetap tak ada tanda-tanda bahwa Dewi Mei You Ai terinspirasi dengan hubungan mereka. Mungkinkah semuanya tampak terlalu mainstream? Tak dapat dipungkiri, timbul keragu-raguan dalam diri Yang Mei. Barangkali apapun yang Yang Mei dan Xiong Lang lakukan selama ini sama sekali tidak berarti apa-apa bagi Dewi Mei You Ai.

"Kau benar-benar punya keyakinan bahwa ini semua akan berhasil? Jika iya, aku salut padamu," ujar Yang Mei dengan tatapan menyelidik kepada Xiong Lang.

Xiong Lang hanya mengedikkan bahunya sedikit, dan kembali menyesap arak China-nya. Ah... Yang Mei tak memahami arti gestur tersebut dengan baik. Bisa jadi Xiong Lang tidak yakin, tidak peduli, atau bahkan tidak mendengar yang Yang Mei ucapkan lantaran suaranya tertelan hiruk pikuk pasar malam. Pria di depannya sungguh absurd.

"Jika kau sendiri tidak yakin, bagaimana aku bisa yakin? Sebenarnya, jika kau tidak hadir dalam hidupku, aku hanya perlu mencari dua pasangan lagi untuk diberi ramuan Putus Cinta dan semuanya akan selesai. Aku akan kembali ke Bumi," ucap Yang Mei dengan ekspresi memelas.

"Huh... kau sungguh-sungguh percaya bahwa jika kau berhasil menyelesaikan misinya, maka kau akan dipulangkan dengan mudah ke Bumi? Apakah kau tak pernah berpikir bahwa dengan patuh pada kejahatan, kau akan diperbudak oleh kejahatan? Aku hanya mencoba menyadarkanmu. Kau boleh saja menyerah di tengah jalan, tak masalah jika aku harus mencari pasangan baru," jelas Xiong Lang datar. Pria itu sama sekali terlihat tak merasakan apapun saat mengatakannya.

"A... aku... aku hanya... meminta kepastian darimu," ucap Yang Mei terbata.

"Kepastian?" ulang Xiong Lang sambil menautkan kedua alisnya.

"Uhm... maksudku... aku berharap kau yakin atas yang kita lakukan selama ini. Aku hanya tak ingin semuanya berakhir sia-sia," jelas Yang Mei. Dalam hati, ia merutuki dirinya sendiri yang sangat bodoh dalam memilih diksi.

"Lebih baik berusaha walaupun sia-sia. Daripada melakukan hal instan dengan kejahatan. Sekarang kau paham dengan yang kita lakukan selama ini?"

Yang Mei menganggukkan kepalanya dengan mantap. Ia menundukkan kepalanya, kemudian menyunggingkan senyum tipis. Dari awal aku sudah memercayaimu. Maka aku pun percaya bahwa usaha kita tak akan sia-sia.

Tiba-tiba, semburat cahaya menyilaukan memancar dari bawah Yang Mei dan Xiong Lang. Entah bagaimana caranya, cahaya itu seolah-olah mengangkat mereka dari tanah. Yang Mei panik. Bagaimana tidak? Ketika sebuah cahaya yang entah bersumber darimana mengangkatmu dari tanah hingga ketinggian dua meter, bagaimana jika tiba-tiba cahaya itu hilang seketika dan menjatuhkanmu. Masih termasuk baik jika hanya terhempas di tanah, bagaimana jika Yang Mei akan masuk ke dunia lainnya yang lebih rumit? Oh... Yang Mei tak pernah berharap akan ada yang seperti ini di dunia ini.

"Dewi Mei You Ai telah memanggil mereka."

"Bagaimana mereka berhasil melakukannya? Luar biasa."

Yang Mei samar-samar sempat mendengar suara orang-orang yang menyaksikan fenomena tersebut, sampai sebelum cahaya tersebut menelan tubuhnya bulat-bulat.

***

Brak... Yang Mei terjatuh di lantai marmer secara tiba-tiba. Melihat bentuk dan kualitas marmer yang dijatuhinya, Yang Mei segera mengetahui bahwa ia berada di dalam kastil. Yang Mei melihat sekelilingnya, dan segera saja ia bertatapan dengan Xiong Lang. Wajah pria itu terlihat tenang-tenang saja, sama sekali berbeda dengan Yang Mei yang merasa panik.

"Aku bermurah hati untuk mengabulkan yang kalian inginkan," terdengar suara Dewi Mei You Ai yang menggema di kastil tersebut. Yang Mei dan Xiong Lang bertatapan dengan bingung. Lebih tepatnya, Yang Mei yang menatap Xiong Lang dengan bingung.

Dewi yang disebut Xiong Lang dengan sebutan 'Dewi Gila' itu sama sekali tidak berubah wujud. Tetap dengan pakaian hitamnya yang berkibar-kibar mengerikan. Harus diakui, ide Xiong Lang mungkin hanya akan menjadi khayalan belaka.

"Ah... hahaha... Tentu saja. Aku sama sekali tidak tersentuh dengan yang kalian lakukan. Semuanya terkesan bodoh dan terencana bagiku," ucap Dewi Mei You Ai datar. Yang Mei tersenyum miris begitu mendengarnya.

Yang Mei masih menatap Dewi Mei You Ai dengan bingung, seolah meminta penjelasan lebih lanjut.

"Aku hanya mengagumi bagaimana kalian saling memercayai," lanjut Dewi Mei You Ai. "Dan... bagaimana kalian memegang teguh prinsip masing-masing."

Yang Mei tertegun. Semua itu hanya terjadi di dalam batinnya. Bagaimana Dewi Mei You Ai dapat mengetahui semuanya? Uh... ia tak mempunyai privasi sama sekali.

"Baiklah. Cepat katakan keinginan kalian, sebelum aku berubah pikiran."

"Keinginan kami sederhana, Yang Mulia. Mohon ijinkan kami untuk kembali ke tempat kami masing-masing," ucap Xiong Lang, mewakili keinginan Yang Mei sekaligus.

"Baiklah. Hal itu mudah sekali kulakukan. Kembalilah."

Dan seketika itu juga, cahaya menyilaukan kembali menyelimuti tubuh Yang Mei dan Xiong Lang. Mereka pun tertelan dalam semburat cahaya tersebut, menuju dunia lain. Dunia manusia normal yang telah mereka rindukan, setelah melalui berbagai hal aneh dalam dunia mimpi.

***

Yang Mei membuka matanya perlahan. Cahaya lampu kamarnya langsung menyambut. Yeah... Ia benar-benar terbangun di kamarnya. Entah mengapa, kebahagiaan dalam diri Yang Mei membuncah. Ia tahu, bahwa kejadian yang dialaminya sewaktu di alam mimpi tadi, akan menjadi sesuatu yang berarti dalam hidupnya.

Yang Mei bangkit berdiri, dan padangannya menyapu seisi kamarnya. Semuanya masih sama seperti semula. Cokelat Qiao Sui Xiao-nya masih teronggok di atas meja kayu, dan yang lebih hebat lagi, jam pendulumnya masih sama persis seperti ketika ia tertidur pulas di kasurnya.

Yang Mei mengambil iPhone-nya yang diletakkan di samping tempat tidur. Sebuah notifikasi dari Weibo masuk di iPhone-nya. Siapa orang yang akan menyempatkan diri untuk mengirimkan pesan kepadaku di hari Valentine begini? Pikir Yang Mei penasaran. Ia segera membaca pesan tersebut. Dan... seulas senyum tersungging di bibirnya.

Terkadang, sesuatu yang salah dibenarkan oleh sebagian orang. Namun, melakukan yang benar tak pernah dapat disalahkan, 'kan? Karena yang benar selalu punya pembelanyaJ

Bagaimana kau dapat menemukan akun Weibo-ku? Yang Mei tahu pertanyaan tersebut sama sekali tidak ada hubungannya dengan pesan yang dituliskan Xiong Lang.

Tak lama, Xiong Lang segera menjawab pesan teksnya. Dan jawaban itu... sama sekali tak pernah terbersit dalam pikiran Yang Mei sekalipun. Aku bekerja sebagai hacker. Dan tentu saja stalker.

Uhuk... Yang Mei tersedak begitu membaca pesan tersebut. "Xiong Lang yang dingin itu ternyata adalah seorang stalker? Dunia ini sangat sulit ditebak."

Biar bagaimanapun, Yang Mei harus mengakui bahwa Valentine tahun itu adalah hari tergila, paling berkesan, sekaligus yang paling luar biasa dalam hidupnya. Pertemuan dan tantangan dalam dunia itu mengajarkan Yang Mei banyak hal, terutama mengenai mengukuhkan prinsip untuk berbuat kebaikan, tak peduli bagaimana dunia menentang.


Salah satu aktris terpopuler di China saat ini.

Media sosial yang paling sering digunakan di China. Sejenis Instagram dan Facebook. 


***

Hayo bagaimana?

Jangan lupa vomment nya :)

Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top